OLEH:
ADIT YULIANTO
(201410160311490)
DINDA FARAHLITA
(201410160311448)
(201410160311456)
(201410160311488)
(201410150311472)
DELINA KARTIKASARI
(201410160311469)
dilarang
b.fungsi penyelamat: ajaran agama dianggap sebagai penolong
dalam kehidupan dunia maupun kehidupan selanjutnya
c.fungsi social control: ajaran agama yang mengajarkan norma
sosial dan pengawasan sosial dalam bertutur kata dalam bertindak
tanduk
d.fungsi pemupuk solidaritas : ajaran agama sebagai pemersatu
keberagaman
contoh: muslim Afrika dan muslim Asia mampu berteman, dan
beribadah bersama ketika bertemu di Mekkah saat menjalankan
ibadah haji
e.fungsi transformatif: ajaran agama mampu mempengaruhi dan
mengubah suatu kaum
3.Ideologi dan politik
Ideologi merupakan istilah umum bagi sebuah ide atau gagasan
yang memiliki pengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi
tertentu karena ideologi merupakan kaitan antara tindakan dan
kepercayaaan yang mendasar.
4.Tatakrama
Yang berarti adat sopan santun dalam istilah jawa, pada hakekatnya
ialah segala tindakan, perilaku, atau adat, tegur sapa, ucapan yang
sesuai dengan kaidah atau nama tertentu
5.kesenjangan ekonomi dan sosial
Adanya keberagaman menimbulkan stratifikasi (pengelompokkan
dalam suatu tingkatan) dalam hal ekonomi yaitu berupa jenis mata
pencaharian, tingkat pendapatan dan lain-lain juga dalam hal sosial
yaitu berupa tingkatan peran suatu individu atau kelompok dalam
bermasyarakat.
D.
PENGARUH
KERAGAMAN
TERHADAP
BERAGAMA,BERMASYARAKAT,BERNEGARA,DAN
GLOBAL
KEHIDUPAN
KEHIDUPAN
yang
terdapat
dalam
kehidupan
sosial
manusia
berjenis-jenis.
Konsep
masyarakat
majemuk (plural
kelompok
masyarakat
juga
yang
dikuasai,
terpolakan
oleh
jadi
dua
dengan
demikian
kategori
struktur
pluralitas
atau
hanya
tumbuh
Bali,
dan
Bugis.
Suku-suku
tersebut
dikatakan
domain
berdasarkan tiga kriteria utama, yaitu: (1) jumlah proporsional; (2) punya
kerajaan dan masyarakat yang mapan di masa lampau; dan (3)
menyumbangkan banyak tokoh nasional dalam hampir semua bidang
kehidupan,
terutama
dalam
bidang
kebudayaan,
intelektual,
dan
kenegaraan. (Tomagola,1990).
Ketiga, setiap suku di PIB paling kurang mendiami satu provinsi
secara utuh, dan, kadang-kadang dua provinsi atau lebih seperti suku
Minang dan Jawa. Sebaliknya di PIT, dalam satu kecamatan saja dapat
ditemukan lebih dari 10 suku, dalam satu kabupaten berdiam lebih dari 20
suku, dan, besar kemungkinan dalam satu provinsi menampung lebih dari
40 suku.
Sementara dalam tinjauan Koenjaraningrat (1987: 32), suku bangsa
di Indonesia dapat juga dipetakan dari model mata pencaharian yang
dominan digelutinya, yang secara bersamaan sekaligus dipengaruhi oleh
suatu peradaban dari luar seperti zending, missi, pemerintah kolonial,
kebijakan pemerintahan RI, pengaruh kebudayaan Hindu dan agama
Islam. Antara lain dapat dikelompokan pada masyarakat berburu,
berladang, tani sawah, berkebun, pengembara dan seterusnya.
Berdasarkan tingkat perkembangan sistem teknologi, pengetahuan, polapola pengeksploitasian dan penguasaan sumber-sumber daya ekonomi,
serta jaringan hubungan dengan masyarakat yang lebih luas ini,
kebutuhan
sehari-hari
ini,
biasanya,
pola
permukiman
yang
dapat
diketahui,
kelompok
masyarakat
yang
dapat
juga
terdapat
di
beberapa
daerah
pedalaman
Irian
Jaya,
kelompok
masyarakat
perladangan
berputar
(rotary
ini
adalah
kelompok-kelompok
masyarakat
yang
ini
mengembangkan
cara
produksi
pertanian
intensif
antar-anggota
tidak
lagi
dalam
hanya
masyarakat-masyarakat
berdasarkan
sistem
yang
kekerabatan,
canggih.
Sektor ini untuk sebagian besar dikuasai oleh kelompok masyarakat yang
berpandangan barat dan untuk sebagian besar berada didaerah-daerah
yang menjadi pusat kekuasaan pemerintah dalam prasarana untuk
kegiatan ekonomi (Drs.P.Soedarno, 1992).
Karena kemajemukan dalam dinamika social budaya inilah maka
timbul akibat.Akibat yang di timbulkan ini dapat mengarah ke hal positif
atau biasa kita sebut integritas,sebaliknya akibat buruknya kita namakan
disintegritas.Berikut penjelasan integritas dan disintegritas.
Integritas berasal dari kata sifat integer, yang berarti utuh tidak
bercacat tidak retak tidak gempil, bulat padu. Integritas sosial
adalah suatu proses dan sekaligus hasil dari proses itu, dalam mana
individu-individu atau kelompok kelompok dalam masyarakat yang semula
terkotak-kotak,
berbeda-beda
bahkan
bersaing
menjadi
bersatu
selaras,
baik
rukun
dan
atau
dalam
bertentangan
hal
kepentingan
masalah
pokok
dalam
kehidupan
sosial
politik
budaya
kelangsungan
hidup
masyarakat
sebagai
suatu
yang
merupakan
ungkapan
yang
menggambarkan
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
http://ranupatjeh7.blogspot.com/2014/02/kemajemukan-dalam-dinamikasosial-dan.html
http://drsuprobo.wordpress.com/2013/01/16/kemajemukan-dalamdinamika-sosial-budaya-horizontal-dan-vertikal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Disintegrasi
Ahmadi, D. (1991). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Drs.P.Soedarno, M. (1992). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.