Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

PERILAKU KELOMPOK
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perilaku Organisasi yang diampu oleh:
Bapak Drs. Djoko Suprayetno, M.Si

Disusun oleh:
1. Le Yusfika Purnama
2. Maharani Putri Damayanti
3. Manisha Elfira Damayanti
4. Meisi Arsita

PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perilaku Kelompok”. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Drs.Djoko Suprayetno, M.Si yang telah
memberikan kesempatan kepada kelompok kami untuk menyusun dan membahas makalah
ini. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Makalah ini diharapkan juga dapat bermanfaat sebagai informasi dan pengetahuan bagi
pembaca dalam memahami tentang perilaku kelompok. Atas perhatian dan partisipasinya
kami ucapkan terima kasih.

Mataram, 20 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Kelompok
2.2 Jenis-jenis Kelompok
2.3 Alasan-alasan Terbentuknya Kelompok
2.4 Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
2.5 Faktor Eksternal yang Menentukan Kesuksesan Kelompok
2.6 Sumber Internal Anggota Kelompok
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup
dengan sendirinya melainkan membutuhkan bantuan manusia lainnya. Manusia di dalam
kehidupannya juga tidak dapat dipisahkan dari kelompok sehingga membentuk kelompok-
kelompok dengan sendirinya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok
merupakan awal dari perilaku organisasi.
Perilaku kelompok pada hakikatnya berdasarkan pada perilaku itu sendiri yang
dipusatkan pada perhatian dan tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar
bidang pengetahuan ini didukung dengan dua komponen, yaitu individu-individu yang
berprilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut. Ciri peradaban
manusia bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Hal
ini berarti bahwa manusia tidak dapat melepaskan dirinya agar tidak terlibat dalam kegiatan
berorganisasi.
Manusia hidup dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan hampir dari
semua waktu manusia digunakan untuk bekerja untuk suatu organisasi. Waktu senggangnya
juga digunakan untuk bermain-main serta berkecimpung di dalam organisasi. Begitu pula
manusia pasti akan mati dalam suatu organisasi.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan
adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk
prilaku organisasi umtuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai prilaku kelompok karena
kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat
dalam aktivitas kelompok. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai prilaku
kelompok dalam organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perilaku kelompok dan jenis-jenis kelompok?
2. Apa saja alasan terbentuknya kelompok?
3. Bagaimana tahap-tahap perkembangan kelompok?
4. Apa saja faktor ekternal yang menentukan prestasi kelompok dan sumber internal anggota
kelompok?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahu dan memahami prilaku kelompok dalam organisasi
2. Untuk mengetahui alasan terbentuknya organisasi
3. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembagan kelompok
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Kelompok


Perilaku seorang pekerja dapat menentukan keberhasilan kerja, baik secara individu
maupun kelompok. Perilaku seseorang tergantung pada efektivitas dirinya sediri, kecakapan
teknisnya, pengalaman manajerialnya dan peran yang dimainkan dalam organisasi. Perilaku
adalah semua yang dilakukan seseorang, misalnya ketika berbicara kepada seseorang,
mendengarkan seseorang teman kerja, mendokumen sebuah laporan dll.
Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran
tertentu. Gibson (1995) memandang kelompok dari empat kelompok perspektif, diantaranya :
a. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang
saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima kesan
atau persepsi dari anggota lain.
b. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri atas dua
atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem menunjukkan beberapa
fungsi, memiliki standar dari peran hubungan diantara anggota.
c. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang
keberadaannya sebagai suatu kumpulan yang menghargai individu.
d. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah interaksi
dalam bentuk interpedensi.
Kelompok adalah kumpulan individu dimana perilaku atau kinerja satu anggota
dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya. Dipandang dari proses
kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena tindakan manajerial dan karena adanya
keinginan individu. Manajer menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakan pekerjaan dan
tugas yang diberikan.
Jadi, perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih individu yang
berinteraksi dan saling memengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi
yang positif, baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.
2.2 Jenis-jenis kelompok
a. Kelompok Primer (Primary Group)
Menurut pendapat Charles H. Cooley (1911), diambil dari fred Luthans (1981),
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompokkelompok primer adalah: “by primary
group, I mean those characterized by intimate, face to face association and cooperation.
They are primary in several sense, but chiefly in that they are fundamental in forming the
social nature and ideals of the individual”, maksudnya yaitu kelompok primer adalah
kelompok-kelompok primer yang mempunyai sifat adanya keakraban, kerja sama dan
hubungan tatap muka mereka dalam beberapa perasaan tetapi pada intinya mereka secara
mendasar membentuk sifat sosial dan cita-cita individu. Contoh dari kelompok primer ini
adalah keluarga (peer group).
b. Kelompok formal
Kelompok Formal atau Formal Group adalah Kelompok yang sengaja dibentuk atau
ditunjuk oleh Organisasi untuk melakukan tugas tertentu. Perilaku kelompok tersebut adalah
diarahkan untuk mencapai Tujuan yang telah ditentukan oleh Organisasi. Kelompok Formal
ini umumnya memiliki aturan dan pembagian tugas yang jelas. Contoh dari kelompok formal
ini misalnya kepanitiaan, unit-unit kerja tertentu seperti tim manajer kelompok tukang
pembersih, kelompok penyelenggara acara dan sebagainya.
Kelompok Formal ini dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Kelompok Komando (Command Group) yaitu kelompok formal yang terdiri dari
individu-individu dalam organisasi dengan garis komando jelas seperti bawahan yang
harus melapor ke atasannya. Kelompok Komando ini biasanya ditentukan dalam Bagan
Organisasi.
2. Kelompok Tugas (Task Group), yaitu kelompok formal yang dibentuk untuk
menyelesaikan tugas tertentu. Individu-individu yang bergabung ke dalam Kelompok
Tugas adalah mereka yang dapat bekerjasama dalam menyelesaikan Tugas diarahkan
oleh Organisasi. Contoh Kelompok Tugas dalam perusahaan Manufakturing adalah
membentuk Kelompok Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle) yang tertugas untuk
menangani masala-masalah kualitas.
c. Kelompok Informal
Kelompok Informal atau Informal Group adalah Kelompok yang dibentuk oleh anggota
organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama. Kelompok Informal ini umumnya
tidak terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara resmi oleh organisasi.
Timbulnya Kelompok Informal karena adanya tanggapan terhadap kebutuhan akan
hubungan sosial.
Kelompok informal dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kelompok kepentungan atau Interest Group, yaitu kelompok yang dibentuk oleh
individu-individu tertentu dalam organisasi yang memiliki kepentingan sama.
2. Kelompok persahabatan atau Friendship Group, yaitu kelompok yang terbentuk
karena adanya persamaan karakteristik seperti kesamaan hobi, kesamaan pandangan
politik, kesamaan kepercayaan ataupun kesamaan etnis.
2.3 Alasan-alasan Terbentuknya Kelompok

Individu-individu yang bergabung kedalam kelompok pada dasarnya mempunyai tujuan


dan alasan masing-masing. Berikut ini beberapa tujuan ataupun alasan seseorang
bergabung menjadi anggota kelompok :
a. Keamanan (Security)
Seseorang yang bergabung kedalam kelompok merasa lebih aman karena tidak sendirian
dalam menghadapi masalah ataupun ancaman. Orang tersebut akan merasa lebih percaya
diri dan lebih kuat dan lebih tahan terhadap ancaman.
b. Status
Adanya pengakuan dari masyarakat jika bergabung dengan kelompok tertentu yang
memiliki reputasi baik di mata masyarakat. Status mereka akan meningkat di masyarakat.
c. Harga Diri (Self Esteem)
Merasa dihargai jika diterima sebagai anggota kelompok terutama pada kelompok-
kelompok yang bergengsi tinggi.
d. Afiliasi (Affiliation)
Berafiliasi dengan Kelompok dapat memenuhi kebutuhan seseorang akan persahabatan
dan hubungan sosial.
e. Kekuasaan (Power)
Sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh sendiri dapat dengan mudah dicapai berkat
kekuatan kelompok dan juga kekuatan untuk melindungi diri dari permintaan-permintaan
yang tidak wajar atau permintaan yang tidak masuk akal.
f. Pencapaian Tujuan (Goal Achievement)
Untuk mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua
orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk
menyelesaikan pekerjaan
2.4 Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
 Model Lima Tahap
Lima tahap dan model aternatif bagi kelompok-kelompok temporer dengan tenggat
waktu. Model pengembangan kelompok lima tahap mensifati kelompok sebagai melewati
lima tahap yang jelas, yaitu:
1. Tahap pembentukan (forming)
Pada tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan
kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk menemukan tipe-tipe
perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini selesai ketika para anggota telah
mulai berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok.
2. Tahap keributan (storming)
Tahap keribuatan adalah tahap komplik di dalam kelompok (intragrup). Para
anggota menerima baik eksistensi kelompok,tetapi melawan batasan-batasan yang
diterapkan oleh kelompok-kelompok individualitas.
3. Tahap penormaan (norming)
Tahap penormaan adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan
kelompok menunjukan sifat kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas
kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur
kelompok yang kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang disebut sebagai
perilaku anggota yang benar.
4. Tahap Pelaksanaan (performing)
Tahap pelaksanaan adalah tahap berfungsinya struktur dan diterima baik. Energy
kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu dengan yang lain
menjadi pelaksana tugas yang ada.
5. Tahap Peristirahatan (adjourning)
Tahap peristirahatan adalah tahap terakhir dalam pengembangan kelompok pada
kelompok sementara, dicirikan oleh perhatian kepenyelesaian aktivitas bukannya ke
kinerja petugas.
 Model Alternatif
Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat. Kelompok ini memiliki urutan
tindakan (atau bukan tindakan) mereka sendiri yang unik, seperti:
a. Menentukan arah kelompok
b. Fase inersia (lemas tanpa energy)
c. Fase transisi (peralihan)
d. Transisi mengawali perubahan besar
e. Fase inersia kedua mengikuti masa transisi
f. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang sangat terpicu
2.5 Faktor Eksternal yang Menentukan Kesuksesan Kelompok
Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari kelompok lain
adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok, tingkat konflik, dan
tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada norma kelompok. Setiap
kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kondisi internalnya.
 Kondisi Eksternal pada Kelompok
Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dipaksakan dari
luar. Kondisi eksternal ini mencakup: strategi keseluruhan organisasi, struktur wewenang,
peraturan formal, sumber daya, proses seleksi karyawan, evaluasi kinerja dan system
imbalan, bidaya, dan tataran kerja fisik.
1. Strategi Organisasi
Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.
2. Struktur Otoritas
Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian / setiap individu dalam
suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memiliki otoritas yang berbeda-
beda, seperti: siapa melapor kepada siapa, siapa yang mengambil keputusan, atau
keputusan apakah yang pengambilannya diberikan kepada individu atau kelompok.
3. Peraturan formal
Organisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain untuk membakukan
perilaku karyawan. Hal ini dilakukan untuk membuat konsistensi perilaku karyawan dan
bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan kelompok kerja karyawan tersebut.
4. Sumber Daya Organisasional
Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang dialokasikan oleh
organisasi pada kelompok.
5. Proses Seleksi Personil
Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut karyawan yang akan
menentukan siapa yang akan ditempatkan ke dalam suatu kelompok kerja.
6. Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)
Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah dievaluasi,
maka perlu diteruskan dengan system ganjaran (imbalan) akan hasil evaluasi tersebut.
7. Budaya Organisasi
Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima
dengan baik atau yang tidak dapat diterima, seperti cara berpakaian, peraturan organisasi,
perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.
8. Tataran Fisik Kerja
Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihakpihak eksternal mempunyai
landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok kerja.
2.6 Sumber Internal Anggota Kelompok
1. Leadership. Kepeminpinan meliputi proses dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, serta memengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat
dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung
kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap
orang bawahan, maupun atasan pimpinan itu sendiri.
2. Budaya. Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakkar organisasi menjadi
bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek penngembangan organisasi. Oleh sebab
itu, muncullah istilah “Budaya Organisasi”. Secara sederhana, budaya organisasi dapat
didefinisikan sebagai nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta para
anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Secara umum, perusahaan atau
organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang kepribadian, emosi, dan ego
yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk
budaya organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup dengan
sendirinya melainkan membutuhkan bantuan manusia lainnya. Manusia di dalam
kehidupannya juga tidak dapat dipisahkan dari kelompok sehingga membentuk kelompok-
kelompok dengan sendirinya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok
merupakan awal dari perilaku organisasi. Prilaku kelompok dalam organisasi adalah aktivitas
yang dilakukan dua orang atau lebih yang berkumpul dan berinteraksi sebagaianggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai