Anda di halaman 1dari 5

Karangan Asli

Penggunaan kontrasepsi implan 2 batang selama 1 tahun

Muhammad Dezarino, Teuku Muhammad Ichsan, Muhammad Oky Prabudi


Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Latar Belakang: Indonesia adalah negara dengan jumlah akseptor kontrasepsi implan terbesar didunia, maka diperlukan
data rerata kontinuitas, efek samping serta efektivitas metode kontrasepsi tersebut.
Tujuan : Menilai kontinuitas, efek samping, serta efektivitas penggunaan kontrasepsi implan 2 batang selama 1 tahun.
Metode : Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan prospektif pada 4 puskesmas kecamatan di kota Medan, sejak
bulan Juli tahun 2011 sampai dengan bulan Juli tahun 2012 terhadap 150 akseptor kontrasepsi implan 2 batang. Dilakukan
pencatatan kontinuitas, efek samping, serta efektivitas metode tersebut.
Hasil : Kontinuitas kontrasepsi implan 2 batang selama 1 tahun didapatkan sebesar 94%. Gangguan pola haid merupakan
keluhan yang paling sering dijumpai dan merupakan penyebab diskontinuitas tersbesar (55%). Dalam penilaian per 3 bulan,
secara berurutan dijumpai siklus haid ireguler dijumpai sebesar 40.26-59.45%, amenore 27.02-39.01%, dan siklus haid
normal 13.51-28.85%. Efektivitas metode ini sangat tinggi, dimana tidak dijumpai adanya kehamilan diantara para akseptor.
Kesimpulan : Kontinuitas dan efektivitas yang tinggi, serta tolerabilitas yang baik terkait efek samping, menunjukkan bahwa
kontrasepsi implan layak untuk diberikan kepada para akseptor kontrasepsi, disertai penjelasan yang baik tentang risiko dan
manfaat dari penggunaan metode tersebut.
Kata Kunci : kontrasepsi; implan 2 batang; kontinuitas; efektivitas; efek samping; pola haid

Abstract
Background : Indonesia is a country with the largest subdermal dermal implant hormonal contraception acceptors. It is a
necessity to obtain the continuation rate, side effects and effectivity data of the method.
Objective : To assess the continuation rate, side effects and effectivity of 2 rods subdermal implant hormonal contraception
for 1 year.
Methods : A prospective designed descriptive study, from July of 2011 until July of 2012 of 150 women who accept the
method. The continuation rate, side effects and effectivity of the method is recorded as data.
Results : The continuation rate is as high as 94 % with menstrual disorders as the most common side effect which also the
largest reason for discontinuation (55 %). Using the 3 months reference periode, the menstrual patterns are : irregular
menstrual cycles (40.26-59.45%) , amenorrhea (27.02-39.01%), and normal cycles (13.51-28.85%), respectively. The
method's effectivity is high, as no pregnancy were found among subjects.
Conclusion: High continuation rate and effectivity, along with good tolerability related to the side effects which no serious
adverse events found, suggesting the method is a feasible contraception choice.
Keywords : contraception; 2 rod implants; continuation rate; effectivity; side effects; menstrual pattern

PENDAHULUAN kontrasepsi implan di kota Medan adalah sebesar 11,526


Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah terjadinya orang, atau 6.86% dari total jumlah peserta KB aktif.6 Implan
kehamilan yang dapat bersifat sementara maupun permanen. adalah alat kontrasepsi yang diletakkan di bawah kulit,
Sampai saat ini belum ditemukan cara kontrasepsi yang benar- mengandung hormon steroid dan digunakan untuk waktu yang
benar ideal.1,2 Indonesia merupakan negara dengan cakupan lama, salah satunya, dan yang paling banyak beredar di Indo-
peserta KB aktif sebesar 57% yang dalam hal ini berada pada nesia, adalah implan levonorgestrel (LNG).7 Walaupun memiliki
peringkat ke-3 dari 10 negara ASEAN 3, serta merupakan persentase pengguna yang rendah, implan memiliki tingkat
negara dengan jumlah akseptor kontrasepsi subdermal implan kontinuitas pemakaian yang tinggi.
(implan) terbesar di dunia. 4 Dalam uji klinis, antara 85% sampai 99% dari wanita yang
Penggunaan kontrasepsi implan di Indonesia, pada wanita menggunakan implan terus menggunakan metode ini untuk
usia 15-49 tahun berkisar 3,3% dari seluruh penggunaan setidaknya satu tahun. Dalam meta-analisis dari delapan uji
kontrasepsi metode modern.5 Sementara berdasarkan profil klinis, tingkat kelanjutan dari Implanon adalah 92% pada satu
Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2008, jumlah akseptor tahun, 67% pada dua tahun, dan 17% pada tiga tahun. 8.9 Di

73 | M Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 45 • No. 2 • Agustus 2012


Muhammad Dezarino, dkk Penggunaan kontrasepsi implan 2 batang selama 1 tahun

Indonesia pemakaian Indoplant mempunyai tingkat kontinuitas sebesar 37.33%, diikuti oleh kontrasepsi injeksi progesteron
pemakaian sampai dengan 93% pada tahun ketiga.10 sebesar 34.67%, penggunaan kondom 12%, belum pernah
Tingkat kehamilan tahun pertama metode ini jauh lebih menggunakan metode kontrasepsi apapun sebelumnya sebesar
rendah dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi oral 8.67%, Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sebesar 3.33%.
maupun injeksi, yang merupakan dua jenis kontrasepsi Selanjutnya pengguna kontrasepsi implan serta melakukan
terpopuler di Indonesia saat ini.5,11 senggama terputus dengan besar proporsi yang sama yaitu
Penghentian pemakaian karena efek samping terutama masing-masing sebesar 2%, seperti terlihat pada tabel 1.
perdarahan yang tidak teratur dan kenaikan berat badan
menjadi alasan utama penghentian pemakaian implant. 12-15 Tabel 1. Karakteristik akseptor subdermal implan
Sebagai negara dengan jumlah akseptor kontrasepsi
Parameter n %
implan terbesar didunia, adalah logis untuk mengetahui
kontinuitas (keberlangsungan), efektivitas, serta efek samping Usia :
Fertilitas optimal (18-30 th) 65 43.33
dalam penggunaan metode kontrasepsi tersebut. Penurunan fertilitas (31-40 th) 85 56.67
Total 150 100
METODE Paritas :
Implan 2 batang terdiri dari dua batang susuk silastik Primi 16 10.67
yang berisi Levonorgestrel (LNG) dimana masing-masing Multi 134 89.33
Total 150 100
kapsul mengandung 75 mg LNG. Dari susuk tersebut akan Riwayat kontrasepsi :
dilepaskan hormon LNG sebanyak 30 mcg/hari. Implan yang Pil 56 37.33
dipakai adalah Duplant dan Indoplant, yang memiliki bentuk Injeksi 52 34.67
fisik serta kandungan LNG yang setara. Implan 3 2
Sebanyak 150 orang wanita usia 18-40 tahun, yang AKDR 5 3.33
Kondom 18 12
merupakan pasien klinik keluarga berencana pada 4 Senggama terputus 3 2
Puskesmas Kecamatan yang berbeda, yaitu Puskesmas Tidak pernah 13 8.67
Medan Johor, Perjuangan, Denai dan Helvetia. Total 150 100
Sebelum dilakukan pemasangan, para akseptor diberi
penjelasan tentang keuntungan, manfaat serta risiko dan Berdasarkan perubahan pola berat badan akseptor
kemungkinan efek samping. Setelah menyetujui kemudian kontrasepsi implan 2 batang, dijumpai 59.97% (84 orang)
implan dipasang pada sisi dalam lengan atas pasien pada mengalami peningkatan berat badan dengan rerata 1.28
lengan yang tidak dominan. Para akseptor kemudian diikuti Kilogram, 20.56% (29 orang) mengalami penurunan berat
perkembangan dan perjalanan penggunaan implan tersebut badan dengan rerata 0.41 kilogram, sementara 19.85% (28
selama 1 tahun dan dinilai menurut periode referens, pada orang) tidak mengalami perubahan berat badan.
bulan ke-3,6, dan 12. Secara umum, rerata berat badan akseptor sebelum
Dilakukan pencatatan pola haid dan efek samping sesuai pemasangan dan setelah 1 tahun penggunaan kontrasepsi
keluhan pasien. Akseptor dapat keluar setiap saat dari implan mengalami peningkatan yang tidak bermakna secara
penelitian dan akan dilakukan prosedur pencabutan implan. statistik 57.16 (SD 8.61) vs 58.07 (SD 8.59) kg; P = 0.375,
Data yang didapat dicatat serta diolah secara statistik sebagaimana terlihat pada tabel 2.
dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS 18.
Tabel 2. Perubahan berat badan subjek
HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik Parameter berat badan (n=141) Mean (SD) P
dengan rancangan prospektif selama 1 tahun, sejak bulan Juli ebelum pemasangan 57.16 (8.61)
tahun 2011 sampai dengan bulan Juli tahun 2012, melibatkan 0.375
150 orang akseptor kontrasepsi subdermal implan dari klinik Setelah 1 tahun 58.07 (8.59)
keluarga berencana pada empat puskesmas di kota Medan.
Proporsi pengguna kontrasepsi implan terbanyak adalah
pada kelompok usia penurunan fertilitas (declining fertility) Sebagian besar efek samping yang dijumpai pada
sebesar 56.67%, dibandingkan dengan proporsi kelompok penelitian ini merupakan gangguan pola haid. Dengan
usia fertilitas optimal (optimal fertility) yaitu 43.33%. menggunakan periode referens setiap 3 bulan, pada penelitian
Sebagian besar akseptor kontrasepsi implan merupakan ini dijumpai efek samping terhadap pola haid yang terbesar
wanita multipara dengan proporsi 89.33%, sementara proporsi adalah adanya siklus yang ireguler, yaitu dijumpai adanya
akseptor implan dari wanita primipara hanya sebesar 10.67%. perdarahan bercak, metrorrhagia, menorrhagia, maupun
sebagian besar akseptor mempunyai riwayat penggunaan menometrorrhagia sebesar 40.26-59.45%, diikuti oleh
kontrasepsi. amenorrhea sebesar 27.02-39.01%, serta akseptor kontrasepsi
Berdasarkan riwayat kontrasepsi, secara berturut-turut, implan dengan siklus haid normal mempunyai proporsi sebesar
proporsi terbesar didapati pada pengguna kontrasepsi pil 13.51-28.85%, seperti terlihat pada tabel 3.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 74


Muhammad Dezarino dkk

Tabel 3. Pola haid akseptor kontrasepsi implan atau di Indonesia lazim disebut sebagai KB susuk, telah
digunakan secara luas di 60 negara dengan jumlah akseptor
Pola haid Bulan I-III (%) Bulan IV-VI (%) Bulan VII-XII (%) kurang lebih 70 juta wanita secara global.
n = 148 n = 145 n = 141
Di Indonesia sendiri penggunaan metode kontrasepsi ini
Amenore 30.87 27.02 39.01 dimulai di Jakarta dan Bandung pada tahun 1982, yang
Ireguler 40.26 59.45 40.42
Normal 28.85 13.51 20.56
mana saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah
Total 100 100 100 akseptor kontrasepsi implan terbesar di dunia.
Saat ini terdapat 3 jenis implan yang beredar, yaitu 6
Efektivitas penggunaan kontrasepsi implan, dinilai batang, 2 batang, dan yang teranyar adalah implan 1 batang.
berdasarkan indeks Pearl (Pearl Index), yang ditemukan oleh Di Indonesia sendiri, implan yang lazim dipakai dalam
Raymond Pearl dan acapkali digunakan untuk menulai program Keluarga Berencana adalah implan levonorgestrel
efektivitas suatu metode kontrasepsi, dengan rumus : (jumlah (LNG) 2 batang yang masing-masing kapsul mengandung 75
kehamilan x 12) / (jumlah subjek x jumlah bulan penelitian) dan mg LNG yang akan melepaskan ± 30 µg LNG / hari. 4,10 LNG
hasilnya dikalikan 100. Hasil dari perhitungan tersebut dibaca sendiri merupakan progesteron sintetik yang dapat mencegah
sebagai: jumlah kehamilan yang tidak diharapkan pada 100 kehamilan melalui beberapa mekanisme, yaitu dengan
orang wanita dalam kurun waktu tertentu. Pada penelitian ini menghambat ovulasi, menekan proliferasi endometrium
tidak dijumpai kehamilan baik pada akseptor yang (hipoplasia), menghambat kerja reseptor progesteron, sehingga
menyelesaikan penelitian selama 1 tahun maupun tidak, maka menyulitkan implantasi blastosit, serat mengentalkan lendir
Indeks Pearl= (0 x 1200) / (150 akseptor x 12 bulan) = 0. serviks, sehingga menghambat penetrasi sperma. 11,14,15
Artinya, pada penggunaan kontrasepsi implan 2 batang Kecenderungan wanita multipara untuk untuk
selama 12 bulan (1 tahun), rerata kehamilan adalah 0/100 menjarangkan atau setidaknya menunda kehamilan berikutnya,
orang akseptor, seperti tergambar pada tabel 4. nampak pada penelitian ini, dimana sebagian besar akseptor
kontrasepsi implan merupakan wanita multipara.
Tabel 4. Efektivitas penggunaan subdermal implan Temuan pada penelitian ini, sesuai dengan penelitian
multisenter di beberapa negara oleh Sivin, et al. yang dalam
Kelompok subjek (n=150) Kehamilan Indeks Pearl
penelitiannya, mereka mendapatkan wanita multipara merupa-
Drop out (n=9) 0 0.0 kan akseptor kontrasepsi implan terbesar dibandingkan dengan
Non drop out (n=141) 0 0.0 wanita primipara (72.8% vs 24.9%).
Berbeda dengan penelitian ini, dimana salah satu kriteria
Pada penelitian ini dijumpai adanya 9 orang (6%) subjek inklusi adalah wanita yang sudah pernah melahirkan, Sivin, et
yang dropout (DO) atau diskontinu penggunaan kontrasepsi al. mendapatkan adanya akseptor kontrasepsi implan yang
implan 2 batang dengan alasan secara bertutur-turut: belum pernah melahirkan dengan proporsi sebesar 2.3%.16
gangguan pola haid sebesar 55.5%, diikuti oleh masalah pada Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sivin dan Alvarez, et
lokasi insersi, yaitu perasaan gatal-gatal terkadang nyeri pada al. di Amerika Serikat dan di Republik Dominika menunjukkan
2 orang akseptor (22.22%), kemudian keluhan mual (nausea) bahwa akseptor kontrasepsi implan pada wanita multipara
pada 1 orang akseptor (11.11%), serta 1 orang akseptor mempunyai proporsi total sebesar 56.7%, serta wanita
lainnya (11.11%) berubah pikiran dan berencana untuk hamil primipara akseptor implan mempunyai proporsi yang cukup
lagi, sehingga mengundurkan diri dari penelitian ini. tinggi dibandingkan dengan penelitian ini yaitu 26.4%. Pada
Rerata kontinuitas penggunaan kontrasepsi implan 2 penelitian mereka tersebut juga dijumpai akseptor implan yang
batang selama setahun pada penelitian ini dijumpai cukup belum pernah melahirkan dengan proporsi sebesar 16.8%.17
tinggi yaitu 94%, sementara rerata diskontinuitas sebesar Sebagian besar akseptor mempunyai riwayat penggunaan
6%, seperti terlihat pada tabel 5. kontrasepsi sebelumnya. Proporsi riwayat penggunaan
kontrasepsi metode modern sebelumnya pada penelitian ini
Tabel 5. Kontinuitas penggunaan subdermal implan hampir serupa dengan pola nasional, dimana proporsi terbesar
Parameter n % riwayat kontrasepsi pada penelitian ini didominasi oleh
penggunaan pil dan injeksi. Proporsi penggunaan metode
Kontinuitas 141 94
Diskontinuitas : 9: 6:
implan pada penelitian ini hampir sebanding dengan proporsi
Gangguan pola haid 5 3.33 penggunaan implan secara nasional (2% vs 3.3%). 5
Nausea 1 0.67 Salah satu efek samping yang dikhawatirkan oleh wanita
Keluhan lokasi insersi 2 1.33 pengguna kontrasepsi hormonal adalah peningkatan berat
Ingin hamil 1 0.67 badan. Akan tetapi perubahan berat badan yang dijumpai
Total 150 100
pada penelitian ini tidak bermakna secara statistik, bahkan
20.56% akseptor mengalami penurunan berat badan
DISKUSI dengan rerata 0.41 kilogram, sementara 19.85% tidak
Sejak pertama kali digunakan pada tahun 1968 di kota mengalami perubahan berat badan.
Santiago, Cili, kontrasepsi subdermal implan, atau implan, Penelitian oleh Singh dan rekan pada penggunaan kontra-

75 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 45 • No. 2 • Agustus 2012


Penggunaan kontrasepsi implan 2 batang selama 1 tahun

sepsi 2 batang Norplant 2 selama 2 tahun di Singapura tidak kehamilan pemakaian implan tersebut sebesar 0.05 kehamilan/
menjumpai adanya diskontinuitas akibat keluhan berat 100 orang wanita akseptor pertahun pertamanya.26
badan, dimana dijumpai penambahan berat badan dengan Ulasan Cochrane menyatakan bahwa indeks Pearl penggu-
rerata 1.7 Kg.18 naan Jadelle adalah 0.13,8 sementara ulasan sistimatis peng-
Sementara penelitian oleh Sivin dan rekan dengan meng- gunaan kontrasepsi 2 batang Sino-Implan 2 menyimpulkan
gunakan implan 2 batang Jadelle selama 5 tahun menjumpai bahwa tingkat kehamilan penggunaannya sebesar 0.0-0.1/100
peningkatan rerata berat badan yang tidak signifikan, yaitu orang wanita akseptor pertahunnya.27
sebesar 0.7 kg/ tahun.16 Data-data tersebut menunjukkan efektivitas penggunaan
Ulasan Cochrane terhadap 15 penelitian menyatakan kontrasepsi implan 2 batang yang sangat tinggi yang sejalan
bahwa tidak dijumpai perbedaan bermakna terhadap berat dengan hasil penelitian ini. Hal tersebut mengindikasikan
badan pada akseptor kontrasepsi hormonal. Ulasan tersebut metode ini sangat baik dalam usaha mencegah kehamilan,
menyatakan bahwa manusia cenderung untuk bertambah sebagai tujuan utama penggunaan suatu metode kontrasepsi.
berat badan seiring dengan waktu. 19 Kontinuitas penggunaan kontrasepsi implan 2 batang
Efek samping yang paling banyak dijumpai adalah gang- selama setahun pada penelitian ini dijumpai cukup tinggi yaitu
guan siklus haid. Penggunaan kontrasepsi implan cenderung 94%. Walaupun alasan diskontinuitas terbesar adalah
berimplikasi terhadap siklus haid akseptornya. Gangguan yang gangguan pola haid, ternyata keluhan tersebut sebagian besar
utama pada pemakaian kontrasepsi yang mengandung hormon masih dapat diterima dan ditoleransi oleh para akseptor,
progestin adalah gangguan pada pola perdarahan haid. 8,15 sehingga penggunaan implan 2 batang mempunyai rerata
Pada tahun pertama hanya sekitar 40% akseptor yang kontinuitas yang tinggi.
memakai kontrasepsi progestin akan mendapatkan siklus Qin dan rekan mendapatkan rerata kontinuitas penggunaan
haid yang teratur. Sisanya akan mengalami perdarahan kontrasepsi implan 2 batang Norplant 2 sebesar 94.2% pada
yang tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.15,20-22 tahun pertama penggunaannya, 24 sementara Sivin dan rekan
Tiga bulan setelah pemasangan Norplant sebanyak 30% mencatat penggunaan metode serupa dengan merk dagang
akseptor mengeluh mendapat perdarahan selama 30 hari atau berbeda, Jadelle, mempunyai kontinuitas tahun pertama
lebih dan kemudian angka ini berkurang menjadi hanya 12% sebesar 82.7%.17
pada bulan ke-9 sampai ke-12. Sumber lain melaporkan Terlepas dari keluhan gangguan pola haid, serta keluhan-
bahwa sebanyak 25% akseptor mengalami perdarahan yang keluhan lain yang dialami pasien, hal tersebut tidak semerta
lebih dari 11 hari pada tahun pertama pemakaian dan angka ini merta menyebabkan akseptor menghentikan penggunaan
akan menurun menjadi hanya 10% pada tahun ke-2,3,4. metode ini, sehingga kontinuitas penggunaan metode ini
Dalam hal ini, perdarahan yang banyak dan lama jarang sangat tinggi yang menunjukkan tolerabilitas penggunaannya
terjadi pada pemakaian kontrasepsi progestin. Gangguan yang baik.
perdarahan ini merupakan alasan terbanyak penghentian
pemakaian kontrasepsi progestin pada tahun pertama dan KESIMPULAN
keluhan perdarahan akan berkurang seiring waktu.15,22,23 Tingginya efektivitas dan kontinuitas, serta tidak dijumpainya
Qin dan rekan meneliti penggunaan Norplant 2 selama 4 efek samping yang mengancam jiwa, menjadikan subdermal
tahun dan mendapatkan bahwa gangguan perdarahan atau implan sebagai suatu pilihan kontrasepsi hormonal yang aman
menstruasi yang tidak teratur sampai dengan keadaan amenore dan layak untuk digunakan. Penjelasan untung-rugi penggunaan
sebagai salah satu efek samping yang banyak dialami oleh metode ini penting untuk dilakukan untuk menghindari
akseptor. 24 diskontinuitas terkait penggunaan metode kontrasepsi tersebut.
Pemakaian progestin secara terus menerus akan menga-
kibatkan berubahnya struktur lapisan endometrium, sehingga DAFTAR PUSTAKA
secara otomatis akan merusak dinding kapiler arteriol di 1. Sitruk WR, Nath A, Mishell DR. Contraception technology:
endometrium. Perdarahan terjadi melalui arteriol yang rusak past, present and future. Contracept. 2013;87:319-30.
dan akan terbentuk hematom, atau akan langsung keluar dan 2. Lawrence RE, Rasinski KA, Yoon JD, Curlin FA.
arteriol yang pecah. Eritrosit dapat langsung keluar dari Obstetrician-gynecologists' views on contraception and
kapiler yang rusak secara diapedesis. natural family planning: a national survey. M J Obstet
Manifestasi dan proses tersebut adalah adanya perdarahan Gynecol. 2011;204:1241-7.
bercak. Bila keadaan ini berlangsung terus menerus maka 3. United Nations, Department of Economic and Social Affairs,
perdarahan yang lama dan banyak akan terjadi.14,15,20,21,25 Population Division. World contraceptive use. 2011.
Efektivitas penggunaan kontrasepsi implan 2 batang 4. Gunardi E, Affandi B, Muchtar A. Monoplant the Indonesian
selama 1 tahun pada penelitian ini adalah sangat tinggi, dimana implant: the overview of implant and its development.
tidak dijumpai adanya kehamilan pada seluruh subjek yang Indones J Obstet Gynecol. 2011;35:40-68.
menyelesaikan penelitian. 5. Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan
Sivin dan rekan, dalam kesimpulan data klinis penggunaan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan
implan 2 batang Jadelle di berbagai negara mendapatkan Republik Indonesia. Survei demografi dan kesehatan
indeks Pearl yang sangat rendah yang mengindikasikan tingkat Indonesia 2012. 2013.

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 76


Muhammad Dezarino dkk Penggunaan kontrasepsi implan 2 batang selama 1 tahun

6. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil 17. Sivin I, Alvarez F, et al. Contraception with two levonorgestrel
kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2008. 2009. rod implants a 5-year study in the United States and
7. Affandi B. Long-acting progestogens. Best Pract Res Dominican Republic. Contraception. 1998;58:275-82.
Obstet Gynecol. 2002;16:169-79. 18. Singh K, Viegas AC, Ratnam SS. Norplant contraceptive
8. Power J, French R, Cowan F. Subdermal implantable implants-a comparison of capsules versus rods in Singapore.
contraceptives versus other forms of reversible contracep- Sing Med. 1990;31:568-72.
tives or other implants as effective methods for preventing 19. Lopez LM, Edelman A, Chen-Mok M, Trussell J, Helmerhorst
pregnancy. Cochrane Database of Systematic Reviews. FM. Progestin-only contraceptives: effects on weight
2007;3. (Review). The Cochrane Library. 2011;4:1-56.
9. Bahamondes L. Interventions subdermal implantable 20. Hickey M, Arcangues C. Vaginal bleeding disturbances
contraceptives versus other forms of reversible and implantable contraceptives. Contraception.
contraceptives or other implants as effective methods of 2002;65:75- 84.
preventing pregnancy. 2008. 21. Archer D. Endometrial bleeding during hormone therapy:
10. Affandi B, Wijayanegara H, Nagoy N. Multi centers research the effect of progestogens. Maturitas. 2007;57:71-6.
comparative study of indoplant and norplant in Indonesia, 22. Fraser I, Hickey M. Endometrial vascular changes and
Research and Development Center for Family Planning and bleeding disturbances with long-acting progestins.
Reproductive Health of BKKBN, Jakarta. 2005. Steroids. 2000;65:665-70.
11. Spheroff L. Contraception. In: Clinical Gynecologic 23. Ladipo OA, Akinso SA. Contraceptive implants. Afr J
Endocrinology & Infertility, 8th ed. Lippincott Williams & Reprod Health. 2005;9:16-23.
Wilkins; 2011. 24. Qin L, Goldberg J, Hao G, A 4-year follow-up study of
12. Hickey M, Arcangues C. Vaginal bleeding disturbances women with norplant-2 contraceptive implants.
and implantable contraceptives. Contraception. Contraception. 2001;64:301-3.
2002;65:75- 84. 25. Datey S, Gaur L, Saxena B, Vaginal bleeding patterns of
13. Archer D. Endometrial bleeding during hormone therapy: women using different contraceptive methods- an Indian
the effect of progestogens. Maturitas. 2007;57:71-6. experience. Contraception. 1995;51:155-65.
14. Fraser I, Hickey M. Endometrial vascular changes and 26. Nash H, Sivin I, Waldman S, Jadelle. Levonorgestrel rod
bleeding disturbances with long-acting progestins. implants: a summary of scientific data and lessons
Steroids. 2000;65:665-70. learned from programmatic experience. 2002.
15. Sivin I. Risks and benefits, advantages and disadvantages 27. Steiner M, Lopez L, et al. Sino-implant (II) - a
of levonorgestrel-releasing contraceptive implants. Drug levonorgestrelreleasing two-rod implant: systematic review
Safety. 2003;26:303-35. of the randomized controlled trials. Contraception.
16. Sivin I, Campodonico I, et al. The performance of levonor- 2010;81:197- 201.**
gestrel rod and norplant contraceptive implants : a 5 year
randomized study. Human Reprod. 1998;12:3371-8.

77 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 45 • No. 2 • Agustus 2012

Anda mungkin juga menyukai