Nim : 180130029
Kelas : A1
1). Psikologi industri adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi kejiwaan
dalam konteks kerja di industri atau perusahaan secara sistematis dan ilmiah.
Psikologi industri memfokuskan pada pengembangan, evaluasi dan memprediksi
kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu.
Psikologi industri berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada
produktivitas, sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan
dan terlibat dalam proses output.Hasil penelitian terhadap para HRD manajer
menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden mengatakan bahwa psikologi industri
dan organisasi memberikan peran penting seperti pada pengembangan manajemen
SDM. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai area kontribusi. Lainnya
menyebutkan disain struktur organisai dan desain pekerjaan.
2). - Semangat adalah kepribadian diri yang mempunyai sifat teguh, kukuh,dan ulet
dalam menjalani kehidupan.
- Motivasi berasal dari kata movere yang berarti mendorong atau menggerakkan. Jadi
motivasi dapat didevinisikan sebagai suatu dorongan psikologis dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan ia berprilaku secara tertentu, terutama di dalam
lingkungan pekerjaan. Motivasi membahas mengenai bagaimana cara atau prosedur
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif
-Setiap pekerja diberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan nya yaitu agar pekerja
merasakan kepuasan dalam bekerja sesuai dengan keterampilan dan kemampuannya
yang mereka miliki sehingga akan menghasilkan produktivitas yang baik dan
melakukan pekerjaan dengan motivasi dan semangat yang lebih tinggi.
3). Sebenarnya masalah timbul karena dari dalam dirinya sendiri. Mudah atau
rumitnya sebuah masalah adalah hnaya sebuah prasangka dari individu semata.
Prasangka itu muncul akibat kurang seimbangnya kenginan dan kenyataan yang harus
dihadapi. Dan prasangka yang berlebihan ini akan mengakibatkan terganggunya
psikologis seseorang yakni berupa tekanan atau depresi.
Metode dalam masalah ini adalah :
1. Sadar Akan Masalah
2. Paham Akan Masalah
3. Ketahui Penyebab Masalah
4. Mulai Sederhanakan Masalah
5. Fokus Pada Solusi
6. Kenali Kemungkinan Penyelesaian
7. Menemukan Strategi Penyelesaiannya
8. Tinjau Kemungkinan Implementasi Pemecahannya
9. Jangan Mengeluh Berlebihan
10. Segera Ambil Tindakan
11. Atur Emosi
12. Berpikir Logis
13. Bersikap Proporsional
Contohnya: para wanita sangat rentan untuk terserang depresi sesudah melahirkan.
Saat sesudah melahirkan merupakan saat di mana banyak terjadi perubahan hormon
dan perubahan fisik. Hal tersebut juga ditambah lagi dengan tanggung jawab baru
untuk mengasuh anak. Kesemua faktor tersebut dapat menjadi suatu beban yang
berlebihan.
Peranan yang pertama adalah untuk rekrutmen dan seleksi. Rekrutmen merupakan
salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mencari calon karyawan yang
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Rekrutmen yang baik akan
meminimalisasi turnover karyawan.
Peranan yang kedua dari psikologi kepribadian adalah untuk pengembangan SDM.
Sumber daya yang terus dikembangkan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh
banyak perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Psikologi
kepribadian sebagai alat penolong juga termasuk salah satu di dalamnya.
3.Mengevaluasi Karyawan
Peranan yang ketiga dari psikologi kepribadian adalah untuk mengevaluasi karyawan.
Evaluasi dalam hal ini adalah meliputi wawancara, psikotes dan berbagai tes lainnya
sebelum seseorang diputuskan untuk dijadikan karyawan.
2 Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif
apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung
jawab rutin setiap hari.
Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk
melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur
yang harus dipatuhi oleh setiap lapisan.
3 Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota)
karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan
dipegang secara bergantian.
Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi
dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan
saling percaya antar pimpinan dan anggota.
4 Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan
kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara
mereka masing-masing.
Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok
sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah.
Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup
matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi
terhadap pekerjaan.
5 Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan
bawahan dimana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil
melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan.
Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
6 Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan positif pada
mereka (anggota) yang mengikuti.
Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk
dalam hal membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas
mereka.
Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya
sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih
energik.
Pemimpin akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak
buahnya.
8 Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh
karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan.
Para pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara
emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik.
Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia miliki
terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia
inginkan.
9 Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering
menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para
anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas.
Gaya kepemimpinan situasional mencoba mengombinasikan proses kepemimpinan
dengan situasi dan kondisi yang ada.
Setidaknya ada 4 gaya yang diterapkan oleh pemimpin jenis ini, diantaranya: