Anda di halaman 1dari 16

PENGANGGARAN MODAL

(CAPITAL BUDGETING)
Capital Budgeting adalah suatu proses yang
digunakan untuk mengevaluasi urutan potensi
pngeluaran atau investasi yang jumlahnya signifikan
dan untuk periode jangka panjang serta bertujuan
untuk memaksimalkan tujuan badan usaha.
Capital budgeting biasanya melibatkan perhitungan
keuntungan di masa depan secara akuntansi, arus kas
setiap periode, nilai saat ini (present value) arus kas
setelah memperhitungkan nilai waktu dari uang dan
jumlah tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan
investasi awal dengan mempertimbangkan risiko dan
factor lainnya.
PENTINGNYA PENGANGGARAN MODAL :
1. Keputusan anggaran modal dalam jangka panjang dapat
meningkatkan efisiensi operasional badan usaha,
dibandingkan menyewa dan tergantung kepada pihak
ketiga maka dengan capital expenditure, efisiensi dapat
dijaga untuk jangka panjang.
2. Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada
jumlah pengeluaran yang besar dan dengan jangka
waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan
fleksibilitas selama periode tersebut
3. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aset
Definisi dan Metode

 Modal merujuk pada aktiva tetap yang


digunakan dalam operasi perusahaan.
 Anggaran (budget) adalah suatu rencana
yang menjelaskan arus kas keluar dan
masuk yang diprediksi selama periode ttt
di masa yad.
 Penganggaran modal adalah keseluruhan
proses menganalisis proyek-proyek dan
menentukan apakah proyek tsb harus
dimasukkan dalam anggaran modal.
Definisi dan Metode

Proses penganggaran modal:


 Arus kas proyek diperkirakan
 Resiko dari arus kas ditentukan untuk menentukan
tingkat diskonto proyek.
 Arus kas didiskonto untuk menghitung present value-
nya.
 Present Value Cash Flow pemasukan dibandingkan
dengan Present Value Cash Flow pengeluaran
Definisi dan Metode

Metode penerimaan/penolakan proyek:


 Payback Period dan Discounted Pay Back Period
 Net Present Value (NPV)
 Internal Rate of Return (IRR)
 Profitability Index (PI)
Payback Period
Payback Period adalah periode waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi.
Payback Periode dikatakan layak jika jangka waktu Payback periode
lebih kecil dari jangka waktu investasi
Contoh:
Tahun Perkiraan arus kas bersih Arus kas kumulatif
setelah pajak
0 (1.000.000) (1.000.000)
1 500.000 ( 500.000)
2 400.000 ( 100.000)
3 300.000 200.000
4 100.000 300.000
Payback Period pada akhir tahun ke 3, atau tepatnya jika arus kas
sepanjang tahun ke 3 sama, pada 2 th + 100.000/300.000 = 2,33 thn
(2th 4 bulan).
Keuntungan dan Kelemahan
Metode PP

 Keuntungan: mudah dihitung dan dimengerti;


memberikan informasi risiko dan likuiditas proyek.
 Kelemahan: mengabaikan arus kas setelah PP,
mengabaikan nilai waktu uang.
Discounted Payback Period
(agar memperhitungkan nilai waktu
uang)
Th Perkiraan PV 10% PV Arus kas Arus kas
arus kas kumulatif
0 (1.000.000) 1 (1.000.000) (1.000.000)
1 500.000 0,9091 455.000 ( 545.000)
2 400.000 0,8264 331.000 ( 214.000)
3 300.000 0,7513 225.000 11.000
4 100.000 0,6830 68.000 79.000

Discounted PP = 2 + 214.000/225.000 = 2,95 th.


Net Present Value (NPV) = 79.000 atau tepatnya 78.820.
Net Present Value (NPV)
NPV layak jika menghasilkan NPV positif
NPV tidak layak jika menghasilkan NPV negatif
Dapat dihitung dengan menggunakan tabel di atas, atau
menggunakan rumus:
NPV = -1.000.000 + 500.000 + 400.000 + 300.000 + 100.000
(1 + 0,1)0 (1 + 0,1)1 (1 + 0,1)2 (1 + 0,1)3 (1 + 0,1)4
= -1.000.000 + 454.550 + 330.580 + 225.390 + 68.300
= Rp 78.820,-
NPV positif maka proyek diterima.
NPV dipandang sebagai pengukur keuntungan suatu proyek
yang terbaik karena fokus pada kontribusi proyek untuk
kemakmuran pemegang saham.
Profitability Index

 Metode PI atau Benefit Cost Ratio merupakan metode yang memiliki hasil
keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi
diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika
dihitung menggunakan metode PI ini.

PI = Total PV dari Proceeds atau PI = Total PV of Proceeds


Investasi Initial Outlays

Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima


rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak
PI Layak jika PI> 1
PI tidak layak jika PI
Internal Rate of Return (IRR)

 IRR merupakan tingkat diskonto yang


menyamakan PV cashflow masuk dan
cashflow keluar.
 IRRjuga merupakan tingkat keuntungan (%)
yang diperkirakan akan dihasilkan proyek.
 IRR layak jika % IRR > % biaya modal
 IRR tidak layak jika % IRR ≤ % biaya modal
 Tahap IRR
 1. Mencari NPV positif dari investasi/project
 2. Mencari NPV negative dari investasi/project
 3. IRR dengan rumus interpolasi
Contoh Perhitungan IRR

Th Perkiraan DF 10% PV 10% DF 15% PV 15%


arus kas .
0 (1.000.000) 1 (1.000.000) 1 (1.000.000)
1 500.000 0,9091 455.000 0,8696 434.800
2 400.000 0,8264 331.000 0,7561 302.440
3 300.000 0,7513 225.000 0,6575 197.250
4 100.000 0,6830 68.000 0,5718 57.180
NPV 79.000 ( 8.830)
Contoh Perhitungan IRR
Rumus Interpolasi :

IRR = i1 + NPV1 x (i2 – i1)


NPV1 - NPV2

IRR = 10% + 79.000 x (15% – 10%)


79.000 - (-8.830)
IRR = 10% + 79.000 x (5%)
87.830
IRR = 10% + (0,921 x 5%) = 14,6%
IRR harus dibandingkan dengan biaya modal
Jika IRR > biaya modal maka proyek diterima.
Metode Proyek 1 Layak/Tidak
PBP 2,4 th Layak
DPBP 2,95 layak
NPV Rp. 79000 Layak
PI 1,07 Layak
IRR 14,6% Layak

Anda mungkin juga menyukai