Anda di halaman 1dari 7

UTS LOB

1. Ilmu Organitazional Behaviour (OB) sangat berguna untuk menyelesaikan masalah pada
lingkungan kerja . Pada dasarnya ilmu Organizational behavior (OB) atau perilaku
organisasi memanfaatkan berbagai bidang untuk meningkatkan pemahaman dan
pengelolaan orang-orang ditempat kerja. Didalam OB terdapat 3 level; Individu,
Group/team, Organisasi. Ilmu OB akan menciptakan perilaku etis didalam lingkungan
kerja, perilaku yang etis dapat membangun hubungan Kerjasama, meningkatkan loyalitas
dan kinerja, dikarenakan system hukum tidak selalu menjamin perilaku kerja yang etis.
Dengan terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, maka performa dan
kesejahteraan para pekerja menjadi lebih baik sehingga hasilnya nanti akan lebih baik dan
sesuai dengan tujuan perusahaanya. Untuk menerapkan OB dilakukan dengan
pendekatan sistematis dari personal sampai nanti tercipta lingkungan kerja sesuai dengan
ilmu OB yang bisa dirasakan organisasi tersebut.

2. John P kotter menyebutkan bahwa manahemen dan kepemimpinan berbeda namun


keduanya saling melengkapi. Perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan pada
dasarnya adalah; Manajemen tentang menghandle sebuah kompleksitas sedangkan
pemimpin itu membawa perubahan terhadap suatu individu/kelompok

Manajemen:
• Mengelola kompleksitas dengan menciptakan langkah prefentif atau Langkah
untuk membereskan/menganggulangi suatu masalah
• Menciptakan struktur organisasi yang efektif dan efisien dengan system yang
baik
• Memastikan tujuanya tercapai, dengan mengkontrol organisasinya sehingga
apabila ada masalah dapat cepat diselesaikan
Kepemimpinan:
• Menentukan tujuan dengan mengembangkan visi misi sehingga ada strategi
untuk perubahan didalam organisasi
• Mengkondisikan dan menyelaraskan orang disekitar kita/ yang kita pimpin
dengan berkomunikasi secara verbal/non-verbal.
• Memotivasi dan menginspirasi orang disekitar kita dengan menggunakan ilmu
emotional intelligence dan juga interpersonal skills.

Contoh: Prabowo subianto, sebagai seorang jendral ia sukses menjalankan misinya pada
operasi Timor-timor dengan menggunakan hardskill di kemiliteranya. Ia juga mendapat
kepercayaan dari masyrakat dan orang sekitarnya untuk mencalonkan diri sebagai
seorang presiden karena perilaku (softskillnya) yang mendukung. Disini ia menjaga
komunikasi non-verbalnya sebagai seorang jendral berbintang. Terbukti sebagai seorang
manajer, Prabowo mampu membereskan segala konflik, menyusunya di benaknya dan
sebagai seorang pemimpin ia dapat menentukan strategi apa yang harus digunakan
untuk menyelesaikan masalah/konflik tersebut.

3.
Biasanya purpose driven organization dilakukan Ketika seorang manajer dan
leader dihadapkan oleh krisis/masalah yang berdampak ke organisasi yang mereka
pimpin, namun tidak ada salahnya kita melakukanya sebelum terjadi krisis bisa agar
terjadi perubahan ataupun mencegah terjadinya krisis. Berdasarkan soal, biasanya pada
sebuah organisasi/perusahaan setiap karyawan memengtingkan dirinya sendiri atau
punya tujuanya sendiri-sendiri. Sehingga kadang mereka melakukan pekerjaan sesuai
kemaunya sendiri atau bahkan tidak peduli dengan target perusahaan. Seorang
manajer/leader dapat menghubungkan orang-orang ini dengan “higher-purpose”/ tujuan
yang lebih tinggi, jadi para leader/manajer dapat menginspirasi mereka agar tercipta
energi dan kreativitas ke dalam pekerjaan mereka, leader/manajer membuat mereka
merasa bahwa pekerjaan mereka bermakna dan merasa bangga dengan pekrjaanya agar
tercipta komitmen. Ketika karyawan sudah menayadari Kembali “purpose”nya dan
“meaning”nya maka transformasi dapat terjadi, karena mereka merasa pekerjaanya
bukanlah beban.
Pendekatan-pendekatan seperti menyediakan training, insentif tetap dilakukan,
juga melakukan pengawasan/control yang ketat. Manajer/leader harus :
“Envision an inspired workforce”; Kita harus memvisualisasikan sebuah contoh inspritatif
kepada karyawan.
“Discover the purpose”; dengan menerapkan empathetic listening,
“Recognize the need for authenticity”; Perilaku non-verbal juga dapat menginspirasi
karena 70% komunikasi dampaknya dari non-verbal, juga ada decision making.
“Turn the authentic message into a constant message”; Pesan yang kita sampaikan harus
disampaikan secara berulang agar tertanam di benak karyawan,
“Stimulate individual learning”; leader/manajer membantu karyawanya memahami
higher purpose, atau apapun yang bersangkutan dengan kerjaan mereka.
“Turn mid-level managers into purpose-driven leaders”; Leaders membutuhkan mid
managers yang juga paham dengan purpose tersebut.
“Connect the people to the purpose”; Setelah level managers memahami purpose, para
frontline employees juga harus memahami secara dalam purpose tersebut, kemudian
yang terakhir
“Unleash the positive nergizers”; Menemukan orang yang dapat membawa perubahan
dan mengajak mereka untuk mendampingi dalam menciptakan transformasi/perubahan.

4. Pada dasarnya motivasi ada 2 perspektif: Fokus pada identifikasi factor internal seperti
kebutuhan dan kepuasan (Content theory) dan Fokus pada penjelasan dimana factor lain
juga mempengaruhi motivasi karyawan (Process theory). Jadi untuk mengatasi tantangan
tersebut mungkin saya akan melakukan beberapa pendekatan namun didasarkan oleh 2
perspektif tersebut. Pendekatanya akan dilakukan berdasarkan theory motivasi maslow
“maslow’s need hierarchy”:
-Self actualization: Hasrat untuk menjadi yang terbaik, disini bisa dengan adanya
rewards/penghargaan best employee sebagai motivasi
-Esteem: Kebutuhan akan reputasi dan pengakuan, bisa dengan promosi jabatan ataupun
insentif
-Love: Kebutuhan untuk dicintai, bisa dengan emphatetic listening karena mereka
sebenarnya juga manusia
-Safety: Hasrat untuk merasa aman baik fisik/psikologi, bisa dengan memberikan asuransi
ataupun menerima saran dan masukan dari mereka
-Physiological: kebutuhan dasar, bisa dengan memberikan fasilitas yang nyaman seperti
makanan, ruang kerja yang nyaman dan asri.

Bisa juga melakukan pendekatan dengan teori McClelland:


-Kebutuhan berprestasi: Hasrat untuk unggul, mengatasi rintangan. Bisa diberikan reward
juga
-Kebutuhan afiliasi; Hasrat untuk disukai, bersosial. Bisa dengan menjadikanya grup
leaders
-Kebutuhan kekuasaan: keinginan untuk menggurui, melatih, mengajar. Bisa dengan
diajak untuk mengambil keputusan

Maka dari itu,selain strategi pendekatan diatas ada beberapa strategi dalam
mempertahankan motivasi:
-Menawarkan jam kerja fleksible
-Mengenali dan menghargai
-Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan

Kita harus ingat bahwa karyawan mempunyai kebutuhan lain diluar gaji dan kita
juga harus mengkalkulasi kebutuhan mereka. Menurut saya Ketika mereka sudah
termotivasi dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka maka tidak ada alasan
untuk tidak mengerjakan tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan. Dengan teori
maslow kita dapat menentukan pendekatan apa yang pas untuk meningkatkan motivasi,
dan didukung oleh teori dari McCelelland (kebutuhan berprestasi, kebutuhan afiliasi,
kebutuhan kekuasan). Selain itu, mungkin punishment juga bisa dilakukan agar para
karyawan selalu ingat dengan tanggung jawab mereka, tentu ini juga harus dengan
kalkulasi yang efektif dan efisien.

5. -Kita semua berbeda dalam kepribadian, dimana dapat mempengaruhi: pekerjaan,


problem solving, konflik, dan berinteraksi. Pada dasarnya kepribadian adalah kombinasi
dari kerakteristik fisik, perilaku dan mental yang akan memberikan identitas unik
tersendiri. Kepribadian terdiri dari 5 dimensi : ekstroversi, agreeableness, kesadaran,
stabilitas emosional, pengalaman.
-Contoh kepribadian bisa mempengaruhi:
Extrovert= Karena dia suka bersosialisasi, extrovert tidak akan malu untuk berbicara
didepan umum (benefit)
Introvert= Karema mereka tertutup, maka tentu berbicara di depan orang banyak
merupakan suatu hambatan (objections)

-Menurut saya seorang manajer harus mengambil Tindakan yang tidak professional,
karena itu tadi Ketika menerapkan ilmu OB maka tercipta lingkungan kerja yang baik yang
didasari oleh terciptanya lingkungan yang Etis. Tidakan kurang professional mungkin
memang tidak melanggar aturan namun bisa jadi melanggar etis, disini perilaku tersebut
dapat mempengaruhi karyawan yang lain, karena itu tadi factor motivasi/alasan mereka
melakukan suatu Tindakan itu bisa dari external yang salah satunya lingkungan kerja,
maka perilaku tersebut harus ditindak agar tidak terulang sehingga tidak ada yang meniru
atau terpengaruh.
-Sebagai seorang manajer kita harus mempunyai Emotional intelligence (EI) yang baik dan
interpersonal skill yang memumpuni. Salah satunya kita harus bisa mengendalikan emosi
sehingga tercipta stabilitas emosi yang baik, orang dengan stabilitas emosi yang baik
cenderung:
Aman
Santai
Tidak khawatir
Performa tinggi
Dll.
Emosi dapat mempengaruhi psikologis dan fsiologis. Dengan kecerdasan Emotional tadi
atau EI, kita bisa menilai emosi orang lain atau karyawan kita dan kitab isa ikut
menstabilkan emosi mereka sehingga bisa menaikan performa kerja mereka Kembali. Kita
harus bisa memandu dan berkomunikasi menggunakan EI sesuai dengan personality dan
Emosi dari setiiap karyawan kita agar tetap menjaga lingkungan bisnis yang baik.

6. Berdasarkan article The army crew team, konsep high performance team terdapat 2
faktor kunci:
-Individual skills: kita harus mempunyi kemampuan yang menonjol dalam bidang tertentu
-teamwork: kerja sama tim juga penting untuk memberi manfaat dalam membangun
moral tim agar tujuanya dapat tercapai.

Atau untuk menentukan kerja/ meningkatkan performa bisa juga dengan teori SMART:
Specific: Tujuanya harus jelas danspesifik (detail)
Measurable: harus dapat diukur (deadline) atau ada standarnya
Achievable : realistis
Relevant: Harus relevan dengan misi perusahaan
Time-bound goals: Ada timelinenya
Sehingga tim lebih tau apa yang harus mereka kerjakan dan dapat mengimplementasikan
individual skills dan teamwork tadi kedalam pekerjaanya

7. -Perbedaan didalam sebuah organisasi sangatlah wajar, dengan memahami kondisi


emosi, personality karyawanya kita dapat memahami apa yang harus kita lakukan.
Setelah itu kita dapat membentuk sebuah group dan team. Dimana Ketika group sudah
tercipta seiring berjalanya waktu akan terbentuk sebuah team dan disitulah akan adanya
pengakuan “leaders”. Grup dan tim ini dibentuk untuk meningkatkan “trust”, karena
untuk menyatukan berbagai personality tidaklah mudah. Ketika trus sudah terbentuk,
dengan norma-nroma grup dan tim maka diharapkan terbentuk pula lingkungan bisnis
yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai