Anda di halaman 1dari 27

Pricing and

Profitability
analysis
kelompok 9
1 LAODE MARZA DINUL FIKRA [ B1B122129]

2 RUSMIATI A. LA MARAE [ B1B122162]

3 LISNAWATI RAFIUDIN [ B1B122130]

4 SALMAWATI [ B1B122163]

5 NUR WULAN [ B1B122155]


1. PRICING
Pengertian Penentuan
Harga (Pricing)
Salah satu keputusan yang dihadapi
oleh perusahaan adalah penentuan
harga. Penentuan harga adalah proses Add Picture Here

dimana sebuah bisnis menetapkan


harga saat ia akan menjual produk dan
jasa, dan merupakan menjadi bagian
dari rencana pemasaran bisnis.
Tujuan Penetapan Harga

KELANGSUNGAN PERKUASAN PASAR UNTUK IDE


MENGUASAI
HIDUP KEUNTUNGAN INOVATIF
PASAR
Tujuan penetapan SAAT INI
harga untuk Sebagian besar Perusahaan Di sini, perusahaan
perusahaan mana perusahaan mencoba memberlakukan
menetapkan harga tinggi
pun adalah untuk memperbesar margin angka rendah untuk
menetapkan harga untuk produk dan layanan
keuntungan mereka barang dan jasa
yang wajar bagi dengan mengevaluasi mereka yang sangat
untuk mendapatkan
konsumen dan juga permintaan dan ukuran pasar yang inovatif dan menggunakan
bagi produsen untuk
penawaran jasa dan
bertahan hidup di besar. teknologi mutakhir.
barang di pasar.
pasar. Harganya tinggi karena

biaya produksi yang tinggi.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Harga Produk
● Sensitivitas Harga
● Persepsi Harga
● Kualitas
● Perantara
● Pesaing
● Pemasok
● Inflasi
● Kebaruan
● Pendapatan
● Kisaran Produk
● Produk siklus hidup
METODE PENETAPAN HARGA

Metode penetapan harga dibagi menjadi dua bagian:


Metode Penetapan Harga Berorientasi Biaya 
Ini adalah dasar untuk mengevaluasi harga barang jadi, dan sebagian besar
perusahaan menerapkan metode ini untuk menghitung harga pokok
produk. Metode ini dibagi lagi menjadi beberapa cara berikut.
Metode penetapan harga dibagi menjadi dua bagian:
• Cost-Plus Pricing
Strategi penetapan harga yang bisa diikuti oleh perusahaan besar maupun
kecil adalah dengan menentukan harga plus.Penerapan metode ini adalah
dengan menentukan harga jual dengan berpedoman kepada hitungan
jumlah keseluruhan biaya yang digunakan.
METODE PENETAPAN HARGA

Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai


berikut:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL

• Harga Mark-up
Di sini, angka tetap atau persentase dari total biaya suatu produk
ditambahkan ke harga akhir produk untuk mendapatkan harga jual suatu
produk.
Persentase Mark Up = ((Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya) x 100
METODE PENETAPAN HARGA
Metode Penetapan Harga Berorientasi Pasar
kategori ini ditentukan berdasarkan riset pasar
• Perceived-Value Pricing
Dalam metode ini, produsen menetapkan biaya dengan mempertimbangkan pendekatan
pelanggan terhadap barang dan jasa, termasuk elemen lain seperti kualitas produk, iklan,
promosi, distribusi, dll. yang memengaruhi sudut pandang pelanggan.
• Penetapan harga nilai
Dalam metode ini, perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tetapi harganya
rendah.
• Going-Rate Pricing
Dalam metode ini, perusahaan meninjau tarif pesaing sebagai dasar dalam menentukan tarif
produk mereka. Biasanya harga produk akan kurang lebih sama dengan kompetitor.
• Harga Jenis Lelang
Dengan lebih banyak penggunaan internet, metode penetapan harga kontemporer ini
berkembang dari hari ke hari. Banyak platform online seperti OLX, Quickr, eBay, dll.
Menggunakan situs online untuk membeli dan menjual produk ke pelanggan.
• Harga Diferensial
 Metode ini diterapkan ketika harga harus berbeda untuk kelompok atau pelanggan yang
berbeda. Di sini, harga mungkin berbeda menurut wilayah, area, produk, waktu, dll.
 
Contoh kasus perhitungan cost plus pricing method di bawah ini:

Seorang kontraktor bangunan menghitung-hitung bahwa untuk membangun dan menjual lima
buah rumah yang sejenis, akan dikeluarkan sejumlah biaya dengan rincian sebagai berikut:

● Biaya material: Rp 25.000.000


● Biaya tenaga kerja: Rp 10.000.000
● Biaya lain (seperti sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.): Rp 5.000.000
Sehingga jumlah total biaya adalah Rp 40.000.000
Apabila ia menghendaki laba sebesar 20% dari biaya total, maka:
Harga jual total = biaya total + laba
= Rp 40.000.000 + (20% x Rp 40.000.000)
=Rp 48.000.000
Dengan demikian, masing-masing rumah akan dijual seharga Rp 9.600.000 didapat dari
perhitungan (Rp 48.000.000 / 5) dengan laba sebesar Rp 1.600.000 didapat dari perhitungan
(Rp 8.000.000 / 5).
Contoh Penerapan Mark Up Pricing
PT A merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture khusus pembuatan meja dan kursi kerja. PT
A mendapat order berupa 60 kursi dan 10 meja kerja. Customer juga meminta PT A untuk merakit meja dan
kursi tersebut di kantor mereka.
Total biaya pembuatan untuk kursi sebesar Rp 1.000.000 per kursi dan biaya pembuatan meja sebesar Rp
5.000.000 per meja. Total biaya perakitan di kantor customer sebesar Rp 10.000.000. Jika PT A ingin
mendapatkan keuntungan 30% dari pesanan tersebut, berapa harga jualnya ke customer? Cara menghitung
mark up untuk contoh soal diatas dilakukan dengan 2 langkah berikut :
Langkah 1 : Hitung total biaya pesanan
Total Biaya Pesanan (TBP) = (Biaya Kursi + Biaya Meja + Biaya Perakitan)
TBP = (Rp 1.000.000 x 60 kursi) + (Rp 5.000.000 x 10 meja) + Rp 10.000.000
Total Biaya = 120.000.000
Langkah 2 : Tentukan harga jual dengan persentase 30%.
Persentase Mark Up = ((Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya) x 100
30% = (Harga Jual – 120.000.000) / 120.000.000
Maka harga jualnya adalah sebesar Rp 156.000.000
Dari contoh soal tersebut dan perhitungan di atas bisa disimpulkan bahwa agar PT Amencapai persentase
mark up 30%, maka harga jual meja, kursi dan biaya perakitannya adalah sebesar Rp 156.000.000.
2. ANALISA PROFITABILITAS
( profitability analysis )
Pengertian
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan
mencapai keuntungan yang dicapai oleh
perusahaan dalam satu periode tertentu. Add Picture Here
Dasar penilaian profitabilitas adalah
laporan keuangan yang terdiri dari
laporan neraca dan rugi-laba
perusahaan.
Rasio profitabilitas
Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan
Add Picture Here
perusahaan berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar
analisis kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara satu unsur
dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca.

Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah rasio atau


Add Picture Here
perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan,
aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu
Fungsi Rasio protabilitas

● Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam satu periode


tertentu.
● Membandingkan dan menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
● Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
● Mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang
tertanam dalam total aset dan total ekuitas.

● Mengetahui tingkat laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.


● Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan,
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
● Mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih, mengukur margin laba
operasional atas penjualan bersih, dan mengukur margin laba bersih atas
penjualan bersih.
Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

• Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Rumus perhitungan margin laba kotor sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Pendapatan) x 100%

Contoh rumus rasio profitabilitas gross profit margin :

Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000


Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000
Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera adalah sebagai
berikut :
(Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%
= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%
= 87%
Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

• Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan

Contoh rumus rasio profitabilitas net profit margin :


Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.
Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??
Jawaban:
Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih
Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000
Margin Laba Bersih = 7,63%
Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

• Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)


Rumus rasio pengembalian aset adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh perhitungan rumus rasio profitabilitas ROA dengan memakai data laporan
keuangan sebuah perusahaan.
Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total aset
Rp20.000.000, maka hitunglah ROA perusahaan.
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA = 180.000.000 : 20.0000.000 = 9%
Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas
• Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)
Rumus Return On Equity sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : ekuitas Pemegang saham
Contoh perhitungan menggunakan rumus rasio profitabilitas return on equity
ratio (ROE):
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017,
PT Megah Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih
setelah pajak sebesar Rp500 juta, total ekuitas para pemegang saham adalah
sebanyak Rp800 juta.
Berapakah rasio pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) PT Megah
Sejahtera?
ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham
ROE = Rp500.000.000 : Rp800.000.000
ROE = 62,5%
• Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

Contoh rumus rasio profitabilitas return on sales ratio (ROS):


PT Megah Sejahtera menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100
juta sedangkan Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar.
Berapakah Return on Sales atau tingkat pengembalian Penjualan PT Megah
Sejahtera?
Jawaban:
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%
ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%
ROS =  6,7%

• Pengembalian Modal yang Digunakan (Return on Capital Employed)


ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja
atau
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)
Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas
Return on Investment (ROI)

ROI = ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %


Contoh perhitungan dengan rumus profitability ratio ini adalah:
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada sebuah
usaha penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata mendapatkan
penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapat
keuntungan sebesar Rp600.000.000.
Diketahui : Keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 20%
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%


Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

. Earning Per Share (EPS)


EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah  Saham Biasa
yang Beredar
Contoh rumus EPS :
Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada
tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar. Perusahaan Setia Merdeka
kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp100 juta kepada
pemegang sahamnya.
Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?

Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang
Beredar
Laba per Saham (EPS) =  (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah sebesar
Rp900.
Customer Profitability Analysis (CPA)
Hilton et al. (2003: 159) mendefinisikan Customer Profitability Analysis adalah
pendekatan manajemen biaya yang mengidentifikasikan biaya dan manfaat dari
pelayanan kepada pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu untuk
meningkatkan profitabilitas organisasi (perusahaan) secara keseluruhan. Customer
Profitability Analysis (CPA) adalah analisis dan pelaporan pendapatan yang
diperoleh dari pelanggan dan biaya–biaya yang terjadi untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Analisis profitabilitas pelanggan dapat didefinisikan sebagai
suatu proses analisis yang meliputi pengidentifikasian pendapatan biaya dan laba
ke setiap individu customer atau kelompok customer.
Contoh Kasusnya:
Perusahaan Best Buy adalah perusahaan ritel yang menjual produk fashion secara
online. Perusahaan ini memiliki berbagai pelanggan yang berbelanja melalui platform
e-commerce mereka. Dalam rangka menganalisis profitabilitas pelanggan, perusahaan
tersebut mengumpulkan data penjualan dan biaya terkait untuk setiap pelanggan.
Berikut adalah contoh data untuk dua pelanggan:
Pelanggan A:
- Pendapatan dari penjualan: $10.000
- Biaya barang yang terjual: $4.000
- Biaya operasional: $2.000
Pelanggan B:
- Pendapatan dari penjualan: $8.000
- Biaya barang yang terjual: $3.000
- Biaya operasional: $1.500
Untuk menghitung laba kotor, kita dapat mengurangi biaya barang yang terjual dari
pendapatan penjualan:
Laba kotor Pelanggan A = Pendapatan penjualan - Biaya barang yang terjual
= $10.000 - $4.000
= $6.000
Laba kotor Pelanggan B = Pendapatan penjualan - Biaya barang yang terjual
= $8.000 - $3.000
= $5.000
Selanjutnya, untuk menghitung laba bersih, kita perlu mengurangi biaya operasional
dari laba kotor:
Laba bersih Pelanggan A = Laba kotor - Biaya operasional
= $6.000 - $2.000
= $4.000
Laba bersih Pelanggan B = Laba kotor - Biaya operasional
= $5.000 - $1.500
= $3.500
Dalam studi kasus ini, Pelanggan A menghasilkan laba kotor sebesar $6.000 dan laba
bersih sebesar $4.000, sementara Pelanggan B menghasilkan laba kotor sebesar
$5.000 dan laba bersih sebesar $3.500.

Dari analisis ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Pelanggan A lebih menguntungkan
daripada Pelanggan B, baik dari segi laba kotor maupun laba bersih. Informasi ini
dapat membantu perusahaan Best Buy dalam mengidentifikasi pelanggan yang paling
menguntungkan dan mengarahkan sumber daya mereka untuk meningkatkan
hubungan dengan pelanggan tersebut.

Dengan memahami profitabilitas pelanggan, perusahaan dapat mengoptimalkan


strategi penjualan dan meningkatkan profitabilitas keseluruhan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai