Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAB 4

KELMPOK DAN TIM DALAM ORGANISASI

Mata Kuliah : Perilaku Organisasional


Dosen Pengampu : Alean Kistiani Puji R, S.M., M.M.

Nama : Ahmad Ahsin

NIM : F21020021

Progdi : Manajemen

UNIVERSITAS BOYOLALI

2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KELMPOK DAN TIM
DALAM ORGANISASI” dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada penulis sehingga makalah ini
dapat penulis susun.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan penulis semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan banyak kontribusi bagi penulis,
dosen pengampu Mata Kuliah Perekonomian Indonesia, Ibu Alean Kistiani Puji R, S.M.,
M.M. dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu penulis dalam berbagai
hal.
Demikian makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis mohon
maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Boyolali, 6 Oktober 2022

Ahmad Ahsin

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1 Latar Belakang................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6

2.1 Klasifikasi Kelompok......................................................................................6


2.2 Fase Pembentukan Kelompok.......................................................................6
2.3 Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok........................................9
2.4 Tim dalam Berorganisasi.............................................................................10
2.5 Kerja Sama dalam Membangun Tim Efektif.............................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1. Definisi Kelompok
Definisi kelompok dibagi menjadi dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
saling bergantung untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat dua alasan seseorang
bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang apabila dilakukan
sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok, kebutuhan seseorang dapat
terpuaskan dan ia mendapatkan reward sosial , seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta,
pertemanan, dan sebagainya. Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok
akan efektif apabila anggota kelompoknya 5 – 10 orang. Koneksivitas kelompok
merupakan derajat yang anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang
sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran anggota lainnya. Dari beberapa
pendapat ilmuan yang di jelaskan kelompok dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah
suatu unit yang terdiri atas sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu
sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara
bersama-sama dam suatu wadah tertentu.
Sifat kelompok bisa formal ataupun informal. Kelompok formal merupakan
kelompok yang ditetapkan sesuai dengan struktur organisasi, dengan penugasan kerja
yang sudah ditentukan. Kelompok informal merupakan perkumpulan yang tidak
terstruktur secara formal dan tidak terorganisir. Selain dari kelompok formal dan
informal, dimungkinkan pula terdapat subklasifikasi kelompok sebagai kelompok
komando, tugas, kepentingan, atau persahabatan. Kelompok komando ditetapkan oleh
bagan organisasi. Kelompok tersebut terdiri atas individu-individu yang melapor
langsung ke manajer tertentu. Begitu pula kelompok tugas yang ditetapkan oleh
organisasi, menunjukkan bahwa mereka yang bekerja bersama untuk menyelesaikan
pekerjaan. Namun, batasan kelompok kerja tidak hanya sebatas pada atas hierarki
langsungnya. Kelompok ini bisa mempunyai hubungan lintas komando. Individu yang
mungkin atau tidak mungkin bersekutu dalam Kelompok Komando atau Gugus Tugas
konvensional dapat disejajarkan untuk mencapai tujuan tertentu (spesifik) yang menarik
bagi mereka. Inilah yang disebut kelompok kepentingan. Kelompok sering terbentuk

iv
karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih krakteristik yang sama.
Kami menyebut kelompok ini persahabatan.
Kelompok informal memberikan pelayanan yang sangat penting karena dapat
memenuhi kebutuhan sosial anggotanya. Sebagai hasil dari interaksi yang berasal dari
dekat dengan pekerjaan atau berkolaborasi dalam tugas, kami menemukan bahwa
karyawan sering terlibat dalam kegiatan bersama, seperti bermain golf, bekerja
bersama, makan siang bersama, dan mengobrol saat bersantai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja klasifikasi dari kelompok?
2. Apa saja fase pembentukan kelompok?
3. Apa saja ciri-ciri dari kelompok?
4. Apa saja ciri-ciri organisasi sebagai tim?
5. Apa saja tahapan perkembangan dari tim?

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Kelompok


Terdapat beberapa klasifikasi kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok yang secara sadar diorganisir oleh keputusan
manajer melalui bagan organisasi untuk kinerja tugas yang efektif dan efisien.
Kelompok formal terdiri dari atas:
a. Kelompok Komando, adalah kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan
melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi.
b. Kelompok Tugas, adalah suatu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi
dan melakukan tugas-tugas rutin organisasi.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terorganisir secara formal dan tidak
memiliki struktur, tetapi terbentuk oleh adanya kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok informal dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kelompok persahabatan, tercipta oleh adanya kesamaan tentang suatu hal, seperti
jenis kelamin, latar belakang, hobi, status perkawinan, pandangan politik, dan
lainnya.
b. Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran
yang sama. Sasaran ini tidak berkaitan dengan organisasi, namun semata-mata
untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.

2.2 Fase Pembentukan Kelompok


Pembentukan kelompok pada dasarnya adalah serangkaian proses dinamis yang meliputi
beberapa fase berikut:
a. Forming (pembentukan). Fase ini adalah fase awal, yaitu keadaan ketidakpastian
tentang tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok.
b. Storing (merebut hati). Fase ini ditandai dengan konflik antar kelompok. Anggota
menerima keberadaan kelompok tetapi membenci kontrol kelompok oleh individu-
individu tertentu.

vi
c. Norming (pengaturan norma). Fase ini menunjukkan perkembangan hubungan dengan
kelompok, menunjukkan adanya onsensus.
d. Performing (melaksanakan). Fase ini menunjukkan bahwa pekerjaan kelompok
berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota.
e. Anjourning (pengakhiran). Fase Ini adalah langkah terakhir dalam kelompok
temporer, yang bukan lagi tentang menyelesaikan tugas, tetapi tentang menyelesaikan
serangkaian kegiatan.

1. Struktur Kelompok
Kelompok kerja bukanlah kelompok yang tidak terorganisir. Mereka memiliki
struktur yang membentuk perilaku anggota mereka dan mampu menjelaskan dan
memprediksi efektivitas banyak perilaku individu dalam kelompok, serta kelompok
itu sendiri. Apa yang terkandung dalam variabel struktur ini? Ini termasuk
kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, komposisi
kelompok, dan tingkat kohesi kelompok.
a. Kepemimpinan formal
Hampir setiap kelompok kerja memiliki pemimpin formal. Orang ini
biasanya memiliki posisi, seperti kepala departemen, kepala departemen,
pemasok, mandor, manajer proyek, kepala satuan tugas, atau ketua komite. Itulah
sebabnya kami memberikan bab khusus tentang kepemimpinan.
b. Peran
Shakespear mengatakan, “Dunia itu hanyalah panggung sandiwara, dan
semua manusia diatasnya hanyalah para pemainnya”. Dengan menggunakan
kiasan yang sama, semua anggota kelompok adalah aktor, yang masing-masing
memainkan peran tertentu. Peran disini adalah seperangkat pola perilaku yang
diharapkan dimiliki seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
tertentu. Seperti kita saksikan, salah satu tugas dalam memahami perilaku adalah
adalah memahami peran yang sedang dimainka oleh seseorang.
Sebagai contoh, Bill Paterson adalah manajer pabrik pada Electrical
Industries, produsen peralatan listrik terkemuka di phoenix. Seperti Bill Paterson,
kta semua dituntut untuk memmmainkan sejumlah peran, dan perilaku kita
berubah-ubah menuntut peran yang kita memainkan. Kelompok-kelompok yang
berlainan memberlakukan persyaratan peran yang berlainan pula bagi individu.

vii
(1) Identitas Peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan
peran bila mereka menyadari bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas
membutuhkan perubahan besar.
(2) Persepsi Peran. Pandanga mengenai bagaimana ia seharunsnya bertindak
dalam situasi tertentu dosebur persepsi peran.
(3) Pengharapan peran. Yaitu pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana
orang lain meyakini tindakan anda seharusnya dalam situasi tertentu.
(4) Konflik peran. Apabila individu dharapkan pada pengharapan peran yang
berlainan, terjadi konflik peran. Konflik ini muncul apabila individu
menemukan bahwa patuh pada tuntutan suatu peran menyebabkan dirinya
mendapatkan kesulitan mematuhi tuntutan peran lain.

2. Pengembilan Keputusan Kelompok


Keyakinan yang dicirikan dengan sistem juri dalam peradilan AS bahwa
kelompok lebih baik daripada satu telah lama diterima sebagai komponen dasar dari
sistem hukum Amerika Uatara dab banyak negara lain. Dalam bagian ini, kami
meninjau ulang pengambilan keputusan kelompok.
a. Kelompok lawan individu
Kelompok-kelompok mengambil keputusan mungkin digunakan secara luas di
dalam organisasi, tetapi apakah itu menyiratkan bahwa keputusan kelompok akan
lebih disukai daripada keputusan yang diambil oleh individu. Marilah kita mulai
dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan kelompok.
(1) Kekuatan pengambilan keputusan kelompok
Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap.
Dengan menyatukan beberapa sumber data dari bebrapa individu, kita
membawa lebih banyak masukan, kelompok dalam proses keputusan. Bnayak
keputusan gagal setelah pilihan akhir diambil karena orang-orang tidak
menerima solusi.
(2) Kelemahan pengambilan keputusan kelompok
Walaupun memiliki banyak nilai tambah, keputusan kelompok memiliki
kelemahan. Pengambilan keputusan kelompok menghabiskan waktu lebih
banyak untuk mencapai pemecahan dibandingkan dalam kasus yang
keputusannya di ambil dari seseorang saja. Keputusan kelompok dapat
didominasi oleh satu atau beberapa orang. Jika koalisi dominan ini terdiri atas

viii
anggota dengan kemampuan rendah atau sedang, efektivitas seluruh kelompok
akan berkurang. Akhirnya, keputusan kelompok menjadi tidak efektif akibat
tanggung jawab yang ambigu.
b. Efektivitas dan efisiensi
Efektivitas kelompok daripada individu bergantung pada kriteria yang anda
gunakan untuk mendefinisikan efektivitas. Menurut kriteria ketetapan (akurasi),
keputusan kelompok cenderung lebih tepat. Akan tetapi, jika efektivitas keputusan
didefinisikan menurut kriteria kecepatan, individu lebih unggul. Jika kreativitas itu
penting, kelompok cenderung lebih efektif daripada individu. Dan jika efektivitas
berarti tingkat peneriamaan yang dicapai oleh keputusan akhir, sekali lagi,
kelompok lebih unggul.
Namun, efektivitas tidak dapat dinilai tanpa mempertimbangkan efisiensi.
Menurut kriteria efisiensi, kelompok hampir selalu kalah telak dibandingkan
pengambilan keputusan secara individual. Dengan beberapa pengecualian,
pengembalian keputusan kelompok menghabiskan lebih banyak jam kerja daripada
jika individu harus menangani masalah yang sama sendirian. Pengecualian
cenderung berupa kasus-kasus yang untuk mencapai kuantitas masukan yang
beraneka secara sebanding, pengambilan keputusan tunggal harus menghabiskan
banyak waktu untuk mengkaji dokumen-dokumen dan berbicara dengan orang lain.
Akan tetapi, seperti kami catat, keunggulan dalam efisiensi ini cenderung
merupakan pengecualian. Umumnya kelompok kurang efisien daripada individu.

2.3 Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok


Dua efek samping dari pengambilan keputusan kelompok mendapat perhatian cukup
banyak dari peneliti (perilaku organisasi). Fenomena yang pertama yang disebut pikiran
kelompok (groupthink), dikerjakan dengan norma-norma.
1. Pemikiran Kelompok
Fenomena yang terjadi apabila anggota kelompok begitu terpikat untuk
mengusahakan persetujuan norma untuk konsensus mengesampingkan penilaian
realistis terhadap langkah tindakan alternatif dan mengesampingkan uraian lengkap
atas pandangan yang tak populer minoritas atau yang menyimpang.

2.4 Tim dalam Berorganisasi

ix
1. Tim vs Kelompok
Robert B. Maddux dalam bukunya “Team Building” membedakan keduanya sebagai
berikut.
Kelompok memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan
administratif.
b. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam
penetapan sasaran.
c. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan bukan diminta saran untuk
mencapai sasaran yang terbaik dan lain sebagainya.
Berikut ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ciri-ciri tim efektif,
yaitu sebagai berikut:
a. Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa sasaran
pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung.
b. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya karena mereka
memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai.
c. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi dan lain sebagainya.
2. Hakikat dan ciri organisasi sebagai tim
Dari uraian di atas, dijelaskan pengertian tim. Tim dapat disimpulkan sebagai
suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang membawa perubahan pribadi
dan organisasi, pertumbuhan dan perkembangan. Steven covey (1997) menemukan 7
resep sikap yang perlu dimiliki oleh individu yang ingin memiliki efektifan yang
tinggi, yaitu: (1) proaktif, (2) mendahulukan yang utama, (3) selalu memulai dengan
tujuan akhir, (4) pendekatan menang-menang, (5) berusaha mengerti orang lain
sebelum dimengerti orang orang lain, (6) selalu menciptakan Sinergi keterpaduan dan
kebersamaan, serta (7) selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik sosial
maupun nilai-nilai.

Terdapat ciri-ciri atau kondisi organisasi sebagai tim tidak akan berhasil apabila:
a. Desain visi, misi, dan strategi organisasi yang kurang imaginable, feasible,
communicable;
b. Moral atau semangat rendah;
c. Conflict of interest pribadi merebak, dan lain sebagainya;

x
3. Manfaat membangun tim efektif
Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building mengatakan bahwa manfaat
membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut.
a. Dengan adanya tim sasaran yang realistis ditentukan dan dapat dicapai secara
optimal.
b. Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu
sama lain agar tim berhasil.
c. Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu
satu sama lain.
d. Komunikasi bersifat terbuka diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja
berjalan secara baik karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan
permasalahannya, dan lain sebagainya.

2.5 Kerja Sama dalam Membangun Tim Efektif


1. Pengertian dan unsur-unsur tim yang dinamis
Tim Dinamis merupakan tim yang mempunyai kinerja sangat tinggi dan dapat
memanfaatkan segala sinergi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan
sesuatu. Tim ini merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, tim yang para
anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama.
2. Unsur-unsur tim dinamis
Tim dinamis memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan tim pada
umumnya. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Richard Y. Chang adalah sebagai
berikut.
a. Menyatakan secara jelas misi dan tujuannya
Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita, visi ini digambarkan
dalam bentuk misi suatu organisasi atau tim yang dinamis harus mampu
menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan tujuan tim baik tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang.
b. Beroperasi secara efektif
Dalam pelaksanaan kerja tim yang sangat kreatif adalah dinamis dengan
memperhitungkan risiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam
melakukan sesuatu.

xi
c. Memfokuskan dalam hasil
Tim yang dinamis mampu memberikan hasil yang melampaui kemampuan
jumlah individu yang menjadi anggotanya.
d. Memperjelas peran dan tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab anggota tim jelas. Setiap anggota tim mengetahui
dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya dan mengetahui dengan jelas peran
temannya dalam tim, dan lain sebagainya.
3. Tahapan perkembangan tim
Mewujudkan tim dinamis tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi
merupakan rangkaian perkembangan secara bertahap. Tahap perkembangan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan arah (drive)
Pada tahap ini, tim harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar
strategi yang akan ditempuh, serta menetapkan tujuan, prioritas, dan prosedur
kerja. Serta peraturan bagi tim.
b. Bergerak (strive)
Pada tahap ini, peran dan tanggung jawab anggota tim ditetapkan dengan jelas.
Beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh
anggota tim sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan
bijaksana.
c. Mempercepat gerak (thrive)
Pada tahap ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara
maksimal. Dalam memecahkan masalah digunakan umpan balik dari sesama
anggota, manajemen konflik, kerjasama, dan pembuatan keputusan yang efektif.
d. Sampai (arrive)
Dengan kerjasama tim yang kompak. Tim akan mencapai puncak dengan
berhasil mengatasi semua kendala yang ada, dan akhirnya mencapai prestasi yang
luar biasa.

4. Membangun rasa kebersamaan tim


Tahapan dalam membangun tim yang dinamis akan berjalan dengan baik, apabila
anggota anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Oleh
karena itu, Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak
memandang pangkat, suku, dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling

xii
menghargai, dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu, suatu tim harus
memiliki anggota yang memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini,
persamaan, dan tujuan. Adapun penjabaran karakteristik menurut Richard Y. Chang
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Berorientasi pada opini
(1) Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis akan mengarahkan pada
tindakan tidak mengutuk orang lain.
(2) Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan
agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya.
(3) Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain bukan berorientasi pada
gagasan perseorangan.
(4) Tidak hanya memfokuskan pada intinya sendiri tetapi menginvestigasi
pendapat orang lain.
b. Berorientasi pada persamaan
(1) Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai
suatu keunggulan.
(2) Mengandalkan pada semua anggota.
(3) Kepercayaan kepada anggota tim meningkatkan produktivitas.
c. Berorientasi pada tujuan
(1) Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok, Kemungkinan
tidak mengenal konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok.
(2) Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama,
(3) Anggota tim mengakui bahwa masing-masing anggota tim memiliki tujuan,
dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan tim.

5. Membangun kebanggaan tim


Tim dinamis akan selalu menjaga performa terbaik. Oleh karena itu,
mempertahankan kinerja tim sangat diharapkan. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu membangun
kebanggaan nya adalah sebagai berikut.
a. Memotivasi anggota tim untuk berkomitmen
Dalam memotivasi ini Tentukan faktor-faktor apakah yang dapat
mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa mengetahui hal ini,
Proyek besar pun belum tentu merupakan faktor stimulus.
xiii
b. Memotivasi anggota tim yang tidak termotivasi
Tidak setiap anggota tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota tim
yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk itu,
diperlukan beberapa strategi yang jitu. Strategi tersebut antara lain: (1) dapatkan
nasehat dari mereka, (2) jadikan mereka sebagai guru, (3) libatkan mereka dalam
presentasi, dan (4) delegasi kan kepada mereka proyek bintang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan berinteraksi satu sama lain. Tujuan pembentukan kelompok sosial adalah
implementasi nilai-nilai sosial yang ada dan diperlukan dalam struktur sosial masyarakat.
Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang bersifat universal dan
menjadi bagian dari sistem sosial. Pembentukan kelompok sosial terjadi pada para

xiv
anggota masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama serta memiliki kesadaran
akan adanya hubungan yang terjalin di antara mereka. Secara sosiologis, kelompok
adalah setiap kumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan
terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial bukanlah terletak
pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi.

DAFTAR PUSTAKA

Penulis: Khaerul Umam


Pengantar: Prof. Dr. H. Hendi Suhendi, M.Si dan Dr. Sahya Anggara, M.Si
Desain Sampul: Tim Desain Pustaka Setia
Setting Montase, Layout: Tim Redaksi Pustaka Setia
Diterbitkan Oleh: CV PUSTAKA SETIA, Jl. BKR (Lingkar Selatan) No. 162-164 Telp.
(022) 5210588 Faks. (022) 5224105 E-mail: pustakasetia.com Website:
www.pustakasetia.com Bandung 4052

xv
xvi

Anda mungkin juga menyukai