Disusun oleh :
Juan Apriadi (1810312110045)
Muhammad Yaasiin Rahmatulloh (1810312210017)
Muhammad Zein Al Maldini (1810312210031)
Rahmat Rizki Anugrah (1810312210033)
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat pertolongan-Nya jualah kami dapat menyusun makalah ini dan dapat
menyelesaikannya tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini kami membahas salah satu bagian dari pelajaran
Perilaku Organisasi, yaitu tentang Dasar-dasar “Group Behavior” dan Pengertian
“Work Team”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai pembuat sangat menyadari
bahwa makalah ini begitu jauh dari kesempurnaan baik dalam penempatan kata,
ejaan, maupun cara penyusunannya. Untuk itu, kami sebagai pembuat sangat
mengharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pada kesempatan
yang akan datang.
Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat memberi ilmu,
informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk
mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
3. Kesimpulan 24
DAFTAR PUSTAKA 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Status. Oleh karena orang menggunakan identitas untuk mendifinisikan
diri mereka sendiri dan meningkatkan penghargaan, maka orang akan
cenderung lebih mengaitkan diri mereka sendiri dengan kelompok yang
memiliki satus tinggi
Model lima tahap mencirikan kelompok yang berjalan melalui tahapan yang
unik, yaitu membentuk mempeributkan, menyusun norma, bekerja dan
membubarkan.
4
bersifat sementara yang memiliki tugas yang terbatas untuk mengerjakan
maka tahap pembubaran akan berada pada tahap terakhir.
1. Peran
5
a) Persepsi Peran.
Pandangan kita mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak dalam
suatu situasi tertentu adalah persepsi peran. Kita mendapatkan persepsi
peranan dari semua stimulus disekitar, sebagai contoh teman, buku,
film atau dari televise.
b) Ekspektasi Peran.
Ekspektasi peran adalah cara orang lain meyakini untuk bertindak
dalam suatu konteks dan situasi tertentu. Di tempat kerja, kita melihat
ekspektasi peran melalui perspektif kontrak psikologis, yaitu perjanjian
yang tidak tertulis diantara para karyawan dengan pemilik usaha.
Perjanjian ini mengemukakan ekspektasi timbal balik.
c) Konflik Peran
Ketika kepatauhan dengan salah satu persyaratan peran mempersulit
untuk menyesuaikan dengan yang lainnya, hasilnya adalah konflik
peran. Pada keadaan ekstrem, dua atau lebih ekspektasi peran saling
bertentangan.
2. Norma
6
Perilaku menyimpang ditempat kerja atau juga disebut perilaku antisosial
atau ketidaksopanan ditempat kerja merupakan perilaku yang bersifat
sukarela yang melanggar norma organisasional secara signifikan dan dengan
demikian, dapat mengancam kesejahteraan organisasi atau para anggotanya.
3. Status
Status adalah suatu posisi yang didefinisikan secara sosial atau peringkat
yang diberikan kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang
lain dan meresap disetiap masyarakat. Status merupakan pemotivasi yang
signifikan dan memiliki konsekuensi perilaku yang besar.
Menurut teori karakteristik status, status cenderung berasal dari salah satu
diantara ketiga sumber berikut :
Status dan Norma. Status memiliki efek yang lebih menarik pada kekuasaan
norma dan tekanan untuk mematuhinya. Para individu yang memiliki status
yang tinggi sering kali diberikan lebih banyak kebebasan menyimpang dari
norma daripada kelompok lain.
7
macam tipe perilaku yang korektif. Hierarki kelompok dapat mengarah pada
kebencian diantara mereka yang berada pada batas bawah status kontinum.
Perbedaaan status yang besar didalam kelompok juga berhubungan dengan
kinerja individu yang lebih buruk, kesehatan yang rendah, dan keinginan
yang kuat untuk meninggalkan kelompok.
4. Bersaran
Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok
dengan memperhatikan kemalasan sosial, kecenderungan bagi para
individu untuk mengeluarkan sedikit upaya ketika bekerja secara kolektif
daripada sendiri. Hal ini secara langsung sama dengan jumlah produktivitas
para individu yang berada di dalamnya.
Replika dari riset Ringelmann dengan tugas yang hampir sama biasanya
didukung dengan hasil temuannya. Total kinerja kelompok meningkat
8
dengan besaran kelompok, tetapi tambahan para anggota yang baru
mengurangi tingkat pengembalian keuntungan pada produktivitas individu.
Jadi semakin banyak menjadi semakin baik dalam total produktivitas suatu
kelompok yang terdiri atas empat orang lebih besar daripada terdiri atas tiga
orang, tetapi produktivitas individu masing-masing anggota mengalami
penurunan.
5. Kekompakan
9
6. Keragaman
Lini kesalahan Salah satu kemungkinan efek samping dalam tim yang
beragam terutama mereka yang beragam dalam hal karakteristik level
permukaan adalah lini kesalahan, atau divisi yang dipandang membagi
kelompok-kelompok menjadi dua atau lebih subkelompok yang didasarkan
pada perbedaan individual mislanya jenis kelamin, ras, umur, pengalaman
kerja, dan pendidikan.
Sebagai contoh, katakanlah kelompok A terdiri atas tiga pria dan tiga
wanita. Tiga pria kira-kira memiliki jumlah pengalaman kerja yang sama
dan latar belakang dalam pemasaran. Tiga wanita juga memiliki jumlah
pengalaman kerja yang sama dan latar belakang dalam keuangan. Kelompok
B memiliki tiga pria dan tiga wanita, tetapi mereka semuanya berbeda dalam
10
hal pengalaman dan latar belakang mereka. Dua dari para pria relative
berpengalaman, sementara yang satunya masih baru. Salah satu dari para
wanita telah bekerja di perusahaan selama beberapa tahun, sementara dua
lainnya masih baru. Selain itu, dua dari para pria dan satu wanita dalam
kelompok B memiliki latar belakang dalam pemasaran, sementara pria
lainnya dan dua dari para wanita yang tersisa memiliki latar belakang dalam
keuangan. Dengan demikian, kemungkinan bahwa lini kesalahan akan
menghasilkan subkelompok para pria dan para wanita dalam kelompok A
tetapi tidak dalam kelompok B.
Keyakinan yang didirikan oleh para hakim bahwa dua kepala lebih baik
daripada satu telah lama diterima sebagai komponen dasar dari sistem
hukum Amerika Serikat dan oleh banyak negeri lainnya. Saat ini, banyak
keputusan dalam organisasi
11
Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok
12
Tetapi kita tidak dapat mempertimbangkan efektivitas tanpa menilai
efesiensi. Dengan beberapa pengecualian, pengambilan keputusan kelompok
memerlukan lebih banyak jam kerja daripada individu yang menyelesaikan
permasalahan yang sama sendirian.
13
2.2 Tim Kerja
14
mengambil tindakan atas permasalahan. Tim ini bahkan memilih
anggotanya sendiri dan menyuruh anggota itu untuk saling menilai kinerja.
3. Tim Fungsional Silang
Tim fungsional silang adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki yang sama,
tetapi dari tempat pekerjaan yang berbeda. Tim fungsional silang
merupakan cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka bidang
dalam suatu organisasi (atau bahkan antar organisasi) untuk bertukar
informasi, mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah, serta
mengkoordinasikan proyek yang rumit.
4. Tim Virtual
Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk
mengikat secara fisik secara bersama membagi anggota untuk mencapai
tujuan bersama. Mereka mengizinkan orang untuk bergabung secara
langsung dengan menggunakan komunikasi langsung diantaranya seperti
lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-mail. Tim virtual terdiri atas
anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan organisasional yang
terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan untuk dengan
cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk
menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau
mengekploitasi peluang strategis tertentu.
15
Berikut penjelasannya :
Konteks : apa faktor-faktor yang menentukan apakah tim dapat berhasil atau
tidak.
1. Sumber daya yang memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk melaksanakan
semua pekerjaan dalam mencapai tujuan. Kelangkaan sumber daya secara
langsung dapat menurunkan kemampuan tim untuk melaksanakan
pekerjaaan secara efektif dan mencapai tujuan. Hal ini meliputi pengaruh
seperti informasi yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan staf, dorongan
dan asisten administrasi.
16
dan berkomitmen terhadap berbagai tujuan dan keputusan pemimpin
mereka.
4. Evaluasi kinerja dan sistem pemberian imbalan
Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang tetap, insentif individual, dan
semacamnya, tidaklah konsisten dengan pengembangan tim kinerja tinggi.
Jadi, disamping mengevaluasi dan memberi penghargaan untuk para
karyawan atas kontribusi individual mereka, manajemen hendaknya
mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok, pembagian laba,
pembagian pendapatan, insentif kelompok kecil, dan modifikasi-modifikasi
sistem lain yang memperkuat upaya dan komitmen tim.
Komposisi tim : terdapat variabel yang terkait bagimana tim dapat dibentuk
menjadi staf.
1. Kemampuan dari para anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan
yang berbeda. Pertama, tim perlu orang-orang dengan keahlian teknis.
Kedua, perlu orang dengan keterampilan pemecah masalah dan
pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi masalah,
membangkitkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan membuat pilihan
yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang dengan keterampilan
mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan
keterampilan antar pribadi lainnya.
2. Kepribadian para anggota
Kepribadian mempengaruhi individu dalam berperilaku. Macam-macam
karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara
keseluruhan.
3. Alokasi aturan
Tim memiliki kebutuhanyang berbeda-beda, dan para anggota yang terpilih
memastikan seluruh peranan yang bervariasi telah dipenuhi. Untuk
meningkatkan kemungkinan para anggota tim yang akan bekerja secara
bersama-sama, para manajer perlu memahami kekuatan masing-masing
individu yang berguna bagi tim, memilih para anggota dengan kekuatan-
17
kekuatan mereka, dan mengalokasikan penugasan kerja yang sesuai dengan
gaya yang dipilih oleh anggota.
4. Keragaman para anggota
Suatu kondisi di mana para anggota dari suatu unit kerja berbagi atribut
demgrafi yang umum, misalnya umur, jenis kelamin, ras, tingkat
pendidikan, atau lamanya layanan dalam organisasi merupakan subjek dari
demografi organisasi. Demografi organisasi menyarankan bahwa atribut-
atribut misalnya umur atau tanggal yang digabungkan akan membantu kita
dalam memprediksikan tingkat perputaran karyawan atau pekerja.
5. Besaran tim
Sebagian besar para ahli menyetujui, mempertahankan tim yang kecil adalah
kunci untuk meningkatkan efektivitas kelompok. Para ahli menyarankan
untuk menggunakan jumlah terkecil dari orang-orang yang dapat
melaksanakan tugas. Sayangnya para manajer sering kali melakukan
kesalahan dengan membuat tim yang terlalu besar. Hanya diperlukan 4 atau
5 anggota untuk mengembangkan keragaman pandangan dan keterampilan,
sedangkan jika anggota tim ditambahkan, permasalahan koordinasi dapat
meningkatkan eksponensial. Ketika tim-tim memiliki jumlah anggota yang
terlalu besar , kekompakkan dan akuntabilitas mereka akan menurun,
meningkatkan kemalasan sosial, dan berkurangnya komunikasi. Anggota
tim akan sulit berkoordinasi satu sama lain, terutama dibawah tekanan
waktu
6. Pilihan anggota
Jika diberikan opsi, banyak karyawan akan memilih diri mereka sendiri
keluar dari peran serta tim. Ketika orang yang lebih memilih untuk bekerja
sendirian diminta untuk bergabung maka terdapat ancaman langsung
terhadap moral tim dan terhadap kepuasan anggota individual. Hal ini
membuktikan bahwa, ketika memilih anggota tim, para manajer harus
mempertimbangkan pilihan individu yang sejalan dengan kemampuan,
kepribadian, dan keterampilan. Tim-tim yang memiliiki kinerja yang tinggi
cenderung terdiri atas orang-orang yang lebih memilih bekerja sebagai
bagian dari suatu kelompok.
18
2.2.4 Proses Tim
19
Tim-tim yang efektif akan memperlihatkan refleksivitasyang berarti
bahwa mereka mencerminkan dan menyesuaikan rencana induk mereka
ketika dibutuhkan. Suatu tim harus memiliki rencana yang baik, tetapi
juga harus bersediadan dapat beradaptasi ketika kondisi
menyerukannya.
20
5. Level konflik
Cara menyelesaikan konflik dapat dilakukan dengan membuat
perbedaan di antara tim yang efektif dan yang tidak efektif. Tim yang
efektif dapat menyelesaikan konflik dengan membahas permasalahan
secara eksplisit, sedangkan tim yang tidak efektif memiliki konflik yang
berfokus lebih kepada kepribadian dan cara menyampaikan sesuatu.
6. Kemalasan sosial
Para individu dapatterlibat dalam kemalasan sosial dan terdapat pada
upaya kelompok ketika kontribusi tertentu mereka tidak dapat
diidentfikasi. Tim-tim yang efektif dapat melemahkan kecenderungan
ini dengan membuat para anggota secara individu dan bertanggung
jawab secara bersama-sama untuk maksud, tujuan, dan pendekatan tim.
Oleh karenanya, para anggota harus jelas mengenai apa yang mereka
secara individu bertanggung jawab atas dan apakah mereka secara
bersama-sama bertanggung jawab atas tim ?
21
membantu para pekerja untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah, komunikasi, negosiasi, manajemen konflik, dan pelatihan.
3. Pemberian Imbalan : Menyediakan Insentif agar Menjadi Seorang Pemain
Tim yang Baik
Sistem pembebrian imbalan organisasi harus dikerjakan ulang untuk
mendorong usaha bekerja sama dan bukannya saling berkompetisi sistem
insentif dasar bagi individu pada bonus tahunannya yang didasarkan pada
pencapaian tujuan tim.
Promosi, kenaikan gaji, dan bentuk penghargaan lainnya harus diberikan
kepada para individu yang telah bekerja dengan efektif sebagai para anggota
tim dengan melatih para kolega yang baru, berbagi informasi, membantu
menyelesaikan konflik dalam tim, dan menguasai keterampilan baru yang
dibutuhkan. Hal ini tidak berarti baha kontribusi individual akan diabaikan,
melainkan mereka harus diseimbangkan dengan kontribusi yang tanpa
pamrih kepada tim.
Jangan melupakan imbalan secara intrinsic, misalnya persahabatan, yang
mana para karyawan dapat memperolehnya dari tim. Sangat menarik untuk
menjadi bagian dari tim yang berhasil. Peluang bagi pengembangan pribadi
diri sendiri maupun rekan satu tim dapat menjadi pengalaman yang sangat
memuaskan dan sangat berharga..
Kerja tim memerlukan lebih banyak waktu dan sering kali lebih banyak
sumber daya daripada kerja individu. Tim meningkatkan tuntutan untuk
berkomunikasi, pengelolaan konflik, dan pertemuan untuk dilaksanakan.
Dengan demikian, manfaat dari menggunakan tim harus melebihi biayanya
dan hal itu tidak selalu kasusnya. Berhati-hatilah dalam menilai apakah
pekerjaan tersebut memerlukan atau memperoleh manfaat dari usaha secara
kolektif atau tidak.
Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah pekerjaan itu lebih baik
dikerjakan dalam tim. Yang pertama adalah pekerjaan itu lebih baik
dikerjakan oleh lebih dari satu orang. Indicator yang baik adalah kessulitan
22
pekerjaan dan kebutuhan untuk pandangan yang berbeda. Kedua adalah
apakah pekerjaan menciptakan tujuan yang umum atau menetapkan tujuan
bagi orang-orang di dalam kelompok yang lebih banyak daripada tujuan
individu secara keseluruhan? Yang ketiga adalah menentukan apakah para
anggota kelompok saling bergantung atau tidak. Menggunakan tim menjadi
masuk akal ketika terdapat saling ketergantungan antara tugas yang
dilakukan oleh seorang individu dengan individu lainnya pada suatu
kelompok.
23
memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan kerja tim, dan
memberikan imbalan kepada para individu atas upaya kerja sama mereka.
BAB III
KESIMPULAN
3. Kesimpulan
Kelompok adalah sebagai dua individu atau lebih yang saling
berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Kelompok dapat bersifat formal dan informal.
Sebuah kelompok formal didefinisikan melalui keberadaan struktur
organisasi, dengan penugasan kerja yang diterapkan untuk menentukan
tugas tugas. Sebaliknya, kelompok informal adalah yang tidak diterapkan
struktur secara formal atau tidak ditentukan secara organisasional.
Kelompok kelompok informal adalah susunan yang terbentuk secara
alamiah dalam lingkungan kerja yang Nampak sebagai tanggapan atas
kebutuhan kontak sosial.
24
Daftar Pustaka
25