DI SUSUN
WIWIN SAWA’UN
NIM 20320021
FAKULTAS EKONOMI
BAUBAU-TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatdan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam tetap
tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kita selaku
umatnya. Amin.
Tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen. Makalah ini berjudul “Perilaku Individu dalam Organisasi” yang mana di dalamnya
mencakup perilaku individu, perilaku individu dalam organisasi,sifat-sifat individu dalam
organisasi,perbedaan individual,dan lainnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka untuk kritik yang
membangun akan diterima dengan hati terbuka. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 6
A. Perilaku Individu................................................................................................ 6
B. Perilaku Individu Dalam Organisasi.................................................................. 6
C. Sifat – sifat Individu Dalam Organisasi............................................................. 7
D. Perbedaan Individual......................................................................................... 10
E. Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Individu......................... 11
F. Pendekatan-pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu.......................... 12
G. Persepsi dan Komunikasi................................................................................... 15
A. Kesimpulan....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam perusahaan
itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas
karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting
dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup, mulai dari yang
sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih atau luas (tersier). Karena untuk memenuhi
kebutuhannya, setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhannya.
Maka dari itu, manusia memerlukan organisasi untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Baik
itu organisasi di bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dan lain – lain. Dalam perilaku
organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu, karakter – karakter
setiap individu, dan komunikasi antar individu yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu.
Organisasi di sebut sebagai sistem sosial karena di dalamnya terdapat sekelompok orang
yang mempunyai hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga bersosialisasi
dengan para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu – individu harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan bersosialisasi dengan yang lain. Ini akan membuat tugas yang
telah diberikan akan terasa mudah karena tugas tersebut bisa dilakukan secara bersama –
sama. Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka sebaiknya dalam berperilaku
organisasi seseorang mampu bereksistensi dengan orang lain agar mampu melaksanakan
tujuan yang ingin dicapai.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku Individu
Perilaku individu adalah perilaku atau interaksi yang dilakukan oleh manusia atau
individu di lingkungannya, perilaku setiap individu sangatlah berbeda dan hal ini
dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu tersebuut tinggal, perilaku yang berbeda
mengakibatkan berbedanya kebutuhan setiap individu, untuk itu perlunya suatu organisasi
agar kebutuhan yang berbeda tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu.
Perilaku individu akan membentuk pada perilaku organisasi, seperti yang terdapat
pada gambar dibawah ini yang menggambarkan model umum perilaku organisasi. Dalam
berorganisasi individu memiliki perannya masing-masing, perilaku individu dalam
berorganisasi diantaranya:1.Produktifitas kerja2.Kepuasan kerja3.Tingkat absensi4.Tingkat
turnover
Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Louis Thurstone, sedangkan menurut
Rensis Likert dan Charles Osgood, prilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
6
ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasiatau yg lainnya.
Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristikseperti
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung
jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.
Dalam kaitan antara individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik individu
ke dalam organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu
dengankarakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu dalam
organisasi.Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik individu.
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisa
kembali prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya. Prinsip-
prinsip dasar itusebagaimana dikemukakan oeh Thoha, (2007:36) sebagai berikut:
Mempelajari prinsip dasar kemampuan amat penting agar dapat diketahui mengapa
seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lain. Dengan adanya
keterbatasan kemampuan ini, maka setiap orang didalam melaksanakan tugasnya
akan tidak sama pula. Demikian pula dengan seorng pemimpin. Ada seorang pemimpin
bisa mengatasi persoalan yang rumit hanya memerlukan beberapa saat saja, tetapi
tidak demikianlah dengan pimpinan yang lain, ia memerlukan puasa tiga hari tiga malam,
berkonsultasi dengan orang tua disuatu desa yang diagung-agungkan, dan banyak cara
yang dilakukan.Keterbatasan kemampuan ini yang membuat seseorang bertingkah laku
yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi jawaban manusia untuk mewujudkan
keinginannya itu terbatas, sehingga menyebabkan semua yang diinginkan itu tidak tercapai.
Ada yang beranggapan bahwa perbedaan kemampuan ini karena disebabkan sejak lahir
manusia ditakdirkan tidak sama kemampuannya. Ada pula yang beranggapan bukan
7
disebabkan sejak lahir, melainkan karena perbedaanya menyerap informasi dari suatu gejala.
Ada lagi yang beranggapan bahwa perbedaan kemampuan itu disebabkan kombinasi dari
keduanya. Oleh karenanya kecerdasan merupakan salah satu perwujudan dari kemampuan
seseorang, ada pula yang beranggapan bahwa kecerdasan seseorang itu juga berasal dari
pembawaan sejak lahir, adapula yang beranggapan karena didikan dan pengalaman.
Namun demikian ada pula yang membenarkan bahwa kecerdasan (IQ) seseorang itu
dipengaruhi oleh tingkat keterbatasan karena adanya pembatasan-pembatasan psyhis
(physiological limitation).
Lepas dari setuju atau tidak setuju dari perbedaan-perbedaan tersebut ternyata bahwa
kemampuan seseorang dapat membedakan perilakunya. Dan karena perbedaan
kemampuannya ini maka dapat kiranya dipergunakan untuk memprediksi
pelaksanaan dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama di dalam suatu organisasi tertentu.
Para ahli sepakat bahwa manusia ini berperilaku karena di dorong oleh serangkaian
kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan yang ada dalam diri setiap individu, hal
ini mendorong semangatnya untuk berbuat dalammencapainya sesuatu objek atau
hasil.Kebutuhan seseorang berbeda dengan kebutuhan orang lain.
Seseorang karyawan yang didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya dapat
hidup satu bulan dengan keluarganya, tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan
karyawan yang didorong oleh keinginan memperoleh kedudukan agar mendapatkan
harga diri di dalam masyarakat.
Pemahaman kebutuhan yang berbeda dari seseorang ini amat bermanfaat untuk
memahami konsep perilaku seseorang di dalam organisasi. Hal ini bisa dipergunakan
8
untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku yang berorientasi tujuan di dalam kerja sama
organisasi. Ini juga dapat menolong kita untuk memahami mengapa suatu hasil
dianggap penting bagi seseorang, dan juga menolong kepada kita untuk mengerti hasil
manakah yang akan menajdi terpenting untuk menentukan spesifikasi individu.
Teori ini didasarkan atas proposisi yang sederhana yakni bahwa seseorangmemilih
berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengerjakan untuk mendapatkan
sesuatu hasil tertentu (misalkan mendapatkan hadiah atau upah, dan dikenal oleh
atasan yang menarik baginya karena sesuai dengan tuntutan kebutuhannya).
Suatu contoh, orang-orang yang berada dalam organisasi yang sama seringkali
mempunyai perbedaan di dalam berpengharapan (expectancy) mengenai suatu jenis
9
perilaku yang membuahkan suatu penghargaan, misalnya naiknya gaji dan cepatnya
promosi.
Orang-orang jarang bertindak netral mengenai suatu hal yang mereka ketahui dan
alami. Dan mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan
cara senang atau tidak senang. Selanjutnya, evaluasinya itu merupakan salah satu faktor
yang teramat sulit di dalam mempengaruhi perilakunya dimasa yang akandatang.
Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan seseorang berbuat yang
berbeda dengan orang lain dalam rangka menanggapi sesuatu hal. Seseorang bisa puas
mendapatkan gaji tertentu karena bekerja di suatu tempat tertentu, orang lain pada
tempat yang sama merasa tidak puas. Kepuasan dan ketidakpuasan ini ditimbulkan karena
adanya perbedaan dari sesuatu yang diterima dengan sesuatu yang diharapkan
seharusnya diterima.
Sesuatu jumlah yang oleh seseorang dirasakan harus diterima oleh orang lain. Orang
acapkali membandingkan apa yang ia 39terima dalam suatu situasi kerja tertentu dengan
apa yang diterima orang lain dalam situasi yang sama. Jika hasil perbandingannya ia
rasakan tidak adil, maka timbullah rasa tidak puas terhadap hasil yang diterima.
D. Perbedaan Individual
Seperti yang telah dikemukakan, setiap individu adalah unik. Perbedaan individual adalah
atribut personal yang bervariasi dari satu orang ke orang lain. perbedaan individual dapat
bersifat fisik, psikologis, dan emosional. Perbedaan individual yang mengategorikan
seseorang tertentu membuat orang tersebut unik. Seperti yang kita lihat dalam bagian berikut
ini, kategori-kategori dasar dari perbedaan individual meliputi kepribadian, sikap, persepsi,
dan kreativtas. Namun, pertama kita perlu memerhatikan pentingnya situasi tersebut dalam
menilai perilaku individual.
Apakah perbedaan khusus yang mengategorikan seseorang tertentu baik atau buruk?
Apakah perbedaan-perbedaan ini menambah atau mengurangi kinerja? Jawabannya, tentu
saja bergantung pada keadaan. Seseorang dapat saja merasa tidak puas, menarik diri, dan
10
bersikap negative dalam situasi kerja, tetapi merasa puas, ramah, da bersikap positif dalam
situasi kerja yang lain. kondisi kerja, rekan kerja, dan kepemimpinan hanyalah beberapa
faktor yang dapat memengaruhi bagaimna kinerja dan perasaan seseorang terhadap
pekerjaan. Jadi, apakah seorang manajer berusaha untuk menilai atau menghitung perbedaan
individual di antara karyawannya, ia juga harus mempertimbangkan situasi dimana perilaku
terjadi.
Karena manajer perlu menetapkan kontrak psikologis yang efektif dengan karyawan
mereka dan mencapai kesesuaian optimal antara orang dan pekerjaan, mereka menghadapi
tantagan besar dalam usaha untuk memahami, baik perbedaan individual maupun konstribusi
dalam hubunganya dengan perangsang dan konteks. Titik awal yang bagus untuk
mengembangkan pemahaman ini adalah untuk menghargai peran kepribadian dalam
organisasi.
Dalam ilmu management, seorang manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana
setiap individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap
perilaku individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.
1. Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan
status kawin yang objektif dan masa kerja.
2. Kemampuan yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan. Kemampuan intelektual, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk
mengerjakan kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami. yang
mana dapat diukur dalam berbrntuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan
yang berbeda. Kemampuan fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
11
3. Kepribadian merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga
dan pengaruh lainnya), dan juga situasi. ciri dari kepribadian adalah: merupakan
karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat
malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.
4. Proses belajar (pembelajaran) adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan
meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar.
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.
12
1. Penekanan.
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang.
Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu
sendiri.
3. Proses.
13
Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian
diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan
masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam
sistem.
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu
adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu
yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego
ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan
sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas
mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan
kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti
dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat
menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
6. Data.
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
14
Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik
yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti
penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik
proyektif, dan hipnotis.
Salah satu kekuatan yang paling menghambat suksesnya kinerja kelompok adalah
kurangnya berkomunikasi dengan baik. Fungsi komunikasi dalam organisasi ada 4, yaitu:
1. Sebagai pengendalian
2. Motivasi
3. Pengungkapan emosi
4. Informasi
15
Proses komunikasi meliputi langkah-langkah antara sumber dan penerima yang
menghasilkan penyampaian dan pemahaman makna. Komunikasi antara pribadi meliputi
metode dasar yang mengandalkan:
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas kosong
yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi
antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama
lain karena ditentukan oleh masing – masing lingkungan yang memang berbeda.
Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis
kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan
produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade
mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia
tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa
kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula
dengan karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri
lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang
bujangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://goenable.wordpress.com/2012/01/06/perilaku-individu-dalam-organisasi/
http://ardiangsyah.blogspot.com/2013/01/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
http://dheayull.blogspot.com/2015/10/makalah-perilaku-individu-dalam.html
http://palupiiz.blogspot.com/2016/03/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
17