KELOMPOK 10
Alif Ryadussolihin R E061181309
I Putu Tirta Adiyasa E061181509
Dinda Salsabila E061181027
Nurfalah Anbar Ramadanhi E061181312
Randika E061181000
Dwiyana Aulia E061181000
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang hidup saling bergantung satu sama lainnya. Seorang
filsuf Yunani Aristoteles menyebut manusia dengan istilah Zoon Politicon yang
bermakna Makhluk sosial. Artinya, bahwa manusia tidak akan pernah bisa hidup
tanpa manusia lainnya. Dengan dasar itu masing-masing manusia saling
membutuhkan untuk saling memberi atau saling mengisi dalam bentuk kerjasama
untuk memenuhi kepentingannya.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu
yang didasarkan oleh kesadaran untuk hidup bersama. Pentingnya solidaritas dalam
masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang lebih baik.
Rasa solidaritas mendorong manusia untuk saling bahu-membahu dan bekerjasama
untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi.
Namun di era ini, rasa solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat mulai jarang
terlihat lagi, hal ini disebabkan oleh berkembangnya individualisme dalam diri.
Apalagi di jaman serba digital orang-orang mulai jarang melakukan interaksi sosial
secara langsung dan Budaya gotong royong pun mulai ditinggalkan.
Untuk itu, kami sangat tertarik membahas tentang solidaritas sosial dan konsep
pokok sistem sosial budaya, untuk berusaha mencari solusi bagaimana agar
solidaritas dalam masyarakat kembali menjadi kuat dan diterapkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Kehidupan masyarakat dianggap sebagai suatu sistem sosial, yaitu suatu perangkat
peran sosial yang berinteraksi atau kelompok social yang memiliki nilai-
nilai,norma,dan tujuan yang bersama (Garna Ranjabar,1994). Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa sistem social merupakan pola interaksi antara pelaku-pelaku
social.
Ciri utama sistem social adalah menerima unsur-unsur dari luar secara terbuka
namun juga menimbulkan terjalinnya ikatan antarunsur-unsur dengan unsur lainnya
(internal) dan saling pertukaran antara sistem sosial itu sendiri dengan lingkungannya
(eksternal).
Sistem sosial budaya adalah pola-pola keteraturan suatu budaya yang sangat erat
dengan kehidupan masyarakat.Sistem sosial budaya merupakan konsep untuk
menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Pemberian makna
konsep sistem sosial budaya dianggap penting karena tidak hanya untuk menjelaskan
apa yang dimaksud dengan sistem sosial budaya itu sendiri tetapi memberikan
eksplanasi deskripsinya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat.
Sistem social Indonesia seringkali menimbulkan masalah tentang struktur social dan
masalah integrasi nasional, kemajemukan masyarakat Indonesia menyebabkan
struktur masyarakat Indonesia memiliki karakteristik yang terintegrasi secara vertical
dan horizontal. Dimana struktur vertical merupakan perbedaan masyarakat antara
status social atas dan bawah, sedangkan structur horizontal merupakan perbedaan
berdasarkan suku bangsa, ras, agama dan daerah.
Sistem social pada dasarnya merujuk pada bentuk masyarakat dalam skala yang
besar seperti bangsa, Negara atau dapat pula merujuk pada sector tertentu seperti
sector pendidikan, politik, ekonomi atau adapat pula merujuk pada skala yang lebih
kecil sepeerti keluarga. Dalam konteks ini, Indonesia termasuk dalam masyarakat
majemuk dengan indicator suku bangsa. Untuk menyatakan bahwa masyarakat
Indonesia adalah terdiri atas kesatuan-kesatuan masyarakat, maka pada dasarnya
dapat merujuk pada perkataan Bhineka Tunggal Ika yang secara konseptual mengakui
eksistensi keberagaman dan kecenderungan menunjuk suku bangsa sebagai suatu
masyarakatnya.
Untuk mengklasifikasi aneka warna masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang
majemuk, dapat membaginya ke enam tipe-tipe social budaya:
Sebagian besar aktifitas social suatu masyarakat diarahkan atau dikendalikan oleh
kepercayaan, nilai-nilai dan norma-norma. Struktur yang dominan dala masyarakat
tidak dapat dipertahankan jika tidak disertai dengan penggunaan sanksi atau ancaman
Jika fenomena budaya itu difahami sebagai sistem-sistem yang ada, yakni fenomena
budaya yang saling berkaitan itu dipandang sebagai bagian dari sistem yang lebih
besar di kepulauan Indonesia. Hal –hal ini akan bersifat umum karena dengan
keumuman tersebut dimungkinkan mendapatkan pandangan yang komprehensif
mengenai keseluruhan masyarakat yang sangat heterogen jika ditinjau dari segi
kebudayaannya.
d. Sistem budaya yang majemuk. Terdiri atas sistem-sistem budaya asing yang
sedikit banyak terpengaruhi sikap, pikiran dan tindakan sebagian dari penduduk yang
tersebar di kepulauan Indonesia.Setiap sistem budaya mempunyai unsur-unsur yang
berbeda seperti kosakata, kepercayaan, pengetahuan,norma atau isyarat yang berbeda
satu sama lain. Namun, bisa terjadi bahwa unsur-unsur tertentu yang menjadi bagian
dari sistem budaya tertentu juga menrupakan bagian dari sistem budaya yang lain.
Salah satu upaya mengatasi dampak negatif dari erubahan social budaya adalah
dengan cara menggali, mengkaji serta membina dan mengembangkan kembali nilai-
nilai luhur dalam kebudayaan Indonesia, mengingat pengaruh unsur-unsur
kebudayaan dari luar maupun pengaruh pembangunan sudah semakin besar dan
semakin instensif.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Hubungan antar manusia ini perlu dipererat dengan adanya kesadaran dalam diri
masing masing individu bahwa solidaritas dan kerjasama sangat perlu dilakukan dan
sudah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat itu sendiri. Walaupun kita lahir
dari latar belakang yang berbeda. Karena, Solidartas merupakan salah satu bentuk
penerapan dari Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Daftar Pustaka