Penyusun:
TUJUAN MOTIVASI
Tujuan motivasi yaitu guna menggerakkan ataupun menggugah individu supaya muncul
kemauan serta keinginannya guna melaksanakan suatu hal sampai bisa mendapatkan hasil ataupun
mewujudkan dengan ketersediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual maupun tim
dan untuk mencapai suatu cita-cita organisasi maupun tujuan dari organisasi. Terdapat tujuan
motivasi yaitu mendorong semangat kerja dalam organisasi, meningkatkan moral dan keputusan
kerjadalam organisasi. Hal ini juga menciptakan dimana orang bekerja dengan rasa tanggungjawab,
loyalitas, disiplin, dan dengan bangga dan percaya diri sehingga tujuan organisasi tercapai secara
efektif.
LITERATUR
Motivasi terbentuk dari adanya interaksi antara individu dengan situasi yang dihadapi.
Motivasi bukanlah sebuah sifat pribadi namun lebih ke dorongan seseorang untuk bekerja atau
mencapai suatu tujuan. Karena adannya motivasi di dalam organisasi maka akan mendorong suatu
organisasi tersebut menjadi semakin maju dan mempercepat tujuan atau cita-cita organisasi tersebut.
Di dalam suatu organisasi, seorang atasan dituntut untuk mampu memberikan motivasi bagi
bawahannya agar bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Motivasi erat kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan individu, dimana semakin terpenuhi kebutuhan seseorang dalam organisasi,
maka semakin termotivasi seseorang untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Dalam kehidupan sehari-
hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia
merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup dan terlibat didalam anggota kemasyarakatan.
Organisasi di dalam kehidupan tampak begitu beragam baik didalam kehidupan kehidupan rumah
tangga hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi di dalam dunia kerja.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya. Manusia merupakan
unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi, karena hanya manusia yang memiliki sifat
kedinamisan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan
sumber daya untuk mencapainya di Organisasi juga berlaku demikian. Mungkin seseorang yang
bergabung dalam sebuah organisasi akan mengorbankan waktunya, tenaganya, pikirannya,
materinyayang dimilikinya, bahkan ada yang mengorbankan nyawanya untuk sebuah organisasi.
Mengapa demikian? Karena ada yang dituju dan hasil yang diharapkan.Terlibat aktif dalam organisasi
akan mengembangkan kemampuan dan kapasitas pribadi seseorang. Telah terbukti baik secara ilmiah
maupun secara realita
dikehidupan sehari-hari, orang-orang yang matang dalam organisasi lebih unggul dibandingkan
mereka yang diam saja.
Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar
mau bekerja. Dimana motivasi berorganisasi merupakan kondisi yang membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkngan organisasi. Berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya.
Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di
kondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Motivasi ini dapat pula dikatakan
sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. Terkait dengan motivasi
organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan
controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun
personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah
tujuan yang telah di tentukan. Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Motivasi sudah jelas sangat
dibutuhkan dalam diri setiap orang, selain untuk menghilangkan kejenuhan juga untuk bisa meraih
segala sesuatu yang dicita- citakannya. Secara individual upaya motivasi bisa dilakukan melalui
upaya-upaya mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri, namun adakalanya kesadaran untuk
memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang karena itu diperlukan motivasi eksternal yang bisa
berasal dari keluarga, teman, guru dan lainnya.
Adalah dorongan dalam diri individu untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam
upaya mencapai tujuan. Sejumlah karakteristik menunjukan para pegawai yang berorientasi prestasi.
Mereka bekerja keras apabila mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan
pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat
balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.
a. Menilai sikap
Adalah penting bagi manajer untuk memahami sikap mereka terhadap bawahannya. Pikiran
mereka dipengaruhi oleh pengalaman mereka dan akan membentuk cara bagaimana berperilaku
terhadap semua orang yang dijumpai. Kekuatan yang mendorong manajer secara kuat memengaruhi
perilaku motivasional. Karena itu penting untuk memahami asumsi dan prioritas, memberi perhatian
terutama pada ambisi pribadi dan organisasi, sehingga dapat memotivasi orang lain dengan efektif.
Apabila kita mengutamakan pekerjaan, maka kita akan sangat termotivasi dan karier kita akan
mendapat keuntungan dan keberhasilan. Tetapi keberhasilan bukan hanya sekedar mencapai sasaran
tugas, tetapi juga tentang membangun tim yang kreatif dan efisien yang akan berhasil, bahkan
meskipun kita tidak berada di tempat. Untuk itu, gaya „share and collaborate‟mungkin lebih efektif
daripada metode „command and control‟ yang lebih bersifat otoriter.
c. Memperbaiki Komunikasi
Komunikasi antar manajer dengan bawahan dilakukan dengan menyediakan informasi secara
akurat dan detail secepat mungkin. Informasi menyangkut apa yang ingin diberitahukan manajer
maupun apa yang ingin mereka ketahui. Beberapa alat komunikasi dapat di pergunakan seperti
elektronik, pertemuan, jurnalisme internal, internal marketing, papan pengumuman, dan telepon.
Sistem manajemen terbuka memfasilitasi pertukaran informasi dan pandangan di antara tim,
memungkinkan manajer dan bawahan bekerja bersama secara efektif. Bawahan perlu dijaga agar
selalu mendapat informasi, karena tanpa informasi dirasakan sebagai ketidakpastian yang pada
gilirannya membuat demotifasi. Manajemen yang motivasional mendorong dan membina diskusi
tentang keterlibatan dan kontribusi bawahan lebih lanjut. Diskusi dapat dilakukan secara formal
maupun informal. Perlu dibuka kesempatan untuk menyampaikan pendapat berbeda yang
sering menghasilkan konsensus. Apabila
manajer tidak sependapat perlu dijelaskan alasannya. Berkomunikasi dan berpikir sangat
penting untuk manajemen motivasional. Manajer harus dapat menyediakan waktu untuk
melakukan komunikasi dengan menegur bawahan. Untuk memotivasi, manajer perlu terlihat
oleh bawahan, dapat dihubungi dan terkesan tidak terburu-buru.
Setiap orang yang mempunyai tanggung jawab harus dapat menerima kegagalan. Tetapi untuk
memotivasi secara efektif diperlukan „budaya tidak menyalahkan‟. Kesalahan harus di kenal, dan
kemudian menggunakan untuk memperbaiki kesempatan keberhasilan dimasa yang akan
datang.Pelajaran dari kegagalan adalah sangat berharga, tidak hanya bagi individu yang terlibat tetapi
juga bagi organisasi. Mengambil sikap konstruktif dan simpatik pada kegagalan akan memotivsi dan
mendorong bawahan. Menghukum kegagalan atau memotivasi berdasar ketakutan, tidak akan
menciptakan keberhasilan jangka panjang.
Komponen dasar dari lingkungan motivasional adalah kerja sama, yang harus diberikan
manajer kepada bawahan dan sebaliknya diharapkan dari mereka. Adalah penting mengawasi dan
mendukung bawahan, namun perlu dipastikan tidak merusak motivasi di tempat pekerjaan. Apabila
bawahan meyakini bahwa manajer menghalangi jalur kariernya, maka akan cepat menjadi
demotivasi. Sebagai pekerjaan manajer adalah memperkuat karier mereka sehingga harus
menekankan pentingnya menjaga yang sangat baik. Dalam memberikan dukungan perlu diingat
bahwa kita tidak boleh memberikan janji yang tidak mungkin kita berikan. Memberikan insentif yang
murah atau mudah adalah cara yang sederhana dan penting untuk memenangkan dan memelihara
kerja sama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyampaikan pengakuan di depan publik,
memberi penghargaan tertulis, dan melalui pertemuan yang meningkatkan moral.
f. Mendorong inisiatif
Tanda yang pasti untuk motivasi tinggi adalah banyaknya inisiatif. Kemampuan mengambil
inisiatif tergantung pada pemberdayaan dan lingkungan yang mengenal kontribusi. Semakin banyak
kita mengharapkan orang, semakin banyak mereka memberi, selama kita mendukungnya. Untuk itu
orang perlu diberi kesempatan menggunakan inisiatifnya sendiri. Apabila mungkin. Semua bawahan
perlu diberi dorongan untuk mencapainya dengan menetapkan target tinggi tetapi realistik.
Jadi, Setelah mempelajari pokok pembahasan tentang motivasi organisasi, maka ada saran
yang kami petik dalam tugas pokok bahasan ini diantaranya adalah yang pertama bagi pihak atasan
dalam suatu organisasi sebaiknya dapat memberikan apa yang seharusnya bawahan dapatkan, baik
itu informasi yang akurat, cepat dan tidak bertele-tele sehingga semangat kerja bawahan tetap terjaga.
Kedua, adalah bagi pihak bawahan sebaiknya lebih memaksimalkan tugas pokok dan fungsi kerjanya
masing-masing supaya kinerja tersebut bisa mendapatkan predikat memuaskan bagi para atasan.
Ketiga, setiap individu maupun tim harus mempunyai kesadaran untuk mendorong kinerja suatu
organisasi (baik dalam kenyamanan kerja tim/group maupun dalam kenyamanan kerja individu)
tersebut menjadi semakin maju atau mempercepat proses penyelesaiaan tugas-tugas dan tanggung
jawab dalam kerja untk mencapai tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston: Houghtton
Muhlin Company.
Harahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Jones, Gareth R. George, Jennifer M.. 2014. Contemporary Management. Global Edition.
McGrall
Hill.
Lipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty: A Naturalistic Decision Making
Analysis,
Journal of Organization Behavior and Human Decision Process (69).2.p.149-164.
Mohr, Lawrence B. 2012. Explaining Organiztion Behavior. San Fransisco: Jossey – Bass
Publishers Palazzeschi, Letizia. Bucci, Ornella, and Di Fabio, Annamaria. 2018. Re-thinking
Innovation in
Organizations in the Industry 4.0 Scenario: New Challenges in a Primary Prevention
Perspective. Frontiers in Psychology Journal. January. doi: 10.3389/fpsyg.2018.00030
Radel, Juergen. 2017. Organizational Change and industry 4.0 (id4). A perspective on
possible
future challenges for Human Resources Management. Industrie von Morgen. November.
Anis Rahmawati Ningrum, Sentot Imam Wahjono*, Andi Wardhana, Noer Choidah 2021.
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT.
Siantar Top, Tbk di Sidoarjo. Isoquant: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. DOI
(PDF): http://dx.doi.org/10.24269/iso.v5i2.791.g548. Journal homepage:
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/isoquant/article/view/791/548 e-ISSN:
2599-0578. ISSN: 2599-7496. Vol. 5, No.2, Oktober 2021, Pp.255-264. Publisher:
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rahim, Abdul Rahman. Rasulong, Ismail. Indrayani,
TriIrfa.
Link: http://eprints.binadarma.ac.id
Wahjono, Sentot Imam. 2022. Motivasi, Bahan Ajar Perilaku Organisasi 5. Penerbit:
ResearchGate
https://www.researchgate.net/publication/359999153_MOTIVASI