Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayah,
serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dasar-Dasar Perilaku
Kelompok. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
dengan Dosen Pengampu Dr.Arnis Budi Susanto,SE.,M.Si. . Dalam menyajikan Makalah ini kami
sengaja menjelaskan secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun demikian pembahasanya
diusahakan cukup mendalam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring perkembangan
zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang tidak pernah using “Tiada gading yang
tak retak”, oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami terima.
Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak yang
memerluhkan. Terimakasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut serta dalam mendukung
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.
DAFTAR ISI
Sehingga dapat didefinisikan bahwa kelompok adalah dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan tertentu.Kelompok dapat berupa
kelompok formal dan nonformal.
Secara formal kelompok adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi dan
penugasan kerjanya berdasarkan penunjuk penugasan kerja.Sebaliknya kelompok informal adalah
perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun organisasional.
2.2 Klasifikasi Kelompok
Sebelum kita mengetahui lebih jauh mengenai perilaku kelompok dalam organisasi
sebaiknya kita tahu dan mengerti terlebih dahulu apa pengertian kelompok itu sendiri. Suatu
organisasi dapat didirikan oleh sedikitnya dua orang. Kelompok yang terdiri atas hanya dua orang
saja disebut dyads dan yang terdiri atas tiga orang saja disebut tryads.
Didalam suatu keompok belum tentu para anggota mempunyai atribut (sifat-sifat, ciri-ciri)
yang sama. Para anggota kelompok yang mempunyai kesamaan atribut disebut cohort. Jadi
kelompok adalah dua orang atau lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kelompok dapat dibedakan ke dalam berbagai macam, tergantung pada sudut, pensifatan,
tugas, atau pandangan:
1. Kelompok formal (formal group), adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan
manager melalui bagan organisasi untuk menyelesaikan suatu keputusan manager melalui bagan
organisasi untuk menyelesaikan suatu tugas secara efisien dan efektif.
2. Kelompok informal (informal group), adalah kelompok yang tidak dibentuk secara formal melalui
struktur organisasi, yang muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.
3. Kelompok komando (command group), adalah bagian dari kelompok formal. Kelompok komando
memiliki definisi yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-
tugas rutin organisasi.
4. Kelompok tugas (task group), adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan
suatu tugas atau proyek tertentu. Kelompok tugas juga termasuk bagian dari kelompok komando.
5. Kelompok persahabatan, merupakan bagian dari kelompok informal. Kelompok ini terbentuk
karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu hal.
6. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang
sama. Kelompok ini juga termasuk kedalam kelompok informal.
Namun secara garis besar kelompok itu hanya terbagi menjadi 2 saja, yaitu kelompok formal
dan kelompok informal.
A. Kelompok Formal
Kelompok formal ada dalam setiap organisasi. Kelompok formal (formal group) adalah
suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan dengan anggaran dasar organisasi atau dengan
surat keputusan manajer. Contoh kelompok formal: kelompok kerja, panitia, departemen kecil,
dan tim proyek. Tujuan kelompok formal: peraturan-peraturan, keanggotaan, pemilihan pemimpin
biasanya ditentukan oleh organisasi dalam ketentuan-ketentuan atau perintah organisasi ini.
Kelompok formal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok komando (command group) dan
kelompok tugas (task group). Di perguruan tinggi misalnya, biro-biro, fakultas-fakultas dan unit-
unit lainnya yang ada di lingkungan suatu perguruan tinggi atau departemen yang ada dalam
perusahaan.
Anggota kelompok tugas biasanya berasal dari berbagai unit dalam organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan akan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas atau proyek tersebut. Panitia penerimaan mahasiswa baru, panitia ujian
semester, panitia wisuda, dan lain-lain yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau satuan tugas
yang dibentuk oleh manajer perusahaan untuk mengendalikan/menurunkan biaya operasional
sebesar 10% misalnya contoh dari kelompok tugas.
B. Kelompok Informal
Kelompok informal (informal group) juga dapat ditemukan dalam setiap organisasi.
Kelompok-kelompok ini berkembang menyimpang dari rancangan organisasi yang ditetapkan
secara resmi dan kelompok informal hidup sebagai subkultur yang relatif berkuasa atau dominan
dalam organisasi. Ada kelompok informal yang terdiri dari para manajer disamping kelompok-
kelompok informal yang terdiri dari para pekerja non-pengawas.
Kelompok informal dibedakan menjadi dua yaitu kelompok persahabatan dan kelompok
kepentingan. Kelompok persahabatan terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu
hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, pandangan politik
dan lain sebagainya.
Kelompok kepentingan, yaitu kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang sama.
Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk
mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
Kelompok-kelompok informal memenuhi bermacam-macam kebutuhan para pekerja.
Keanggotaan dalam kelompok informal memberikan kesempatan untuk memuaskan kebutuhan–
kebutuhan sosial, seperti: berkawan, kasih-sayang serta pembinaan atau pendidikan.
Fungsi khusus kelompok informal yang penting adalah pengaturan perilaku sosial dan kerja.
Meskipun beberapa norma aktivitas sosial diciptakan oleh organisasi dan oleh kebudayaan luar,
namun terdapat kebutuhan untuk mengoperasikan norma-norma tersebut dalam situasi kerja.
Pentingnya kelompok-kelompok informal sebagai sumber pengaruh atas perilaku
dan pelaksanaan kerja pekerja telah dipertunjukan dalam studi Hawthorne tahun 1930-an. Salah
satu diantara studi tersebut (Bank Wiring Room), sekelompok laki-laki yang memasang kabel dan
menyorder panel telepon diteliti dalam kurun waktu beberapa bulan.
Seperti diperlihatkan pada gambar model lima tahap perkembangan kelompok (five – stage
– group – development – model) menyebutkan karakteristik perkembangan kelompok dalam lima
tahap yang berbeda pembentukan, timbulnya konflik, normalisasi, hasil berupa kinerja, dan
pembubarannya?
3) Tahap Normalisasi
Tahap ketiga ini adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut
menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas
kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai ketika struktur
kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi
definisi yang benar atas perilaku anggota.
Masalah lainnya dari model lima tahap, terkait pemahaman perilaku yang berhubungan
dengan pekerjaan, adalah penelitian atas awak kokpit dalam sebuah pesawat terbang menemukan
bahwa, dalam 10 menit, tiga orang yang tidak saling mengenal yang ditugaskan untuk terbang
bersama untuk pertama kali menjadi sebuah kelompok yang sangat cepat ini adalah konteks
organisasional yang kuat yang melingkupi tugas dari awak kokpit. Konteks ini memberikan
atauran, definisi tugas, informasi, dan sumber – sumber daya yang diperlukan bagi kelompok
tersebut untuk tampil. Mereka tidak butuh untuk mengembangkan sumber daya, memecahkan
konflik, dan menentukan norma – norma seperti yang diramalkan model lima tahap.
Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga tidak lepas dari
beberapa kelemahan, di antaranya adalah:
1. Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang, banyak waktu
dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil
dalam waktu singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.
2. Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompokterwakili semua kepentingan dalam
organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja. Kesempatan ini oleh para anggota
kelompok sering digunakan untuk memenangkan kepentingan orang-orangtertentu dalam
organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja diwakilinya. Ada kecenderungan dia mendominasi
kepentingan orang terbanyak.
3. Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai pengaruh
dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
4. Tanggung jawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang bertanggung jawab, tapi
pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak bisa dimintai pertanggung jawaban
perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh dalam tanggung jawab bersama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap struktur sosial
kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi
maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan
mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja
maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka
sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling
berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam
suatu periode waktu.
3.2 Saran
Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi baik
itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut dan
hanya mempertahankan prilaku yang baik saja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA