Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN ANTARA KELOMPOK DAN TIM KERJA

Perbedaan Kelompok kerja dan Tim Kerja Menurut Robbins dan Judge (201 1: 349) sebagai
berikut: (a) Work group atau kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama
berbagi informasi dan membuat keputusan untuk membantu setiap anggota kelompok
melakukan dalam bidang tanggung jawabnya. (b) Work team atau tim kerja adalah sebuah
kelompok di mana hasil usaha individual dalam kinerja lebih besar dari jumlah
masukan individual.

Sedangkan menurut Harvard Business Essential (2004: 4) ciri yang membedakan antara
kelompok kerja dengan tim kerja adalah, dalam suatu membedakan kelompok kerja maka
tidak terdapat interaksi antara anggota kelompok Sedangkan dalam suatu tim kerja, maka
anggota tim dapat melakukan interaksi satu sama lain.

TIPE TIM

1. Problem Sloving Team. Pada tim ini anggota berbagi gagasan atau menganjurkan
bagaimanan proses dan metode kerja dapat diperbaiki kualitas,efisiensi, dan
lingkungan kerja. Biasanya terdiri atas pekrja pada bidang yang sama.
2. Self-managed team. Merupakan kelompok pekerja yang diberi wawasan
administrative seperti perencanaan, penjadwalan, monitoring, dan pengisian staf.
Pekerja juga bertindak sebagai penyelia satu sama lain. Akuntabilitas dipelihara
secara tidak langsung oleh manajer dan pemimpin di luar.
3. Cross-fungtional team. Adalah pekerja pada tingkat hierarki yang sama , tetapi dari
bidang kerja yang berbeda yang dating Bersama untuk menyelesaikan tugas.
4. Virtual team. Merupakan tim yang sangat fleksibel dan efisien karena didukung oleh
informasi dan keterampilan, bukan oleh waktu dan lokasi.

TIM INTERPENDENCE

Team Interdependence suatu tim terdiri dari beberapa orang menghimpun diri untuk
secara bersama-sama menjalankan tugas, mencapai tujuan, atau untuk mendapatkan
manfaat bersama. Anggota tim dalam mewujudkannya saling tergantung satu sama lain.
1. Task Interdependence. Task interdependent, saling ketergantungan dalam tugas,
menunjukkan tingkatan di mana anggota tim berinteraksi dengan dan menggantungkan diri
pada anggota tim lainnya untuk informasi, bahan dan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tim. Task Interdependence dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori dan masing masing memerlukan tingkat interaksi dan koordinasi yang berbeda.

a. Pooled interdependence. Merupakan tipe task interdependence

dengan kebutuhan koordinasi pada tingkat terendah. anggota kelompok menyelesaikan


penugasan kerjanya secara bebas, dan pekerjaan ini sekadar mengumpulkan untuk
mewujudkan hasil kelompok.

b. Sequential interdependence, Dalam tipe ini tugas yang berbeda dilakukan menurut urutan
yang ditentukan, dan kelompok distrukturkan seperti bahwa anggota adalah spesialis dalam
tugas ini. Meskipun anggota kelompok berinteraksi menjalankan pekerjaannya, interaksi
hanya terjadi di antara anggota yang menjalankan tugas berikutnya dari orang lain secara
berurutan

c. Reciprocal interdependence. Seperti Sequential interdependence anggota


dispesialisasikan menjalankan tugas spesifik. Tetapi tidak dengan urutan aktivitas yang kaku,
anggota berinteraksi dengan bagian anggota lain untuk menyelesaikan pekerjaan tim.

d. Comprehensive interdependence. Memerlukan interaksi tingkat tertinggi dan koordinasi


di antara anggota apabila mereka berusaha menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing
anggota mempunyai banyak keleluasaan dalam bentuk apa yang mereka lakukan dan
dengan siapa mereka berinteraksi dalam kolaborasi yang terlibat dalam menyelesaikan
pekerjaan tim.

2. Goal Interpendance. Terjadi Ketika anggota tim memiliki visi Bersama tentang tujuan tim
dan menyeleraskan dengan tujuan individualnya ebagai hasil. Tim harus memformulasikan
mission statement yang memenuhi kriteria : Clarity, Revelance, Significance, Believability,
Urgency

3. Outcome Interpendence. Berkaitan dengan bagaimana anggota dihubungkan dengan satu


sama lain dalam bentuk umpan balik dan outcomes yang mereka terima sebagai
konsekuensi kerja. High outcome interpendance terjadi Ketika anggota tim berbagi reward
yang dihasilkan tim. Sebaliknya Low outcome interpendance terjdi dimana anggota
individual menerima reward dan punishment atas dasar kinerja sendiri tanpa memandang
kinerja tim.

KOMPOSISI TIM

Komposisi tim terdiri dari lima aspek yaitu: member role, member ability, member
personality, team diversity, dan team size (Colquitt, LePine, Wesson, 2011: 386)

1. Member Role
Roles adalah pola perilaku yang diharapkan ditunjukkan orang dalam konteks
tertentu. Dalam Leader-staff team, pemimpin membuat keputusan untuk tim dan
memberikan arah dan control terhdp anggota dalam menjalankan tugas. Peran tim
dapat diklasifikasikan:
- Team task roles. Menunjukkan perilaku yang secara langsung memfasilitasi
penyelesaian tugas tim.
- Team building roles. Menunjukkan perilaku yang mempengaruhi kualitas iklim tim
sosial.
- Individualistic roles. Mencerminkan perilaku yang menguntungkan individu atas
beban tim.
2. Member Ability
Anggota tim memiliki kemampuan yang berbeda tergantung dengan sifat tugas yang
terlibat dalam pekerjaan tim. Anggota tim tidak hanya harus terlibat dalam beberapa
aspek yang berbeda dari tugas tim, tetapi juga harus belajar bagaimana
mengombinasikan usaha individual terbaiknya untuk menyelesaikan tujuan tim.
Terdapat tiga tipe tugas yaitu :
- Disjunctive tasks, di mana anggota yang memiliki tingkat kemampuan tertinggi
yang relevan dengan tugas mempunyai pengaruh kuat pada efektivitas tim.
- Conjuctive tasks, menunjukkan tugas dimana kinerja tim tergantung pada
kemampuan mata rantai terlemah.
- Additive tasks, di mana kontribusi diperoleh dari kemampuan setiap anggota
menjumlahkan untuk menentukan kinerja tim.
3. Member Personality
- Agreeableness. Keramahtamahan anggota tim berpengaruh terhdapan efektivitas
tim karena cenderung kooperatif dan dapat dipercaya, dan meningkatkan sikap
positif terhadap tim dan interaksi interpersonal yang lembut.
- Concientiousness. Ketika tim memiliki memiliki anggota yang cenderung menjadi
trgantung dan bekerja keras untuk mencapai tujuan tim.
- Extraversion. Orang terbuka cenderung bekerja lebih efektif dalam konteks
interpersonal dan pada umumnya lebih optimis dan positif.
4. Team Diversity
Empat macam teori keberagaman tim.
a. The value in diversity problem-solving approach. Keberagaman tim bermanfaat
kaena memberikan wadah pengetahuan yang lebih besar dan perspektif dari
mana tim dapat menarik Ketika membawakan pekerjaannya.
b. The similarity-attraction approach. Orang cenderung lebih trtarik pada ornglain
yang dirasakan lebih mempunyai kesamaan.
c. Surface-level diversity. Keberagaman berdasarkan atribut yang dapat diamati
seperti ras, etnis, gender, umur.
d. Deep-level diversity. Keberagaman berkaitn degan atribut yang pada awalnya
mudah diamati, tetapi kemudian dapat diduga setelah lebih banyak pengalaman
secara langsung.
5. Team Size
Mempunyai jumlah anggota lebih besar memberikan manfaat untuk management
dan project team, tetapi bukan untuk tim produksi. Management dan project teams
cenderung terikat dalam pekerjaan yang kompleks dan knowledge intensive, tim ini
mendapat manfaat dari tambahan sumber daya dan keahlian yang dikontribusikan
oleh tambahan anggota.

Anda mungkin juga menyukai