Anda di halaman 1dari 26

BAB III

KEPUTUSAN INVESTASI

1. Investasi

Pengertian investasi yaitu penanaman dana pada suatu aktiva. Dalam


hal investasi aktiva tetap sering di hubungkan dg Capital Budgeting
(CB)

Capital Budgeting merupakan keseluruhan proses menganalisis


proyek untuk menentukan apakah suatu proyek dapat masuk dlm
anggaran modal atau tidak.
 Keputusan dalam C B penting karena ;
• Implikasi keputusan akan berlangsung dalam jangka panjang.
• Menentukan bentuk-bentuk aktiva perusahaan
• Menyangkut pengeluaran dana yg besar

 Proyek yang dianalisis dalam CB terdiri dari ;


1. Penggantian (replacement) utk mempertahankan bisnis yg ada
2. Penggantian untuk mengurangi ( menghemat ) biaya
3. Pengembangan produk yg ada pada pasar yg ada
4. Pengembangan produk baru pada pasar baru
5. Keamanan dan pemeliharaan lingkungan.
2. Analisis dan Penilaian dalam Capital Budgeting

 Menganalisis / menilai dalam capital budgeting hampir sama


dg penilaian sekuritas ( saham / obligasi ). Prosedure
penilaian menggunakan tahap-tahab sebagai berikut ;
1. Penentuan biaya proyek
2. Menaksir cash-flow proyek ( operating maupun terminal
cash flows )
3. Menaksir risiko cash-flow proyek ( misal dg menggunakan
biaya modal untuk mendiskontokan cash-flow proyek )
4. Menghitung present value cash-flow proyek
5. Membandingkan present value cash-inflow dg cash-
outflow proyek, bila hasilnya positif maka layak diterima
bila negatif tidak layak diterima.
3. Cash Flow Proyek

 Cashflow adalah aliran dana yang berkait investasi suatu


proyek. Suatu proyek biasanya tidak hanya memerlukan
aktiva tetap tapi juga membutuhkan modal kerja.

 Cash-flow suatu proyek akan terdiri dari ;


a. Cash out flows  sering disebut juga sebagai initial investment
yaitu total jumlah dana yg dikeluarkan untuk membiayai proyek baik
untuk pengadaan aktiva tetap maupun modal kerja.
b. Operating Cash-flows  sering disebut dg proceeds yaitu kas
masuk bersih yg terdiri dari depresiasi dan laba bersih
c. Terminal cash flows  yaitu kas masuk bersih sebagai akibat
berakhirnya proyek, misalnya nilai residu aktiva tetap, pencairan
modal kerja.
 Secara skematis

Th 0 th 1 th 2 th3 th 4
x--------------x------------------x------------------x----------------x
(- ) Cash out
( + ) proceed th 1
(+ ) proceed th 2
( + ) proceed th 3
( + ) proceed th 4

Cash flow berbeda dengan laporan laba rugi karena laba rugi melihat
penerimaan dan pengeluaran dari sisi akrual sedang cash flow melihat
dari sisi kas.
 Contoh Perbandingan Laporan Laba Rugi dan Arus Kas

Keterangan Akuntasi Keterangan Arus Kas


Penjualan 2.000.juta Kas masuk 2.000. jt
Biaya-biaya
a. Tunai. 1.000.juta Kas keluar 1.000. jt
b. Depresiasi 500 juta
Laba Operasi ( EBIT ) 500 juta
Pajak 150 juta Kas keluar 150. jt
Laba bersih ( EAT ) 350. juta Kas masuk bersih 850. jt

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sesuai akuntansi yg dilaporkan dalam


R/L adalah laba Rp. 350 juta namun sesuai arus kas maka kas yg nasuk
sebesar Rp. 850 (EAT + Depresiasi).
4. Metode Penilaian Capital Budgeting

 Untuk melakukan penilaian atas suatu proyek ada


beberapa metode yang dapat digunakan yaitu:
4.1 Metode Payback Period dan Discounted Payback Period
4.2 Metode Accounting Rate of Return ( ARR )
4.3 Metode Net Present Value
4.4 Metode Internal Rate of Return ( IRR )
4.5 Profitability Index ( PI )
4.1 Metode Payback Period

 Metode Payback Period ( PP )  yaitu mengukur periode ( jangka


waktu) yg diperlukan agar investasi dapat kembali dari proyek.

Contoh 1 :
Total Investasi pendirian Cold Storage sebesar Rp. 1.000.000,- Umur
investasi 4 tahun dan laba bersih pertahun berturut turut Rp. 250.000,
Rp.150.000, Rp. 50.000, Rp. (150.000 ). Apakah Investasi tsb
menguntungkan bila metode depresiasi dengan garis lurus
a. Metode Payback Periode ( PP )

Perkiraan Arus Kas Investasi


Tahun EAT Depresiasi Perkiraan Arus Arus Kas Kumulatif
Kas
0 250.000 ( 1.000.000 ) ( 1.000.000 )
1 250.000 250.000 500.000 ( 500.000 )
2 150.000 250.000 400.000 ( 100.000 )
3 50.000 250.000 300.000 200.000
4 (150.000) 250.000 100.000 300.000

Sampai tahun ke 2 arus kas menunjukkan investasi masih sisa Rp. 100.000 dan dpt ditutup
oleh sebagian proceed th ke 3.
100.000
Payback Periode = 2 + x12bulan  4bulan
300.000

Kesimpulan : Investasi menguntungkan karena akan dapat kembali lebih cepat ( 2 tahun
4 bulan ) dari jangka waktu ekonomisnya ( 4 tahun )
b. Metode Discounted Payback Period

Metode ini memasukkan time value of money yg merupakan kritik atas kelemahan metode
Payback Period. Arus kas dipresent valuekan dengan tingkat bunga tertentu dan kemudian
dihitung periode pengembalian investasi

Tahun Perkiraan Arus DF 10 % PV Arus Kas Arus Kas Kumulatif


Kas Diskonto 10 %
0 ( 1.000.000 ) 1 ( 1.000.000 ) ( 1.000.000 )
1 500.000 0.909 454.500 ( 545.500 )
2 400.000 0.826 330.400 ( 215.100 )
3 300.000 0.751 225.300 10.200
4 100.000 0.683 68.300 78.500

215.100
Discounted PP = 2 +  Discounted PP = 2, 95 tahun ( 2 tahun + 11,4 bln )
225.300
4.2 Metode Accounting Rate Of Return ( ARR )

Metode ini mencari kemampuan investasi dalam menghasilkan rata-rata laba akuntansi.
LabaBersih rata  rata
ARR = x100%
Investasirata  rata

Rata rata EAT = besarnya EAT dibagi umur invetasi


Rata rata investasi = Investasi di tambah residu dibagi 2

Dengan menggunakan contoh diatas maka ARR dapat dicari sbb ;


Rata-rata Laba bersih = ( 250.000 + 150.000 + 50.000 -150.000) / 4 =Rp.75.000
Rata-rata Investasi = Rp. 1.000.000 / 2 = Rp. 500.000

75.000
ARR = x100%  15%
500.000
4.3 Metode Net Present Value

Metode ini menggunakan Discounted Cash Flow ( DCF ) dengan mempresent valuekan seluruh
cash flow.
n
CFt
Rumus NPV  NPV= 
t  0 (1  k )

Dimana ;
CFt ( Cash flow atau arus kas pada th t ), k ( biaya modal proyek ), t ( periode waktu ),
n ( usia proyek ) dengan contoh proyek diatas maka arus kas dan biaya modal proyek 10 %
sbb ;

Tahun Perkiraan Arus Kas DF 10 % Present Value Cash Flow


0 ( 1.000.000 ) 1 ( 1.000.000 )
1 500.000 0.909 454.500
2 400.000 0.826 330.400
3 300.000 0.751 225.300
4 100.000 0.683 68.300
Net Present Value ( NPV ) 78.500
Atau
 1.000.000 500.000 400.000 300.000 100.000
NPV =    
(1  0.1) 0
(1  0.1) (1  0.1)
1 2
(1  0.1) 3
(1  0.1) 4

NPV = - 1.000.000 + 454.500 + 330.400 + 225.300 + 68.300


NPV = 78.500

Kesimpulan : Karena NPV positif, proyek feasable ( menguntungkan )


4.4 Profitability Index

Profitability index sering disebut sebagai cost benefit analysis method. Metode ini merupakan
modifikasi metode NPV yaitu dengan mencari rasio antara present value proceeds dengan
present value investasi bila hasilnya > 1 maka investasi menguntungkan tapi bila hasilnya < 1
maka investasi tidak menguntungkan.

PVCashinf low
PI =  PI = 1.078.500 / 1.000.000
PVcashoutflow

P I = 1.078

Karena PI proyek 1,078 atau > 1 maka berarti proyek diterima / menguntungkan.
4.5 Metode Internal Rate of Return ( IRR )

Metode IRR yaitu mencari tingkat diskonto ( interest ) yg dapat menghasilkan NPV = 0 (PV cash
out flow = PV cash in flow).
IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan oleh suatu
proyek.
n
CFt
Rumus IRR =  t = 0
t  0 (1  r )

Dimana r = IRR yaitu tingkat diskonto yang menghasilkan NPV = 0

Dengan contoh proyek di atas maka IRR dapat dihitung sbb ;


500.000 400.000 300.000 100.000
0 = - 1.000.000    
(1  r ) 1
(1  r ) 2
(1  r ) 3
(1  r ) 4
r dicari dengan prosedure sbb ;
•Cari DF sehingga menghasilkan NPV positif
•Cari DF sehingga menghasilkan NPV negatif
•Lakukan Interpolasi antara dua DF ( i ) dan dua NPV di atas
Atau dengan rumus pendek
r 2  r1
IRR  r1  C1
C 2  C1
Dimana :
C1 = nilai NPV positif
C2 = nilai NPV negatif
r1 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif ( C1 )
r2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif ( C2 )
15%  14%
IRR  14%  8.083  IRR = 14 % + 0.49 %
 8.330  8.083
IRR = 14.49 %  Bila biaya dana > dari 14.49 proyek tidak menguntungkan tapi bila biaya
dana < 14.49 proyek menguntungkan
5. Investasi Penggatian

 Penggantian aktiva tetap lama dg aktiva tetap baru membutuhkan investasi karena itu perlu
dianalisis. Analisis penggantian aktiva tetap ( replacement analysis ) memiliki perbedaan dg
analisis investasi baru dalam hal menentukan cashflows investasi, sementara dalam menilai
layak tidaknya memiliki kesamaan dengan penilaian investasi baru.

 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam investasi penggatian yaitu ;


a. Nilai sisa investasi aktiva lama yang akan diganti.
b. Nilai depresiasi aktiva lama
c. Nilai jual aktiva lama.
d. Nilai investasi aktiva baru
e. Umur ekonomis aktiva baru
f. Pengaruh penggantian terhadap ;
 Penghasilan ( Revenue ) apakah bertambah atau berkurang.
 Biaya ( Cost ) apakah bertambah atau berkurang

g. Taksiran arus kas harus dihitung atas dasar selisih ( incrimental )


Contoh :

PT.GTN akan mengganti mesin pengering jagung yg lama dg mesin baru.


Nilai buku mesin lama Rp. 800 juta dg sisa usia ekonomis 4 tahun tanpa
nilai residu dan disusut dg metode garis lurus. Harga mesin baru Rp.1.200
juta ( untuk memudahkan analisis diumpamakan umur ekonomis sama dg
mesin lama = 4 tahun ). Penggunaan mesin baru tsb akan menghemat
biaya Rp. 150 juta pertahun. Mesin lama dijual sesuai dg nilai bukunya
dan pajak keuntungan 30 %.
Buatlah analisis apakah keputusan penggantian tsb layak dilaksanakan.
 Langkah analisis sbb ;

Langkah 1 : Menghitung Cashflows


(1). Arus kas keluar ( besarnya investasi )
Harga mesin baru Rp. 1.200.000.000,-
Hasil penjualan mesin lama Rp. 800.000.000,- ( - )
Nilai investasi Rp. 400.000.000,-
(2). Arus kas masuk
Tambahan laba akibat penghematan Rp. 150.000.000
Tambahan penyusutan
Penyusutan mesin baru Rp. 300.000.000,-
Penyusutan mesin lamaRp. 200.000.000,-
Tambahan penyusutan Rp. 100.000.000,- ( - )
Tambahan laba sebelum pajak Rp. 50.000.000,-
Tambahan pajak 30 % Rp. 15.000.000,-( - )
Tambahan laba setelah pajak Rp. 35.000.000,-

Jadi penggantian mesin tsb mengeluarkan investasi Rp. 400.000.000,- dan akan
memberi tambahan laba bersih setelah pajak Rp. 35.000.000,-pertahun
Langkah 2 : Melakukan penilaian

Proceeds = tambahan laba bersih + tambahan depresiasi


Proceeds = Rp. 35.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp. 135.000.000,-

a. Metode Payback Periode

PP = Investasi / Proceed pertahun


PP = 400.000.000 / 135.000.000
PP = 2.96 tahun ( 2 tahun 11,5 bulan )
Jadi investasi akan kembali dalam 2 tahun 11,5 bulan sedang umur investasi 4
tahun sehingga kesimpulannya investasi penggantian layak ( menguntungkan )
untuk dilaksanakan.

b. Metode ARR
ARR = Rata-rata laba bersih tahunan / Rata-rata investasi
ARR = 35.000.000 / (( 400.000.000 + 0 ) / 2 )
ARR = 35.000.000 / 200.000.000
ARR = 0.175 ( dalam prosentase 17.5 % )
c. Metode NPV dengan discount rate 10 %
PV Proceeds = Rp. 135.000.000 x 3.170 = Rp. 427.950.000,-
PV Investasi = Rp. 400.000.000 x 1 = Rp. 400.000.000,- ( - )
NPV = Rp. 27.950.000,-
Karena hasil NPV positif maka investasi penggantian tsb layak (menguntungkan)
bila dilaksanakan.

d. Metode IRR
Karena dengan DF 10 % diperoleh NPV positif = Rp. 27.950.000
Maka kita perlu mencari NPV negative dengan menaikkan DF misalnya dengan DF
18% sbb ;
PV Proceeds = Rp. 135.000.000 x 2.690 = Rp. 363.150.000,-
PV Investasi = Rp. 400.000.000 x 1 = Rp. 400.000.000,- ( - )
NPV = Rp. ( 36.850.000,-)
r 2  r1
IRR  r1  C1
C 2  C1
18  10
IRR  10  27.950.000
 36.850.000  27.950.000
IRR = 10 + 3.45 atau 13.45 %
6. Menilai Aktiva Tetap Dengan Umur Tidak Sama

Manajemen kadang dihadapkan pada pemilihan atas beberapa


alternatip aktiva tetap. Dalam analisis yang bersifat membandingkan
maka harus digunakan basis waktu yang sama atau common
horizon approach.

Dalam hal beberapa aktiva tetap yang dianalisis memiliki harga,


kapasitas, umur ekonomis serta biaya operasi sama maka
analisisnya adalah dengan membandingkan present value kas keluar
dan hasil PV yang paling kecil yang efisien. Namun bila aktiva yg harus
dipilih memiliki umur ekonomis tidak sama maka perlu pendekatan yg
berbeda yaitu dg equivalent annual cost approach( EACA).

Equivalent annual cost approach (EACA) yaitu metode analisis yang


mencari besarnya pengeluaran tahunan yg ekuivalen ( sama ) dg PV
kas keluar ( initial investment).
Contoh :

Perusahaan dihadapkan pada pemilihan dua buah mesin yaitu mesin A dan
mesin B dg karaketeristik sbb ;
Karena umur ekonomis tidak sama maka perlu menggunakan metode penilaian
equivalen annual cost approach dengan langkah sbb ;

Mesin A B

Harga Rp. 15 jt Rp. 10 juta


Umur ekonomis 3 tahun 2 tahun
Biaya operasi Rp. 4 juta Rp. 6 juta
1. Mencari present value kas keluar keseluruhan

Present Value Kas keluar ( dlm jutaan ) dengan DF 10 %

Mesin Th 0 Th 1 Th 2 Th 3 PV pd DF 10 %
A 15 4 4 4 24, 95
B 10 6 6 - 20,41

2. Menghitung equivalen annual cost


X X X
Mesin A  24,95 = + +
(1  0.10 ) 1 (1  0.10 ) 2 (1  0.10 ) 3

24,95 = 0.9091 X + 0.8264 X + 0.7513 X

24 ,95
24,95 = 2,4868 X  X =  X = 10,03 juta
2,4868

Jadi equivalent annual cost mesin A sebesar Rp. 10,03 juta


Dengan cara yg sama maka mesin B dapat dihitung dan akan menghasilkan equivalent annual cost ( EACA)
sebesar Rp. 11,76 juta. Karena EACA mesin A sebesar Rp. 10,03 maka mesin A lebih efisien dibanding
mesin B, karena itu alternatif yang dipilih adalah mesin A
KASUS

1. Proyek senilai Rp. 500.000.000 menghasilkan cash flow selama 4 tahun. Tahun
pertama Rp. 150.000.000, – Tahun kedua Rp. 200.000.000, tahun
ketiga Rp.250.000.000, dan tahun ke empat Rp. 300.000.000,-.
Diminta : Hitung payback period.

2. Sebuah proyek investasi membutuhkan dana sebesar Rp. 400.000.000 investasi ini
mempunyai umur ekonomis 3 tahun dan nilai residu Rp. 100.000.000,- selama usia
investasi mendapat EAT selama tiga tahun masing masing Tahun pertama
Rp.60.000.000,- , Tahun kedua Rp. 80.000.000, Tahun ketiga Rp. 90.000.000,-
Diminta : Hitunglah ARR nya.
KASUS

 PT. Garuda akan mengganti sebuah mesin lama dg mesin


baru. Nilai buku mesin lama Rp. 5 M dg sisa usia ekonomis
5 tahun tanpa nilai residu dan disusut dg metode garis
lurus. Harga mesin baru Rp. 7 M. umur ekonomis 5 tahun.
Penggunaan mesin baru tsb akan menghemat biaya Rp.
850 juta pertahun. Mesin lama dijual sesuai dg nilai
bukunya dan pajak keuntungan 25 %.
Diminta : Buatlah analisis dengan menggunakan Metode
PP, ARR, NPV dengan discount rate 12 % dan IRR, apakah
keputusan penggantian tsb layak dilaksanakan?

Anda mungkin juga menyukai