Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Eka Yana br Tarigan

NIM : 212101010
Jurusan : D3 Keuangan (KD A)

UJIAN AKHIR SEMESTER


PROGRAM STUDI D3 KEUANGAN

MATA KULIAH : STUDI KELAYAKAN BISNIS


DOSEN : Dr. YENI ABSAH, SE, M.Si

1. Sebuah perusahaan ingin membiayai sebuah proyek. Total investasi proyek tersebut
sebesar Rp1,25 Milyar, tingkat pengembalian dapat dilihat dari data Tabel berikut.
Tahun Investasi Arus Kas Bersih DF (20%)
0 1.250.000.000 -
1 - 200.000.000 0,833
2 - 275.000.000 0,694
3 - 300.000.000 0,579
4 - 325.000.000 0,482
5 - 350.000.000 0,402
6 - 310.000.000 0,335

Diminta: tentukan apakah investasi tersebut layak dibiayai atau tidak jika perusahaan
ingin investasi kembali dalam 5 tahun dengan metode Payback Period dan NPV .
Jawab:
a) Payback Period
Untuk menentukan apakah investasi tersebut layak dibiayai atau tidak menggunakan
metode Payback Period, kita perlu menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengembalikan investasi awal.

Pertama, kita perlu menghitung arus kas kumulatif untuk setiap tahun. Arus kas
kumulatif adalah total arus kas bersih dari tahun 1 hingga tahun yang bersangkutan.

• Tahun 1:
Arus Kas Kumulatif = -200.000.000

• Tahun 2:
Arus Kas Kumulatif = -200.000.000 + (-275.000.000) = -475.000.000

• Tahun 3:
Arus Kas Kumulatif = -475.000.000 + (-300.000.000) = -775.000.000
• Tahun 4:
Arus Kas Kumulatif = -775.000.000 + (-325.000.000) = -1.100.000.000

• Tahun 5:
Arus Kas Kumulatif = -1.100.000.000 + (-350.000.000) = -1.450.000.000

• Tahun 6:
Arus Kas Kumulatif = -1.450.000.000 + (-310.000.000) = -1.760.000.000

Dari perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa investasi awal sebesar Rp1,25 Milyar
akan terbayar pada tahun ke-4. Oleh karena itu, metode Payback Period untuk investasi
ini adalah 4 tahun.

b) Net Present Value (NPV)


Selanjutnya, kita akan menggunakan metode Net Present Value (NPV) untuk
menentukan apakah investasi ini layak atau tidak. NPV menghitung selisih antara total
nilai sekarang arus kas bersih dengan investasi awal.

Pada tahun ke-0, investasi awal adalah -1.250.000.000 (nilai negatif karena merupakan
pengeluaran).

Pada tahun-tahun berikutnya, kita perlu mengalikan arus kas bersih dengan faktor
diskon (DF) yang terkait dengan tingkat diskon 20%. Kemudian, kita menjumlahkan
nilai-nilai tersebut.

• Tahun 1:
NPV = 200.000.000 * 0,833 = 166.600.000

• Tahun 2:
NPV = 275.000.000 * 0,694 = 190.805.000

• Tahun 3:
NPV = 300.000.000 * 0,579 = 173.700.000

• Tahun 4:
NPV = 325.000.000 * 0,482 = 156.950.000

• Tahun 5:
NPV = 350.000.000 * 0,402 = 140.700.000

• Tahun 6:
NPV = 310.000.000 * 0,335 = 103.850.000

Total NPV = NPV tahun 1 + NPV tahun 2 + NPV tahun 3 + NPV tahun 4 + NPV tahun
5 + NPV tahun 6
= 166.600.000 + 190.805.000 + 173.700.000 + 156.950.000 + 140.700.000 +
103.850.000
= 932.605.000

Jika NPV positif, seperti dalam kasus ini di mana NPV adalah Rp932.605.000, itu
menunjukkan bahwa nilai sekarang dari arus kas bersih yang dihasilkan oleh proyek
melebihi investasi awal sebesar Rp1,25 milyar. Dengan demikian, investasi ini layak
dibiayai berdasarkan metode NPV.

Dalam kesimpulan, berdasarkan metode Payback Period, investasi ini akan terbayar
dalam waktu 4 tahun. Selain itu, berdasarkan metode NPV, investasi ini juga layak
dengan NPV sebesar Rp932.605.000.

Namun, perlu dicatat bahwa keputusan akhir untuk membiayai proyek ini juga harus
mempertimbangkan faktor lain seperti risiko, tujuan perusahaan, dan ketersediaan dana.
Metode Payback Period dan NPV adalah alat bantu dalam mengukur kelayakan
investasi, tetapi keputusan akhir harus dilakukan dengan pertimbangan yang
komprehensif.

2. Suatu perusahaan mengalokasikan 40% dari total biaya operasi adalah biaya tenaga
kerja. Rata-rata pendapatan perusahaan tahun 2022 adalah Rp 1.850.000.000 dan rata-
rata biaya tenaga kerja per kepala per tahun adalah Rp 24 juta. Hitung berapa jumlah
kebutuhan tenaga kerja perusahaan tersebut.
Jawab:
Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja perusahaan, kita perlu
menggunakan informasi berikut:
1. Persentase biaya tenaga kerja: 40% dari total biaya operasi.
2. Rata-rata pendapatan perusahaan tahun 2022: Rp 1.850.000.000.
3. Rata-rata biaya tenaga kerja per kepala per tahun: Rp 24 juta.

Langkah-langkah untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja perusahaan adalah


sebagai berikut:
1. Hitung total biaya operasi perusahaan:
Total biaya operasi = Pendapatan perusahaan * Persentase biaya tenaga kerja
= Rp 1.850.000.000 * 40% = Rp 740.000.000.

2. Hitung jumlah kebutuhan tenaga kerja:


Jumlah tenaga kerja = Total biaya operasi / Rata-rata biaya tenaga kerja per kepala per
tahun
= Rp 740.000.000 / Rp 24.000.000 = 30,83.

Dalam perhitungan ini, jumlah kebutuhan tenaga kerja dihasilkan sebagai bilangan
desimal. Karena tidak mungkin memiliki 0,83 tenaga kerja, kita dapat mengambil
angka terdekat ke atas atau ke bawah. Dalam hal ini, kita dapat membulatkannya
menjadi 31 tenaga kerja.

Jadi, jumlah kebutuhan tenaga kerja perusahaan tersebut adalah sekitar 31 orang.

3. Susun lah suatu laporan Studi Kelayakan Bisnis Usaha catering di Kota Medan.

Anda mungkin juga menyukai