Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan
sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja,
entah itu dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan
yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga
dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang
kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk
negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya baik.

Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi


berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi
berprestasi yang akan menjadi topik utamanya. Hal itu dikarenakan
motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.

Setiap lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental


yang lemah dan pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran
yang dapat membangkitkan semangat kita kembali. Dalam kehidupan ini
kita selalu memotivasi diri kita untuk lebih dari orang lain, tidak hanya di
dunia kerja saja kita harus di motivasi agar menjadi lebih baik tetapi
dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas seseorang.


Tidak ada seorang pun yang beraktivitas tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan. Agar peranan motivasi lebih optimal,
maka prinsip-prinsip motivasi tidak hanya untuk diketahui.

Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau


motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan
dorongan (drive). Dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang
diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan
pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan
kepuasan dirinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan
pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143). Motivasi adalah pemberian


daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2007:93). Motivasi adalah kondisi yang menggerakan
pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.

Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan
atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi
motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita
memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan
seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang
sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu alasan atau dorongan


yang bisa berupa kata-kata, motivation training, keyakinan dari dalam diri
sendiri, pengaturan mindset, dan atau keadaan yang mendesak untuk
dapat melakukan atau menghasilkan sesuatu, dan untuk memperoleh
semangat untuk tetap terus bekerja.

Dalam mewujudkan alasan untuk beraksi (motivasi), maka diperlukan


stimulus (pendorong). Stimulus (pendorong) itu sendiri ada dua macam,
yaitu:

1. High Class yang berupa tarikan (pull).


2. Low Class yang berupa dorongan (push).

Jika kedua-duanya digabungkan, maka akan diperoleh suatu energy yang


besar dan akan membangkitkan rasa semangat dalam diri seseorang.
Sebagai contoh: sebuah mobil yang mogok, jika didorong saja hanya akan
bergerak lambat. Lain halnya jika ditambah dengan tarikan. Mobil itu akan
terasa lebih ringan dan bergeraknya akan lebih cepat. Begitu juga dengan
diri manusia, manusia akan memiliki semangat juang yang tinggi jika
mendapat dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Tetapi
semangat juang itu akan bertambah tinggi jika mendapat tarikan dari luar,
seperti dorongan semangat dari keluarga, teman, atau yang lainnya.

Ada beberapa level (tingkatan) dalam motivasi, yaitu:

1. Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT


(Achievement Motivation Training). Kenapa level ini dikatakan
paling rendah, karena pembakaran semangat dan motivasi di level
ini hanya akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak
motivasi yang diberikan oleh trainer (pemberi motivasi), setelah
itu pengaruhnya tidak akan sekuat dan seberpengaruh saat
disampaikan oleh trainer.

2. Level Mindset. Pengaturan pada pikiran. Ini dilakukan oleh diri


sendiri untuk menciptakan semangat dan motivasi untuk diri
sendiri. Level ini lebih tinggi daripada sebelumnya, karena pada
level ini kita sudah mampu mengatur apa-apa saja yang menjadi
bahan bakar semangat dan alasan untuk melakukan sesuatu.
3. Level Skill dan Job. Kemampuan dan pekerjaan. Saat kita sudah
mengetahui apa yang mampu kita lakukan dan pengaplikasiannya
dalam pekerjaan, maka kita akan secara otomatis mendapat
semangat dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam
sasaran kita (job).

4. Dan level yang tertinggi adalah Level Power (Energi). Kenapa


disebut level tertinggi, karena pada level ini, seseorang yang telah
mengatur mindset-nya, mampu melaksanakan job (pekerjaan)nya
dengan baik, ia akan menjadi energy untuk yang lainnya. Artinya,
disaat energinya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya
ia mengisi ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah
terisi penuh, ia mampu menyalurkan energy untuk orang lain.

2.2. Tujuan Motivasi


Tujuan motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai
berikut:

Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.


Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Berikut adalah beberapa catatan untuk mendukung dan memotivasi


karyawan agar mereka dapat perform dengan pekerjaannya dan
mencapai tujuan yang diinginkan:

Usaha
Bagaimana kita memotivasi orang agar lebih efektif dalam
melakukan pekerjaannya
Ketekunan

2.3. Jenis-Jenis Motivasi


1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi


aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai
contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh
atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya
(misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
perbuatan belajar itu sendiri.

Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena


betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar
dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan
yang lain-lain. intrinsik motivations are inherent in the learning situations
and meet pupil-needs and purposes. Itulah sebabnya motivasi intrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi
dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin
mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena


adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu
belajar,karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan
mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau
temannya.

Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi
ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung
bergayut dengan esensi apa yang dilakukannyn itu. Oleh karena itu
motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.

Malayu S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi


adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Positif (Insentif Positif)

Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi (merangsang) bawahan


dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas
prestasi standar.

2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)

Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar


mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini
semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena
mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat
kurang baik.
2.4. Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode
motivasi adalah sebagai berikut:

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)

Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non Materiil) yang


diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.

b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)

Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan


fasilitas-fasilitas yang men dukung serta menunjang gairah kerja atau
kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana
pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.

2.5. Proses Motivasi


Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi
adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi.


Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

2. Mengetahui kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan


karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau
perusahaan saja.

3. Komunikasi efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan


bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan
syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut
diperolehnya.
4. Integrasi tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan


kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu
untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan
individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan
organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting
adanya penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi


dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team Work

Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa
mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu
perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.

2.6. Model-Model Motivasi


1. Model Tradisional

Model tradisional ini digunakan untuk memberikan dorongan kepada


karyawan agar melakukan tugas mereka dengan berhasil, para menajer
menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka
menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar
penghasilan mereka.

2. Model Hubungan Manusiawi

Model hubungan tradisional yaitu para manajer dianjurkan untuk bisa


memotivasi para karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka
dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna, sehingga
dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih
banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam
menjalankan pekerjaannya.

3. Model Sumber Daya Manusia

Model Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai motivasi yang


sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn
keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah
menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan
organisasi dan anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan
sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya masing-masing.

2.7. Teori-teori Motivasi


1. Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan
bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan
dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore
karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa
gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda
pun akan bekerja lebih giat lagi.Yang dimaksud insentif bisa tangible
atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan,
menjadi sebuah motivasi yang besar.

2. Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya


masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya dorongan makan dan
minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan
bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih
haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut
kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda.
Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak
lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.

3. Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga


kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan
lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial,
kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.

4. Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda


dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut
kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut
kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah
dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja
karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi
menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan.
Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih
kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
5. Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak
jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul
bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia
memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut
dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

2.8. Dimensi Motivasi


Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :

A. Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang
ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima
tingkatan yakni :

a) kebutuhan fisiologis
b) kebutuhan akan rasa aman
c) kebutuhan social
d) kebutuhan akan penghargaan diri
e) kebutuhan aktualisasi.

B. Dorongan

Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka


memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh
seorang individu.

C. Tujuan

Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan
mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan.
Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden
prakarsa pribadi pelaku.

2.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi


Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Faktor internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:

Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau


tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif
berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan
inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri,
kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu
dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk
berprestasi.
Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap
dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari
perilaku.
Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan
dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih
potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi
respon terhadap tekanan yang dialaminya.
Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul
dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari
suatu perilaku.

b. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:

Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan
yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana
nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;

Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau


organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku
tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu
mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan
serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya
dalam kehidupan sosial.
Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya.
Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau
kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat
mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu
objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar.
Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku
dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga
ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

Indikator dari Motivasi


Ada beberapa Indikator Motivasi Kerja. Kekuatan motivasi tenaga
kerja untuk bekerja/berkinerja secara langsung tercermin sebagai
upayanya seberapa jauh ia bekerja keras. Upaya ini mungkin
menghasilkan kinerja yang baik atau sebaliknya, karena ada 2 faktor yang
harus benar jika upaya itu akan diubah menjadi kinerja. Pertama, tenaga
kerja harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan
tugasnya dengan baik. Tanpa kemampuan dan upaya yang tinggi, tidak
mungkin menghasilkan kinerja yang baik. Kedua adalah persepsi tenaga
kerja yang bersangkutan tentang bagaimana upayanya dapat diubah
sebaik-baiknya menjadi kinerja, diasumsikan bahwa persepsi tersebut
dipelajari dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama (Siswanto
Hadiwiryo, 2003).

Menurut Hamzah B. Uno (2009: 73) dimensi dan indikator motivasi kerja
dapat dikelompokan sebagai berikut:

Motivasi internal

1. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas


2. Melaksanakan tugas dengan target yang jelas
3. Memiliki tujuan yang jelas dan menantang
4. Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.
5. Memiliki rasa senang dalam bekerja.
6. Selalu berusaha mengungguli orang lain.
7. Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.

Motivasi eksternal

1. Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan


kerjanya.
2. Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.
3. Bekerja dengan ingin memperoleh insentif.
4. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman
dan atasan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
untuk melakukan suatu kegiatan, guna mencapai keinginan atau tujuan.
Motivasi sangat penting dalam menjalani kehidupan karena dengan
adanya motivasi kita akan terus berjuang untuk mencapai cita-cita dan
tujuan yang ingin kita capai.

Motivasi bukan hanya dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri


atau orang di sekitar kita, tetapi juga dapat diberikan kepada para
karyawan untuk mengembangkan rasa semangat dalam berproduktivitas.
Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang sebagai gaji ataupun
penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang terlah dicapai
oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya.

Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu


akan mendorong bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam
pekerjaannya. Sebaliknya, jika seorang manajer tidak member
penghargaan apapun kepada bawahannya sedangkan bawahannya
tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, maka semangat
kerja bawahannya tersebut sedikit demi sedikit akan menurun dan akan
berakibat juga pada proses produktivitas.

Daftar Pustaka
1. https://afdalarianto.blogspot.sg/2016/04/makalah-motivasi.html
2. https://adisujai.wordpress.com/2010/08/29/komponen-motivasi/
3. http://rumahkemuning.com/2013/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-motivasi/
4. http://www.e-jurnal.com/2014/03/indikator-motivasi-kerja.html
5. http://tesisdisertasi.blogspot.sg/2010/10/dimensi-indikator-
motivasi.html
6. Disarikan pada buku: Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai