“Perilaku Kelompok”
Kelompok 6 / Kelas : D
Nama Kelompok :
SURABAYA
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang diberikan kepada kita semua sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian dengan judul “Perilaku
Kelompok”. Tugas ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perilaku Keorganisasian.
Kami sadar bahwa penulisan yang kami lakukan untuk makalah ini masih
terdapat kekurangan dan masih jauh dari makalah yang sempurna. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kelompok kami demi
perbaikan pengerjaan makalah yang kami lakukan di waktu yang akan datang.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami para
penulis dan para pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu kelompok kerja merupakan kumpulan dari dua individu atau lebih,
bekerja untuk tujuan yang sama dan bergantung satu sama lain. Mereka
berinteraksi untuk mencapai tujuan kelompok. Sebagai seorang manajer, perlu
kemampuan untuk mengendalikan kelompok karena perbedaan kepribadian,
perilaku, sifat setiap individu, dan ketertarikan mereka masing-masing yang
mereka tampilkan. Oleh karena itu, penting bagi manajer untuk memahami
perilaku anggota kelompoknya dan menghadapi secara efektif dengan kelompok
menggunakan sinergi yang tercipta dalam kelompok tersebut. Manajer sebaiknya
tidak hanya mampu mencapai objektif kelompok, namun juga mampu memenuhi
objektif individu sebagai bagian dari kerangka kelompok.
1
2
PEMBAHASAN
a. Command Group
b. Task Group
3
4
c. Interest Group
d. Friendship Group
a. Similarity
Anggota yang memiliki nilai karakter yang sama dengan anggota lainnya
dalam satu organisasi memiliki tingkat identifikasi kelompok yang tinggi.
b. Distinctiveness
c. Status
d. Uncertainty Reduction
Storming stage adalah tahap yang ditunjukkan dari adanya konflik antara
sesama anggota dalam satu kelompok. Anggota dalam kelompok menerima
keberadaan kelompok, tetapi menolak batasan yang berdampak pada kepribadian
mereka. Ada juga konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok.
Ketika tahap ini selesai, akan terdapat suatu hierarki kepemimpinan yang relatif
jelas di dalam kelompok.
Pada tahap ketiga, hubungan yang dekat akan berkembang dan kelompok
akan menunjukkan kekompakan. Sekarang terdapat rasa identitas kelompok yang
6
kuat dan persahabatan. Norming stage ini selesai ketika struktur kelompok
mengeras dan kelompok telah berasimilasi serangkaian ekspektasi umum
mengenai apa yang akan mendefinisikan perilaku anggota yang benar.
unik sendiri, yakni (1) pertemuan pertama mereka menetapkan arah kelompok, (2)
fase pertama aktivitas kelompok adalah salah satu dari inersia, (3) suatu transisi
terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang telah
ditetapkan, (4) transisi ini memprakarsai perubahan besar, (5) fase kedua dari
inersia mengikuti transisi, dan (6) pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh
aktivitas yang diakselerasikan. Pola ini dinamakan model kesetimbangan-
berselang.
dan Keragaman
dengan kinerja kelompok itu sendiri. Beberapa dari properti ini adalah peranan,
norma, status, ukuran, kekompakan, dan keragaman.
serta identitas yang berbeda ini dapat masuk ke dalam konflik ketika ekspektasi
dari seseorang bertentangan dengan ekspektasi yang lainnya (sebagai contoh,
lebih dari suatu perusahaan yang bergabung melalui merger, terdapat kesamaan
jabatan dalam satu struktur yang berasal dari struktur perusahaan masing-
masing sebelumnya).
orang lain. Bahkan, kelompok terkecil akan mengembangkan peranan, hak, dan
ritual untuk membeda-bedakan para anggotanya. Status merupakan pemotivasi
yang signifikan dan memiliki konsekuensi perilaku yang besar ketika para
individu memandang kesenjangan antara apa yang mereka yakini atas status
mereka dan apa yang orang lain menganggapnya menjadi apa.
kelompok.
Dalam karakteristik yang dapat diamati (1) misalnya asal negara, ras,
dan gender); (2) memperingatkan orang-orang atas kemungkinan level
keragaman yang mendalam; (3) yang mendasari tingkah laku, nilai, dan opini.
Meskipun perbedaan-perbedaan tersebut dapat mengarahkan pada konflik,
mereka juga memberikan peluang untuk memecahkan permasalahan dengan
cara yang unik.
Keyakinan bahwa dua kepala lebih baik daripada satu telah lama diterima
sebagai komponen dasar dari sistem hukum oleh banyak negara. Saat ini, banyak
keputusan dalam organisasi yang diambil oleh kelompok, tim, atau komunitas.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. P. & Judge, T. A., 2015. Organization Behavior. 16th ed. Edinburgh:
Pearson Education.
Tannenbaum, S., 2013. The Group for Organizational Effectiveness. [Online]
Available at: https://www.groupoe.com/blog-on-teams/146-faultlines-can-
divide-your-team-be-aware-and-be-smart.html
[Accessed 7 Oktober 2018].