TENTANG
OLEH KELOMPOK 8 :
1. ERMAWATI (201000462201045)
2. HABIB PRAWIGA (201000462201001)
3. ELLA SYAFITRI (201000462201048)
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang dasar-dasar
perilaku kelompok
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami tentang dasar-dasar perilaku kelompok
ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tipe dan karakteristik kelompok..........................................................2
B. Faktor yang mempengaruhi perpaduan tujuan organisasi dengan kebutuhan
pribadi dalam kelompok..........................................................................................3
C. Sifat-sifat kelompok................................................................................................4
D. Tahap dan proses suatu kelompok...........................................................................5
E. Properti suatu kelompok..........................................................................................6
F. Kohefisitas suatu kelompok.....................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial dimana setiap individu tidak bisa hidup sendiri
dan membutuhkan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari dan mencapai tujuan
hidup, manusia membutuhkan suatu kelompok dimana dalam kelompok tersebut terdapat
wadah untuk menuangkan aspirasi, visi dan misi mencapai tujuan hidup. Dalam suatu
kelompok tersebut, terdapat interaksi, kerja sama dan rasa saling bergantung demi
pencapaian tujuan yang maksimal.
Dilihat dari bentuk kelompok yang terdiri dari kelompok formal dan kelompok
informal, maka suasana kerja yang terpancar dalam suatu kelompok tentulah berbeda satu
sama lain. Suasana kerja ada karena gabungan perilaku orang-orang yang terdapat dalam
kelompok tersebut yang heterogen. Seiring berjalannya kelompok, perilaku-perilaku yang
terbagi atas perilaku wajar, perilaku yang dapat diterima, perilaku aneh dan perilaku
menyimpang akan nampak. Tentunya keberagaman perilaku perlu pengendalian dan
kesepakatan antara anggota kelompok. Untuk itu, diperlukanlah suatu pembelajaran yang
mempelajari perihal dasar-dasar perilaku kelompok agar suatu kelompok dapat bertahan dari
masalah- masalah intern akibat keberagaman perilaku dalam kelompok tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian, tipe dan karakteristik kelompok?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perpaduan tujuan organisasi dengan kebutuhan
pribadi dalam kelompok?
3. Apa saja sifat-sifat kelompok?
4. Bagaimana tahap dan proses suatu kelompok?
5. Apa saja properti dalam kelompok?
6. Bagaimana kohefisitas suatu kelompok?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian, tipe dan karakteristik kelompok;
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perpaduan tujuan organisasi dengan
kebutuhan pribadi dalam kelompok;
3. mengetahui sifat-sifat kelompok
4. Mengetahui tahap-tahap dan proses suatu kelompok;
5. Mengetahui properti suatu kelompok (norma, peranan dan status);
6. Mengetahui kohefisitas suatu kelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kelompok
2
terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok informal
dibentuk karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.
Berbagai faktor akan menentukan kelompok macam apakah yang dapat berdiri
dalam suatu organisasi dan apakah kelompok-kelompok semacam itu dapat memenuhi
fungsi organisasi maupun pribadi, atau hanya salah satu dari kedua fungsi ini. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perpaduan tujuan organisasi dengan kebutuhan pribadi dalam
kelompok dibagi atas tiga kategori utama :
1. Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan seperti organisasi kerja, lokasi fisik pekerjanya
dan jadwal waktu yang dikenakan akan menentukan siapa yang paling
berinteraksi, dan oleh karena itu, orang-orang mana dulu yang akan membentuk
kelompok. Apabila kelompok-kelompok akan diberi dorongan untuk memenuhi
3
tugas-tugas organisasi, maka dengan sendirinya lingkungannya harus
memungkinkan bahkan mendorong timbulnya kelompok-kelompok “logis”.
Tujuan ini sebetulnya dapat dicapai dengan membentuk kelompok-kelompok
tertentu menjadi tim-tim kerja, atau memperbolehkan timbulnya kelompok-
kelompok dengan cara mempermudah interaksi dan memberikan cukup waktu
bagi terjadinya interaksi-interaksi tersebut.
2. Faktor-faktor keanggotaan
Apakah suatu kelompok mau mengerjakan suatu tugas organisasi secara
efektif dan sekaligus secara psikologis memuaskan anggota-anggotanya, sebagian
tergantung pada komposisi kelompok. Untuk setiap pekerjaan yang harus ada
konsensus mengenai tujuan-tujuannya, nilai dasarnya dan media komunikasinya.
Jika latar belakang, nilai-nilai atau perbedaan status pribadi tidak memungkinkan
konsensus atau komunikasi sedemikian itu, maka kelompok tersebut tidak dapat
bekerja dengan baik.
3. Faktor-faktor dinamis
Faktor-faktor dinamis adalah kejadian-kejadian maupun proses yang
terjadi pada masa hidup kelompok-kelompok itu sendiri atau yang menyebabkan
terbentuknya kelompok itu, seperti melatih orang untuk membentuk kelompok
atau mendorong timbulnya sentimen-sentimen kelompok tertentu. Dalam kategori
ini akan terdapat berbagai macam variabel seperti orientasi kelompok dan
prosedur sosialisasi, serta keberhasilan maupun kegagalan yang dialami kelompok
itu dalam usaha untuk memenuhi tugas formalnya (jika itu adalah suatu kelompok
formal) dan untuk memenuhi kebutuhan psikologis para anggotanya.
Menurut Gibson tidak ada definisi umum yang diterima mengenai keberadaan
kelompok. Oleh sebab itu, dari perspektif yang berbeda dikembangkan suatu definisi
yang komprehensif mengenai satu kelompok, yang penekanannya lebih pada sifat-sifat
kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok dari sisi persepsi adalah bahwa kumpulan individu dianggap sebagai
suatu kelompok, apabila terjadi interaksi satu dengan yang lain dalam satu
pertemuan, yang masing-masing anggota menerima persepsi dari anggota lain
yang berbeda.
2. Kelompok dari sisi organisasi adalah karakteristik kelompok penting seperti
peran dan norma.
4
3. Kelompok dari sisi motivasi adalah kelompok yang gagal dari membantu
anggotanya dalam memuaskan kebutuhan mereka akan mengganggu semangat
mereka.
4. Kelompok dari sisi interaksi adalah interaksi dalam bentuk interdepensi adalah
mengelompokkan, pandangan ini menitik beratkan pada interaksi interpersonal.
Keempat pandangan di atas penting, karena merupakan ciri utama dari suatu
kelompok. Apabila satu kelompok berada dalam satu organisasi, maka anggotanya akan
termotivasi bergabung merasakan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan unit orang
yang berinteraksi, berkontribusi dalam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai
kesepakatan atau tidak melalui berbagai interaksi.
Pengembangan kelompok pada umumnya dilakukan melalui lima tahapan
sehingga dinamakan The Five- Stage Group Development Model. (Robbinsn dan
Judges,2011:313). Tahapan-tahapan tersebut diantaranya adalah :
1. Tahap forming ditandai oleh banyaknya ketidakpastian tentang maksud, struktur dan
kepemimpinan kelompok. Anggota mempertimbangkan tipe perilaku apa yang dapat
diterima. Tahapan ini selesai apabila anggota mulai berpikir diri mereka sebagai
bagian dari kelompok.
2. Tahap storming adalah tentang konflik dalam kelompok. Anggota menerima
keberadaan kelompok, tetapi menolak memaksa pada individualitas. Selanjutnya
terjadi konflik tentang siapa yang akan mengawasi kelompok. Ketika tahap ini
selesai, akan terdapat hierarki kepemimpinan yang relative jelas dalam kelompok.
3. Tahap norming, hubungan dekat berkembang dan kelompok menunjukkan kepaduan
atau kohevisitas. Karenanya timbul perasaan kuat atas identitas dan persahabatan.
Tahap ini selesai ketika struktur kelompok menguat dan kelompok telah
menstimulasikan harapan bersama tentang apa yang menjadi perilaku anggota yang
benar.
4. Tahap performing, struktur pada titik ini adalah fungsional dan dapat diterima
sepenuhnya. Energi kelompok berpindah dari sekedar untuk saling mengetahui dan
memahami, menjadi untuk mewujudkan tugas.
5
E. Properti Kelompok
1. Peranan Kelompok
Setiap anggota kelompok mempunyai peran tertentu dalam kelompoknya.
Beberapa peran berkaitan dengan aspek tugas kelompok, yang lainnya
mempromosikan interaksi sosial. Berikut ini peran anggota kelompok :
a. Self Oriented Roles
Benne dan Sheats mengidentifikasi beberapa peran yang berkaitan dengan tugas-
tugas atau peranan kelompok, yakni:
1) Innitiator Contributor, tugasnya menampung semua gagasan baru;
2) Information seeker,tugasnya bertanya tentang informasi yang berkaitan
dengan tugas;
3) Opinion seeker,tugasnya selalu bertanya atau mencari masukan dari
kelompok tentang nilai-nilai apa yang patut dikembangkan dalam
kelompok;
4) Information giver, tugasnya sebagai penyebar fakta atau informasi yang
meliputi seluruh kelompok;
5) Elabolator,tugasnya menjelaskan gagasan dalam kelompok, dengan contoh
dan gagasan yang jelas;
6) Coordinator,tugasnya menjadi penyerasi relasi antara anggota kelompok
maupun gagasan-gagasan mereka;
7) Orienter,tugasnya mengarahkan atau mengganti arah diskusi kelompok;
8) Evaluator critic,tugasnya mengevaluasi secara kritis aktivitas kelompok
secara obyektif sesuai dengan standard;
9) Energizer,tugasnya merangsang kelompok untuk mencapai aktivitas yang
lebih tinggi;
10) Procedural technician,tugasnya dalam urusan logistic bagi kelompok;
11) Recorder,tugasnya menyimpanberbagai rahasia dan catatan yang berkaitan
dengan aktivitas kelompok.
b. Sosial roles
Kelompok juga mempunyai anggota yang berperan tertentu dalam aktivitas dan
relasi sosial. Berikut ini beberapa perannya:
1) Encourager, tugasnya mengemukakan gagasan-gagasan baru kepada
orang lain;
2) Harmonizer, tugasnya menjadi mediator dalam perbedaan antara anggota
kelompok;
3) Compromiser, tugasnya menjadi orang yang membuat kompromi bagi
anggota yang berkonflik agar menyenangkan bagi semua anggota
kelompok;
6
4) Gatekeeper/expediter, tugasnya menjadi penyaring atau penyalur
informasi dalam sebuah proses komunikasi yang terbuka;
5) Standard setter, tugasnya menganjurkan Standard atau kriteria bagi
kelompok, misalnya Standard perilaku;
6) Group observer, tugasnya menjadi pengamat aktivitas kelompok dan
menggunakan informasi bagi umpan balik kepada kelompok;
7) Follower, tugasnya mengikuti kelompok lalu menerima gagasan yang
ideal.
c. Individualistic roles
Peranan anggota kelompok dibawah ini tampaknya menghancurkan kelompok
bagi kelompok. Diantaranya sebagai berikut:
1) Aggresor, yaitu orang-orang yang selalu melawan, merendahkan martabat
orang lain, menampilkan perilaku agresif;
2) Blocker, yaitu bertahan meskipun ada guncangan dalam kelompok;
3) Recognition seeker, yaitu orang yang selalu memperhatikan anggotanya;
4) Self confessor, yaitu orang yang mencari hal-hal baru yang lebih terbuka
dari orang-orang yang bukan anggota kelompok, terutama mencari hal
yang berkaitan dengan perasaan atau pendapat;
5) Dominator, yaitu orang yang bertahan dalam kontrol melampaui
kelompok dengan memanipulasi anggota lain;
6) Help seeker, yaitu orang yang menjadi penolong yang baik, mencoba
menarik simpati dari kelompok;
7) Special interest pleader, yaitu orang yang menggunakan stereotip untuk
mempertahankan prasangka.
2. Norma Kelompok
Norma daalah standard perilaku yang dapat diterima dan dibagikan oleh
anggotanya yang menyatakan bahwa mereka harus atau tidak harus tidak melakukan
dalam situasi tersebut (Remind dan Judge,2011:319).
Norma dapat menutupi semua aspek perilaku kelompok. Paling umum adalah :
a. performance norms, memberikan isyarat secara eksplisit tentang seberapa keras
anggota harus bekerja,tingkat kelambanan yang sesuai dan sebagainya;
b. appearance norms, menyangkut etika berpakaian,aturan yang tidak dibicarakan
ketika kelihatan sibuk;
c. social arrangement norms, menyangkut dengan siapa makan siang bersama,
bagaimana jika membentuk persahabatan didalam dan diluar pekerjaan dan
d. resource allocation norms, berkenaan dengan penugasan pada pekerjaan yang
sulit, distribusi sumber daya seperti pengupahan atau peralatan.
7
Norma berkembang secara informal apabila kelompok atau organisasi
mempertimbangkan apa yang harus dilakukan untuk menjadi efektif. Pada umumnya
norma berkembang dengan kombinasi dan cara sebagai berikut :
a. Explict statement by supervisors or coworkers, pernyataan secara eksplisit oleh
penyelia atau rekan kerja. Misalnya, pemimpin kelompok dapat secara
eksplisit menetapkan norma untuk tidak menentukan harapan kelompok. Jika
rapat pertama kelompok ditandai oleh interaksi sangat formal antara penyelia
dan pekerja, maka kelompok sering mengharapkan rapat selanjutnya dilakukan
dengan cara yang sama.
b. Carryover behaviors from past situations, perilaku terbawa dari situasi masa
lalu. Perilaku individual yang merupakan bawaan dari situasi masa lalu dapat
meningkatkan dan dapat diprediksi perilaku anggota kelompok dalam tatanan
baru dan memfasilitasi penyelesaian tugas.
3. Status Kelompok
Status merupakan prestise relative, posisi sosial atau peringkat yang diberikan
pada kelompok atau individu oleh orang lain. Dikenal adanya formal status sebagai
prestise yang dimiliki seseorang karena sifat dari posisi resminya dalam organisasi.
Sedangkan informal status merupakan prestise individual yang disepakati dengan
karakteristik tertentu yang tidak secara formal dikenali oleh organisasi.
F. Kohesivitas Kelompok
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelompok adalah himpunan orang- orang yang bekerja sama, berinteraksi,
berinteraksi dan menunjukkan saling ketergantungan dalam memenuhi suatu tujuan
bersama. Kelompok terbentuk karena adanya faktor yang mempengaruhi perpaduan
tujuan organisasi dengan kebutuhan pribadi dalam kelompok yang terdiri dari faktor
lingkungan, faktor keanggotaan dan faktor dinamis. Peranan kelompok dalam kehidupan
sehari hari adalah sebagai self oriented roles, social roles dan individualistic roles. Dalam
suatu kelompok terdapat norma yang dapat menutupi semua aspek perilaku kelompok.
Paling umum adalah : (a) performance norms, memberikan isyarat secara eksplisit
tentang seberapa keras anggota harus bekerja, tingkat kelambanan yang sesuai dan
sebagainya; (b) appearance norms, menyangkut etika berpakaian, aturan yang tidak
dibicarakan ketika kelihatan sibuk; (c) social arrangement norms, menyangkut dengan
siapa makan siang bersama, bagaimana jika membentuk persahabatan di dalam dan di
luar pekerjaan dan (d) resource allocation norms, berkenaan dengan penugasan pada
pekerjaan yang sulit, distribusi sumber daya seperti pengupahan atau peralatan.
Sedangkan status dalam kelompok merupakan prestise relative, posisi sosial atau
peringkat yang diberikan pada kelompok atau individu oleh orang lain. Dikenal adanya
formal status sebagai prestise yang dimiliki seseorang karena sifat dari posisi resminya
dalam organisasi. Sedangkan informal status merupakan prestise individual yang
disepakati dengan karakteristik tertentu yang tidak secara formal dikenali oleh organisasi.
Adapun kohesivitas kelompok merupakan saling tertariknya atau saling senangnya
anggota satu dengan yang lain dalam kelompok.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami susun dengan semaksimal mungkin, semoga bisa
menambah wawasan dan pengetahuan kita, kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami
sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah akan kami buat selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://fatimanurazizia15.blogspot.com/2018/10/makalah-dasar-dasar-perilaku-
kelompok.html?m=1
https://anisusanti1982.blogspot.com/2017/12/makalah-dasar-dasar-perilaku-
kelompok.html?m=1
10