Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan, ketidak
mampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap individu pasti memiliki sisi
lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu
sombong dengan kekuatan diri.
Sudah saatnya kita mengubah prilaku demikian. Kelompok adalah dua individu atau
lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mncapai tujuan
tertentu. Yang dapat bersifat formal ataupun informal. Perkembangan Kelompok mempunyai
lima tahapan model secara umumya itu pembentukan (forming), keributan (storming),
penormaan (norming), pelaksanaan (perfoming), dan peristirahatan (adjourning). Tahap
pertama dicirikan dengan ketidak pastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan
kelompok. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka
sendiri sebagai bagian dari kelompok. Tahap kedua, keributan dicirikan oleh konflik dalam
kelompok. Tahap ketiga dicirikan oleh hubungan yang erat. Tahap keempat terjadi ketika
kelompok sepenuhnya telah berfungsi. Tahapan yang terakhir dicirikan dengan perhatian
kepenyelesaian aktivitas bukan ke kinerja tugas.
Selain kelompok, dewasa ini sangat populer adalah adanya sebuah tim. Tim jelas
berbeda dengan kelompok. Katzenbach dan Smith mendefinisikan Tim sebagai sekelompok
kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud
bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan pendekatan bersama dimana mereka mengikatkan
diri dalam kebersamaaan tanggung jawab . Bukti menunjukkan bahwa lazimnya kinerja tim
lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut
keterampilan, penilaian dan pengalaman yang bervariasi (Stephen, 2006: 355). Banyak
perusahaan yang menggunakan tim untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Manajemen
telah menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap masalah karena tim
memiliki kemampuan untuk cepat berkumpul, menyebar, fokus, dan membubarkan diri.
Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Ada
beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif, yaitu rancangan pekerjaan,
komposisi tim, sumber dan pengaruh kontekstual lain yang membuat tim menjadi efektif,
serta variabel proses yang mencerminkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi
efektivitas.
1

Akhirnya, tim yang efektif memiliki anggota yang setia pada tujuan bersama, tujuan
khusus tim, anggota yang percaya terhadap kemampuan tim, level konflik yang dapat
dikelola, serta tingkat kemalasan sosial yang minim.
1.2 RumusanMasalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan pengertian kelompok dan tim ?


Sebutkan dan Jelaskan tentang tipe-tipe kelompok ?
Apakah syarat-syarat terbentuknya kelompok ?
Sumber-sumber kelompok diperoleh ?
Apakah perbedaan kelompok dan tim ?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku dan Pengembangan
Organisasi sebagai bahan untuk diskusi mengenai Kelompok dan Tim dan bertujuan
untuk:
1. Mengajak mahasiswa untuk mengetahui tentang kelompok
2. Menguraikan atau menjelaskan perbedaan kelompok dan tim
3. Menjelaskan proses terjadinya kelompok

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1 Pengertian Kelompok dan Tim


A. Pengertian Kelompok
Perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan merupakan
definisi sederhana dari kelompok, untuk memahami lebih dalam definisi kelompok, para ahli
mendifinisikan kelompok sebagai berikut :
a. Webster, 1973
Kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang membentuk suatu pola atau

suatu

unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang
terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan
kesamaan, atau sifat-sifat yang sama.
b. Paul B. Horton
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi
c. McGrath, 1984
Kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang mengalami
interaksi dinamis satu sama lain.
d. Homans, 1950
Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
e. Deddy Mulyono, 2005
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
f. Bonner, 1959
Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu yang lain.
g. Stogdill, 1959
Kelompok adalah suatu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut di
tentukan oleh struktur sistem tersebut.
h. Friedler, 1967
Kelompok adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika satu kejadian
mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
i. Cortwright dalam Zander, 1971 : 20
3

kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi
semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu.
j. Wekley dan Yulk, 1977
kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lainnya
secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan
diantara mereka dalam mencapai satu tujuan bersama.
Kelompok merupakan perkumpulan dari individu individu yang mempunyai tujuan.
Kinerja yang berbeda beda memberikan suatu kelompok untuk berinteraksi serta bersepakat
untuk menciptakan satu tujuan yang sama, tujuan yang sudah terbentuk mengakibatkan
individu dalam kelompok untuk saling tergantung sama lain dan dapat mempengaruhi satu
sama lain. Sehingga kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan antara dua individu atau
lebih yang saling berinteraksi, tergantung, dan kinerjanya saling mempengaruhi satu sama lain
untuk mencapai suatu tujuan dalam satu wadah.
B. Pengertian Tim
Tim adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang
memiliki tujuan yang sama.
2.2 Klasifikasi
A. Klasifikasi Kelompok
Berdasarkan lingkungan kerja, kelompok dapat diklasifikasikan menjadi dua :
Kelompok Formal adalah kelompok kelompok yang didefinisikan oleh struktur
organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan kerja. Dalam
kelompok kelompok formal, perilaku yang harus dianut oleh seseorang harus ditetapkan
dan diarahkan menuju tujuan tujuan organisasi Contoh, mengelompokkan sejumlah
orang yang pekerjaannya berhubungan dengan pelaporan keuangan dan perakitan
komponen. Kelompok juga terjadi tatkala sejumlah orang di tingkat atau status yang sama
dalam organisasi memandang diri mereka sebagai satu kelompok. Contoh, kepala-kepala
departemen suatu perusahaan industri baja atau kepala-kepala dinas suatu kabupaten.
Kelompok formal ini dapat dibagi lagi yaitu :
1. Kelompok komando yaitu kelompok kelompok yang ditentukan oleh bagan
organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi. Kelompok ini terdiri
dari bawahan yang melapor dan bertanggung jawab secara langsung kepada
pimpinan tertentu.
2. Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang bekerjasama untuk menyelesaikan
suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya saja, jika seorang mahasiswa dituduh
4

atas kejahatan kampus maka akan dibutuhkan komunikasi dan koordinasi antara
dekan urusan akademis, dekan mahasiswa, panitera, pimpinan keamanan dan
penasehat mahasiswa. Formasi seperti ini akan membentuk sebuah kelompok
tugas.
a. Kelompok Informal adalah kelompok yang tidak terstruktur secara formal maupun
secara organisasional. Akan tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan kontak
sosial. Kelompok informal memberikan pelayanan yang sangat penting dengan cara
memuaskan kebutuhan kebutuhan sosial anggotanya. Oleh karena interaksi yang
ditimbulkan oleh kedekatan tempat kerja atau interasksi tugas, kita menemukan
bahwa para pekerja sering kali melakukan hal hal bersama seperti bermain golf,
berangkat dan pulang kerja, makan siang dan mengobrol pada saat jam istirahat.
Kelompok informal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Kelompok persahabatan, yang dibentuk karena adanya persamaan-persamaan
tentang sesuatu hal seperti hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar
belakang, politik, dan lain-lain.
2. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk
mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan tujuan
organisasi tetapi semata-mata untuk

mencapai kepentingan kelompok itu

sendiri.
2.3 Syarat Terbentuknya Kelompok
Suatu kelompok terbentuk dengan tidak sendiri namun ada unsur-unsur tertentu sehingga
suatu kelompok dapat terbentuk dengan adanya :
1. Setiap individu harus merupakan bagian dari kesatuan social. Setiap anggota
kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari keseluruhan
anggota kelompok yang bersangkutan. Dan kesadaran itu tumbuh dari diri anggota
itu sendiri. Banyak kelompok di bentuk karena adanya target dari LSM . Tanpa
melalui proses penyadaran yang sudah diatur oleh pemerintah atau LSM. Tanpa
melalui proses penyadaran-penyadaran terlebih dahulu, masyarakat terpaksa ikut
menjadi anggota dengan aturan main yang sudah ditentukan oleh lembaga.Sering
terjadi, seorang petugas datang ke desa, mengajak masyarakatmembentuk
kelompok dalam tempo 1 hari, lalu meninggalkan lokasi.Masyarakat bersemangat
menjadi anggota kelompok, karena petugastersebut menjanjikan sejumlah bantuan
apabila kelompok dan kepengurusnanya sudah terbentuk. Beberapa waktu
kemudian, petugasdatang kembali dan membawa bantuan seperti yang pernah
dijanjikan.Kasus ini menggambarkan bahwa kelompok dibentuk dengan tujuan
5

hanya untuk menangkap bantuan berup kucuran dana segar atau menangkap
pinjaman yang disalurkan oleh lembaga yang bersangkutan. Masyarakat mau
berkumpul dan menjadi anggota karena mendengar janji petugas atau lembaganya,
tanpa memahami konsekuensinya. Mereka sering kali justru tidak paham mengenai
manfaat dan aturan pembentukan kelompokyang mendasar. Tak sedikit pula
masyarakat yang berebut menjadipengurus karena peluang untuk memperoleh porsi
bantuan biasanya lebihbesar. Biasanya, kelompok semacam ini hanya bertahan
hidup seumur jagung. Apabila proyek usai dan petugas meninggalkan lokasi,
kelompoksudah tidak aktif lagi. Buntutnya, acap kali ditemukan pengurus
yangmelakukan

penyelewengkan

dana,

sementara

masyarakat

tidak

lagi

pedulikarena tidak merasa memiliki. Pengalaman-pengalaman pahit yang terjadidi


masa-masa lalu ini sering menjadi hambatan dalam memotivasimasyarakat untuk
mau berkelompok atau membentuk sebuah koperasi,meskipun tujuan dan
kegiatannya lebih baik dan jelas.Sepintas, model pembentukan kelompok tersebut
tidak menimbulkandampak bagi masyarakat. Namun, jika dikaji lebih jauh, ternyata
adapengaruh negatif yang muncul. Pertama, masyarakat menjadi apatisterhadap
upaya-upaya

pembentukan

kelompok.

Kedua,

tipisnya

tingkatkepercayaan

masyarakat dan berakibat pada terhambatnya perkembangan


2. Terdapat hubungan timbal-balik di antara individu-individu yang tergabung
dalam kelompok,
3. Adanya faktor-faktor yang sama dan dapat memperat hubungan mereka yang
tergabung dalam kelompok, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, tempat tinggal yang sama, dan sebagainya,
4. Memiliki struktur atau kaidah, sehingga memiliki pola yang teratur tentang
5.

perilaku, dan
bersistem dan berproses.

2.4 Tahapan Perkembangan Kelompok


Tahap pertama ( forming ) memerupakan tahap awal dimana keadaan ketidakpastian
akan tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok harus dihadapi. Para anggotanya menguji
kedalaman air untuk menentukan jenis jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai
ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
Tahap kedua timbulnya konflik ( stroming stage ) adalah satu dari kelompok intra
kelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat
penolakan terhadap batasan batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap
individu. Lebih jauh lagi, terhadap konflik atas siapa yang akan mengendalikan kelompok

tersebut. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah herarki yang relatif jelas atas kepemimpinan
dalam kelompk tersebut.
Tahap ketiga normalisai ( norma stage ) merupakan hubungan yang dekat terbentuk
dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang
kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok
tersebut menjadi kelompok solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi
umum definisi yang benar atas perilaku anggota.
Tahap keempat berkinerja ( performing ) merupakan Fase ini memperlihatkan fungsi
kelompok berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota . Jadi di sini energi kelompok
sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling mengerti ke pelaksanaan tugas-tugas
yang ada. Untuk kelompok yang relatif permanen, fase ini merupakan fase terakhir dari fase
perkembangan.
Tahap kelima pembubaran ( adjourning stage ) merupakan Fase ini merupakan fase
terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang di dalamnya tidak lagi
berkenaan dengan pelaksanaan tugas tugas tetapi dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.
2.5 Perbedaan Kelompok dan Tim
Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang sama
bahkan sulit untuk dibedakan, suatu orang dapat dikatakan sebagai kelompok apabila antara
dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan tidak kolektif serta tidak menghasilkan energi
yang positif.
Kelompok dan tim bukanlah hal yang sama dalam bagian ini kita akan membahas
mengenai perbedaan kelompok kerja dengan tim. Dalam bab sebelumnya, kita membahas
tentang pengertian kelompok serta bagian-bagian

kelompok lainya. Apabila kelompok di

definisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan tergantung yang berkumpul
untuk mencapai tujuan tertentu. Maka kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi
terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu

setiap

anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya.


Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam
kerja kolektif yang membutuhkan usaha yang sama. Jadi kinerja mereka hanya merupakan
gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif
yang bisa menciptakan seluruh tingkatkinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan.
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha
individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah
individual.

Definisi-definisi ini membantu menjelaskan mengapa ada banyak organisasi

yang

akhir-akhir ini menyusun ulang proses kerja seputar tim. Manejemen mencari sinergi positif
yang memungkinkan organisasi mereka untuk menungkatkan kinerja. Penggunaan tim secara
ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang
lebih

besar tanpa peningkatan masukan. Namun, perhatikan apa yang kita sebut potensi.

Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim yang memastikan pencapaian sinergi
positif. Hanya semata-mata menyebut sebuah memastikan pencapaian sinergi positif. Hanya
semata-mata menyebut sebuah kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan
kinerjanya. Tim yang efektif

memiliki

berbagai

karakteristik

umum.

Apabila

ingin

mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, menejemen harus


memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik.
Agar lebih memahami perbedaan antara kelompok dengan tim adalah dengan melihat
skema berikut :

Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan Kelompok dan
Tim berdasarkan 6 variabel yaitu : Ukuran, Seleksi, Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan
Semangat.
Taksonomi beda lengkapnya sebagai berikut :

BAB III
PENUTUP
9

3.1 Kesimpulan
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Struktur kelompok kerja
merupakan pola interaksi yang stabil antara anggota kelompok, yang berkaitan dengan
bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian
tugas dan sebagainya Kelompok sendiri terbagi atas dua bagian yaitu kelompok formal dan
kelompok informal. Sehingga suatu kelompok terbentuk dari salah satunya adalah manusia
diharuskan sebagai makhluk sosial. Proses terbentuknya kelompok sendiri dari berbagai
tahapan proses. Antara kelompok dengan tim sendiri memiliki perbedaan yang dimana tim
bekerja secara kolektif dan saling terikat sedangkan kelompok tidak.
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan dikarenakan
kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab ini tidak lengkap. Informasi
yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan digunakan sebagai pedoman semata. Sehingga
untuk lebih memahami tentang kelompok dan tim dianjurkan melihat referensi yang lain dan
yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
10

http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html

http://gallery.cencalok.com/2010/06/pengertian-kelompok-dan-tim/

http://www.wattpad.com/912797-pko-fondasi-kelompok-dan-kerja-tim?p=2
kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi Organizational Behavior.
Jakarta : Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai