NIM : F21020021
Progdi : Manajemen
UNIVERSITAS BOYOLALI
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KELMPOK DAN TIM
DALAM ORGANISASI” dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada penulis sehingga makalah ini
dapat penulis susun.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan penulis semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan banyak kontribusi bagi penulis,
dosen pengampu Mata Kuliah Perekonomian Indonesia, Ibu Alean Kistiani Puji R, S.M.,
M.M. dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu penulis dalam berbagai
hal.
Demikian makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis mohon
maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Ahmad Ahsin
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih krakteristik yang sama.
Kami menyebut kelompok ini persahabatan.
Kelompok informal memberikan pelayanan yang sangat penting karena dapat
memenuhi kebutuhan sosial anggotanya. Sebagai hasil dari interaksi yang berasal dari
dekat dengan pekerjaan atau berkolaborasi dalam tugas, kami menemukan bahwa
karyawan sering terlibat dalam kegiatan bersama, seperti bermain golf, bekerja
bersama, makan siang bersama, dan mengobrol saat bersantai.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
c. Norming (pengaturan norma). Fase ini menunjukkan perkembangan hubungan dengan
kelompok, menunjukkan adanya onsensus.
d. Performing (melaksanakan). Fase ini menunjukkan bahwa pekerjaan kelompok
berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota.
e. Anjourning (pengakhiran). Fase Ini adalah langkah terakhir dalam kelompok
temporer, yang bukan lagi tentang menyelesaikan tugas, tetapi tentang menyelesaikan
serangkaian kegiatan.
1. Struktur Kelompok
Kelompok kerja bukanlah kelompok yang tidak terorganisir. Mereka memiliki
struktur yang membentuk perilaku anggota mereka dan mampu menjelaskan dan
memprediksi efektivitas banyak perilaku individu dalam kelompok, serta kelompok
itu sendiri. Apa yang terkandung dalam variabel struktur ini? Ini termasuk
kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, komposisi
kelompok, dan tingkat kohesi kelompok.
a. Kepemimpinan formal
Hampir setiap kelompok kerja memiliki pemimpin formal. Orang ini
biasanya memiliki posisi, seperti kepala departemen, kepala departemen,
pemasok, mandor, manajer proyek, kepala satuan tugas, atau ketua komite. Itulah
sebabnya kami memberikan bab khusus tentang kepemimpinan.
b. Peran
Shakespear mengatakan, “Dunia itu hanyalah panggung sandiwara, dan
semua manusia diatasnya hanyalah para pemainnya”. Dengan menggunakan
kiasan yang sama, semua anggota kelompok adalah aktor, yang masing-masing
memainkan peran tertentu. Peran disini adalah seperangkat pola perilaku yang
diharapkan dimiliki seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
tertentu. Seperti kita saksikan, salah satu tugas dalam memahami perilaku adalah
adalah memahami peran yang sedang dimainka oleh seseorang.
Sebagai contoh, Bill Paterson adalah manajer pabrik pada Electrical
Industries, produsen peralatan listrik terkemuka di phoenix. Seperti Bill Paterson,
kta semua dituntut untuk memmmainkan sejumlah peran, dan perilaku kita
berubah-ubah menuntut peran yang kita memainkan. Kelompok-kelompok yang
berlainan memberlakukan persyaratan peran yang berlainan pula bagi individu.
vii
(1) Identitas Peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan
peran bila mereka menyadari bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas
membutuhkan perubahan besar.
(2) Persepsi Peran. Pandanga mengenai bagaimana ia seharunsnya bertindak
dalam situasi tertentu dosebur persepsi peran.
(3) Pengharapan peran. Yaitu pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana
orang lain meyakini tindakan anda seharusnya dalam situasi tertentu.
(4) Konflik peran. Apabila individu dharapkan pada pengharapan peran yang
berlainan, terjadi konflik peran. Konflik ini muncul apabila individu
menemukan bahwa patuh pada tuntutan suatu peran menyebabkan dirinya
mendapatkan kesulitan mematuhi tuntutan peran lain.
viii
anggota dengan kemampuan rendah atau sedang, efektivitas seluruh kelompok
akan berkurang. Akhirnya, keputusan kelompok menjadi tidak efektif akibat
tanggung jawab yang ambigu.
b. Efektivitas dan efisiensi
Efektivitas kelompok daripada individu bergantung pada kriteria yang anda
gunakan untuk mendefinisikan efektivitas. Menurut kriteria ketetapan (akurasi),
keputusan kelompok cenderung lebih tepat. Akan tetapi, jika efektivitas keputusan
didefinisikan menurut kriteria kecepatan, individu lebih unggul. Jika kreativitas itu
penting, kelompok cenderung lebih efektif daripada individu. Dan jika efektivitas
berarti tingkat peneriamaan yang dicapai oleh keputusan akhir, sekali lagi,
kelompok lebih unggul.
Namun, efektivitas tidak dapat dinilai tanpa mempertimbangkan efisiensi.
Menurut kriteria efisiensi, kelompok hampir selalu kalah telak dibandingkan
pengambilan keputusan secara individual. Dengan beberapa pengecualian,
pengembalian keputusan kelompok menghabiskan lebih banyak jam kerja daripada
jika individu harus menangani masalah yang sama sendirian. Pengecualian
cenderung berupa kasus-kasus yang untuk mencapai kuantitas masukan yang
beraneka secara sebanding, pengambilan keputusan tunggal harus menghabiskan
banyak waktu untuk mengkaji dokumen-dokumen dan berbicara dengan orang lain.
Akan tetapi, seperti kami catat, keunggulan dalam efisiensi ini cenderung
merupakan pengecualian. Umumnya kelompok kurang efisien daripada individu.
ix
1. Tim vs Kelompok
Robert B. Maddux dalam bukunya “Team Building” membedakan keduanya sebagai
berikut.
Kelompok memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan
administratif.
b. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam
penetapan sasaran.
c. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan bukan diminta saran untuk
mencapai sasaran yang terbaik dan lain sebagainya.
Berikut ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan ciri-ciri tim efektif,
yaitu sebagai berikut:
a. Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa sasaran
pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung.
b. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya karena mereka
memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai.
c. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi dan lain sebagainya.
2. Hakikat dan ciri organisasi sebagai tim
Dari uraian di atas, dijelaskan pengertian tim. Tim dapat disimpulkan sebagai
suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang membawa perubahan pribadi
dan organisasi, pertumbuhan dan perkembangan. Steven covey (1997) menemukan 7
resep sikap yang perlu dimiliki oleh individu yang ingin memiliki efektifan yang
tinggi, yaitu: (1) proaktif, (2) mendahulukan yang utama, (3) selalu memulai dengan
tujuan akhir, (4) pendekatan menang-menang, (5) berusaha mengerti orang lain
sebelum dimengerti orang orang lain, (6) selalu menciptakan Sinergi keterpaduan dan
kebersamaan, serta (7) selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik sosial
maupun nilai-nilai.
Terdapat ciri-ciri atau kondisi organisasi sebagai tim tidak akan berhasil apabila:
a. Desain visi, misi, dan strategi organisasi yang kurang imaginable, feasible,
communicable;
b. Moral atau semangat rendah;
c. Conflict of interest pribadi merebak, dan lain sebagainya;
x
3. Manfaat membangun tim efektif
Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building mengatakan bahwa manfaat
membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut.
a. Dengan adanya tim sasaran yang realistis ditentukan dan dapat dicapai secara
optimal.
b. Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu
sama lain agar tim berhasil.
c. Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu
satu sama lain.
d. Komunikasi bersifat terbuka diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja
berjalan secara baik karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan
permasalahannya, dan lain sebagainya.
xi
c. Memfokuskan dalam hasil
Tim yang dinamis mampu memberikan hasil yang melampaui kemampuan
jumlah individu yang menjadi anggotanya.
d. Memperjelas peran dan tanggung jawab
Peran dan tanggung jawab anggota tim jelas. Setiap anggota tim mengetahui
dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya dan mengetahui dengan jelas peran
temannya dalam tim, dan lain sebagainya.
3. Tahapan perkembangan tim
Mewujudkan tim dinamis tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi
merupakan rangkaian perkembangan secara bertahap. Tahap perkembangan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan arah (drive)
Pada tahap ini, tim harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar
strategi yang akan ditempuh, serta menetapkan tujuan, prioritas, dan prosedur
kerja. Serta peraturan bagi tim.
b. Bergerak (strive)
Pada tahap ini, peran dan tanggung jawab anggota tim ditetapkan dengan jelas.
Beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh
anggota tim sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan
bijaksana.
c. Mempercepat gerak (thrive)
Pada tahap ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktivitas secara
maksimal. Dalam memecahkan masalah digunakan umpan balik dari sesama
anggota, manajemen konflik, kerjasama, dan pembuatan keputusan yang efektif.
d. Sampai (arrive)
Dengan kerjasama tim yang kompak. Tim akan mencapai puncak dengan
berhasil mengatasi semua kendala yang ada, dan akhirnya mencapai prestasi yang
luar biasa.
xii
menghargai, dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu, suatu tim harus
memiliki anggota yang memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini,
persamaan, dan tujuan. Adapun penjabaran karakteristik menurut Richard Y. Chang
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Berorientasi pada opini
(1) Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis akan mengarahkan pada
tindakan tidak mengutuk orang lain.
(2) Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan
agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya.
(3) Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain bukan berorientasi pada
gagasan perseorangan.
(4) Tidak hanya memfokuskan pada intinya sendiri tetapi menginvestigasi
pendapat orang lain.
b. Berorientasi pada persamaan
(1) Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai
suatu keunggulan.
(2) Mengandalkan pada semua anggota.
(3) Kepercayaan kepada anggota tim meningkatkan produktivitas.
c. Berorientasi pada tujuan
(1) Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok, Kemungkinan
tidak mengenal konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok.
(2) Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama,
(3) Anggota tim mengakui bahwa masing-masing anggota tim memiliki tujuan,
dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan tim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan berinteraksi satu sama lain. Tujuan pembentukan kelompok sosial adalah
implementasi nilai-nilai sosial yang ada dan diperlukan dalam struktur sosial masyarakat.
Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang bersifat universal dan
menjadi bagian dari sistem sosial. Pembentukan kelompok sosial terjadi pada para
xiv
anggota masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama serta memiliki kesadaran
akan adanya hubungan yang terjalin di antara mereka. Secara sosiologis, kelompok
adalah setiap kumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan
terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial bukanlah terletak
pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi.
DAFTAR PUSTAKA
xv
xvi