Anda di halaman 1dari 3

Masyarakat Multikultural

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan
terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang dianut mereka.

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas
budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu
sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (“A Multicultural society, then
is one that includes several cultural communities with their overlapping but none the less distinc
conception of the world, system of [meaning, values, forms of social organizations, historis, customs
and practices”; Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, 2007)

Menurut J.S. Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua tau
lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan
politik.

Menurut Nasikun, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari
tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan
(diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama lain.

Menurut Van Den Berghe, ada 6 karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat multicultural

1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sosial


Keberagaman yang terdapat dalam masyarakat dapat membuat masyarakat membentuk
kelompok tertentu berdasarkan identitas yang sama sehingga menghasilkan sub kebudayaan
berbeda satu dengan kelompok lain. Misalnya, di pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, dan
Madura di mana ketiga suku tersebut hidup di pulau Jawa dan memiliki kebudayaan yang
berbeda.
2. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer.
Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat pun mengalami perbedaan antara
masyarakat satu dengan masyarakat lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat dilihat
melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak saling melengkapi. Misalnya, pada
lembaga agama di Indonesia yang menaungi beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda.
Lembaga-lembaga agama tersebut tidak saling melengkapi karena karakteristik dari
keberagaman masyarakat (agama) pun berbeda.
3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama).
Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang diwujudkan melalui
perilaku masyarakat. Hal itu disebabkan karena karakteristik masyarakat yang berbeda
kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial. Karena kondisi masyarakat
yang beragam tersebut, kesepakatan bersama cenderung susah untuk dikembangkan.
4. Relatif sering terjadi konflik.
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik.
Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik antar individu sampai konflik antar
kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu
maupun antar kelompok.
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan di bidang
ekonomi.
Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial sangat
mungkin terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena kesadaran,
melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok. Contoh : aturan tentang anti-diskriminasi
dalam penggunaan fasilitas publik.
Selain itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi yang dapat
mendorong terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah individu yang
bekerja pada individu atau perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi segala aturan
yang dibuat. Terjadinya kondisi patuh dan integrasi timbul karena adanya aturan yang
mengikat individu dalam melaksanakan pekerjaannya dan hal tersebut dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya.
6. Adanya dominasi politik
Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat memiliki kekuatan politik
yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk penguasaan (dominasi) dari suatu
kelompok kepada kelompok lain yang tidak memiliki kekuatan politik.

Multikultural di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat


kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat
multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang
dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat
tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan
pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok
manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas
tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap
masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi
masyarakat tersebut.

Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya
multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan
dalam berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas
keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme
dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of
recognition” (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan bahwa multikulturalisme
mencakup suatu pemahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya seseorang, serta
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai
penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun
kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap
kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh
setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-
kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia
memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang
membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai
masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak
dan beraneka ragam.

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang
berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi
pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai
hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia 2. perkawinan campur 3.
iklim

Anda mungkin juga menyukai