DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
RAMZY DE LAINDI
LAKSAMANA ASHARI
SRI FILAWATI
MUH. HAIKAL
SARDIN
MILYANI
SALMAWATI
RUSMIATI A. LA MARAE
SITTI ZESIKA
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KATA PENGANTAR
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
dapat memperluas pemahaman tentang dasar-dasar perilaku kelompok. Kami pun
mengetahui bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar
makalah ini jauh lebih baik kedepannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. 3
BAB I.............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang........................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan........................................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Kelompok..................................................................................................................6
2.2 Klasifikasi Kelompok................................................................................................................. 7
2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok.........................................................................10
2.4 Hal-hal Mengenai Kelompok ( Peran,Norma,Status,Ukuran,dan Kekohesifan)12
2.5 Pengambilan Keputusan Dalam Kelompok....................................................................15
BAB III......................................................................................................................................................... 18
PENUTUP................................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN........................................................................................................................................... 18
SARAN......................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok
Pengertian Kelompok menurut beberapa ahli, diantaranya:
Menurut Schermerhorn,
Kelompok adalah Suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang bekerja
dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan
umum
Menurut Greenberg dan Baron
kelompok adalah Sekumpulan dua individu atau lebih yang saling
berinteraksi dengan pola hubungan yang tetap dan saling berbagi tujuan, dan
menganggap mereka sebagai suatu kelompok
Menurut Kreitner dan Kinicki
kelompok adalah Sekumpulan orang dengan keahlian yang beragam, dimana
mereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan.
Sehingga dapat didefinisikan bahwa kelompok adalah dua individu atau lebih
yang berinteraksi dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
tertentu.Kelompok dapat berupa kelompok formal dan nonformal.
Secara formal kelompok adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur
organisasi dan penugasan kerjanya berdasarkan penunjuk penugasan
kerja.Sebaliknya kelompok informal adalah perhimpunan yang tidak terstruktur
secara formal maupun organisasional.
2.2 Klasifikasi Kelompok
Suatu organisasi dapat didirikan oleh sedikitnya dua orang. Kelompok yang
terdiri atas hanya dua orang saja disebut dyads dan yang terdiri atas tiga orang saja
disebut tryads. Didalam suatu keompok belum tentu para anggota mempunyai
atribut (sifat-sifat, ciri-ciri) yang sama. Para anggota kelompok yang mempunyai
kesamaan atribut disebut cohort. Jadi kelompok adalah dua orang atau lebih
berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan
tertentu.
Namun secara garis besar kelompok itu hanya terbagi menjadi 2 saja, yaitu
kelompok formal dan kelompok informal.
B. Kelompok Informal
Kelompok informal (informal group) juga dapat ditemukan dalam setiap
organisasi. Kelompok-kelompok ini berkembang menyimpang dari rancangan
organisasi yang ditetapkan secara resmi dan kelompok informal hidup sebagai
subkultur yang relatif berkuasa atau dominan dalam organisasi. Ada kelompok
informal yang terdiri dari para manajer disamping kelompok-kelompok informal
yang terdiri dari para pekerja non-pengawas.
Kelompok informal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok persahabatan dan
kelompok kepentingan. Kelompok persahabatan terbentuk karena adanya
kesamaan-kesamaan tentang suatu hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan,
jenis kelamin, latar belakang, pandangan politik dan lain sebagainya.
Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapai
sasaran yang sama. Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuan
organisasi tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
Kelompok-kelompok informal memenuhi bermacam-macam kebutuhan para
pekerja. Keanggotaan dalam kelompok informal memberikan kesempatan untuk
memuaskan kebutuhan–kebutuhan sosial, seperti: berkawan, kasih-sayang serta
pembinaan atau pendidikan.
Fungsi khusus kelompok informal yang penting adalah pengaturan perilaku
sosial dan kerja. Meskipun beberapa norma aktivitas sosial diciptakan oleh
organisasi dan oleh kebudayaan luar, namun terdapat kebutuhan untuk
mengoperasikan norma-norma tersebut dalam situasi kerja.
Pentingnya kelompok-kelompok informal sebagai sumber pengaruh atas
perilaku dan pelaksanaan kerja pekerja telah dipertunjukan dalam studi
Hawthorne tahun 1930-an. Salah satu diantara studi tersebut (Bank Wiring Room),
sekelompok laki-laki yang memasang kabel dan menyorder panel telepon diteliti
dalam kurun waktu beberapa bulan.
3. Tahap Normalisasi
Tahap ketiga ini adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan
kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa
yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming
stage) ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok
telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi definisi yang benar atas perilaku
anggota.
Masalah lainnya dari model lima tahap, terkait pemahaman perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan, adalah penelitian atas awak kokpit dalam sebuah
pesawat terbang menemukan bahwa, dalam 10 menit, tiga orang yang tidak saling
mengenal yang ditugaskan untuk terbang bersama untuk pertama kali menjadi
sebuah kelompok yang sangat cepat ini adalah konteks organisasional yang kuat
yang melingkupi tugas dari awak kokpit. Konteks ini memberikan atauran, definisi
tugas, informasi, dan sumber – sumber daya yang diperlukan bagi kelompok
tersebut untuk tampil. Mereka tidak butuh untuk mengembangkan sumber daya,
memecahkan konflik, dan menentukan norma – norma seperti yang diramalkan
model lima tahap.
2. Norma
Semua kelompok telah menegakkan norma, yaitu standar perilaku yang dapat
diterima yang digunakan bersama oleh anggota kelompok. Norma ini
memberitahu para anggota apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan
pada situasi dan kondisi tertentu. Dari titik pandang individu, norma itu
mengatakan apa yang diharapkan dari anda dalam situasi tertentu. Bila
disepakati dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat untuk
mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan pengawasan eksternal yang
minimal. Norma berbada di antara kelompok-kelompok, komunitas dan
masyarakat, tetapi semuanya mempunyai norma.
3. Status
Status yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan ke
kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.
- Status dan Norma.
Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik
terhadap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Orang-orang
berstatus-tinggi juga lebih mampu bertahan terhadap tekanan konformitas dari
rekan sekerja mereka dibandingkan dengan status lebih-rendah. Individu yang
dinilai tinggi oleh kelompok kerja tetapi tidak banyak memerlukan atau
mempedulikan imbalan sosial yang diberikan oleh kelompok secara khusus akan
mampu memperhatikan secara minimal norma-norma konformitas.
- Kesetaraan Status.
Penting bagi anggota kelompok untuk meyakini bahwa hierarki status itu setara.
Jika dipersepsikan adanya kesetaraan, terciptalah ketidakseimbangan yang
terjadi dalam berbagai jenis perilaku korektif.
- Status dan Budaya.
Pentingnya status bervariasi di antara berbagai budaya. Prancis misalnya, sangat
sadar status. Selain itu, negara-negara berlainan mengenai kriteria yang
menciptakan status. Pesannya di sini adalah untuk memastikan bahwa anda
memahami siapa dan apa yang menentukan status bila berinteraksi dengan orang
dari budaya yang berbeda dari budaya anda.
4. Ukuran.
Apakah ukuran kelompok mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok itu?
Jawaban atas pertanyaan itu adalah “Ya” definitif, tetapi efeknya bergantung pada
variabel bergantung mana yang anda perhatikan.
Bukti-bukti misalnya menunjukkan, misalnya, bahwa kelompok kecil lebih cepat
menyelesaikan tugas daripada kelompok besar. Tetapi jika kelompok itu bekerja
dalam pemecahan masalah, kelompok besar secara konsisten mendapat nilai
yang lebih baik daripada kelompok yang kecil.
5. Kekohesifan
Tingkat dimana para anggota kelompoksaling tertarik satu sama lain dan
termotivasi untuk tinggal didalam kelompok tersebut.Berbagai penelitian secara
konsisten menunjukkan bahwa hubungan kekohesifan dan produktivitas
bergantung pada norma-norma terkait kinerja yang ditetapkan oleh kelompok.
PENUTUP
KESIMPULAN
Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap
struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok
memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan,
kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya.
Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja
maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan
diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan
umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk
mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu.
SARAN
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah
organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan
keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yang baik saja
sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA.
https://prezi.com/w7ggvyyvxoqq/pondasi-perilaku-kelompok-dan-kerjasam-tim-
kerja/.
http://lukmancoroners.blogspot.co.id/2010/06/kelompok-dan-tim-kerja.html.
.
http://anthoposthink02.blogspot.co.id/2014/02/makalah-prilaku-organisasi.html
http://hanifsky.blogspot.co.id/2012/04/alasan-alasan-terbentuknya-suatu.html
http://kumpulan-materi.blogspot.co.id/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-
kelompok.html