Anda di halaman 1dari 20

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

MAKALAH

OLEH KELOMPOK 5

Nama Anggota Kelompok


MARIA YOLANTIA SAJUNG (2210030096)

MARGARETH ANANDA (2210030030)

MICHAEL DIDOEK (2210030151)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa,karena atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Dasar-Dasar Perilaku Organsasi” init epat pada waktunya.

Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi.selain itu makalah
ini kami buat agar para pembaca dapat lebih memahami tentang Dasar-Dasar Perilaku Organisasi.

Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan Terima Kasih kepada Ibu Dosen mata kuliah perilaku
organisasi karena telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami untuk menjelaskan materi ini.

Kami juga menyadari bahwa Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi susunan makalah.oleh karena itu kami mohon
maaf dan kritik serta saran dari pembaca sangat dibutuhkan guna untuk memperbaiki makalah kami ini.

Kupang,Februari 2023

Tertanda

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..………………….…………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………….1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………….………………………….1


1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….………………………...1
1.3 TUJUAN PENULISAN………………………………………………………….…………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………..………………………….3

2.1 Definisi dan Klasifikasi Kelompok………………………..……...3


2.2 Tahap-Tahap Dalam Pengembangan Kelompok………………….………4
2.3 Properti Kelompok: Peranan, Norma, Status, Besaran, Kekompakan,
dan Keragaman………………………………………………………………………………..5
2.4 Pengambilan Keputusan Kelompok………………………………………...…. 10

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………….15

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………15
3.2 SARAN…………………………………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………….16

Ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam berbagai
kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok
merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui
kelompok-kelompok seperti ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari
suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari
keakraban dalam kelompok-kelompok ternentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas
pekerjaan yang di lakukan, kedekatan tempat kerja, seiringnya berjumpa dan berapakali
adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbulah kedekatan satu sama lain, dan
mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.

Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan
adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan
membentukperilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi
untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan
bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling
bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu
capaian yang di inginkan bersama.

Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi
prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar
kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan
aktivitas dalam kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan kelompok ?
2. Mengapa orang- orang membentuk kelompok ?
3. Apa saja tahap-tahap dalam pengembangan kelompok ?
1
4. Jelaskan Properti-properti dalam kelompok!
5. Jelaskan pengambilan keputusan dalam kelompok!

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu kelompok.
2. Untuk mengetahui mengapa orang membentuk kelompok.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam pengembangan kelompok.
4. Untuk mengetahui Properti-properti dalam kelompok
5. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam kelompok

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Klasifikasi Kelompok


A. Pengertian kelompok
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih,yang
berinteraksi dan saling bergantung,yang datang bersama-sama untuk mencapai
tujuan –tujuan tertentu.kelompok dapat bersifat formal atau informal.
 Kelompok yang bersifat formal didefenisikan melalui keberadaan struktur
organisasi,dengan penugasan kerja yang ditetapkan untuk menetukan yugas-
tugas.Dalam kelompok formal,perilaku anggota tim yang terlibat akan ditetapkan
oleh dan diarahkan menuju tujuan-tujuan organisasi.Enam anggota awak pesawat
maskapai penerbangan adalah kelompok formal.
 Kelompok Informal adalah yang tidak ditetapkan struktu secara formal atau tidak
ditentukan secara organisasional.Kelompok-kelompok informal adalah susunan
yang terbentuk secara alamiah dalam lingkungan kerja yang Nampak sebagai
tanggapan atas kebutuhan kontak sosial.Tiga karyawan dari departemen berbeda
yang secara teratur makan siang atau minum kopi bersama adalah kelompok
informal.tipe interaksi diantara para individu ini,meskipin informal,tetapi secara
mendalam mempengaruhi perilaku dan kinerja mereka.

B. Mengapa orang – orang membentuk kelompok


Teori identitas sosial mengusulkan bahwa orang orang memiliki reaksi emosional pada
kegagalan atau keberhasilan dari kelompok mereka karena penghargaan diri terikat ke dalam kinerja
kelompok. Ketika kelompok Anda melakukan dengan baik, sikap Anda akan mencerminkan kegembiraan
kemenangan, dan harga diri Anda sendiri akan meningkat Ketika kelompok Anda melakukan dengan
buruk. Anda akan merasa kesal dengan diri Anda sendiri, atau balikan mungkin Anda akan menolak
bagian tersebut dari identitas Anda Identitas sosial bahkan dapat mengarahkan orang-orang untuk
mengalami kesenangan setelah melihat kelompok lainnya menderita Kita sering kali melihat perasaan
atas penderitaan orang ini saat para fan yang bergembira karena tim yang dibenci kalah.

Identitas sosial membantu kita memahami siapa kita dan di mana kita cocok dengan orang lain,
tetapi identitas sosial dapat memiliki sisi negatif pula. Di atas perasaan penderitaan orang, favoritisme
dalam kelompok (ingroupfavoritism) terjadi ketika kita melihat para anggota dari dalam kelompok kita
lebih baik daripada orang lain dan orang orang yang bukan berasal dari dalam kelompok semuanya sama
saja. Hal ini tentu merupakan stereotip.

Kapan orang-orang akan mengembangkan identitas sosial? Beberapa karakteristik yang membuat

3
identitas sosial menjadi penting bagi seseorang .

 Kesamaan. Tidak mengejutkan, orang orang yang memiliki nilai atau karakteristik yang sama
sebagaimana para anggota lainnya dari organisasi mereka memiliki level identifikasi kelompok
yang lebih tinggi Kesamaan demografis dapat juga mengarah pada identifikasi yang semakin
kuat bagi para anggota yang baru direkrut sementara mereka yang berbeda secara demografis
akan memiliki kesulitan untuk mengidentifikasi kelompok sebagai suatu keseluruhan."
 Keunikan. Orang orang yang lebih cenderung memperhatikan identitas yang memperlihatkan
bagaimana mereka berbeda dari kelompok lainnya. Sebagai contoh, para dokter hewan yang
bekerja dalam klinik hewan (di mana setiap orang adalah seorang dokter hewan) identifikasi
dalam organisasi mereka, dan para dokter hewan dalam bidang bukan kedokteran hewan
misalnya riset binatang atau inspeksi makanan (seorang dokter hewan adalah karakteristik yang
lebih unik) identifikasi dengan profesi mereka."
 Status. Oleh karena orang-orang menggunakan identitas untuk mendefinisikan diri mereka
sendiri dan meningkatkan penghargaan diri, sehingga masuk akal bahwa mereka tertarik dalam
mengaitkan dies mereka sendiri dengan kelompok yang memiliki status ting Orang orang
cenderung untuk tidak mengidentifikasi dengan status organisasi yang rendah dan akan lebih
cenderung untuk keluar meninggalkan identitas tersebut
 Penurunan yang tidak pasti. Keanggotaan dalam sebuah kelompok juga membantu beberapa
orang memahami siapa mereka dan bagaimana mereka menyesuaikan diri ke dalam dunia.
Salah satu kajian yang memperlihatkan bagaimana penciptaan sumber penghasilan bagi
perusahaan menghasilkan pertanyaan pertanyaan mengenai bagaimana para karyawan akan
mengembangkan suatu identitas yang umik yang berhubungan lebih erat dengan sasaran divisa
Para manajer bertugas untuk mendennisikan dan mengomunikasikan identitas yang ideal bagi
organisasi baru ketika para karyawan berada dalam kondisi membingungkan.

2.2 Tahap-Tahap Dalam Pengembangan Kelompok

Model Lima Tahap


model lima tahap pengembangan kelompok (five stage group development), mencirikan kelompok yang
berjalan melalui tahapan yang unik, yaitu membentuk, mempeributkan, menyusun norma, bekerja, dan
membubarkan

 Tahap pertama, tahap membentuk (forming stage), digolongkan sebagai sejumlah besar
ketidakpastian mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota "menguji
keadaan untuk menentukan tipe perilaku apa yang dapat diterima. Tahap ini akan selesai ketika
para anggota mulai berpikir bahwa dirinya sendiri sebagai bagian dari sebuah kelompok
 Tahap mempeributkan (storming stage) adalah salah satu konflik intrakelompok. Para anggota
menerima keberadaan kelompok tetapi menentang hambalan yang memaksakan pada
individualitas Terdapat konflik tentang siapa yang akan mengendalikan kelompok Ketika tahap
im selesai, akan terdapat suatu hierarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok

4
 Pada tahap ketiga, hubungan yang dekat akan berkembang dan kelompok akan menunjukkan
kekompakan. Sekarang terdapat rasa identitas kelompok yang kuat dan persahabatan. Tahap
menyusun norma (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok mengeras dan kelompok
telah berasimilasi serangkaian ekspektasi umum mengenai apa yang mendelinisikan perilaku
anggota yang benar
 Tahap keempat adalah mengerjakan (performing), Struktur pada poin in sepenuhnya
fungsional dan diterima. Energs kelompok telah herpindah dari mengenal dan memahami satu
sama lain hingga mengerjakan tugas yang ada.
 Bagi kelompok kerja yang permanen, mengerjakan adalah tahap terakhir dalam
pengembangan. Namun, untuk komite komite, tim, satuan tugas, dan kelompok sama yang
bersifat sementara yang memiliki tugas yang terbatas untuk mengerjakan, tahap membubarkan
(adjourningstage) adalah untuk mengakhiri kegiatan dan mempersiapkan diri untuk
pembubaran Beberapa anggota kelompol optimis, bersenang-senang atas penapaian kelumpok
Anggota lainnya lebih tertekan karena kehilangan persahabatan dan pertemanan yang didapat
selama kelangsungan kerja kelompok.

Suatu Model Alternatif bagi Kelompok yang Bersifat Sementara dengan


Tenggat Waktu
Kelompok yang bersifat sementara dengan tenggat waktu yang nampaknya tidak mengikuti model
lima tahap yang biasanya. Kajian kajian mengindikasikan balea mereka memiliki urutan tindakan (atau
kelambanan) yang unik sendiri: (1) pertemuan pertama mereka menetapkan arah kelompok, (2) fase
pertama aktivitas kelompok adalah salah satu dari inersia, (3) suatu transisi terjadi tepat ketika
kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang telah ditetapkan, (4) transisi ini memprakarsai
perubahan besar, (5) fase kedua dari inersia mengikuti transisi, dan (6) pertemuan terakhir kelompok
dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan," Pola ini, dinamakan model kesetimbangan-berselang
(punctuatedequilibrium model).

2.3 Properti Kelompok: Peranan, Norma, Status, Besaran, Kekompakan, dan


Keragaman

Properti Kelompok 1: Peran


Shakespeare berkats Seluruh dunia ini adalah sebuah panggung, dan seluruh pria dan wanita hanyalah
para pemainnya? Dengan menggunakan metafora yang sama, semua anggota kelompok adalah para
akton masing-masing memainkan sebuah peran Dengan tilah ini, kita mengartikan serangkaian pola
perilaku yang diharapkan dikaitkan dengan seseurang yang menduduki po tertentu dalam suatu unit
soal. Pemahaman kita terhadap peran perilaku secara dramatis yang disederhanakan jika masingmasing
dan kita dapat memilih salah satu peran dan memainkannya secara teratur dan konsisten. Malahan, kita
diminta untuk memainkan sejumlah peran yang beragam, keduanya menghidupkan dan mematikan

5
pekerjaan Anda.

 Persepsi Peran Pandangan kita mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak dalam suatu
situs tertentu adalah persepsi peran Kita mendapatkan persepsi peranan dari semua stimalus di
sekitar kita.
 Ekspektasi peran adalah cara orang lain meyakini Anda bertindak dalam suatu konteks
tertentu.
 Di tempat kerja, kita melihat ekspektasi peran melalui perspektif kontrak psikologis sebuah
perjanjian yang tidak tertulis yang terjadi di antara para karyawan dengan pemilik usaha
Perjanjian ini mengemukakan ekspektasi timbal balik apa yang manajemen harapkan dari para
karyawan dan sebaliknya Manajemen diharapkan untuk memperlakukan karyawan dengan adil,
menyediakan kondisi kerja yang dapat diterima. komunikasi yang jelas mengenai apa hari kerja
yang adil, dan memberikan umpan balik atas seberapa baik karyawan dalam bekerja. Para
karyawan diharapkan untuk memberikan tanggapan dengan mendemonstraukan tingkah laku
yang baik, mengikuti arahan, dan menunjukkan kesetiaan pada organisasi.
 Konflik Peran Ketika kepatuhan dengan salah satu persyaratan peran mempersulit untuk
menyesuaikan dengan yang lainnya, hasilnya adalah konflik peran "Pada keadaan ekstrem, dua
atau lebih ekspektasi peran saling bertentangan.

Properti Kelompok 2: Norma


Apakah Anda pernah memperhatikan bahwa para pemain golf tidak berbicara pada saat para rekannya
memukul bola ke lapangan atau para karyawan yang tidak mengkritik bos bos mereka di depan publik?
Mengapa tidak? Jawabannya adalah norma

Semua kelompok menciptakan norma-standar perilaku yang diterima dan berlaku pada para anggota
kelompok yang mencerminkan apa yang harus dan tidak harus dilakukan berdasarkan suatu keadaan
tertentu. Ketika disetujui dan diterima oleh kelompok, maka norma akan memengaruhi perilaku para
anggota dengan pengendalian eksternal yang minimum Kelompok-kelompok yang berbeda, komunitas,
dan masyarakat memiliki norma yang berbeda, tetapi mereka semuanya memilikinya

Norma sebenarnya dapat mencakup beberapa aspek dari perilaku kelompok Mungkin yang paling
umum adalah orma kinerja, memberikan petunjuk secara eksplisit mengenai bagaimana kerasnya para
anggota harus bekerja, apa level output yang harus dihasilkan. bagaimana menyelesaikan pekerjaan, apa
level kemalasan yang tepat, dan sebagainya Norma norma ini secara ekstrem ampuh dan mampu
memodifikasi prediksi kinerja secara signifikan yang didasarkan pada kemampuan dan level motivasi
personel semata Norma norma lainnya meliputi norma penampilan (kode baju aturan aturan tak tertulis
mengenai kapan terlihat sibuk), norma pengaturun sosial (dengan siapa makan siang, apakah
membentuk persahabatan atau tidak saat dan setelah pekerjaan), dan norma alokasi sumber daya
(penugasan pekerjaan pekerjaan yang sulit dan distribusi sumber daya, misalnya gaji atau perlengkapan)

Studi Hawthorne Apresiasi skala penuh atas pengaruh norma terhadap perilaku para pekerja tidak
terjadi hingga awal tahun 1930-an, mengikuti kajian yang ddakukan di antara tahun 1924 hingga 1932 di

6
Western Electric Company'sHawthorne Works di Chicago.

Norma kelompok yang ditetapkan meliputi sejumlah kalimat "jangan Jangan menjadi perusak peringkat,
yang menghasilkan terlalu banyak pekerjaan fangan menjadi seorang pemahat, yang menghasilkan
terlalu sedikit pekerjaan Jangan memekik pada beberapa rekan sekerja Anda. Bagaimana kelompok
menggalakkan norma norma ini? Metode metode meliputi sarkasme, saling mengejek, menertawakan,
dan bahkan memukul lengan diberlakukan kepada anggota yang melanggar norma kelompok. Para
anggota juga mengecilkan para individu yang memiliki perilaku menentang kepentingan kelompok

 Kepatuhan Sebagai seorang anggota dari suatu kelompok, Anda menginginkan penerimaan oleh
kelompok. Dengan demikian, Anda rentan dengan kepatuhan pada norma norma kelompok
Bukti yang dapat dipertimbangkan menyarankan bahwa kelompok dapat menempatkan tekanan
yang kuat pada para individu untuk mengubah tingkah laku mereka dan perilaku untuk
mematuhi standar kelompok. Terdapat banyak sekali alasan bagi kepatulian, dengan riset
terbaru yang menyoroti pentingnya keinginan untuk membentuk persepsi yang akurat atas
realitas didasarkan pada konsensus kelompok, untuk mengembangkan hubungan sosial yang
bermakna dengan yang lainnya, dan untuk mempertahankan konsep diri sendiri yang
menyenangkan.
 Perilaku menyimpang di tempat kerja (juga disebut perilaku antnostal atau ketidaksopanan di
tempat kerja) merupakan perilaku yang bersifat sukarela yang melanggar norma organisasional
secara signifikan dan, dengan demikian, dapat mengancam kesejahteraan organisasi atau para
anggotanya.
Beberapa organisasi akan mengakui untuk menciptakan atau membiarkan kondi yang
mendorong dan mempertahankan norma-norma yang menyimpang Namun mereka tetap ada
Para karyawan melaporkan meningkatnya kekerasan dan pengabaian terhadap yang lainnya
oleh para bos dan rekan kerja pada beberapa tahun belakangan ini Hampir setengah dari para
karyawan yang telah mengalami ketidaksopanan ini telah mengarahkan mereka untuk berpikir
mengenai mengganti pekerjaan, 12% benar benar keluar dikarenakan hal in Suatu studi atas
hampir 1 500 para responden yang menemukan bahwa selain pada meningkatnya keinginan
untuk berpindah, ketidaksopanan di tempat kerja meningkatkan laporan kasus stres secara
psikologis dan penyakit fisik "Riset terbaru juga menyarankan bahwa kekurangan tidur,
menghambarkemampuat seseorang untuk mengatur emo dan perilaka, dapat mengarah pada
perilaku yang menyimpang. Sebagaimana organisa telah berusaha untuk melakukan lebuh yang
kurang, mendorong para karyawan mereka untuk bekerja dengan jam ekstra, mereka akan
secara langsung memfasilitasi perilaku yang menyimpang.

Properti Kelompok 3: Status


Status-suatu posisi yang didefinisikan secara sosial atau peringkat yang diberikan kepada kelompok atau
para anggota kelompok oleh orang lain-meresap di setiap masyarakat Bahkan kelompok terkecil akan
mengembangkan peranan, hak, dan ritual untuk membeda bedakan para anggotanya Status merupakan
pemotivasi yang signifikan dan memiliki konsekuensi perilaku yang besar ketika para individu

7
memandang kesenjangan antara apa yang mereka yakini atas status mereka dan apa yang orang lain
menganggapnya menjadi apa

Apa yang Menentukan Status? Menurut teori karakteristik status, status cenderung berasal dari salah
satu di antara ketiga sumber berikut."

1. Kekuasaan seseorang yang dimiliki atas orang lain. Oleh karena mereka cenderung untuk
mengendalikan sumber daya kelompok, maka orang orang yang mengendalikan hasil cenderung sebagai
penyandang status yang tinggi

2. Kemampuan seseorang untuk memberikan kontribusi bagi tujuan kelompok Orang-orang yang
memiliki kontribusi yang sangat penting bagi kesuksesan kelompok cenderung memiliki status yang
tinggi. Beberapa berpendapat bahwa bintang NBA Kobe Bryant lebih didengar pendapatnya
dibandingkan pelatihnya (meskipun tidak sebanyak yang diinginkan oleh Bryant).

3. Karakteristik pribadi individu. Seseorang yang memiliki karakteristik pribadi akan dinilai secara positif
oleh kelompok (penampilan yang bagus, cerdas, uang, atau kepribadian yang ramah), biasanya memiliki
status yang lebih tinggi daripada seseorang dengan atribut nilai yang lebih sedikit.

 Status dan Norma Status memiliki efek yang lebih menarik pada kekuasaan norma dan tekanan
untuk mematuhi.
 Status dan Interaksi Kelompok Orang-orang yang memiliki status yang tinggi cenderung
menjadi anggota kelompok yang lebih sombong.
 Ketidakadilan Status Penting bagi para anggota kelompok untuk meyakini hierarki status
tersebut adil. Hal yang dianggap sebagai ketidakadilan akan menciptakan ketidakseimbangan
yang mana menginspirasi bermacam-macam tipe perilaku yang korektif.
 Status dan Stigmatisasi Meskipun jelas bahwa status Anda memengaruhi cara orang
memandang Anda. status orang dengan siapa Anda berafiliasi juga dapat memengaruhi
pandangan orang lain terhadap Anda.

Properti Kelompok 4: Besaran


Apakah besaran suatu kelompok memengaruhi keseluruhan perilaku kelompok? Benar. tetapi
pengaruhnya bergantung pada apa variabel dependen yang kita amati. Kelompok dengan puluhan atau
lebih para anggota baik untuk memperoleh input yang beragam. Jika tujuannya adalah untuk
menemukan kenyataan, maka semakin besar kelompok harusnya semakin efektif. Kelompok yang lebih
kecil sekitar tujuli anggota lebih baik saat melakukan sesuatu yang produktif dengan input tersebut.

Salah satu dari temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok dengan memperhatikan
kemalasan sosial, kecenderungan bagi para individu untuk mengeluarkan sedikit upaya ketika bekerja
secara kolektif daripada secara sendiri." Hal ini secara langsung menantang asumsi bahwa produktivitas
kelompok sebagai suatu keseluruhan sedikitnya sama dengan jumlah produktivitas para individu yang
berada di dalamnya.

Terdapat pula beberapa cara untuk mencegah kemalasan sosial: (1) menetapkan tujuan kelompok.

8
sehingga kelompok memiliki tujuan umum untuk berusaha maju; (2) meningkatkan kompetisi
intrakelompok, yang mana menitikberatkan pada hasil yang dibagikan: (3) terlibat dalam evaluasi rekan,
sehingga masingmasing orang akan saling mengevaluasi kontribusi satu sama lain orang: (4) memilih
para anggota yang memiliki motivasi yang tinggi dan lebih memilih untuk bekerja dalam kelompok, dan
(5) jika memungkinkan. mendasari imbalan kelompok sebagai bagian atas kontribusi yang unik dari
masing- masing anggota Meskipun tidak ada alat bantu ajaib yang akan mencegah kemalasan sosial
dalam semua kasus, langkah-langkah ini dapat membantu untuk meminimalkan pengaruhnya.

Properti Kelompok 5: Kekompakan


Kelompok-kelompok memiliki kekompakan berbeda keadaan yang mana para anggota tertarik satu
sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan di dalam kelompok. Beberapa kelompok kerja kompak
karena para anggota telah menghabiskan sejumlah besar waktu bersama-sama, kelompok yang
berukuran kecil memfasilitasi interaksi yang tinggi, atau ancaman secara eksternal yang membawa para
anggota menjadi semakin dekat bersama.

Kekompakan memengaruhi produktivitas kelompok Riset riset secara konsisten memperlihatkan bahwa
hubungan antara kekompakan dengan produktivitas bergantung pada norma yang terkait dengan
kinerja kelompok. Jika norma kualitas, output, dan kerja sama dengan para pihak luar tinggi, suatu
kelompok yang kompak akan menjadi lebih produktif daripada kelompok yang kurang kompak. Tetapi
jika kekompakan tinggi dan norma kinerja rendah, maka produktivitas akan menjadi rendah. jika
kekompakan rendah dan norma kinerja tinggi, maka produktivitas akan meningkat, tetapi lebih rendah
dibandingkan kelompok dengan norma kinerja dan kekompakan yang tinggi. Jika kekompakan dan
norma kinerja keduanya rendah, maka produktivitas akan cenderung turun dalam kisaran paling rendah
hingga sedang.

Apa yang dapat Anda lakukan untuk mendorong kekompakan kelompok? (1) Buatlah kelompok yang
lebih kecil, (2) mendorong perjanjian dengan tujuan kelompok, (3) meningkatkan waktu yang dihabiskan
oleh para anggota bersama sama, (4) meningkatkan status kelompok dan anggapan kesulitan dalam
memperoleh keanggotaan, (5) menstimulasi kompetisi dengan kelompok lainnya. (6) memberikan
imbalan pada kelompok dan bukannya pada para individu, serta (7) mengisolasi kelompok secara fisik.

Properti Kelompok 6: Keragaman


Properti terakhir dari kelompok yang kita pertimbangkan adalah keragaman di dalam keanggotaan
kelompok, atau keadaan yang mana para anggota kelompok sama dengan, atau berbeda dari, satu sama
lain Sejumlah besar riset dilakukan mengenai bagaimana keragaman memengaruhi kinerja kelompok
Beberapa riset melihat pada keragaman budaya dan beberapa pada rasial, gender, dan perbedaan
perbedaan lainnya Secara Leseluruhan, studi mengidentifikasi biaya maupun manfaat dari keragaman
kelompok.

Keragaman level permukaan-dalam karakteristik yang dapat diamati misalnya asal negara, ras, dan
gender-memperingatkan orang-orang atas kemungkinan level keragaman yang mendalam yang

9
mendasari tingkah laku, rulas, dan opini. Meskipun perbedaan perbedaan tersebut dapat mengarahkan
pada konflik, mereka juga: memberikan peluang untuk memecahkan permasalahan dalam cara cara
yang unik.

Dampak dari keragaman kelompok berpadu Sulit untuk menjadi kelompok yang beragam dalam jangka
pendek. Namun, jika para anggota dapat memperkirakan perbedaan-perbedaan mereka, dari waktu ke
waktu keragaman dapat membantu mereka memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan kreatif serta
melakukan dengan lebih baik. Bahkan efek yang positif tidak mungkin menjadi sangat kuat.

 Lini Kesalahan Salah satu kemungkinan efek samping dalam tim yang beragam-terutama
mereka yang beragam dalam hal karakteristik level permukaan adalah lini kesalahan, atau divisi
yang dipandang membagi kelompok-kelompok menjadi dua atau lebih subkelompok yang
didasarkan pada perbedaan individual misalnya jenis kelamin, ras, umur, pengalaman kerja, dan
pendidikan.
Riset dalam lini kesalahan telah menunjukkan bahwa membagi pada umumnya merugikan bagi
fungsional dan kinerja kelompok. Suhkelompok dapat menyelesaikan persaingan satu sama lain
yang mana menghabiskan waktu dari tugas pokok dan membahayakan kinerja kelompok
Kelompokkelompok yang memiliki subkelompok lebih lamban dalam mempelajari, mengambil
keputusan yang lebih berisiko kurang kreatif, dan mengalami level Lontlik yang lebih tinggi
Subkelompok cenderung kurang untuk mempercayai satu sama lain. Terakhir, meskipun secara
keseluruhan kepuasan kelompok lebih rendah ketika lini kesalahan hadir, kepuasan dengan
subkelompok umumnya tinggi.
Secara keseluruhan, meskipun riset mengenai lini kesalahan menyarankan bahwa keragaman
dalam kelompok merupakan pedang bermata dua, riset terbaru mengindikasikan bahwa mereka
dapat secara strategis dipekerjakan untuk meningkatkan kinerja

2.4 Pengambilan Keputusan Kelompok


Kelompok Versus Individu

Pengambilan keputusan kelompok dapat secara luas digunakan dalam organisasi, tetapi keputusan
kelompok lebih disukai bila diambil oleh individu semata? Jawabannya bergantung pada sejumlah taktor
Mari kita mulai dengan melihat pada kekuatan dan kelemahan dalam pengambilan keputusan
kelompok.

 Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok Kelompok dapat menghasilkan informasi dan


pengetahuan yang lebih lengkap Dengan menggabungkan sumber daya dan beberapa individu,
maka kelompok akan membawa lebih banyak input serta heterogenitas ke dalam proses
keputusan Mereka menawarkan keragaman pandangan yang lebih luas Hal ini akan membuka

10
peluang untuk mempertimbangkan lebih banyak pendekatan dan alternatif. Terakhir, kelompok
mengarah pada meningkatnya penerimaan suatu solusi Para anggota kelompok yang
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan lebih cenderung untuk mendukung secara antusias
dan mendorong orang lain untuk menerimanya.
 Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok Keputusan kelompok menghabiskan waktu
karena kelompok kelompok umumnya memerlukan lebih banyak waktu untuk mencapai suatu
solusi. Terdapat kepatuhan tekanan Keinginan oleh para anggota kelompok agar dapat diterima
dan mempertimbangkan sarana bagi kelompok dapat melumatkan pertentangan secara terbuka
Pembahasan kelompok dapat didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota lika para
anggotanya hanya berkemampuan rendah dan medium, maka keseluruhan kelompok menjadi
kurang elektif. Terakhir, keputusan kelompok yang lemah akan menimbilkan tanggung jawab
yang ambigu. Dalam suatu keputusan individu, siapa yang bertanggung jawab atas hasil akhir
adalah jelas. Dalam suatu keputusan kelompok. tanggung jawab tiap individu anggota terdiusi.
 Efektivitas dan Efisiensi Apakah kelompok lebih efektif daripada individu bergantung pada
bagaimana Anda mendefinisikan elektivitas Keputusan kelompok umumnya lebih akurat
daripada keputusan rata-rata individu dalam suatu kelompok, tetapi kurang akurat daripada
pertimbangan yang paling akurat." Dalam hal kecepatan, para individu lebih unggul. Jika
kreativitas penting, kelompok cenderung menjadi lebih efektif. Jika efektivitas berarti derajat
penerimaan pencapaian atas solusi final, maka kelompok lebih unggul.
 Ringkasan Ringkasnya, kelompok merupakan kendaraan yang sempurna untuk mengerjakan
beberapa langkah dalam proses pengambilan keputusan dan menawarkan keduanya baik luas
dan mendalamnya input bagi pengumpulan informasi, lika para anggota kelompok memiliki
keragaman latar belakang, maka alternatif yang dihasilkan menjadi lebih ekstensif dan analisis
menjadi sangat penting. Ketika solusi final telah disetujui, terdapat lebih banyak orang dalam
suatu keputusan kelompok mendukung dan mengimplementasikannya Keunggulan ini mampu
mengurangi dampak dari waktu yang telah dihabiskan oleh keputusan kelompok, konflik internal
yang mereka ciptakan, serta tekanan yang mereka hasilkan atas kepatuhan. Namun, dalam
beberapa kasus, kita dapat mengharapkan para individu untuk mengambil keputusan dengan
lebih baik daripada kelompok.

Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok


Dua produk dalam pengambilan keputusan kelompok yang berpotensial untuk memengaruhi
kemampuan kelompok untuk menilai alternatif secara objektif dan hingga mencapai solusi yang
bermutu tinggi.
Pertama, disebut pemikiran kelompok,terkait denga norma.ini menggambarkan situasi yang
mana tekanan kelompok atas kepatuhan mencegah kelompok dari secara kritikal menilai
pandangan yang tidak biasa, minoritas, atau tidak populer. Pemikiran kelompok merupakan
sebuah penyakit yang menyerang banyak kelompok dan dapat secara dramatis menghambat
kineria mereka. Fenomena kedua adalah pergeseran kelompok,yang mana menggambarkan cara
para anggota kelompok cenderung untuk melebih lebihkan posisi awal yang mereka pegang
ketika membahas suatu rangkaian alternant tertentu dan sampai pada suatu solusi. Dalam
beberapa situasi, kelompok cenderung mengarah pada pergeseran yang berisiko Mari lihat

11
masingmasing fenomena secara lebih terperinci.

 Pemikiran Kelompok Apakah Anda pernah merasa seperti ingin berbicara pada sist rapat
pertemuan, ruang kelas, atau kelompok informal tetapi memutuskan untuk tidak
melakukannya? Salah satu alasan mungkin karena enggan. Atau Anda telah menjadi korban dari
pemikiran kelompok, yang mana terjadi ketika norma untuk konsensus mengabaikan penilaian
realistis atas serangkaian alternatif dan pernyataan sepenuhnya atas pandangan yang
menyimpang, minoritas, atau tidak populer. Efisiensi mental individu, peng realitas, dan
pertimbangan moral akan menurun sebagai hasil dari tekanan kelompok.

Kita akan melihat semua gejala pemikiran kelompok

1. Para anggota merasionalisasikan setiap perlawanan atas asumsi yang telah mereka buat.
Tidak peduli seberapa kuatnya bukti akan bertentangan dengan asumsi dasar mereka, mereka
akan berperilaku sehingga dapat memperkuat mereka.
2. Para anggota menerapkan tekanan secara langsung pada mereka yang sesaat
mengekspresikan keraguan mengenai beberapa pandangan yang dibagikan oleh
kelompok, atau siapa yang mempertanyakan kealalian argumen yang mendukung alternatif
yang disukai oleh mayoritas
3. Para anggota yang memiliki sudut pandang yang meragukan atau berbeda yang berusaha
untuk menghindari menyimpang dari apa yang terlihat merupakan hasil konsensus kelompok
dengan berdiam diri mengenai kesangsian dan bahkan meminimalkan pentingnya keraguan
mereka pada diri mereka sendiri.
4. Terdapat suatu ilusi kebulatan suara. Jika seseorang tidak berbicara, diasumikan bahwa dia
telah patuh sepenuhnya. Tidak memberikan hak suara berarti dinilai “ya”.

 Pergeseran Kelompok atau Polarisasi Kelompok Terdapat perbedaan antara keputusan


kelompok dengan keputusan individu dari para anggota kelompok. Apa yang terlihat akan
terjadi dalam kelompok yang pembahasannya mengarahkan para anggota menuju suatu
pandangan yang lebih ekstrem mengenai posisi yang telah mereka pegang Para konservatif
menjadi lebih berhati-hati, dan tipe yang lebih agresif dalam mengambil banyak risiko
Pembahasan kelompok cenderung untuk melebih lebihkan posisi awal kelompok.
Kita dapat memandang polarisasi kelompok sebagai suatu kasus khusus dari pemikiran
kelompok Keputusan kelompok mencerminkkan norma pengambilan keputusan dominan yang
berkembang selama pembahasan. Apakah pergeseran dalam keputusan kelompok mengarah
pada kewaspadaan yang lebih tinggi atau lebih berisiko bergantung pada norma sebelum
pembahasan dominan.
Pergeseran yang mengarah pada polarisasi telah menghasilkan beberapa penjelasan." Misalnya,
telah diperdebatkan bahwa pembahasan membuat para anggota menjadi lebih nyaman satu
sama lain, dan oleh karenanya, lebih bersedia untuk mengekspresikan verss ekstrem dari posisi
awal mereka. Argumen lainnya adalah bahwa kelompok memencarkan tanggung jawab.
Keputusan kelompok membebaskan tiap anggota dari akuntabilitas bagi pilihan terakhir

12
kelompok, sehingga posisi yang lebih ekstrem dapat diambil. Juga cenderung bahwa orang-
orang mengambil posisi yang ekstrem karena mereka ingin mendemonstrasikan bagaimana
berbedanya mereka dari luar kelompok Orang-orang yang berada di pinggiran pergerakan politik
atau sosial mengambil posisi yang jauh lebih ekstrem hanya untuk menibuktikan bahwa mereka
benar-benar berkomitmen pada penyebabnya, sedangkan mereka yang lebih waspada
cenderung untuk mengambil posisi vang moderat untuk menunjukkan bagaimana masuk
akalnya mereka.
Jadi bagaimana seharusnya Anda menggunakan hasil temuan dalam pergeseran kelompok
Memahami bahia keputusan kelompok melebih-lebihkan posisi awal dari para anggota individu,
pergeseran yang diperlihatkan lebih sering mengarah pada risiko yang lebih besar, dan cara
manakah kelompok yang akan bergeser merupakan fungsi dan kecenderungan dari para
anggota sebelum pembahasan Kita sekarang beralih pada teknik-teknik yang mana kelompok
dapat mengambil keputusan Hal ini mengarangi beberapa aspek disfungsional dari pengambilan
keputusan kelompok.

Teknik-Teknik dalam Pengambilan Keputusan Kelompok


Bentuk yang paling umum dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok yang
berinteraksi. Para anggota saling bertemu berhadapan muka dan bergantung pada interaksi verbal dan
nonverbal untuk berkomunikasi Tetapi seperti pembahasan mengenai pemikiran kelompok yang telah
diperlihatkan, kelompok yang berinteraksi sering kali memeriksa diri mereka sendiri dan menekan para
anggota individu untuk mengarah pada kepatuhan opini Sumbang pendapat dan teknik kelompok
nominal dapat menurunkan permasalahan permasalahan dalam kelompok yang berinteraksi secara
tradisional.

Sumbang pendapat dapat mengatasi tekanan atas kepatuhan yang mengurangi kreativitas dengan
mendorong beberapa dan semua alternatif selain menahan kritikan kritikan. Dalam sesi sumbang
pendapat pada umumnya, setengah lusin dan lusinan orang duduk mengelilingi meja. Pemimpin
kelompok menyatakan bahwa permasalahan telah jelas sehingga seluruh partisipan memahaminya. Para
anggota kemudian bebas mengungkapkan sebanyak mungkin alternatif semampu mereka dalam suatu
lamanya waktu yang ditentukan. Untuk mendorong para anggota "berpikir di luar kotak tidak boleh ada
kritikan, seluruh gagasan meskipun saran saran yang sangat aneh, ditampung dalam pembahasan dan
dianalisis selanjutnya.

Sumbang pendapat dapat menghasilkan gagasan gagasan-tetapi bukan suatu cara yang efisien. Riset
secara konsisten memperlihatkan para individu bekerja sendiri untuk menghasilkan lebih banyak
gagasan daripada suatu kelompok dalam suatu sest sumbang pendapat. Salah satu alasan untuk hal ini
adalah "penghambatan produksi." Ketika orang-orang menghasilkan gagasan dalam suatu kelompok,
banyak yang akan berbicara dalam sekali sesi, yang mana akan menghambat proses pemikiran dan pada
akhirnya menghalangi pembagian gagasan-gagasan Dua teknik berikut ini jauh lebih maju daripada
sumbang pendapat yang membantu kelompok kelompok agar sampai pada suatu solusi yang
diinginkan."

13
Teknik kelompok nominal menghambat pembahasan atau komunikasi interpersonal selama proses
pengambilan keputusan, sehingga disebut dengan istilah nominal Para anggota kelompok adalah
keseluruhan orang yang secara fisik hadir, seperti dalam pertemuan komite secara tradisional, tetapi
mereka bekerja secara independen. Secara spesifik, permasalahan dihadirkan dan kemudian kelompok
akan mengambil langkah langkah berikut

1. Sebelum pembahasan dilakukan, setiap anggota secara independen menulis gagasan-gagasan atas
permasalahan.

2. Setelah periode hening, masingmasing anggota akan menghadirkan salah satu gagasan kepada
kelompok. Tidak ada pembahasan yang dilakukan hingga seluruh gagasan telah dihadirkan dan dicatat

3. Kelompok membahas gagasan-gagasan untuk menjernihkan dan mengevaluasinya

4. Masing-masing anggota kelompok dengan diam dan independen memeringkatkan sesuai urutan
gagasan. Gagasan dengan peringkat keseluruhan yang tertinggi akan menentukan keputusan final.

Kelebihan utama dari teknik kelompok nominal adalah bahwa teknik in memungkinkan bagi kelompok
untuk bertemu secara formal tetapi tidak menghambat pemikiran yang independen, seperti yang
dilakukan pada kelompok yang berinteraksi Riset umumnya memperlihatkan kelompok nominal
mengungguli kelompok sumbang pendapat.

Tiap-tiap tekmk keputusan kelompok memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Pilihan
bergantung pada apa kriteria yang ingin Anda tekankan dan trade-off biaya manfaat.

14
BAB 3

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.jadi,perilaku kelompok merupakan respon-respon anggta
kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.

Bisa juga perilaku kelompok merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau
lebih individu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung
untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan
dijangka pendek.

Bila suatu kelompok berada dalam suatu organisasi maka anggotanya harus:termotivasi
untuk bergabung,menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang
berinteraksi,berkontribusi dalam berbagai jumlah proses kelompok,dan mencapai
kesepakatan dan ketidakpastian melalui berbagai interaksi.

5.2 SARAN
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi baik
itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradaptasi dengan keadaan organisasi
tersebut dan hanya mempertahankan perilaku yang baik saja sewaktu berada dalam
kelompok ke dalam organisasi.

15
DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robins,Timothy A. Judge.2015 .Perilaku Organisasi, Edisi 16 Jakarta.Salemba
Empat

16

Anda mungkin juga menyukai