ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menawarkan analisis dan deskripsi
kepemimpinan demokratis di Loket Sel S7 dalam kaitannya dengan peningkatan
kinerja pekerja. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif
kualitatif. Wawancara dengan personel perusahaan yang bertugas sebagai
informan penelitian digunakan untuk mengumpulkan data primer. Selain
melakukan wawancara, peneliti juga mencatat dan mengamati di lapangan.
Menurut temuan penelitian, para pemimpin S7 Cell telah menunjukkan
kepemimpinan demokratis dengan cara berikut: 1) Manajemen terus-menerus
terlibat dalam negosiasi dan memberikan kesempatan bagi staf untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan 2) Eksekutif bisnis perlu memahami
kesulitan yang berkaitan dengan karyawan mereka. potensi. Memahami potensi
bawahan akan meningkatkan efisiensi bisnis. 3) Tidak mungkin untuk mengelola
bisnis dan mengelola penghitung S7 Cell tanpa mempertimbangkan pendapat, ide,
dan kritik dari personel. 4) Komunikasi yang terbuka sangat diperlukan agar
supervisor dapat dengan mudah memberikan tugas kepada setiap anggota tim, dan
memberikan arahan untuk mencapai lingkungan kerja yang profesional dan
berkualitas.
Pendahuluan
Perusahaan di sektor jasa dan industri akan lebih berupaya untuk memenuhi
tujuan yang telah ditetapkan. Faktor paling krusial dalam menentukan
keberhasilan perusahaan adalah kumpulan sumber daya manusianya. Teknologi
canggih, barang menarik, dan infrastruktur yang berkembang dengan baik adalah
faktor-faktor penting. Serangkaian pedoman yang ditetapkan oleh perusahaan
dapat digunakan untuk mempertahankan kinerja karyawan.
Kepemimpinan Demokrasi
Motivasi
Kinerja Karyawan
Kinerja adalah apa yang sering dirujuk orang dan sangat penting bagi bisnis
untuk mencapai tujuannya. Untuk mencapai kinerja bagi pekerjanya sendiri dan
untuk keberhasilan suatu perusahaan, maka kinerja seorang pegawai di dalam
suatu perusahaan diperlukan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia.
Kinerja adalah prosedur terencana untuk melaksanakan pekerjaan tertentu pada
lokasi dan waktu yang ditentukan bagi individu dan organisasi yang relevan.
Kinerja merupakan keluaran yang dibentuk oleh indikator-indikator suatu profesi
selama jangka waktu yang telah ditentukan. Kinerja pegawai adalah hasil kerja
yang dilakukan selama kurun waktu tertentu yang sesuai dengan tugas atau
wewenang masing-masing pegawai. Tinjauan kinerja karyawan diperlukan oleh
perusahaan.
Ada beberapa unsur internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Interaksi antara rekan kerja, pengaturan di mana mereka bekerja, dan
arahan yang diambil oleh atasan adalah contoh variabel eksternal. Kinerja
mengukur apakah tujuan organisasi yang ditetapkan bertemu dengan keberhasilan
atau kegagalan. Informasi tentang efektivitas prosedur kinerja organisasi
digunakan untuk menilai apakah proses yang digunakan perusahaan selama ini
konsisten dengan tujuan yang diinginkan. Kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang selama periode waktu terbatas yang spesifik untuk
tugas orang tersebut di perusahaan dan terkait dengan ukuran nilai tertentu dari
pemberi kerja.
Data yang didapatkan penelitian berupa data skunder didapatkan dari referensi
jurnal, websie, dan data historis perusahaan dan data primer dari hasil wawancara
informan.
1. Melibatkan Karyawan
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan S7 Cell, hal ini juga
didukung dengan pengetahuan bahwa dalam kegiatan para manajer yang
bertanggung jawab di S7 Cell, karyawan dilibatkan dalam pengambilan
keputusan. Pertemuan dilaksanakan secara rutin setiap tiga bulan sekali
untuk menganalisis masalah-masalah di kementerian. Pengelola loket S7
Cell sudah memahami bahwa dengan melibatkan staf S7 Cell dalam
pengambilan keputusan untuk mencapai komunikasi yang baik, maka staf
S7 Cell dapat bekerja secara optimal. Manajemen demokratis cenderung
melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan
wewenang dan mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam
pencapaian tujuan bersama. Pengelola konter S7 Cell selalu melibatkan
karyawan dalam memutuskan semua hal penting terkait Konter S7 Cell.
Sifat kepemimpinan demokratis adalah bahwa bawahan sering
dipertimbangkan dan atau dipertimbangkan dalam semua keputusan.
2. Menjalin Komunikasi dengan Karyawan
Gaya kepemimpinan demokratis biasanya sangat didasarkan pada
komunikasi. Saat komunikasi terjalin, kontribusi dan kreativitas karyawan
terlihat jelas sehingga manajer dapat menghargai karyawan mereka.
Dengan bantuan komunikasi, dimungkinkan untuk meningkatkan ikatan
tim ke arah yang lebih baik dan lebih dekat satu sama lain. Dalam
kelompok kerja, komunikasi yang terbuka sangat diperlukan agar manajer
mudah memberikan tugas kepada setiap anggota tim, menyelesaikan
masalah, memotivasi agar perselisihan tidak muncul lagi, dan
kepemimpinan untuk mencapai suasana kerja yang profesional dan
berkualitas. Rasa saling menghargai juga harus dipupuk antara karyawan
dan atasan. Menghargai, tetapi tetap bekerja secara profesional. Setiap
karyawan perusahaan harus memahami pentingnya komunikasi di tempat
kerja, karena melalui komunikasi kita dapat menghubungkan orang dan
memberi mereka kesempatan untuk berbicara satu sama lain. Hubungan
kerja yang baik antar karyawan dapat tercapai jika manajer mengetahui
cara berkomunikasi secara terbuka dan dengan rekan kerja dalam tim.
3. Menerima Kritik dan Saran
Pemimpin yang demokratis merupakan orang yang terbuka terhadap kritik
dan saran dari karyawannya, selama sejalan dengan tujuan bersama.
Pemimpin demokratis selalu mengutamakan kepentingan karyawannya
daripada kepentingan individu. Sikap seorang pemimpin yang menerima
kritik dan saran menciptakan keluarga yang harmonis, dan perusahaan
dapat berkembang di masa depan untuk mencapai tujuan bersama dan
meningkatkan keterampilan atau potensi karyawan. Membuat komunikasi
dua arah yang terbuka dan terlihat membuat bawahan merasa kaku dalam
perilaku sehari-hari, memperlihatkan sikap pemimpin yang demokratis
seperti perhatian, disiplin, inisiatif, kebijaksanaan, keterbukaan dan emosi
yang stabil. Disiplin dinyatakan sebagai kewajiban untuk berperilaku
teratur dan mengikuti berbagai peraturan dan ketentuan. Sementara itu,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sikap terbuka pemimpin S7 Cell
menerima saran dan kritik.
4. Menghargai Potensi Karyawan
Pemimpin selalu memotivasi bawahan yang mampu dan bertanggung
jawab untuk berprestasi. Setiap pegawai yang memiliki potensi baik
mendapatkan bonus untuk meningkatkan kinerja dan motivasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai yang berkualitas. Tujuan organisasi dapat
diwujudkan melalui pengembangan potensi karyawan secara efektif dan
efisien melalui kebijakan atau program yang lebih baik mengenai sumber
daya manusia organisasi dan melalui pengembangan seluruh potensi
karyawan. Manajer yang cerdas tahu bagaimana menghormati bawahan
mereka berdasarkan kemampuan mereka dan membuat mereka konsisten
dan efisien dalam kinerja setiap tugas pada waktu yang sama dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Namun, ketika terjadi sebaliknya, pemimpin
tidak bergaul dengan baik dengan bawahan, organisasi berjalan lambat,
dan harus menyesuaikan tugas-tugas yang memakan waktu menjadi
kurang efektif dalam mencapai tujuan kinerja. Manajer mengevaluasi
kinerja setiap karyawan. Karyawan yang berkinerja tinggi, baik secara
fisik maupun individu atau kelompok, diberikan penghargaan atau bonus
untuk mengembangkan kinerja karyawan.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Adha, R. N., Qomariah, N., & Hafidzi, A. H. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan
Kerja, Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember. Jurnal
Penelitian IPTEKS, 4(1), 47-62.
Alberto, A., Suprojo, A., & Adiwidjaja, I. (2014). Peran Kepemimpinan Dalam Memotivasi
Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tribhuwana
Tunggadewi, 3(2), 42351.
Bahri, S., & Nisa, Y. C. (2017). Pengaruh Pengembangan Karir Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 18(1), 9-15.
Hasibuan, J. S., & Silvya, B. (2019, December). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan. In Prosiding Seminar Nasional USM (Vol. 2, No. 1, pp. 134-
147).
Kurniawati, E., Arafat, Y., & Puspita, Y. (2020). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal
Penelitian Pendidikan , 1 (2), 134-137.
Lestary, L., & Chaniago, H. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(2), 94-103.
Paramita, P. D. (2011). Gaya kepemimpinan (style of leadership) yang efektif dalam
suatu organisasi. Dinamika Sains, 9(21).
Parlindungan, R., Farisi, S., & Nurhayati, N. (2021, November). Peningkatan Kinerja
Pegawai: Peran Kepemimpinan Transformasional, Pengawasan dan Kepuasan Kerja.
In Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan (Vol. 2, No. 1, pp. 677-689).
Rani, I. H., & Mayasari, M. (2015). Pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan
dengan motivasi sebagai variabel moderasi. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, 3(2), 164-170.
Wahyudi, D. E., Rahman, A., & Herman, H. (2020). Peran Pemimpin dalam
Meningkatkan Kinerja Pegawai. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, 5(4), 301-320.
Wartono, T. (2017). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada
karyawan majalah Mother and Baby). KREATIF: Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen
Universitas Pamulang, 4(2).
Yuniza, M., Aini, N., Utari, R., Putri, RD, & Syamsir, S. (2022). Strategi
Kepemimpinan Kecamatan Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur di Kecamatan
Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian Ranah: Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Multidisiplin , 4 (4), 266-272.