Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME AKUNTANSI MANAJEMEN

KELOMPOK 1:

1. Dina Wijayanti (221934SA)


2. Welem Haware (221932SA)
3. Andriati (221941SA)

“ Analisis Hubungan Biaya Volume Dan Laba”

Hubungan antara biaya, volume, dan laba di dalam suatu bisnis sangat penting untuk
dipahami dalam rangka perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan yang efektif. Berikut
adalah beberapa poin utama terkait hubungan biaya, volume, dan laba:

- Biaya Tetap:
Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak peduli seberapa banyak unit yang diproduksi
atau dijual. Contohnya, biaya sewa, biaya gaji karyawan tetap, dan biaya asuransi.
- Biaya Variabel:
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan dalam volume
produksi atau penjualan. Contohnya, bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya
pemasaran.
- Titik Impas (Break-even Point):
Titik impas adalah saat di mana pendapatan sama dengan total biaya (biaya tetap + biaya
variabel), sehingga tidak ada laba atau rugi. Dengan mengetahui titik impas, perusahaan
dapat menentukan jumlah minimum produk atau layanan yang harus dijual agar tidak
mengalami kerugian.
- Margin Keuntungan:
Margin keuntungan atau margin laba adalah selisih antara harga jual dan biaya variabel
per unit. Margin keuntungan sangat penting untuk mengetahui kontribusi setiap unit
terhadap laba perusahaan.
- Leverage Keuntungan:
Leverage keuntungan mengacu pada perubahan persentase dalam penjualan yang
menghasilkan perubahan persentase yang lebih besar dalam laba. Dengan leverage
keuntungan, perusahaan dapat mengetahui seberapa sensitif laba terhadap perubahan
volume penjualan.
- Analisis Sensitivitas:
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengevaluasi dampak perubahan variabel tertentu
(misalnya, harga jual, biaya variabel) terhadap laba perusahaan. Hal ini membantu
manajemen dalam mengidentifikasi risiko dan peluang potensial.
Dengan memahami hubungan biaya, volume, dan laba, perusahaan dapat mengoptimalkan
kinerja keuangan dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola operasi bisnis.

1. Asumsi dan terminology biaya – volume – laba


Dalam analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis), terdapat
beberapa asumsi dan terminologi yang penting untuk dipahami, antara lain:
 Asumsi Dasar:
- Biaya tetap tetap konstan dalam seluruh rentang aktivitas yang relevan.
- Biaya variabel per unit tetap konstan dan tidak berubah sepanjang rentang aktivitas
yang relevan.
- Harga jual per unit tetap konstan.
- Semua unit produksi dijual.
- Semua biaya dan pendapatan diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar sebagai
biaya tetap atau biaya variabel.
 Terminologi:
- Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya-biaya yang tidak berubah, tidak peduli seberapa
banyak unit yang diproduksi atau dijual.
- Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya yang berubah seiring dengan perubahan dalam
volume produksi atau penjualan.
- Harga Jual (Selling Price): Harga per unit untuk produk atau jasa yang dijual.
- Margin Kontribusi (Contribution Margin): Selisih antara harga jual per unit dan biaya
variabel per unit. Digunakan untuk menutupi biaya tetap dan memberikan laba.
- Titik Impas (Break-even Point): Titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya
(biaya tetap dan variabel), sehingga tidak ada laba atau rugi.
- Margin Keuntungan (Profit Margin): Persentase laba yang dihasilkan dari penjualan,
dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan pendapatan.
- Margin Keseluruhan (Overall Margin): Selisih antara pendapatan total dan biaya total.
- Leverage Keuntungan (Profit Leverage): Konsep bahwa perusahaan dapat meningkatkan
laba secara proporsional lebih dari peningkatan persentase dalam penjualan.
Dengan memahami asumsi dan terminologi dalam analisis biaya-volume-laba, manajemen
dapat menggunakan alat ini untuk membuat proyeksi keuangan, merencanakan kegiatan
operasional, dan mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Manfaat analisis biaya – volume – laba


Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) memiliki berbagai manfaat bagi
perusahaan, antara lain:
- Perencanaan Keuangan:
Analisis biaya-volume-laba membantu perusahaan dalam merencanakan keuangan
dengan memperkirakan berapa banyak produk atau jasa yang perlu dijual untuk
mencapai titik impas atau mencapai target laba tertentu.
- Pengambilan Keputusan:
Manajemen dapat menggunakan analisis biaya-volume-laba untuk membuat keputusan
terkait harga jual, volume produksi, biaya tetap, dan strategi penetapan harga. Hal ini
membantu dalam menentukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan keuangan
perusahaan.
- Evaluasi Kinerja:
Dengan membandingkan hasil aktual dengan proyeksi dari analisis biaya-volume-laba,
manajemen dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengidentifikasi area yang
memerlukan perbaikan.
- Identifikasi Titik Impas:
Analisis biaya-volume-laba membantu dalam menentukan titik impas, yaitu jumlah
minimum produk atau jasa yang harus dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Ini penting untuk merencanakan strategi penjualan dan operasional.
- Perencanaan Harga:
Dengan menggunakan analisis biaya-volume-laba, perusahaan dapat menentukan harga
jual yang sesuai untuk produk atau jasa mereka agar dapat mencapai target laba yang
diinginkan.
- Pengoptimalan Laba:
Melalui pemahaman terhadap margin kontribusi, manajemen dapat mengidentifikasi
produk atau layanan yang paling menguntungkan dan fokus pada peningkatan penjualan
produk tersebut untuk mengoptimalkan laba perusahaan.
- Pengelolaan Biaya:
Analisis biaya-volume-laba membantu manajemen dalam mengelola biaya-biaya
operasional dengan memahami pengaruh perubahan volume produksi atau penjualan
terhadap laba perusahaan.

Dengan memanfaatkan analisis biaya-volume-laba secara aktif, perusahaan dapat


meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan profitabilitas, dan mengambil keputusan
strategis yang lebih terinformasi dalam mencapai tujuan keuangan mereka.

3. Metode biaya – volume – laba


Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisis biaya-volume-laba untuk
membantu perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik. Berikut
adalah beberapa metode yang umum digunakan:
- Grafik Biaya-Volume-Laba:
Metode ini menggunakan grafik untuk menggambarkan hubungan antara biaya, volume
produksi, dan laba. Dengan grafik ini, perusahaan dapat dengan mudah melihat titik
impas, margin kontribusi, dan dampak perubahan volume terhadap laba.
- Pendekatan Persamaan:
Metode ini melibatkan perhitungan matematis untuk menganalisis hubungan antara biaya
tetap, biaya variabel, volume produksi, harga jual, dan laba. Pendekatan ini mencakup
perhitungan titik impas, margin kontribusi, leverage keuntungan, dan analisis
sensitivitas.
- Analisis Margin Kontribusi:
Metode ini fokus pada margin kontribusi, yaitu selisih antara harga jual per unit dan
biaya variabel per unit. Dengan menganalisis margin kontribusi, perusahaan dapat
menentukan berapa banyak produk yang perlu dijual untuk menutupi biaya tetap dan
mencapai target laba.
- Analisis Pemecahan Kasus:
Metode ini melibatkan pembagian biaya-biaya perusahaan menjadi biaya tetap dan
variabel, serta menganalisis bagaimana perubahan volume produksi atau penjualan akan
memengaruhi laba perusahaan. Hal ini membantu dalam menentukan strategi bisnis yang
tepat.
- Sistem Informasi Manajemen:
Penggunaan sistem informasi manajemen yang efisien dapat membantu dalam
mengumpulkan data yang akurat dan melakukan analisis biaya-volume-laba secara lebih
efektif. Sistem informasi manajemen yang baik dapat memberikan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Melalui penerapan metode-metode di atas, perusahaan dapat memahami hubungan antara


biaya, volume produksi, dan laba dengan lebih baik, serta dapat mengambil keputusan yang lebih
tepat dalam mengelola operasi bisnis dan mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai