Anda di halaman 1dari 19

MOTIVASI KERJA

Makalah Diajukan sebagai tugas Manajemen Dasar

ELSA PERMATA SARI (112110181) MAISRI ANJELLINA (112110187) REFI ARIANI (112110194)

PROGRAM DIII JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN PADANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Manajer atau pemimpin adalah orang-orang yang mencapai hasil melalui orang lain. Orang lain itu adalah para karyawannya. Berhubung dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para karyawannya berprestasi. Prestasi karyawan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu kemampuan dan daya dorong. Kemampuan merupakan sifat-sifat pribadi, sedangkan daya dorong dipengaruhi oleh sesuatu yang ada di dalam diri seseorang dan hal-hal lain diluar dirinya. Daya dorong yang ada dalam diri seseorang disebut motivasi. Adanya pemberian motivasi dari manajer ke karyawannya ini berarti telah memberikan kesempatan terhadap karyawan yang menjadi bawahannya sehingga karyawan bisa dan mampu mengembangkan kemampuannya. Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan semaksimal mungkin karyawan untuk berbuat dan berproduksi. Peranan motivasi adalah untuk mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha peningkatan semangat kerja seseorang akan selalu terkait dengan usaha memotivasinya sehingga untuk mengadakan motivasi yang baik perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dalam uraian di atas, dapat penulis rumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut. 1. Apakah pengertian motivasi kerja? 2. Apakah tujuan motivasi kerja? 3. Apa saja prinsip-prinsip motivasi kerja? 4. Bagaimanakah teknik motivasi kerja? 5. Apa saja perangsang motivasi kerja? 6. Apa saja jenis motivasi kerja? 7. Bagaimanakah proses motivasi kerja? 8. Apa saja faktor pendukung dan kendala motivasi kerja? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan pengertian motivasi kerja. 2. Mendeskripsikan tujuan motivasi kerja. 3. Mendeskripsikan prinsip-prinsip motivasi kerja. 4. Mendeskripsikan tekhnik motivasi kerja. 5. Mendeskripsikan perangsang motivasi kerja. 6. Mendeskripsikan jenis-jenis motivasi kerja. 7. Mendeskripsikan proses motivasi kerja. 8. Mendeskripsikan factor pendukung dan kendala motivasi kerja. D. Manfaat Penulisan Penulisan makalah ini bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat khususnya yang suka berorganisasi dan memiliki semangat tinggi untuk

melakukan pekerjaan serta untuk orang-orang yang membutuhkan motivasi untuk bias melakukan pekerjaannya. Tidak terkecuali bagi masyarakat awam yang ingin memperdalam pengetahuan tentang pentingnya motivasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Motivasi Kerja a) Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan pada manusia khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Setiap manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu pada dasarnya karena didorong oleh suatu motivasi tertentu. Menurut Fillmore H. Stanford (1969:173) motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah tujuan tertentu. Jadi, motivasi merupakan pendorong dan penggerak agar seseorang mencapai tujuannya. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Hal ini akan lebih jelas jika diperhatikan bagan yang dikemukakan oleh Robert A. Baron, et.al., (1980:295) Jika seseorang ingin mencapai tujuannya dengan baik, dia juga perlu untuk diberi motivasi. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan (Melayu S.P. Hasibuan, 1996:95)

Menurut Harold Koontz (1996:95) motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya. Misalnya, merasa lapar, haus dan

bermasyarakat. Menurut Stephen P. Robbins motivasi adalah suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujjuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. Menurut American Encyclopedia motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkit topangan dan mengarahkan tindak tanduknya. Motivasi meliputi factor kebutuhaan biologis dan emosional dan hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Sedangkan, menurut Merle J. Moskowits

motivasi secara umum didefenisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku. Menurutnya, pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada dalam diri manusia maupun dari luar dirinya yang menyebabkan ia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Jadi, motivasi juga merupakan keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. b) Pengertian Kerja Setiap individu pasti melakukan pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhannya. Menurut Moekijat (1998:126), kerja adalah sejumlah aktifitas fisik

dan mental umtuk melakukan pekerjaan. Jadi, jika seseorang ingin agar kebutuhannya tercukupi, dia harus menyiapkan dirinya untuk melakukan kegiatan baik fisik maupun mental yaitu pekerjaan Semangat kerja adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan giat dan antusias, sehingga penyelesaian pekerjaan cepat dan baik. Sedangkan, kegairahan kerja adalah kemauan dan kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. c) Pengertian motivasi kerja Telah kita ketahui bahwa setiap pekerjaan dalam bidang apapun selain membutuhkan kemampuan atau kecakapan pribadi, juga membutuhkan motivasi yang cukup pada diri seseorang, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Tanpa motivasi, orang tidak akan dapat melakukan sesuatu. Bahkan, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik oleh orang yang mempunyai motivasi tinggi dengan kecakapan yang sedang saja, sedangkan orang yang mempunyai kecakapan tinggi tanpa diimbangi dengan motivasi yang tinggi tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Seorang pimpinan juga harus melakukan motivasi terhadap bawahannya. Mengapa motivasi harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya? 1. Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaaannya kepada para bawahan untuk dapat dikerjakan dengan baik. 2. Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya tetapi dia malas atau kurang bergairah untuk melakukannya.

3. Untuk memelihara dan atau meningkatkan kegairahan kerja bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada bawahannya. Motivasi kerja adalah rangsangan yang akan mendorong seseorang untuk bekerja (beraktifitas) dan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. Dalam hubungan motivasi dengan lingkungan kerja, Ernest J. McCornick (1985:268) mendefenisikan motivasi kerja sebagai kondisi yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Sehingga, dapat dikatakan bahwa motivasi membawa pengaruh yang sangat besar dalam lingkungan kerja. Motivasi kerja juga sangat berhubungan dengan kepuasan kerja seseorang. Terdapat hubungan antara motivasi dan kepuasan dari seorang pekerja. Hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut. KEPUASAN TINGGI I. Nilai positif bagi organisasi TINGGI dan bagi pegawai. III. Nilai negative bagi RENDAH organisasi, positif bagi pegawai RENDAH II. Nilai positif bagi organisasi dan negative bagi pegawai. IV. Nilai negative bagi organisasi dan bagi pegawai

Kuadran pertama menunjukkan bawahan yang motivasi dan kepuasannya tinggi, ini merupakan keadaan yang ideal, baik bagi majikan pimpinan maupun bagi bawahan. Para pekerja pada kuadran kedua termotivasi untk bekerja dengan baik, tetapi tidak merasa puas dengan kerja mereka karena beberapa alasan misalnya keinginan untuk mendapat gaji yang lebih. Pada kuadran ketiga terdapat kinerja yang sangat rendah dari pegawai yang puas dengan pekerjaannya. Mereka puas dengan pekerjaannya karena organisasi memenuhi kebutuhan pegawai sehingga pegawainya tidak

mengeluh.manfaat yang diperoleh bagi pegawai maupun bagi organisasi. Pada kuadran keempat, pegawai tidak bekerja dengan baik dan tidak memeroleh rangsangan yang baik dari organisasi. Situasi inilah yang akan memungkinkan pegawai untuk berhenti atau keputusan organisasi untuk memberhentikan pegawai karena tidak ada manfaatnya bagi pegawai maupun bagi organisasi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kuadran-kuadran tersebut adalah bahwa para pekerja membutuhkan dorongan atau penggerak atau motivasi dari dalam diri mereka sendiri maupun dari luar diri mereka yaitu dari organisasi (atasan), sehingga akan tercipta kondisi ideal yaitu terciptanya penyelesaian pekerjaan dengan sempurna serta memperoleh kepuasaan kerja yang sebenarnya. 2. Tujuan Motivasi Kerja Tujuan-tujuan pemberian motivasi adalah : 1. Mendorong gairah dan semangat kerja 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja

3. Meningkatkan produktivitas kerja 4. Meningkatkan loyalitas dan kestabilan pekerja 5. Meningkatkan disiplin dan menurunkan tingkat absensi pekerja 6. Meningkatkan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi pekerja 8. Meningkatkan kesejahteraan pekerja 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab pekerja terhadap tugas-tugasnya 10. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat dan bahan-bahan baku 3. Prinsip Motivasi Kerja a. Mengikutsertakan Artinya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. b. Komunikasi Artinya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, carcara mengerjakannya dan kendala-kendala yang dihadapi. c. Pengakuan Artinya memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. d. Wewenang yang didelegasikan Artinya memberi wewenang dan kepercayaan diri kepada bawahan, bahwa dengan kemampuan dan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas dengan baik.

e. Adil dan layak Artinya motivasi yang diberikan harus berdasarkan keadilan dan kelayakan terhadap semua karyawan. Misalnya pemberian hadiah atau hukuman terhadap semua karyawan harus adil dan layak kalau masalahnya sama. f. Perhatian timbal balik Artinya bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pipmpinan harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi. Tegasnya kerja sama yang saling menguntungkan kedua pihak. 4. Teknik Motivasi Kerja a. Teknik Pemenuhan Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkannya. Abraham Maslow dari Braindes University, sangat tekenal dengan teori Hierarki Kebutuhannya, yang banyak dijadikan sebagai titik acuan oleh sebagian besar orang untuk memotivasi kerja dalam organisasi. Teori yang dikembangkan oleh Maslow ini dikembangkan atas dasar 3 asumsi pokok, yakni : 1. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginan mereka selalu tidak pernah terpenuhi seluruhnya. Setelah satu keinginan terpenuhi langsung muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berakhir, berlangsung dari lahir hingga mati. 2. Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak akan menjadi pendorong lagi. 3. Kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya kebutuhan.

Keterangan : 1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, dan seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini pemimpin perlu memberikan gaji yang layak kepada pegawai. 2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, dan lingkungan kerja. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini, pemimpin perlu memberikan tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan, perumahan, dan dana pensiun. 3. Kebutuhan social atau rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok unit kerja, berafiliasi, berinteraksi, serta rasa dicintai dan mencintai.

Dalam

hubungan

dengan

kebutuhan,

pemimpin

perlu

menerima

eksistensi/keberadaan pegawai sebagai anggota kelompok kerja, melakukan interaksi kerja yang baik, dan hubungan kerja yang harmonis. 4. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dihargai oleh orang lain. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini, pemimpin tidak boleh sewenangwenang memperlakukan pegawai karena mereka perlu dihormati, diberi penghargaan terhadap prestasi kerjanya. 5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi, mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian, kritik, dan prestasi. Dalam hubungannya dengan kebutuhan ini, pemimpin perlu memberi kesempatan kepada pegawai bawahan agar mereka dapat mengaktualisasi diri secara baik dan wajar di organisasi.

b. Teknik Komunikasi Persuasif Teknik komunikasi persuasif merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara memengaruhi pegawai secara ekstralogis. Teknik ini dirumuskan dengan : AIDDAS A = Attention (perhatian) I = Interest (minat)

D = Desire (hasrat) D = Decision (keputusan) A = Action (aksi/tindakan) S = Satisfaction (kepuasan)

Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan sehingga akan timbul minat dari pegawai terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul minatnya maka hasratnya menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya. 5. Perangsang Motivasi Kerja a. Materiil Insentif : alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya : kendaraan, rumah dan lain-lainnya. b. Nonmaterial Insentif : alat motivasi yang diberikan itu berupa barang / benda yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya : medali, piagam, bintang jasa dan lain-lainnya. c. Kombinasi Materiil dan Nonmateriil Insentif : alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmateriil (medali dan piagam), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan / kebanggaan rohani. 6. Jenis-Jenis Motivasi

1. Motivasi Positif (Intensif Positif) Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi Negatif (Intensif Negatif) Manajer memotivasi bawahan dengan memberi hukuman pada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasis negative ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum; tapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam praktek, kedua jenis motivasi ini sering digunakan oleh pimpinan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau motivasi negative itu efektif merangsang gairah kerja karyawan. 7. Proses Motivasi 1. Tujuan Dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi kea rah tujuan tersebut. 2. Mengetahui kepentingan Dalam proses memotivasi penting mengetahui kebutuhan/keinginan karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan perusahaan saja. 3. Komunikasi efektif Harus dilakukan motivasi yang baik dan efektif. Bawahan harus mengetahui apa saja yang akan diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhinya.

4. Fasilitas Manajer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 5. Team work Manajer harus menciptakan team work yang terkoordinasi dengan baik yang bias mencapai tujuan perusahaan. 8. Kendala dan Faktor pendukung motivasi a. Kendala Motivasi 1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat, sulit karena keinginan setiap individu dan karyawan tidak sama. 2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan intensif. 3. Manajer sulit mengetahui motivasi kerja setiap individu karyawan. 4. Manajer sulit memberikan intensif yang adil dan layak. b. Factor pendukung pemberian motivasi Walaupun setiap individu karyawan mempunyai keinginan yang berbeda-beda, tetapi ada kesamaan dalam kebutuhan (needs-nya), yaitu setiap manusia ingin hidup dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi, setiap manusia/karyawan mengharapkan kompensasi dari prestasi yang diberikannya serta ingin memperoleh pujian dan perlakuan yang baik.

BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya, berikut dapat

disimpulkan hal sehubungan dengan motivasi kerja 1. Motivasi kerja adalah dorongan-dorongan yang berasal dari diri seseorang maupun dari luar dirinya untuk berusaha semaksimal mungkin mengerahkan seluruh kemampuannya untuk berpartisipasi dalam pekerjaannya. 2. Motivasi sangat penting dalam lingkungan kerja untuk memperoleh tujuan dengan baik. 3. Setiap pimpinan harus mampu memberikan motivasi kepada bawahannya sehingga tujuan bersama akan tercapai. 4. Dalam memotivasi terdapat beberapa prinsip dan tekhnik yang harus dilakukan agar proses pemberian motivasi berhasil dengan sempurna. 5. Dalam memotivasi juga diperlukan adanya pendekatan tertentu. 6. Motivasi juga memerlukan alat perangsang yaitu berupa perangsang materiil, nonmaterial, maupun gabungan keduanya. 7. Motivasi akan memberikan hasil berupa tercapainya tujuan organisasi dan kepuasan kerja bagi pegawai. Jadi, motivasi memberikan hasil yang bermanfaat bagi pegawai maupun bagi pimpinan. B. Saran Hasil pembahasan dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.

1. Sebaiknya setiap individu menumbuhkan motivasi di dalam dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan. 2. Sebaiknya seorang pekerja harus memiliki motivasi kerja yang tinggi. 3. Sebaiknya seorang pimpinan harus mampu memberi bawahannya motivasi yang membangkitkan semangat mereka bekerja. 4. Sebaiknya antara pimpinan dan bawahan menciptakan hubungan yang kondusif dalam pekerjaan mereka, sehingga akan tercipta kerja sama yang baik.

DAFTAR PUSTAKA Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Penerbit Rosda. Hasibuan, Melayu. 1996. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan, Melayu. 2001. Manajemen Dasar; Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Wursanto. 1988. Manajemen Kepegawaian 1. Surabaya: Penerbit Kanisius. Cardoso, Faustino. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai