Oleh :
CIKITA FRISILIA GOBEL
921423067
C - AKUNTANSI
Puji syukur Saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah "BAHASA INDONESIA” dengan judul “INOVASI
DALAM AKUNTANSI : Pendekatan Teknologi Blockchain”. Dan tak lupa, Saya
berterima kasih kepada Ibu Zilfa Achmad Bagtayan, S.Pd, M.A. selaku Dosen mata
kuliah Bahasa indonesia yang telah memberikan tugas membuat Makalah Tentang
Akuntansi yang sangat bermanfaat ini yang menjadi tugas untuk UAS Mata Kuliah
Bahasa indonesia.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
3.1 Kesimpulan...........................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil luar biasa menunjukkan bahwa indukasi tertinggi fenomena analisis pengaruh
teknologi Blockchain dalam inovasi keterampilan akuntan salah satunya adalah
(Meningkatkan Efisiensi Kinerja). Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi di era globalisasi membuat informasi tidak hanya menjadi sumber
pengetahuan dan sumber daya yang penting, namun juga telah menjadi komoditas
yang berharga. Bersamaan dengan berkembangnya teknologi informasi, maka turut
berkembang juga teknologi di bidang ekonomi, salah satunya adalah teknologi
finansial (FinTech).
Blockchain adalah suatu sistem penyimpanan transaksi digital yang terdiri dari daftar
blok yang akan terus bertambah, di mana tiap blok dihubungkan dengan hash dari
blok sebelumnya. Sebuah blok terdiri dari kumpulan transaksi dengan penanda waktu
dan hash dari blok sebelumnya. Blockchain memungkinkan transaksi yang lebih
transparan, karena setiap transaksi dieksekusi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan dan dapat dilihat oleh semua pengguna. Data dalam blockchain tidak dapat
diubah setelah disimpan, sehingga tingkat keamanan dan kepercayaan yang tinggi.
Blockchain juga dapat menggunakan smart contract untuk mengatur dan mengatur
transaksi akuntansi, sehingga menghindari kemungkinan kecurangan. Blockchain
dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang akuntansi, termasuk akuntansi syariah dan
fraud accounting.
Blockchain merupakan sebuah buku besar terdistribusi (distributed ledger) terbuka
yang dapat mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien dan dengan cara yang
dapat diverifikasi dan permanen.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Teknologi Blockchain.
2. Bagaimana cara Kerja Blockchain?
3. Apa peluang dan risiko pengimplementasian Blockchain pada Sistem Informasi
Akuntansi?
4. Dampak, Potensi, dan Tantangan Penerapan Teknologi ini.
5. Kelebihan dan kekurangan blockchain.
6. Apakah blockchain akan diadopsi oleh masyarakat Indonesia?
7. Sejarah Teknologi Blockchain.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mendeskripsikan blockchain.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja blockchain.
3. Untuk menjelaskan peluang dan risiko pengimplementasian blockchain pada
Sistem Informasi Akuntansi.
4. Untuk mengetahui Dampak, Potensi dan Tanangan-tantangan dari Teknologi ini.
5. Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan blockchain.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang patut dipertimbangkan saat
merencanakan mengadopsi Blockchain.
7. Untuk mengetahui Sejarah dari Teknologi Blickchain.
BAB II
PEMBAHASAN
Formasi blockchain. Rantai utama (hitam) terdiri dari serangkaian blok terpanjang
dari genesis block (hijau) menuju blok terkini. Orphan block (ungu) ada di luar rantai
utama.
B. Bagaimana cara kerja blockchain?
Secara sederhana, cara kerja blockchain adalah sebagai berikut:
1. Ketika ada transaksi baru, data transaksi tersebut akan dikirim ke jaringan peer-
to-peer, yaitu jaringan yang terdiri dari banyak komputer yang saling terhubung
tanpa perantara.
2. Para penambang akan bersaing untuk memecahkan masalah matematika yang
berhubungan dengan data transaksi tersebut. Penambang yang berhasil
memecahkan masalah tersebut akan mendapatkan hadiah berupa koin digital,
seperti Bitcoin atau Ethereum.
3. Penambang yang menang akan mengumumkan hasilnya ke jaringan, dan
transaksi tersebut akan diverifikasi oleh komputer-komputer lain. Jika mayoritas
komputer setuju, transaksi tersebut akan dimasukkan ke dalam blok baru dan
ditambahkan ke rantai blok yang sudah ada.
4. Transaksi tersebut menjadi permanen dan tidak bisa diubah atau dibatalkan.
Blockchain dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk keuangan, dengan
manfaat seperti transparansi, keamanan, dan eliminasi perantara. Terdapat p pula
jenis-jenis blockchain, yaitu public, private, dan consortium, masing-masing dengan
tingkat aksesibilitas dan keamanan yang berbeda.
Meskipun blockchain pertama kali dikaitkan dengan cryptocurrency, teknologi ini
memiliki potensi luas di luar domain tersebut, termasuk dalam sistem informasi
akuntansi.
1. Blockchain Publik: Blockchain publik adalah blockchain yang dapat diakses dan
diikuti oleh siapa pun, seperti Bitcoin dan Ethereum. Jaringan semacam ini
menawarkan insentif ekonomi bagi pihak yang mengamankannya dan
memanfaatkannya.
Blockchain publik sama sekali tidak memiliki batasan akses. Siapa pun yang
memiliki koneksi internet dapat mengirim transaksi ke dalamnya serta menjadi
validator (berpartisipasi dalam pelaksanaan protokol konsensus). Biasanya,
jaringan semacam itu menawarkan insentif ekonomi bagi mereka yang
mengamankannya dan memanfaatkan beberapa jenis algoritme Proof of
Stake atau Proof-of-work.
Beberapa blockchain publik terbesar dan paling dikenal adalah Bitcoin dan
Ethereum.
2. Blockchain Privat: Blockchain privat adalah blockchain yang dibatasi aksesnya.
Hanya pihak-pihak tertentu yang diizinkan untuk mengaksesnya. Misalnya,
dalam konteks bisnis, blockchain privat dapat digunakan oleh sebuah perusahaan
untuk membatasi akses ke jaringan blockchain-nya hanya kepada karyawannya.
Jenis rantai blok ini dapat dianggap sebagai jalan tengah bagi perusahaan yang
tertarik dengan teknologi blockchain secara umum tetapi tidak nyaman dengan
tingkat kontrol yang ditawarkan oleh jaringan publik. Biasanya, mereka berusaha
untuk menggabungkan blockchain ke dalam prosedur akuntansi dan
penyimpanan catatan tanpa mengorbankan otonomi dan risiko mengekspos data
sensitif ke internet publik.
3. Blockchain Konsorsium: Blockchain konsorsium mirip dengan blockchain
privat, namun di sini beberapa organisasi akan mengelola satu jaringan
blockchain. Hal ini memungkinkan untuk menggabungkan keuntungan dari
blockchain privat dan publik.
Sebuah blockchain konsorsium sering dikatakan sebagai semi-desentralisasi. Ini
juga perlu izin tetapi bukannya organisasi tunggal yang mengendalikannya,
sejumlah perusahaan mengoperasikan node di jaringan tersebut. Para
administrator dari rantai konsorsium membatasi hak pembacaan pengguna dan
hanya memungkinkan node tepercaya yang terbatas untuk mengeksekusi
protokol konsensus.
4. Blockchain Hibrida: Jenis blockchain ini menggabungkan beberapa jenis
blockchain, seperti blockchain privat dan publik. Biasanya, blockchain hibrida
digunakan untuk menggabungkan keuntungan dari masing-masing jenis
blockchain.
Setiap jenis blockchain memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda, dan
pemahaman akan perbedaan ini penting dalam mempertimbangkan penerapan
blockchain dalam berbagai konteks, termasuk dalam Sistem Informasi Akuntansi.
Metode distribusi terbaru tersedia untuk industri asuransi seperti peer-to-peer
insurance, asuransi parametrik dan asuransi mikro dengan adopsi
blockchain. Economic sharing dan IoT juga diatur untuk mendapat manfaat dari
blockchain karena mereka melibatkan banyak peer yang bekerja sama.] Online
voting adalah penerapan lain dari blockchain. Blockchain digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi untuk rekam medis, untuk meningkatkan
interoperabilitas. Secara teori, disparate system dapat sepenuhnya digantikan oleh
blockchain. Blockchains sedang dikembangkan untuk penyimpanan data, penerbitan
naskah dan mengidentifikasi asal seni digital. Blockchain memfasilitasi pengguna
agar dapat mengklaim kepemilikan aset-aset dalam game (aset digital), contohnya
adalah Cryptokitties.
Peluang:
a. Transparansi: Teknologi blockchain dapat meningkatkan transparansi dalam
proses akuntansi, sehingga memudahkan pemantauan dan pencatatan transaksi
b. Keamanan: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah disimpan, sehingga
tingkat keamanan dan kepercayaan yang tinggi.
c. Efisiensi: Penggunaan teknologi blockchain dapat mengurangi waktu dan biaya
yang dibutuhkan dalam proses transaksi keuangan, karena transaksi dapat dicatat
secara otomatis dan dieksekusi secara otomatis menggunakan smart contract.
d. Akuntabilitas: Teknologi blockchain dapat meningkatkan akuntabilitas dan
kepatuhan dalam sistem informasi akuntansi, sehingga memastikan integritas
data dan memudahkan penerapan aturan dan regulasi.
Risiko:
a. Biaya: Proses kustomisasi sistem blockchain hanya dapat dikerjakan oleh
beberapa orang saja, sehingga biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
b. Sulit Modifikasi Data: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah
disimpan, sehingga sulit untuk memperbaiki kesalahan atau melakukan
modifikasi data.
c. Inefisiensi: Proses verifikasi transaksi dalam blockchain memerlukan waktu yang
cukup lama dan memakan banyak energi.
d. Butuh Penyimpanan yang Besar: Blockchain memerlukan penyimpanan yang
besar karena setiap transaksi harus disimpan dalam setiap node jaringan yang
tersebar
Don Tapscott melakukan proyek penelitian selama dua tahun untuk mengeksplorasi
bagaimana teknologi blockchain bisa secara aman memindahkan dan menyimpan
"dana, alamat, akta, musik, seni, penemuan ilmiah, kekayaan intelektual, dan
bahkan hak suara". Selain itu, sebagian besar industri keuangan menerapkan buku
besar terdistribusi untuk digunakan dalam perbankan, dan menurut studi IBM pada
September 2016, ini terjadi lebih cepat dari yang diramalkan.
Kelebihan:
Kekurangan:
Kata-kata "block" dan "chain" digunakan secara terpisah dalam makalah asli Satoshi
Nakamoto, tetapi akhirnya dipopulerkan sebagai satu kata, "blockchain," pada tahun
2016. Istilah blockchain 2.0 merujuk pada aplikasi basis data blockchain terdistribusi
versi baru yang pertama kali muncul pada tahun 2014. Teknologi blockchain 2.0 lebih
dari sekadar transaksi dan memungkinkan "pertukaran nilai tanpa perantara kuat yang
berperan sebagai penengah." Teknologi ini memungkinkan siapapun untuk memasuki
ekonomi global, melindungi privasi para pesertanya, memungkinkan masyarakat
untuk "memonetisasi informasi mereka sendiri," dan memberikan kemampuan agar
para pembuatnya diberi kompensasi atas kekayaan intelektual mereka. Hingga 2016,
implementasi blockchain 2.0 masih membutuhkan mesin oracle off-chain guna
mengakses "data luar atau peristiwa-peristiwa berdasarkan waktu serta kondisi pasar
[yang diperlukan] untuk berinteraksi dengan blockchain."
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang ada, kesimpulan dari penerapan teknologi blockchain
dalam akuntansi adalah bahwa teknologi blockchain menawarkan potensi besar untuk
mengubah wajah akuntansi seperti yang kita kenal sekarang. Ini dapat membantu
mengotomatisasi proses akuntansi sambil tetap mematuhi standar peraturan,
meningkatkan transparansi, integritas, dan keamanan data, serta mengurangi risiko
kecurangan akuntansi. Namun, penerapannya juga memerlukan pertimbangan matang
terkait dengan berbagai aspek teknis dan non-teknis, seperti skalabilitas, biaya,
regulasi, dan integrasi dengan sistem yang sudah ada.
Dengan contoh-contoh di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
penggunaan potensial untuk teknologi blockchain sangat luas dan beragam.
Kesemuanya memiliki potensi untuk mengubah berbagai industri. Sifatnya yang
terdesentralisasi, aman, dan transparan membuatnya sangat cocok untuk aplikasi yang
mengutamakan kepercayaan dan akuntabilitas.
3.2 SARAN
diharapkan akuntan dapat menambah pengetahuan terkait teknologi blockchain untuk
mengantisipasi perubahan. bagi regulator, regulator harus dapat memahami teknologi
blockchain agar bisa mengatur teknologi ini di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://himatro.ee.unila.ac.id/apa-itu-blockchain-dan-bagaimana-cara-kerjanya/
#:~:text=Cara%20Kerja%20Blockchain&text=Ketika%20ada%20transaksi%20baru
%2C%20data,berhubungan%20dengan%20data%20transaksi%20tersebut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_blok