Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

INOVASI DALAM AKUNTANSI : Pendekatan Teknologo Blockchain


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)

Oleh :
CIKITA FRISILIA GOBEL
921423067
C - AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah "BAHASA INDONESIA” dengan judul “INOVASI
DALAM AKUNTANSI : Pendekatan Teknologi Blockchain”. Dan tak lupa, Saya
berterima kasih kepada Ibu Zilfa Achmad Bagtayan, S.Pd, M.A. selaku Dosen mata
kuliah Bahasa indonesia yang telah memberikan tugas membuat Makalah Tentang
Akuntansi yang sangat bermanfaat ini yang menjadi tugas untuk UAS Mata Kuliah
Bahasa indonesia.

Dalam makalah ini, penulis membahas tentang Inovasi dalam Akuntansi :


Pendekatan Teknologi Blockchain. Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta ilmu pengetahuan pembaca mengenai
Inovasi dalam Akuntansi : Pendekatan Teknologi Blockchain. Penulis menyadari
bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa
kritikan dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata, sekiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa
untuk dapat mempelajari serta memahami tentang Inovasi dalam Akuntansi :
Pendekatan Teknologi Blockchain. Sekian dan terima kasih.

Gorontalo, 11 Desember 2023


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Pengertian Teknologi Blockchain.........................................................3


2.2 Bagaimana Cara Kerja Blockchain?.....................................................5
2.3 Apa Peluang dan Dan risiko Pengimplementasian Blickchain Pada
Sistem Informasi Akuntansi?................................................................6
2.4 Dapmpak, Potensi, dan Tantangan Penerapan Teknologi ini................8
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Blockchain................................................9
2.6 Apakah Blockchain Akan diadopsi Oleh Masyarakat Indonesia..........9
2.7 Sejarah Teknologi Blockchain..............................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...........................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil luar biasa menunjukkan bahwa indukasi tertinggi fenomena analisis pengaruh
teknologi Blockchain dalam inovasi keterampilan akuntan salah satunya adalah
(Meningkatkan Efisiensi Kinerja). Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi di era globalisasi membuat informasi tidak hanya menjadi sumber
pengetahuan dan sumber daya yang penting, namun juga telah menjadi komoditas
yang berharga. Bersamaan dengan berkembangnya teknologi informasi, maka turut
berkembang juga teknologi di bidang ekonomi, salah satunya adalah teknologi
finansial (FinTech).
Blockchain adalah suatu sistem penyimpanan transaksi digital yang terdiri dari daftar
blok yang akan terus bertambah, di mana tiap blok dihubungkan dengan hash dari
blok sebelumnya. Sebuah blok terdiri dari kumpulan transaksi dengan penanda waktu
dan hash dari blok sebelumnya. Blockchain memungkinkan transaksi yang lebih
transparan, karena setiap transaksi dieksekusi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan dan dapat dilihat oleh semua pengguna. Data dalam blockchain tidak dapat
diubah setelah disimpan, sehingga tingkat keamanan dan kepercayaan yang tinggi.
Blockchain juga dapat menggunakan smart contract untuk mengatur dan mengatur
transaksi akuntansi, sehingga menghindari kemungkinan kecurangan. Blockchain
dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang akuntansi, termasuk akuntansi syariah dan
fraud accounting.
Blockchain merupakan sebuah buku besar terdistribusi (distributed ledger) terbuka
yang dapat mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien dan dengan cara yang
dapat diverifikasi dan permanen.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Teknologi Blockchain.
2. Bagaimana cara Kerja Blockchain?
3. Apa peluang dan risiko pengimplementasian Blockchain pada Sistem Informasi
Akuntansi?
4. Dampak, Potensi, dan Tantangan Penerapan Teknologi ini.
5. Kelebihan dan kekurangan blockchain.
6. Apakah blockchain akan diadopsi oleh masyarakat Indonesia?
7. Sejarah Teknologi Blockchain.

1.3 TUJUAN
1. Untuk mendeskripsikan blockchain.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja blockchain.
3. Untuk menjelaskan peluang dan risiko pengimplementasian blockchain pada
Sistem Informasi Akuntansi.
4. Untuk mengetahui Dampak, Potensi dan Tanangan-tantangan dari Teknologi ini.
5. Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan blockchain.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang patut dipertimbangkan saat
merencanakan mengadopsi Blockchain.
7. Untuk mengetahui Sejarah dari Teknologi Blickchain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Blockchain


Teknologi Blockchain adalah revolusi teknologi baru yang menyerupai transformasi
mendasar wajah dunia setelah munculnya internet, karena banyak keunggulannya
yang mengatasi sebagian tantangan yang dihadapi sektor bisnis saat ini terkait dengan
pencatatan transaksi, prmrosesan, melindungi dan mempercepat penyelesaiannya,
selain audit, verifikasi, dan efisiensi yang menerapkan tingkat transparansi dan
integritas.
Blockchain dirancang dari awal agar aman (secure by design) dan merupakan contoh
sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi.
Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain. Hal ini membuat rantai
blok cocok untuk merekam peristiwa, catatan medis, dan aktivitas
pengelolaan record lainnya, seperti manajemen identitas, pemrosesan transaksi,
dokumentasi barang bukti, ketertelusuran makanan (food traceability),
dan pemungutan suara (voting).
Blockchain diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 dan dimanfaatkan
sebagai buku besar untuk transaksi publik mata uang kripto bitcoin. Penemuan
blockchain untuk bitcoin menjadikannya mata uang digital pertama yang dapat
mengatasi masalah double-spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya
atau peladen pusat. Desain bitcoin ini juga telah mengilhami aplikasi-aplikasi lain.
Blockchain pertama kali dirancang sebagai perangkat lunak open-source untuk
memperkenalkan mata uang digital (cryptocurrency) yang disebut Bitcoin.
Keunggulan blockchain selain menganut sistem yang terdesentralisasi adalah
transparansi data, jaringan blockchain memungkinkan seluruh pengguna untuk
mengakses data tanpa terkecuali, sehingga semua pengguna dapat melihat detail
transaksi, seperti jumlah transaksi, alamat transaksi, serta data lainnya pada
blockchain, tetapi identitas pengguna yang terlibat dalam transaksi tetap anonim.
Walaupun konsep blockchain pertama kali dibahas melalui Bitcoin, dan pembicaraan
Blockchain memang selalu disangkutpautkan dengan cryptocurrency, kasus
penggunaan blockchain tidak sebatas pada cryptocurrency saja. Dengan demikian,
karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis peluang dan risiko teknologi blockchain.
Hasil analisis tersebut akan diurai ke dalam karya tulis yang berjudul
“IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BLOCKCHAIN PADA SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI”

Teknologi blockchain memiliki potensi untuk membantu mencegah kecurangan


akuntansi dengan beberapa cara berikut:
1. Transparansi: Teknologi blockchain memungkinkan transaksi yang lebih
transparan, karena setiap transaksi dieksekusi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan dan dapat dilihat oleh semua pengguna. Hal ini membuat sulit untuk
terjadi kecurangan akuntansi.
2. Ketidakubahannya: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah disimpan,
sehingga tingkat keamanan dan kepercayaan yang tinggi. Ini membuat sistem
akuntansi lebih sulit ditebak.
3. Penggunaan Smart Contract: Teknologi blockchain dapat menggunakan smart
contract untuk mengatur dan mengatur transaksi akuntansi, sehingga
menghindari kemungkinan kecurangan.
4. Regulasi: Teknologi blockchain dapat membantu dalam penerapan regulasi
akuntansi, seperti sarana pemantauan dan pencatatan transaksi.
5. Penerapan di Berbagai Bidang Akuntansi: Teknologi blockchain dapat
diaplikasikan dalam berbagai bidang akuntansi, termasuk akuntansi syariah, dan
fraud accounting.
Meskipun teknologi blockchain menawarkan banyak keunggulan dalam mencegah
kecurangan akuntansi, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti
keterbatasan dalam pengetahuan dan kesulitan dalam mengganti atau mengadaptasi
sistem. Selain itu, penerapan teknologi blockchain dalam akuntansi memerlukan
perencanaan yang cermat, analisis proses, dan pemantauan terus-menerus untuk
mencapai hasil optimal.

Blockchain merupakan sebuah buku besar digital terdesentralisasi, terdistribusi dan


bersifat publik yang dimanfaatkan untuk mencatat transaksi pada
banyak komputer sehingga catatan tersebut tidak dapat diubah secara retroaktif tanpa
mengubah seluruh blok setelahnya serta konsensus dalam jaringan.

Dengan demikian memungkinkan para peserta untuk memverifikasi dan mengaudit


transaksi dengan mudah. Basis data blockchain dikelola secara mandiri menggunakan
jaringan P2P dan peladen timestamping terdistribusi. Mereka diautentikasi oleh
kolaborasi massa yang didukung kepentingan kolektif. Hasilnya adalah alir
kerja yang kuat di mana ketidakpastian perihal keamanan data adalah marjinal.
Pendayagunaan blockchain dapat menghilangkan karakteristik reproduktifitas tak
terhingga dari suatu aset digital.

Blockchain juga digambarkan sebagai protokol pertukaran nilai. Pertukaran nilai


berbasis blockchain ini dapat diselesaikan lebih cepat, lebih aman dan lebih murah
dibandingkan dengan sistem tradisional. Blockchain dapat menentukan hak
kepemilikan jika dipersiapkan dengan benar untuk memerinci perjanjian, blockchain
juga menyediakan rekaman yang memaksa penawaran dan penerimaan (offer and
acceptance).

Formasi blockchain. Rantai utama (hitam) terdiri dari serangkaian blok terpanjang
dari genesis block (hijau) menuju blok terkini. Orphan block (ungu) ada di luar rantai
utama.
B. Bagaimana cara kerja blockchain?
Secara sederhana, cara kerja blockchain adalah sebagai berikut:
1. Ketika ada transaksi baru, data transaksi tersebut akan dikirim ke jaringan peer-
to-peer, yaitu jaringan yang terdiri dari banyak komputer yang saling terhubung
tanpa perantara.
2. Para penambang akan bersaing untuk memecahkan masalah matematika yang
berhubungan dengan data transaksi tersebut. Penambang yang berhasil
memecahkan masalah tersebut akan mendapatkan hadiah berupa koin digital,
seperti Bitcoin atau Ethereum.
3. Penambang yang menang akan mengumumkan hasilnya ke jaringan, dan
transaksi tersebut akan diverifikasi oleh komputer-komputer lain. Jika mayoritas
komputer setuju, transaksi tersebut akan dimasukkan ke dalam blok baru dan
ditambahkan ke rantai blok yang sudah ada.
4. Transaksi tersebut menjadi permanen dan tidak bisa diubah atau dibatalkan.
Blockchain dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk keuangan, dengan
manfaat seperti transparansi, keamanan, dan eliminasi perantara. Terdapat p pula
jenis-jenis blockchain, yaitu public, private, dan consortium, masing-masing dengan
tingkat aksesibilitas dan keamanan yang berbeda.
Meskipun blockchain pertama kali dikaitkan dengan cryptocurrency, teknologi ini
memiliki potensi luas di luar domain tersebut, termasuk dalam sistem informasi
akuntansi.

Terdapat beberapa jenis-jenis blockchain, yaitu:

1. Blockchain Publik: Blockchain publik adalah blockchain yang dapat diakses dan
diikuti oleh siapa pun, seperti Bitcoin dan Ethereum. Jaringan semacam ini
menawarkan insentif ekonomi bagi pihak yang mengamankannya dan
memanfaatkannya.
Blockchain publik sama sekali tidak memiliki batasan akses. Siapa pun yang
memiliki koneksi internet dapat mengirim transaksi ke dalamnya serta menjadi
validator (berpartisipasi dalam pelaksanaan protokol konsensus). Biasanya,
jaringan semacam itu menawarkan insentif ekonomi bagi mereka yang
mengamankannya dan memanfaatkan beberapa jenis algoritme Proof of
Stake atau Proof-of-work.
Beberapa blockchain publik terbesar dan paling dikenal adalah Bitcoin dan
Ethereum.
2. Blockchain Privat: Blockchain privat adalah blockchain yang dibatasi aksesnya.
Hanya pihak-pihak tertentu yang diizinkan untuk mengaksesnya. Misalnya,
dalam konteks bisnis, blockchain privat dapat digunakan oleh sebuah perusahaan
untuk membatasi akses ke jaringan blockchain-nya hanya kepada karyawannya.
Jenis rantai blok ini dapat dianggap sebagai jalan tengah bagi perusahaan yang
tertarik dengan teknologi blockchain secara umum tetapi tidak nyaman dengan
tingkat kontrol yang ditawarkan oleh jaringan publik. Biasanya, mereka berusaha
untuk menggabungkan blockchain ke dalam prosedur akuntansi dan
penyimpanan catatan tanpa mengorbankan otonomi dan risiko mengekspos data
sensitif ke internet publik.
3. Blockchain Konsorsium: Blockchain konsorsium mirip dengan blockchain
privat, namun di sini beberapa organisasi akan mengelola satu jaringan
blockchain. Hal ini memungkinkan untuk menggabungkan keuntungan dari
blockchain privat dan publik.
Sebuah blockchain konsorsium sering dikatakan sebagai semi-desentralisasi. Ini
juga perlu izin tetapi bukannya organisasi tunggal yang mengendalikannya,
sejumlah perusahaan mengoperasikan node di jaringan tersebut. Para
administrator dari rantai konsorsium membatasi hak pembacaan pengguna dan
hanya memungkinkan node tepercaya yang terbatas untuk mengeksekusi
protokol konsensus.
4. Blockchain Hibrida: Jenis blockchain ini menggabungkan beberapa jenis
blockchain, seperti blockchain privat dan publik. Biasanya, blockchain hibrida
digunakan untuk menggabungkan keuntungan dari masing-masing jenis
blockchain.

Setiap jenis blockchain memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda, dan
pemahaman akan perbedaan ini penting dalam mempertimbangkan penerapan
blockchain dalam berbagai konteks, termasuk dalam Sistem Informasi Akuntansi.
Metode distribusi terbaru tersedia untuk industri asuransi seperti peer-to-peer
insurance, asuransi parametrik dan asuransi mikro dengan adopsi
blockchain. Economic sharing dan IoT juga diatur untuk mendapat manfaat dari
blockchain karena mereka melibatkan banyak peer yang bekerja sama.] Online
voting adalah penerapan lain dari blockchain. Blockchain digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi untuk rekam medis, untuk meningkatkan
interoperabilitas. Secara teori, disparate system dapat sepenuhnya digantikan oleh
blockchain. Blockchains sedang dikembangkan untuk penyimpanan data, penerbitan
naskah dan mengidentifikasi asal seni digital. Blockchain memfasilitasi pengguna
agar dapat mengklaim kepemilikan aset-aset dalam game (aset digital), contohnya
adalah Cryptokitties.

C. Apa peluang dan risiko pengimplementasian Blockchain pada Sistem


Informasi Akuntansi?
Peluang dan risiko implementasi teknologi blockchain pada sistem informasi
akuntansi, termasuk manfaat teoritis dan praktis, serta keterbatasan dalam literatur
mengenai penggunaan blockchain dalam akuntansi syariah. Peluang dan risiko
pengimplementasian teknologi blockchain pada Sistem Informasi Akuntansi meliputi:

Peluang:
a. Transparansi: Teknologi blockchain dapat meningkatkan transparansi dalam
proses akuntansi, sehingga memudahkan pemantauan dan pencatatan transaksi
b. Keamanan: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah disimpan, sehingga
tingkat keamanan dan kepercayaan yang tinggi.
c. Efisiensi: Penggunaan teknologi blockchain dapat mengurangi waktu dan biaya
yang dibutuhkan dalam proses transaksi keuangan, karena transaksi dapat dicatat
secara otomatis dan dieksekusi secara otomatis menggunakan smart contract.
d. Akuntabilitas: Teknologi blockchain dapat meningkatkan akuntabilitas dan
kepatuhan dalam sistem informasi akuntansi, sehingga memastikan integritas
data dan memudahkan penerapan aturan dan regulasi.

Risiko:
a. Biaya: Proses kustomisasi sistem blockchain hanya dapat dikerjakan oleh
beberapa orang saja, sehingga biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
b. Sulit Modifikasi Data: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah
disimpan, sehingga sulit untuk memperbaiki kesalahan atau melakukan
modifikasi data.
c. Inefisiensi: Proses verifikasi transaksi dalam blockchain memerlukan waktu yang
cukup lama dan memakan banyak energi.
d. Butuh Penyimpanan yang Besar: Blockchain memerlukan penyimpanan yang
besar karena setiap transaksi harus disimpan dalam setiap node jaringan yang
tersebar

Meskipun teknologi blockchain memiliki peluang yang signifikan dalam


pengimplementasian pada Sistem Informasi Akuntansi, ada beberapa risiko yang
perlu diperhatikan dan mengatasi untuk menghasilkan penerapan yang efektif dan
berkelanjutan.

Don Tapscott melakukan proyek penelitian selama dua tahun untuk mengeksplorasi
bagaimana teknologi blockchain bisa secara aman memindahkan dan menyimpan
"dana, alamat, akta, musik, seni, penemuan ilmiah, kekayaan intelektual, dan
bahkan hak suara". Selain itu, sebagian besar industri keuangan menerapkan buku
besar terdistribusi untuk digunakan dalam perbankan, dan menurut studi IBM pada
September 2016, ini terjadi lebih cepat dari yang diramalkan.

Rusia secara resmi telah menyelesaikan implementasi blockchain di tingkat


pemerintahan yang pertama. Bank yang dikelola negara Sberbank mengumumkan
pada 20 Desember 2017 bahwa ia bermitra dengan Layanan Antimonopoli Federal
Rusia (FAS) untuk menerapkan transfer dan penyimpanan dokumen melalui
blockchain.

D. Dampak, Potensi, dan Tantangan Penerapan Teknologi ini.


pendekatan teknologi blockchain mencakup beberapa aspek, seperti dampak, potensi,
dan tantangan penerapan teknologi ini, yaitu sbb :
1. Dampak teknologi Blockchain terhadap profesi akuntan, termasuk perubahan
dalam sistem informasi akuntansi dan peran akuntan dalam lingkungan yang
didorong oleh blockchain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
teknologi blockchain memiliki tiga dampak utama terhadap profesi akuntan:
a. blockchain akan meningkatkan efisiensi pekerjaan akuntan;
b. blockchain akan meningkatkan transparansi, integritas, dan keamanan data
akuntansi; dan
c. blockchain akan mengubah fokus pekerjaan akuntan.

Dari dampak-dampak tersebut, blockchain terbukti berpotensi untuk memberikan


lebih banyak manfaat dibanding kerugian bagi profesi akuntan.

2. Potensi penerapan teknologi blockchain dalam sistem informasi akuntansi,


termasuk peningkatan transparansi, efisiensi, dan keandalan dalam pelaporan
keuangan.
Teknologi Blockchain dapat diintegrasikan ke dalam beberapa bidang.
Pemanfaatan utama blockchain saat ini adalah sebagai buku besar terdistribusi
untuk cryptocurrency, terutama bitcoin. Teknologi blockchain memiliki potensi
besar untuk mengubah operating model bisnis dalam jangka panjang. Teknologi
blockchain buku besar terdistribusi termasuk teknologi dasar dengan potensinya
menciptakan pondasi baru untuk sistem ekonomi dan sosial global bukan
teknologi pengganggu, yang biasanya "menyerang model bisnis tradisional
dengan solusi berbiaya lebih rendah dan dengan cepat mengambil alih
perusahaan incumbent. Meski begitu, ada beberapa produk-produk operasional
yang jatuh tempo dari proof of concept pada akhir 2016.

Blockchains meminimalkan kebutuhan untuk trust service provider dan


diprediksi memerlukan sedikit modal dalam kaitannya dengan suatu sengketa.
Blockchain memiliki potensi mengurangi risiko sistemik dan penipuan keuangan.
Teknologi ini mengotomatisasi proses yang sebelumnya menguras waktu dan
dilakukan secara manual, seperti penggabungan bisnis. Secara teori, pemungutan
pajak, melakukan pengarahan dan penyediaan manajemen risiko dengan
blockchain dapat dimungkinkan.

3. Tantangan yang terkait dengan penerapan teknologi blockchain dalam akuntansi,


seperti skalabilitas, biaya, regulasi, dan integrasi dengan sistem yang sudah ada.
tantangan-tantangan yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga aspek:
1) tantangan teknologi,
2) tantangan organisasi, dan
3) tantangan lingkungan.

Peluang dan risiko implementasi teknologi blockchain pada sistem informasi


akuntansi, termasuk manfaat teoritis dan praktis, serta keterbatasan dalam literatur
mengenai penggunaan blockchain dalam akuntansi syariah.
E. Kelebihan dan kekurangan blockchain
Blockchain memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, di antaranya:

Kelebihan:

1. Transparansi: Blockchain memungkinkan transaksi yang lebih transparan, karena


setiap transaksi dieksekusi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan dapat
dilihat oleh semua pengguna.
2. Keamanan: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah disimpan, sehingga
tingkat keamanan dan kepercayaan yang tinggi.
3. Penggunaan Smart Contract: Teknologi blockchain dapat menggunakan smart
contract untuk mengatur dan mengatur transaksi akuntansi, sehingga
menghindari kemungkinan kecurangan.
4. Potensi Luas: Blockchain dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk
keuangan, dengan manfaat seperti transparansi, keamanan, dan eliminasi
perantara.

Kekurangan:

1. Biaya: Proses kustomisasi sistem blockchain hanya dapat dikerjakan oleh


beberapa orang saja, sehingga biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
2. Sulit Modifikasi Data: Data dalam blockchain tidak dapat diubah setelah
disimpan, sehingga sulit untuk memperbaiki kesalahan atau melakukan
modifikasi data.
3. Inefisiensi: Proses verifikasi transaksi dalam blockchain memerlukan waktu yang
cukup lama dan memakan banyak energi.
4. Butuh Penyimpanan yang Besar: Blockchain memerlukan penyimpanan yang
besar karena setiap transaksi harus disimpan dalam setiap node jaringan yang
tersebar.
Meskipun blockchain memiliki kekurangan, teknologi ini memiliki potensi besar
untuk mengubah berbagai bidang, termasuk akuntansi, dengan manfaat seperti
transparansi, keamanan, dan eliminasi perantara.

F. Apakah blockchain akan diadopsi oleh masyarakat Indonesia?


Berikut adalah faktor-faktor penentu yang patut dipertimbangkan saat merencanakan
mengadopsi blockchain:

1. Biaya Implementasi: Implementasi blockchain memiliki sejumlah persyaratan


yang cukup besar, terutama di sisi infrastruktur. Selain itu, ketersediaan tenaga
ahli blockchain juga cukup terbatas. Hal ini menyebabkan biaya implementasi
blockchain akan cukup tinggi.
2. Pemilihan Use Case: teknologi blockchain hadir secara spesifik untuk mengatasi
permasalahan yang terkait dengan integritas data. Untuk itu pemilihan use case
adopsi blockchain yang kurang tepat akan menimbulkan kegagalan dalam
implementasinya.
3. Keamanan dan Privasi Data: Transparansi data dan transaksi menjadi salah satu
kekuatan dari blockchain. Namun demikian transparansi akan berpotensi menjadi
satu masalah saat terbentur dengan unsur/aturan privasi. Untuk itu perlu
diperhatikan dengan hati-hati pemilihan platform blockchain yang akan
digunakan saat use case memiliki unsur privasi di dalamnya.
4. Sumber Daya Manusia: dalam menggelar teknologi blockchain diperlukan
sumber daya manusia yang membuat konsep, mengaplikasikan, dan
melaksanakan teknologi ini. Saat ini belum banyak orang yang menguasai
teknologi blockchain.
5. Kriminalitas; mengingat teknologi ini masih berada di dalam perkembangan,
ditambah dengan peraturan perundangan yang belum mengatur, serta munculnya
entitas dan pihakpihak yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, maka teknologi
ini rentan menjadi sarana yang dipergunakan penjahat untuk menipu korban
mereka.
6. Interoperabilitas: Teknologi blockchain yang tersedia memiliki karakter yang
berbeda-beda, sehingga interoperabilitas adalah persyaratan yang wajib dicapai
sebelum sektor bisnis menggunakan teknologi blockchain seutuhnya. Hal ini
mengingat karakteristik blockchain yang kebanyakan terisolasi dan tidak
berinteraksi dengan jaringan sejenis lainnya.
7. Standar: hingga saat ini tidak ada standar internasional untuk teknologi ini walau
pun opsi yang tersedia cukup banyak. Hal ini mengakibatkan tiadanya kesesuaian
(antar blockchain), naiknya harga, dan proses yang rumit. Ketiadaan standar
implementasi untuk blockchain ini mengakibatkan surutnya para contributor dan
pendonor untuk teknologi ini.
8. Validasi/pengesahan Data: karakter blockchain yang bersifat abadi membuat
pelindungan privasi terhadap informasi ini mewajibkan perlunya langkah validasi
mengingat yang melakukan input informasi adalah manusia dan kesalahan
manusia adalah kejadian yang sering terjadi. Validasi ini untuk menjamin bahwa
informasi yang dimasukkan bersifat akurat dan dapat dipercaya.

Potensi Pemanfaatan dan Adopsi Blockchain di Indonesia dan di Mancanegara


Teknologi blockchain memiliki potensi untuk mengubah berbagai industri dan telah
dapat diterapkan di sejumlah kasus penggunaan yang berbeda.

Beberapa implementasi potensial untuk penggunaan teknologi blockchain meliputi:

1. Layanan Keuangan: teknologi ini berpotensi merevolusi industri keuangan


dengan mengurangi keberadaan perantara, seperti bank, dalam transaksi
keuangan. Dengan hilangnya perantara, tercipta platform terdesentralisasi bagi
pertukaran mata uang, seperti Bitcoin, dan pembuatan kontrak cerdas (smart
contract), yang merupakan kontrak yang dapat dijalankan sendiri dengan
ketentuan perjanjian antara pembeli dan penjual yang ditulis langsung ke dalam
baris kode;
2. Manajemen Rantai Pasokan: teknologi ini dapat digunakan untuk melacak
pergerakan barang melalui rantai pasokan, meningkatkan transparansi dan
ketertelusuran. Pelacakan pergerakan dapat membantu mengurangi risiko
pemalsuan dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan, green initiative, dan
meningkatkan transparency serta feasibility dalam supply chain;
3. Verifikasi Identitas: teknologi blockchain membuat platform verifikasi identitas
yang memungkinkan seorang individu membuktikan identitas mereka secara
daring (online) dengan aman dan mudah. Verifikasi ini akan sangat berguna di
negara-negara berkembang yang bentuk identifikasi tradisionalnya pun masih
terbatas;
4. Sistem Pemungutan Suara: dalam proses kehidupan politik teknologi blockchain
diklaim dapat digunakan untuk menciptakan sistem pemungutan suara yang
aman dan transparan. Teknologi ini disebutkan mengurangi risiko penipuan dan
meningkatkan kepercayaan dalam proses pemilu dalalm menjalankan praktek
politik suatu negara;
5. Bidang Sertifikasi Kepemilikan: untuk urusan tanah dan lahan, teknologi
blockchain dapat digunakan untuk membuat sistem pendaftaran tanah yang
terdesentralisasi. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan transparansi dan
menjamin keamanan catatan kepemilikan tanah dan mengkonfirmasi sahnya
suatu kepemilikan tanah/lahan;
6. Bidang Sistem Manajemen Kesehatan: teknologi blockchain ini dapat digunakan
untuk membuat sistem yang aman dan transparan dalam penyimpanan dan
pertukaran data perawatan kesehatan, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dan menjamin keamanan sistem perawatan kesehatan;
7. Bidang Pendidikan: untuk dunia pendidikan, teknologi blockchain dapat
digunakan untuk membangun sistem terdesentralisasi untuk penyimpanan dan
verifikasi kredensial (ijazah dan/atau sertifikasi) dan merangkum hasil dari
penuntasan pendidikan, sehingga memudahkan individu untuk membuktikan
kualifikasi mereka. Di sisi lain, pemberi kerja segera dapat memverifikasi
kredensial calon pekerja;
8. Bidang Real Estate dan Properti: teknologi blockchain di bidang ini berkaitan
dengan verifikasi sertifikat tanah/lahan yang digunakan untuk pembelian dan
penjualan di sektor real estate. Teknologi ini diklaim dapat mengurangi
kebutuhan perantara dan meningkatkan transparansi dan efisiensi proses;
9. Bidang Filantropi: teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan platform
yang transparan dan aman dalam kegiatan donasi amal. Selain itu teknoklogi ini
mengurangi risiko penipuan serta meningkatkan kepercayaan di kalangan
filantrofis;
10. Bidang Energi: teknologi ini digunakan untuk pembelian dan penjualan energi
terbarukan. Kemudahan ini di rasakan oleh pihak individu dan bisnis dalam
mengakses dan memperdagangkan energi terbarukan; dan
11. Bidang Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (Environmental, Social and
Governance) teknologi ini dimanfaatkan untuk mengukur keberlangsungan
(sustainability) dan dampak sosial (impact sosial) dari berbagai investasi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, utamanya yang berkaitan dengan green
initiative.

G. Sejarah Teknologi Blockchain

Blockchain pertama dikonseptualisasikan oleh seseorang (atau sekelompok orang)


yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto pada tahun 2008. Kemudian
diimplementasikan tahun berikutnya oleh Nakamoto sebagai komponen inti bitcoin
(bitcoin core), di mana blockchain difungsikan sebagai buku besar publik untuk
semua transaksi yang terjadi dalam jaringan. Dengan memanfaatkan blockchain,
bitcoin menjadi mata uang digital pertama yang mampu mengatasi double-
spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya dan telah menjadi inspirasi bagi
banyak aplikasi lainnya.

Kata-kata "block" dan "chain" digunakan secara terpisah dalam makalah asli Satoshi
Nakamoto, tetapi akhirnya dipopulerkan sebagai satu kata, "blockchain," pada tahun
2016. Istilah blockchain 2.0 merujuk pada aplikasi basis data blockchain terdistribusi
versi baru yang pertama kali muncul pada tahun 2014. Teknologi blockchain 2.0 lebih
dari sekadar transaksi dan memungkinkan "pertukaran nilai tanpa perantara kuat yang
berperan sebagai penengah." Teknologi ini memungkinkan siapapun untuk memasuki
ekonomi global, melindungi privasi para pesertanya, memungkinkan masyarakat
untuk "memonetisasi informasi mereka sendiri," dan memberikan kemampuan agar
para pembuatnya diberi kompensasi atas kekayaan intelektual mereka. Hingga 2016,
implementasi blockchain 2.0 masih membutuhkan mesin oracle off-chain guna
mengakses "data luar atau peristiwa-peristiwa berdasarkan waktu serta kondisi pasar
[yang diperlukan] untuk berinteraksi dengan blockchain."
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang ada, kesimpulan dari penerapan teknologi blockchain
dalam akuntansi adalah bahwa teknologi blockchain menawarkan potensi besar untuk
mengubah wajah akuntansi seperti yang kita kenal sekarang. Ini dapat membantu
mengotomatisasi proses akuntansi sambil tetap mematuhi standar peraturan,
meningkatkan transparansi, integritas, dan keamanan data, serta mengurangi risiko
kecurangan akuntansi. Namun, penerapannya juga memerlukan pertimbangan matang
terkait dengan berbagai aspek teknis dan non-teknis, seperti skalabilitas, biaya,
regulasi, dan integrasi dengan sistem yang sudah ada.

Dengan contoh-contoh di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
penggunaan potensial untuk teknologi blockchain sangat luas dan beragam.
Kesemuanya memiliki potensi untuk mengubah berbagai industri. Sifatnya yang
terdesentralisasi, aman, dan transparan membuatnya sangat cocok untuk aplikasi yang
mengutamakan kepercayaan dan akuntabilitas.

3.2 SARAN
diharapkan akuntan dapat menambah pengetahuan terkait teknologi blockchain untuk
mengantisipasi perubahan. bagi regulator, regulator harus dapat memahami teknologi
blockchain agar bisa mengatur teknologi ini di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

SpringerOpen, Diterbitkan:28 Juni 2023, Pengaruh teknologi blockchain dalam inovasi


keterampilan akuntan: studi multimetodologi di perusahaan industri yang terdaftar di
Bursa Efek Amman.https://innovation--entrepreneurship-springeropen-
com.translate.goog/articles/10.1186/s13731-023-00312-0?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Oleh Nani Nuraini, Copyright © 2023 HIMATRO | Powered by HIMATRO

https://himatro.ee.unila.ac.id/apa-itu-blockchain-dan-bagaimana-cara-kerjanya/
#:~:text=Cara%20Kerja%20Blockchain&text=Ketika%20ada%20transaksi%20baru
%2C%20data,berhubungan%20dengan%20data%20transaksi%20tersebut.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_blok

Anda mungkin juga menyukai