Anda di halaman 1dari 30

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

SUDIRMAN, S.E., M.AK


METODE PENILAIAN INVESTASI MODAL

Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat


penting, artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena
keputusan investasi menyangkut dana yang dikeluarkan untuk
investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian
investasi dan resiko atas investasi yang akan muncul.
Untuk menganalisa layak atau tidaknya ivestasi dilakukan
diperlukan perhitungan yang matang didasari atas beberapa
metode penilaian yang ada, antara lain :
• Metode payback period (PP)
• Metode net preseny value (NPV)
• Metode profitability index (PI)
• Metode Internal rate of return (IRR)
1. Periode Pengembalian (Payback Period)
Secara umum payback period dapat diartikan sebagai
pengembalian modal investasi dalam jangka waktu tertentu.
Atau dengan arti lain, Payback Period adalah menghitung
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalkan uang yang
dikeluarkan untuk investasi dari aliran kas masuk (proceeds)
tahunan yang dihasilkan investasi tersebut.
Dalam payback period (PP) terdapat dua metode
perhitungan. Pertama, ketika proceeds tahunan sama dari
tahun ke tahun, artinya dari tahun ke 1 sampai tahun ke 6
(misal) arus kas masuk selalu sama. Kedua, ketika proceeds
tahunan berbeda dari tahun ke tahun, artinya dari tahun 1
sampai tahun ke 6 arus kas masuk berbeda-beda.
Kita mulai dulu dengan metode pertama, yaitu ketika
proceeds tahunan sama, maka rumus yang digunakan adalah.
•   Payback Period (PP) =
Contoh kasus,
Perusahaan pengalengan buah “SEGAR”, mengeluarkan investasi
sebesar RP 500.000.000,- untuk menjalankan bisnisnya, jika setiap
tahun aliran kas masuk yang diharapkan adalah RP 120.000.000,- maka
payback period perusahaan “SEGAR” tersebut adalah :
diketahui,
Investasi = Rp 500.000.000,-
Kas masuk pertahun = Rp 120.000.000,-
Penyelesaian,
Payback Period (PP) =
Payback Period (PP) =
= 4,17
Payback period sebesar 4,17 dengan satuan tahun berarti 4 tahun 2 bulan. Artinya
modal investasi baru akan kembali setelah 4,2 tahun.
•   kedua, yaitu ketika proceeds tahunan berbeda dari tahun ke
Kasus
tahun, rumus yang digunakan,
PP = n + (
dimana,
PP = Payback Period
n = Tahun terakhir saat besaran arus kas masih belum bisa menutupi
besaran investasi semula.
Contoh kasus,
Perusahaan pengolahan buah “SEGAR” menginvestasikan modal sebesar
Rp 500.000.000 dengan umur ekonomis 6 tahun, untuk arus kas per
tahun ditampilkan pada tabel dibawah (slide 6).
Dalam tabel dibawah untuk menentukan (n) kita lihat bahwa PP
terletak antara tahun 4 dan 5, hal ini ditunjukan pada proceeds
kumulatif pada tahun ke 4 masih negatif dan tahun ke 5 positif. Jadi (n)
bisa disimpulkan di tahun 4.
•  Tahun (Proceeds)
Arus Kas tahunan
(Proceeds Kumulatif)
Arus Kas Kumulatif
0 (500.000.000) (500.000.000)
1 90.000.000 (410.000.000)
2 115.000.000 (295.000.000)
3 100.000.000 (195.000.000)
4 120.000.000 (75.000.000)
5 140.000.000 65.000.000
6 160.000.000 225.000.000

Penyelesaian,
PP = n + (
=4+()
= 4 + 0,5357 = 4,5357
Jadi, modal investasi akan kembali pada 4,5357 tahun atau 4 tahun 6
bulan 13 hari setelah dibulatkan, dimana pembulatan dengan cara.
- 0,5357 x 12 bulan = 6,4284 dimana 6 setelah koma adalah bulan, selanjutnya
angka dibelakang koma yaitu 0,4284
- 0,4284 x 30 hari = 12,852 dimana nilai 12,852 jika dibulatkan adalah 13 dan itu
merupakan angka hari. Jadi diperoleh angka 4 tahum 6 bulan 13 hari.
Kelebihan dan kekurangan payback period :
 Kelebihan :
- Mudah dihitung dan tidak memerlukan data yang banyak
- Berdasarkan pada cas basis bukan pada akrual basis
- Cukup akurat untuk mengukur nilai investasi yang diperbandingkan untuk
bebarapa kasus dan bagi pembuat keputusan
- Dapat digunakan untuk melihat hasil – hasil yang dapat diperbandingkan dan
mengabaikan investasi – investasi yang buruk (tidak menguntungkan)
- Menekankan pada alternatif investasi yang memiliki periode pengembalian lebih
cepat
 Kekurangan
- Tidak mampu memberikan informasi mengenai profitabilitas investasi
- Tidak memperhatikan nilai waktu uang
- Sulit membuat investasi ketika terdapat dua pilihan investasi atau lebih yang
memiliki umur ekonomis yang berbeda
- Tidak memperhitungkan pengembalian investasi setelah melewati waktu payback
period.
2. Net Precent Value (NPV)
NPV merupakan penyempurnaan dari metode payback period,
metode NPV dilakukan dengan membandingkan nilai sekarang proceeds
dengan nilai sekarang biaya investasi. Untuk menghitung NPV
diperlukan aliran kas awal, aliran kas masuk dimasa depan, dan tingkat
pengembalian.
NPV bisa digunakan dalam penganggaran modal untuk menganalisis
profitabilitas dari sebuah proyek. NPV bisa juga diartikan sebagai
kelebihan precent value (PV) dari arus kas masuk yang dihasilkan oleh
suatu proyek atas sejumlah investasi awal.
analisis kelayakan investassi dengan NPV bisa dilihat dari persamaan
dimana jika,
• NPV > 0 maka investasi layak dilakukan
• NPV < 0 maka investasi tidak layak dilakukan
• NPV = 0 maka investasi tidak menguntungkan maupun merugikan,
tetapi sebaiknya investasi tidak dilakukan.
Sama seperti metode payback period (PP), ada dua langkah dalam
mencari NVP dimana ketida Proceeds tahunan sama dari tahun ke tahun
dan ketika proceeds tahunan berbeda dari tahun ke tahun. Kita awali
dari yang proceeds tahunan sama.
Rumus yang bisa digunakan adalah:
1. NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0
Atau
2. NPV = PV – Investasi Awal
Dimana,
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
C1 = Arus kas per tahun pada tahun 1
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
•  
Langkah – langkah mencari NPV :
1. Menentukan discount faktor (penurunan mata uang %)
rumus discount faktor (DF) =
Dimana :
k = discount rate yang digunakan
ͭ = tahun ke t ( dipangkatkan)
2. Mencari precent value (PV), jika proceeds konstant setiap periode ke
periode t maka PV adalah hasil discount faktor dikali dengan
proceeds tahunan, jika proceeds tidak konstant dari tahun ke tahun
maka, maka PV per periode harus diacari terlebih dahulu kemudian
diakumulasikan.
3. Menhitung Net Precent Value (NVP)
contoh soal yang diberikan adalah contoh soal ketika menggunakan
rumus NPV yang ke 2, karena rumus ke 2 ini bisa dicari seca manual
maupun microsoft exel, kalau menggunakan rumus pertama, cukup
melelahkan apabila periode tahunnya panjang.
•   kasus,
Contoh
Perusahaan pengalengan buah “SEGAR” dimana investasi sebesar Rp
500.000.000,- dengan periode investasi 5 tahun dan proceeds tahunan
sebesar Rp 120.000.000,- dengan suku bunga tahunan adalah 12%.
Berapakah NPV?
Langkah awal, mencari discount faktor
Discount faktor (DF) =
DF tahun 1 = = 0,892857
DF tahun 2 = = 0,797194
Dan seterusnya sampai tahun ke 5, jadi t tinggal diganti tahun keberapa
yang ingin dicari DF. Untuk memudahkan mencari DF cari saja pada
tabel PVIF ada banyak tersedia di internet, atau bisa menggunakan
microsoft excel.
Penyelesaian,
Tahun Dscount Discount Faktor
Rate (%)
1 12 0,892857
2 12 0,797194
3 12 0,711780
4 12 0,635518
5 12 0,567427
Total 3,604776

Precent value proceeds = proceeds tahunan x discount faktor


= Rp 120.000.000 x 3,604776
= Rp 432.573.120
Net Precent Value = Rp 432.573.120 – Rp 500.000.000
= (Rp 67.426.880)
Karena hasilnya negatif, maka dikatakan investasinya tidak layak.
Rumus kedua ini kelihatan cukup rumit karena harus mencari discount
faktornya terlebih dahulu. Ada cara mudah untuk mengetahui nilai dari
discount faktor yaitu dengan tabel PVIFA, seperti berikut.
Tabel PVIF:

Dengan tabel PVIFA ini dengan mudah kita bisa mengetahui besaran
discount faktor. Tabel ini bisa diperoleh di internet, sudah ada tersedia.
Jadi dengan membaca tebel PVIFA langkah mencari discount faktor bisa
dipermudah. Tetapi cara dengan tabel PVIFA ini hanya bisa digunakan
ketika proceeds atau arus kas tahunannya sama.
ketika arus kas tahunannya berbeda beda, maka untuk mencari
discount faktornya harus dengan mencari satu per satu discount
faktornya dengan rumus yang ada.
Sekarang, kita akan menghitung net precent value ketika proceeds atau
arus kas tahunan berbeda beda. Kita akan menggunakan soal seperti
pada soa PP dimana,
Contoh kasus,
Perusahaan pengolahan buah “SEGAR” menginvestasikan modal sebesar
Rp 500.000.000 dengan umur ekonomis 6 tahun, dengan suku bunga
tahunan atau discount ratenya 10% untuk arus kas per tahun
ditampilkan pada tabel dibawah .
Tahun (Proceeds)
Arus Kas tahunan
0 (500.000.000)
1 90.000.000
2 115.000.000
3 100.000.000
4 120.000.000
5 140.000.000
6 160.000.000
•  
Penyelesaian,
Rumus Discount Faktor Discount faktor (DF) =

Tahun Proceeds Discount Discount PV Proceeds


(Arus Kas ) Rate (%) Faktor
1 90.000.000 10 0,9091 81.819.000
2 115.000.000 10 0,8264 95.036.000
3 100.000.000 10 0,7513 75.130.000
4 120.000.000 10 0,6830 81.960.000
5 140.000.000 10 0,6209 86.926.000
6 160.000.000 10 0,5645 90.320.000
Total 511.191.000
Jadi, net precent value (NPV)= PV – Investasi awal
= Rp 511.191.000 – Rp 500.000.000
= Rp 11.191.000
Kesimpulannya, investasi ini layak dilakukan karena NPV > 0. atau dengan kata lain
uang investasi sebesar Rp 500.000.000, untuk 6 tahun yang akan datang nilainya
adalah Rp 511.191.000 dengan catatan suku bunga 10%, bisa saja lebih tinggi nilainya
ketika suku bunga tahunan juga rendah, dan juga bisa saja hasilnya negatif ketika suku
bunga tahunan tinggi.
dimana suku bunga disini juga menjadi kunci apakah NPV bernialai
negatif atau positif. Adapun kelebihan dan kekuranga NPV :
 Kelebihan
- Memperhitungkan nilai waktu dari uang
- Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek
- Memperhitungkan nilai sisa proyek
 Kekurangan
- Manajemen harus mampu menaksir tingkat biaya modal yang
relevan selama usia ekonomis proyek
- Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas ,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomis proyek
•   Metode Profitability Index (PI)
3.
Provitability index adalah metode yang digunakan untuk menghitung
perbandingan antara nilai sekarang kas masuk dimasa depan (prerecent
value) dengan biaya investasi (outlays). Dimana, jika provitability index
(PI) > 1, maka investasi layak dilakukan. Namun jika provitability index
(PI) < 1, maka investasi dikayakan tidak layak.
Jadi untuk mencari PI kita gunakan rumus,
PI =

Dalam analisis provitability index hampir sama dengan mencari net


precent value (NPV), karena kita harus mencari precent value (PV) atau
biasa juga disebut precent value proceeds.
untuk memudahkan kalian memahami, kita ankan menggunakan
kasus PT SEGER dimana ketika proceeds tahunan sama. Juga kita akan
menggunakan data PT SEGER ketika proceeds tahunan berbeda beda.
•   kasus ketika proceeds (arus kas) tahunan sama.
Contoh
Perusahaan pengalengan buah “SEGAR” dimana investasi sebesar Rp
500.000.000,- dengan periode investasi 5 tahun dan proceeds tahunan
sebesar Rp 120.000.000,- dengan suku bunga tahunan adalah 12%.
Berapakah NPV?
Jadi langkah awal penyelesaian, kita harus mencar dulu berapa discount faktornya
guna mencari precent value proceedsnya. Jadi merujuk pada data sebelumnya pada
metode NPV.
Discount faktor = 3,604776
Precent value = Proceeds tahunan x Discount faktor
= Rp 120.000.000 x 3,604776
= Rp Rp 432.573.120
Jadi,
PI =
= = 0,86515 ( PI < 1) berarti investasi tidak layak
Contoh kasus ketika proceeds (arus kas) tahunan berbeda.
Perusahaan pengolahan buah “SEGAR” menginvestasikan modal
sebesar Rp 500.000.000 dengan umur ekonomis 6 tahun, dengan suku
bunga tahunan atau discount ratenya 10% untuk arus kas per tahun
ditampilkan pada tabel dibawah .
Tahun (Proceeds)
Arus Kas tahunan
0 (500.000.000)
1 90.000.000
2 115.000.000
3 100.000.000
4 120.000.000
5 140.000.000
6 160.000.000

Penyelesaian,
langkah awal, kita mencari dulu berapa precent value (precent value
proceeds), setelah itu kita bagikan PV dengan investasi awal (outlays).
•   langkahnya kurang lebih sama dengan ketika kita mencari NPV yang ada pada
slide 15.
Tahun Proceeds Discount Rate Discount PV Proceeds
(Arus Kas ) (%) Faktor
1 90.000.000 10 0,9091 81.819.000
2 115.000.000 10 0,8264 95.036.000
3 100.000.000 10 0,7513 75.130.000
4 120.000.000 10 0,6830 81.960.000
5 140.000.000 10 0,6209 86.926.000
6 160.000.000 10 0,5645 90.320.000
Total 511.191.000

Setelah mengetahui, berapa precent value (PV), kita sudah bisa mencari profitability
index (PI)
PI =
= = 1,0223, dimana PI > 1, jadi investasi dikatakan layak untuk
dilakukan.
Hal yang perlu diperhatikan juga, ketika akan melakukan investasi, adalah besaran
keuntungan setelah modal kembali, ketika keuntungan naik tipis, seperti contoh yang
ada, yaitu hanya naik 0,224 kelihatannya kenaikannya cukup tipis, kembali lagi ke
manajemen apakah tetap ingin melanjutkan investasi atau tidak, ataukah melakukan
diskusi lagi dengan tempat penanaman modal untuk menurunkan discount rate
(presentase bunga), agar kenaikan keuntungan lebih besar.

Kelebihan dan kekurangan profitability index :


 Kelebihan
- Memberikan precentage future cash flow dengan cas initial
- Sudah mempertimbangkan cost of capital
- Sudah mempertimbangkan time value ofmoney
- Mempertimbangkan semua cash flow
 Kekurangan
- Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project
- Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung profitability index
- Tidak memberikan informasi mengenai project risk
- Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value
kepada perusahaan.
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Internal rete of return (IRR) adalah hasil yang diperoleh dari
proposal bisnis, yaitu disconto atau discount rate yang menjadi precent
value dari aliran kas yang masuk (cash inflow) yaitu sama dengan
investasi awal.
Fungsi IRR adalah untuk menilai keyakan suatu bisnis, biasanya
dipakai dengan acuan bahwa investasi yang telah dilakukan harus lebih
tinggi dari minimun acceptable rate of return (MARR). Dimana MARR
adalah tingkat suku bungan pengembalian yang menarik, dimana tingkat
suku bunga tersebut akan digunakan manajemen dalam perbandingan
dengan IRR yang diperoleh guna menentukann kelayakan suatu
investasi.
MARR biasanya diperoleh dari suku bunga yang beredar, misalkan PT
A meminjam uang untuk investasi dengan suku bunga 15%, maka MARR
nya bisa ditaksir 15%, jadi IRR harus lebih dari 15% guna memperoleh
kelayakan investasi.
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Internal rete of return (IRR) adalah hasil yang diperoleh dari
proposal bisnis, yaitu disconto atau discount rate yang menjadi precent
value dari aliran kas yang masuk (cash inflow) yaitu sama dengan
investasi awal.
Fungsi IRR adalah untuk menilai keyakan suatu bisnis, biasanya
dipakai dengan acuan bahwa investasi yang telah dilakukan harus lebih
tinggi dari minimun acceptable rate of return (MARR). Dimana MARR
adalah tingkat suku bungan pengembalian yang menarik, dimana tingkat
suku bunga tersebut akan digunakan manajemen dalam perbandingan
dengan IRR yang diperoleh guna menentukann kelayakan suatu
investasi.
MARR biasanya diperoleh dari suku bunga yang beredar, misalkan PT
A meminjam uang untuk investasi dengan suku bunga 15%, maka MARR
nya bisa ditaksir 15%, jadi IRR harus lebih dari 15% guna memperoleh
kelayakan investasi.
•   Dimana dalam mencari IRR kita bisa menggunakan rumus :
IRR = i1 + (i2 – i1)

Dimana,
NPV1 = NPV yanng bernilai positif
NPV2 = NPV bernilai negatif
i1 = Tingkat suku bunga saat NPV bernilai Positif
i2 = Tingkat suku bunga saat NPV bernilai negatif

Untuk menghitung IRR kita akan menggunakan kasus PT SEGAR,


Contoh kasus,
Perusahaan pengolahan buah “SEGAR” menginvestasikan modal sebesar
Rp 500.000.000 dengan umur ekonomis 6 tahun, dengan suku bunga
tahunan atau discount ratenya 10% untuk arus kas per tahun
ditampilkan pada tabel dibawah .
Tahun (Proceeds)
Arus Kas tahunan
0 (500.000.000)
1 90.000.000
2 115.000.000
3 100.000.000
4 120.000.000
5 140.000.000
6 160.000.000

Penyelesaian,
Langkah awal, kita cari dulu NPV bernilai positif dan NPV bernilai
negatifnya, untuk mencari itu, kita kerjakan data yang tersedi terlebih
dahulu,ketika data yang tersedia bernilai positif, selanjutnya kita cari
NPV yang bernilai negatif, cara untuk mendapat NPV negatif yaitu kita
lakukan trial eror (coba-coba) ganti discount ratenya hingga
memperoleh NPV negatif.
NPV bernilai positif:
Tahun Proceeds Discount Discount Faktor PV Proceeds
(Arus Kas ) Rate (%)

1 90.000.000 10 0,9091 81.819.000


2 115.000.000 10 0,8264 95.036.000
3 100.000.000 10 0,7513 75.130.000
4 120.000.000 10 0,6830 81.960.000
5 140.000.000 10 0,6209 86.926.000
6 160.000.000 10 0,5645 90.320.000
Total 511.191.000

NPV = PV – Investasi awal


= Rp 511.191.000 – Rp 500.000.000
= Rp 11.191.000
•   bernilai negatif:
NPV
Tahun Proceeds Discount Discount Faktor PV Proceeds
(Arus Kas ) Rate (%)

1 90000000 16 0.8621 77589000


2 115000000 16 0.7432 85468000
3 100000000 16 0.6407 64070000
4 120000000 16 0.5523 66276000
5 140000000 16 0.4761 66654000
6 160000000 16 0.4104 65664000
Total 425721000

NPV = PV – Investasi awal


= Rp 425.721.000 – Rp
500.000.000
= (Rp 74.279.000)
IRR = i1 + (i2 – i1)
= 10% + (16% – 10%)
=0,1 +11.191.000/85.470.000x0,06 =10,8% > MARR 10% (layak)
jadi, dengan perhitungan IRR pada kasus di PT SEGAR diperoleh hasil
sebesar 10,8% artinya ketika IRR sebesar 10,8% > 10% maka investasi
dikatakan layak dilakukan.

• Kelebihan metode perhitungan IRR adlaah tidak mempertimbangkan


time value of Money.
• Sedangkan kekurangan perhitungan IRR adalah perlu waktu lebih
lama dalam perhitungannya, termasuk saat cas inflow tidak
terdistribusi secara merata.

Selain itu, metode ini tidak dapat mengidentifikasi ukuran investasi


dalam berbagai proyek yang bersaing dan juga tingkat keuntungannya.
Apa yang telah kita bahas diatas merupakan metode dalam analisis
kelayakan suatu investasi, jadi berdasarkan metode yang tersedia, kita
bisa memilih metode mana yang sejatinya ingin kita gunakan, tentu
masing masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing –
masing.
Mengenai metode mana yang terbaik itu tergantung kebutuhan si
pengguna, dengan melihat dan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan dari masing – masing metode.
Jadi, Perusahaan sebelum melakukan investasi harus melakukan
analisa terlebih dahulu mengenai kelayakan investasinya. Investasi
bukan hanya sebatas menanamkan modal ke suatu perusahaan, tetapi
perusahaan yang telah berjalan pun ketika ingin membeli mesin
produksi baru guna menambah produksi juga disebut melakukan
investasi, dan bisa melakukan perhitungan sesuai metode yang ada.
Karena metode ini dianggap penting untuk kalian lakukan latihan
agar bisa dan lebih memahami analisa kelayakan bisnis. Maka minggu
depan akan diberikan tugasnya. Untuk minggu ini pelajari dan pahami
saja metode yang ada.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai