0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi kerja. Motivasi muncul ketika terpenuhinya kebutuhan atau tercapainya tujuan. Motivasi pekerja dapat meningkatkan kinerja individu, kelompok, dan organisasi. Untuk memotivasi pekerja, perlu dipahami faktor-faktor yang dapat memotivasi mereka seperti kebutuhan akan pengakuan, tanggung jawab, dan kesempatan berkembang. Manajer perlu menciptakan bud
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi kerja. Motivasi muncul ketika terpenuhinya kebutuhan atau tercapainya tujuan. Motivasi pekerja dapat meningkatkan kinerja individu, kelompok, dan organisasi. Untuk memotivasi pekerja, perlu dipahami faktor-faktor yang dapat memotivasi mereka seperti kebutuhan akan pengakuan, tanggung jawab, dan kesempatan berkembang. Manajer perlu menciptakan bud
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi kerja. Motivasi muncul ketika terpenuhinya kebutuhan atau tercapainya tujuan. Motivasi pekerja dapat meningkatkan kinerja individu, kelompok, dan organisasi. Untuk memotivasi pekerja, perlu dipahami faktor-faktor yang dapat memotivasi mereka seperti kebutuhan akan pengakuan, tanggung jawab, dan kesempatan berkembang. Manajer perlu menciptakan bud
Pada awalnya, Motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan muncul
karna merasakan perlunya untuk memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhannya telah terpenuhi, motivasinya akan menurun. Kemudian berkembang pemikiran bahwa motivasi diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun apabila tujuan telah tercapai, biasanya motivasi juga menurun. Oleh karena itu, motivasi dapat di kembangkan apabila timbul kbutuhan maupun tujuan baru. Apabila pemenuhan kebutuhan merupakan kepentingan manusia, maka tujuan dapat menjadi kepentingan manusia maupun organisasi. Dengan demikian terdapat kepentingan bersama dengan antara manusia sebagai pekerja dengan organisasi. Pekerja di satu sisi melakukan pekerjaan mengharapkan kompensasi untuk pemenuhan kebutuhannya dan disisi lainnya untuk mencapai tujuan pribadinya untuk mewujudkan prestasi kerjanya. Sedangkan kinerja organisasi di wujudkan oleh kumpulan kinerja dari semua pekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Apabila pekerja mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan pribadinya, maka mereka harus meningkatkan kinerja. Meningkatnya kinerja pekerja akan meningkatkan pula kinerja organisasi dengan demikian, meningkatnya motivasi pekerja akan meningkatkan kinerja individu, kelompok, maupun organisasi. Untuk menginspirasi orang untuk bekerja, sebagai individu maupun kelompok dengan cara yang dapat menghasilkan hasil terbaik, kita perlu membuka kekuatan motivasional pribadi mereka sendiri. Seni untuk memotivasi orang di mulai dengan mempelajari bagaimana mempengaruhi prilaku individu apabila telah memahami, kita mungkin akan mendapatkan manfaat yang di nginkan baik organisasi maupun pekerjanya. A. Pengertian motivasi Terdapat banyak pengertian tentang motivasi. Di antaranya adalah Robert Heller (1998”6) yang menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan utuk bertindak. Ada pendapat bahwa motivasi harus di injeksi dari luar, tetapi sekarang semkin di pahami bahwa setiap orang termotivasi oleh beberapa kekuatan yag berbeda. Di pekerjaan kita perlu mempengaruhi bawahan untuk menyelaraskan motivasinya dengan kebutuhan organisasi. Motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan dan mengarahkan prilaku pada pencapaian tujuan atau goal- directed behafior(Robert kreitner dan Angelo kinicki,2001:205).manajer perlu memahami proses psikologis ini apabila mereka ingin berhasil membina pekerja menuju pada penyelesaian sasaran organisasi. Sedangkan Stephend p,robbins (2003”156) menyatakan motivasi sebagai proses menyebabkan intensitas (intensity),arah (direction) dan usaha terus menerus (persitence) individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas menunjukkan seberapa keras seseorang berusaha tetapi intensitas tinggi tidak mungkin mengarah pada hasil kinerja yang baik, kecuali usaha yang di lakukan dalam arah yang menguntungkan organisasi. Karnanya harus di pertimbangkan kualitas usaha maupun intensitasnya. Motivasi mempunyai dimensi usaha terus menerus. Motivasi merupakan ukuran berapa lama seseorang dapat menjaga usaha mereka. Individu yang termotivasi akan menjalankan tugas cukup lama untuk mencapai tujuan mereka. Sementara itu Jerald Greenberg dan Robert A.Baron (2003:190) berpendapat bahwa motivasi merupakan serangkaia proses yang membangkitkan (Arouse), mengarahkan (Direct), menjaga (maintain) perilaku masnusia menuju pada pencapaian tujuan. Membangkitkan berkaitan dengan dorongan atau energy di belakang tindakan. Motivasi juga berkepentingan dengan pilihan yang di lakukan orang dan arah perilaku mereka. Sedang perilaku menjaga atau memelihara beberapa lama orang akan terus berusaha untuk mencapai tujuan. B. Memahami Motivasi Untuk melepaskan potensi pekerja, organisasi cepat bergerak dari pola” command and control” (perintah dan kendali) menjadi “ advice and consent” (nasehat dan persetujuan), sebagai cara memotivasi. Perubahan sifat ini di mulai ketika employers atau pemberi kerja mengenal bahwa menghargai pekerjaan baik adalah lebih efektif daripada memberikan hukuman untuk pekerjaan buruk. Motivasi bersifat jangka panjang. Inspirasi ebih lanjut diberikan kepada bawaha yang penuh motivasi dengan mempercayai mereka untuk bekerja berdasarkan inisiatifnya sendiri dan mendorong mereka menerima taggung jawab seluruh pekerjaan. Untuk bawahan yang dimotivasi perlu ditemukan apa yang dapat memotivasi mereka dan menjalankan apapun yang dapat membantu mereka. Individu yang penuh motivasi sangat penting untuk memasok organisasi dengan inisiatif baru yang sangat penting dalam dunia yang penuh kompetisi. Beberapa teori motivasi bekerja dengan asumsi bahwa dengan memberi kesempatan dan perangsang yang tepat, orang akan bekerja baik dan positive. Manajer perlu berhati-hati dalam menentukan apa yang menjadi perangsang atau kekuatan motivasional. C. Membangun motivasi Teknik memotivasi harus dapat memastikan bahwa linkunga dimana mereka bekerja memenuhi sejumlah kebutuhan manusia yang penting. Beberapa cara perlu dilakukan untuk dapat membangun motivasi. 1. Menilai Sikap adalah penting bagi manajer untuk memahami sikap bawahannya. Pikira mereka dipengaruhi leh pengalaman mereka dan akan membentuk cara bagaimna berperilaku terhadap emua orang yang dijumpai. Manajer perlu memastikan bahwa bahawannya mengetahui peran dan arti penting mereka. Manajer harus menunjukkan kompetensi pada setiap kesempatan, sehingga bawahan yakin atas kemampuan pemimpinnya. Disamping itu, manajer perlu memperbaik order dan control atau perintah dan pengendalian, dengan menggunakan manajemen kolaborasi 2. Menjadi manajer yang baik Manajer sering mengikuti kursus-kursus mempelajari kepemimpinan, tetapi good leader (pemimpin yang baik), tidak perlu menjadi good manajer (manajer yang baik), dan manajer sukses memerlukan keterampilan kepemimpinan, sedangkan kemampuan lainnya sama pentingnya (Robert heller,1998:18). Seorang manajer yang baik mempunyai karakteristik : a. Mempunyai komitmen untuk bekerja b. Melakukan kolaborasi dengan bawahan c. Mempercayai orang d. Loyal pada teman sekerja e. Menghindari ‘politik kantor’. 3. Memperbaiki komunikasi Komunikasi antara manajer dengan bawahan dilakukan dengan menyediakan informasi secara akurat dan detail secerpat mungkin. Informasi menyangkut apa yang ingin diberitahukan manajer maupun apa yang ingin mereka ketahui. Beberapa alat komunikasi dapat digunakan seperti elektronik, pertemuan, jurnalisme internal, internal marketing, telpon dan pengumuman. Manajemen yang motivasional mendorong dan membina diskusi tentang keterlibatan dan kontribusi bawahan lebih lanjut. Diskusi dapat dilakukan secara forma maupun informal. Perlu dibuka kesempatan untuk menyampaikan pendapat berbeda yang sering menghasilkan consensus. Apabila manajer tidak sependapat perlu dijelaskan alasannya. Berkomunikasi dan berpikir sangat penting untuk manajemen motivasional. Manajemen harus dapat menyediakan waktu untuk melakukan komunikasi dengan menegur bawahan. Untuk memotivasi, manajer perlu dilihat oleh bawahan, dapat dihubungi, dan terkesan tidak terburu-buru. Untuk memotivasi anggota tim perlu melibatkan mereka yang akan terkena pengaruh dari keputusan manajer. Melibatkan pekerja pada tahap awal akan mendorong semua anggota tim merasa bahwa mereka dapat membuat perbedaan yang paling penting adalah bahwa manajer tidak boleh terlihat dalam politik kantor. Mereka harus mengonsentrasikan diri pada mengomunikasikan secara jelas maksud pesan yang disampaikan dan tidak memberi kesempatan devasi dari perilaku. 4. Menciptakan budaya tidak menyalahkan Setiap orang yang mempunyai tanggung jawab harus dapat menerima kegagalan. Tetapi untuk memotivasi secra efektif diperlukan “budaya tidak menyalahkan”. Kesalahan harus dikenal dan kemudian menggunakannya untuk memperbaiki kesempatan keberhasilan dimasa yang akan datang. Pelajaran dari kegagalan adaah sangat berharga, tidak hanya bagi individu yang terlibat, tetapi juga bagi organisasi. Mengambil sikap konstruktif dan simpatik pada kegagalan akan memotivasi dan mendorong bawahan. Menghukum kegagalan atau memotivasi berdasar ketakutan, tidak akan menciptakan keberhasiln jangka panjang. 5. Memenangkan kerjasama Komponen dasar dari lingkungan motivasional adalah kerjasama, yang harus diberikan manajer kepada bawahan dan sebaliknya diharapkan dari mereka. Adalah penting mengawasi dan mendukung bawahan, namun perlu dipastika tidak merusak motivasi di tempat pekerjaan. Apabila bawahan meyakini bahwa manajer menghalangi jalur karirnya, maka akan cepat menjadi demotivasi. Sebagian pekerjaan manajer adalah memperkuat karir mereka sehingga harus menekankan pentingnya menjaga orang yang sangat baik. Dalam memberikan dukungan perlu diingat bahwa kita tidak boleh memberikan janji yang tidak mungkin kita berikan. 6. Mendorong inisiatif Tanda yang pasti untuk motivasi tinggi adalah banyaknya inisiatif. Kemampuan mengambil inisiatif tergantung pada pemberdayaan dan lingkungan yang mengenal kontribusi. Semakin banyak kita mengharapkan orang, semakin banyak mereka memberi, selama kita mendukungnya. Untuk itu perlu diberi kesempatan menggunakan inisiatifnya sendiri apabila mungkin. Semua bawahan perlu diberi dorongan untuk mencapainya dengan menetapkan target tinggi tetapi realistic. D. Tindakan motivasi Motivasi datang dari dalam diri manusia, arenanya pemimpin organisasi perlu menciptakan kondisi dimana pekerja dapat memotivasi diri mereka sendiri. Motivasi merupakan proses aktif yang didorong oleh serangkaia tindakan yang dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok (john baldoni, 2005:5) yaitu : 1. Energize (memberi daya), adalah apa yang dilakukan pemimpin ketika mereka memberika contoh, melakukan komunikasi yang jelas, dan memberi tantangan dengan tepat 2. Encourage (mendorong), adalah apa yan dilakukan pemimpin untuk mendukung proses motivas melalui pemberdayaan, coaching, dan pengakuan. 3. Exhort (mendesak), adalah bagimana pemimpin menciptakan pengalaman berdasarkan pengorbanan inspirasi dan mempersiapkan dasar bagi motivasi untuk dapat tumbuh dengan subur E. Model hubungan motvsi dengan kinerja Motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu-satunya factor yang membentuk kinerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dari model hubungan antara motivasi dengan kinerja. Masukkan individual dan konteks pekerjaan merupakan dua fator kunci yang memotivasi. Pekerja mempunyai kemampuan, pengetahuan kerja, disposisi dan sifat, emosi, suasana hati, keyakinan, dan nilai-nilai pada pekerjaan. Konteks pekerjaan mencakup lingkungan fisk, penyelesaian tugas, pendekatan organisasi pada rekognisi dan penghargaan, dukungan pengawasan dan coaching serta budaya organisasi. Kedua faktr tersebut saling mempengaruhi, termasuk pola pada proses motivasi, membangkitkan, mengarah, dan meneruskan. Pekerja akan ebih termotivasi apabila mereka percaya bahwa kinerja mereka akan dikenal dan dihargai. Perilaku termotivasi secara langsung dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan/ keterampilan erja individu, motivasi, dan kombinasi yang memungkinkan dan membatasi factor konteks pekerjaan. Sebagai contoh, akan sulit meneruskan proyek bilamana kita bekerja dengan bahan baku yang buruk atau peralatan rusak. Sebaliknya, perilaku termotivasi mungkin ditingkatkan apabila manajer memberi pekerja cukup sumberdaya untuk melakukan pekerjaan dan memberikan coaching secara efektif. Kinerja pada gilirannya dipengaruhi oleh perilaku yang termotivasi. F. Teori motivasi terkait dengan kinerja Rober kreitner dan angelo kinicki (2003:202) menambah bahwa motivasi dapat dipeoleh melalui: 1. Kebutuhan (needs) Kebutuhan menunjukan adanya kekurangan filosofis atau psikologis yang menimbulkan perilaku. Teori motivasi berdasarkan hierarki kebutuhan dikemukakan Abraham maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia berjenjang dari fisiologikal, safety, system, sosial, dan self-aktualisa-tion. Implikasi dari teori maslow menunjukkan bahwa kebutuha yang terpuaskan dapat kehiangan potensi motivasional. Karenanya manajer disarankan memotivasi pekerja dengan memecah program atau pelaksaan, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan yang baru muncul atau tidak terpenuhi. Dlam menghadapi downsizing atau pemberhentian yang menyebabka stress dan ketidakamanan kerja, organisasi dapat menjalankan program dukungan dan pemotongan upah untuk membantu pekerja mengatasi perasaan, emosi dan kepentingan financial. Sedangkan teori kebutuhan McCelland menunjukkan adanya tiga kebutuhan yaitu the need for affilation (kebutuhan akan untuk berprestasi) dan the need for power (kebutuhan akan kekuasaan ). Implikasi yang perlu di perhatika manajer adalah memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan morivasi berprestasi mereka. Selain itu, kebutuhan akan prestasi, afilasi, dan kekuasaan yang dapat di pertimbankan dalam proses seleksi untuk penempatan yang lebih baik. Orang dengan kebutuha berprestasi tinggi lebih tertarik pada perusaan yang mempunyai lingkungan yang di mana pembayaran di berikan berdasarkan kinerja. Akhirnya, manajer harus menciptakan tugas atau tujuan menantang karna kebutuhan akan prestasi berhubungan secara positif dengan komitmen pada tujuan, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja. Selanjutnya, tujuan menantang harus di sertai dengan lingkungan kerja yang lebih mempunya otonomi dan pemberdayaan pekerja menggunakan karakteristik high/achievers.