Anda di halaman 1dari 22

Perencanaan

Laba
Di susun Oleh Kelompok 9 :

1. Ahmad Rizki Anugerah ( 20020013 )


2. Rara Ananda Cahyadi ( 20020010 )
3. Utami Aryanti ( 20020021 )
 
Kelas : A4R1-A
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Eny Suheny ,S.Pd,M.Ak.
 

1
Latar Belakang
 
Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
oleh para pemilik perusahaan.

Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-


tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada  pihak diluar perusahaan. Kinerja
manajemen perusahaan tersebut tercermin pada laba yang terkandung dalam
laporan laba rugi. Oleh karena itu proses penyusunan laporan keuangan di
pengaruhi oleh faktor faktor tertentu yang dapat menentukan kualitas laporan
keuangan. Manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

2
Definisi Perencanaan Laba

Menurut Supriyono (2000:7) “ Perencanaan adalah


proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan
dilaksanakan, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka
pendek atau untuk jangka panjang dan akan dapat dipakai
sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan perusahaan
”.

Menurut Carter Usry (2002:4) “ Perencanaan laba merupakan


rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana
implikasi keuangannya dinyatakan dalam bentuk  proyeksi
perhitungan rugi laba, neraca, kas dan modal kerja untuk jangka
panjang dan jangka  pendek ”.

3
Perencanaan Laba Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang didifinisikan sebagai “ Proses


berkelanjutan dalam membuat keputusan sekarang secara
sistematis dan, dengan kemungkinan pengetahuan terhadap
masa depannya, mengorganisasi usaha yang dibutuhkan
untuk menentukan keputusan dan mengukur hasil dari
keputusan ini di bandingkan dengan pengharapan melalui
organisiasi,umpan balik sistematik ”.

4
Perencanaan Laba Jangka Pendek

Berhasil atau tidaknya perusahaan adalah dapat melihat


kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Karenaitu
tugas manajemen untuk membuat perencanaan yang
pada dasarnya kegiatan membentuk masa depan, yang
pada intinya memutuskan berbagai macam alternatif &
perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan di masa
yang akan datang.

5
Parameter Untuk Perencanaan Laba Jangka Pendek
○1. Impas
Titik impas yaitu menentukan volume penjualan dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah beban sehingga laba sama
dengan nol. Titik impas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaa matematis atau menggunakan margin kontribusi. Metode persamaan
matematis memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format margin kontribusi.
Metode ini menggunakan pendekatan matematis untuk menggambarkan perubahan unsur-unsur biaya, volume dan laba.dalam
metode ini, diasumsikan bahwa harga jual dan biaya variabel per unit adalah kostan sedangkan biaya tetap secara konstan tetap tetapi
biaya tetap per unit akan berubah tergantung tingkat kegiatan, akibatnya laba/unit akan berbeda pula.
○Persamaannya : (Biaya Variabel + Biaya Tetap) Atau
○Penjualan = biaya variabel + biaya t
○Laba = Penjualan – etap + laba
○Untuk menentukan berapa unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas dapat dihitung dengan cara:
○Titik impas (unit) = Biaya Tetap
○ Margin kontribusi per unit
○Titik impas dengan margin kontribusi dapat juga dinyatakan berdasarkan nilai penjualan :

○Titik impas (penjualan) = Biaya Tetap


○ Rasio Margin kontribusi 6
6
○  
2. Margin Of Safety
 
Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Jika angka impas dihubungkan dengan angka  pendapatan penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu, akan
diperoleh informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu  boleh turun agar perusahaan tidak
menderita rugi. Selisih antara volume penjualan yang dianggarkan dengan volume penjualan impas merupakan angka margin of safety.
 
Angka margin of safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila dihubungkan dengan marginal income ratio (profit-volume ratio )
 
Laba = Profit volume ratio x Margin of safety ratio
 
Laba = Laba kontribusi x Margin of safety
Pendapatan penjualan Pendapatan penjualan
 
Margin Of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematis .
 
MOS = Total anggaran penjualan  –  penjualan impas.
 
Atau dapat pula dinyatakan dalam bentuk persentase .
 
Persentase MOS = Margin of safety  
Penjualan
 

7
Contoh Soal :

Jika diasumsikan bahwa HFI merencanakan penjualan meja TV sebanyak 3.000 unit per tahun, dan
karena BEP-nya 1.500 unit, maka:

Margin of safety adalah 3.000 -1.500 = 1.500 unit

Dalam satuan uang menjadi:


1.500 unit x $75 = $112,500

Sebagai persentase penjualan menjadi:


Margin of safety
penjualan ynag direncakanan

= 1.500
3.000

= 0,5

8
3. Titik Penutupan Usaha ( Shut Down Point )
 

Apabila ditinjau dari sudut biaya, pengambilan keputusan untuk menutup usaha dilakukan dengan
mempertimbangkan pendapatan penjualan dengan biaya tunai (cash cost atau out atau out of pocket cost atau
biaya keluar dari saku). Biaya tunai adalah biaya-biaya yang memerlukan pembayaran segera dengan uang
kas. Dalam pengambilan keputusan untuk menutup usaha harus diadakan pembedaan antara biayakeluar dari
saku (out  – of pocket cost ) dengan biaya terbenam (sunk cost ), yaitu pengeluaran yang dilakukan pada masa
yang lalu, yang manfatnya masih dinikmati samapai sekarang.

Contoh biaya terbenam adalah biaya depresiasi,amortasi dan deplesi.


 
Titik penutupan usaha dapat pula dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

 
Titik penutupan usaha = Biaya tetap tunai
Contribution margin ratio

9
4. Degree Of Operating Leverage (DOL)

 
Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan pendapatan
penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Dengan parameter ini,
manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan
pendapatan  penjualan terhadap laba bersih perusahaan.
 
Degree of operating Leverage dihitung dengan rumus :
 
DOL = Laba kontribusi
Laba bersih
 

10
Pola Perilaku Biaya

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi


atau merespons perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas
bisnis meningkat atau menurun, biaya tertentu mungkin
akan naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan
perencanaan manajer harus dapat mengantisipasi apakah
yang akan terjadi. Jika biaya mengalami perubahan,
manajer harus tahu sejauh mana perubahannya.

11
Kategori Biaya
 Biaya variable

Biaya variabel Menurut Garisson (2000:58) “ Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan
perubahan aktivitas ”. Jika tingkat aktivitasnya dilipat dua kan, maka total biaya variabel juga akan dilipat dua kali. Biaya
variabel ada yang bersifat proporsional, sebagian lagi bersifat bertahap.

 Biaya Tetap

Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam
kisaran relevan (relevant range) tertentu. Ciri-ciri biaya tetap yang telah ditentukan adalah bersifat jangka panjang .Tidak
dapat dikurangi secara mendadak dalam jangka pendek tanpa mempengaruhi secara serius kegiatan perusahaan.
 
 Biaya semi variabel
 
Biaya semi variabel ( biaya campuran) merupakan biaya yang mengandung unsur-unsur biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya ini terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas disebut fungsi biaya memiliki unsur yang tetap
perubahan volume aktivitas.

12
Langkah yang dapat dilakukan manajemen untuk
memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya variabel dan
biaya tetap yaitu :
○ 

1. Tentukan variabel-variabel yang bersifat tidak bebas dan bebas


yaitu total biaya semi variabel dan tingkat kegiatan yang
relevan.
2. Ambil sampel atas variabel-variabel tersebut di masa lalu
3. Buatlah observasi pada sebuah grafik yang disebut diagram
pencar (scatter diagram)
4. Gunakan salah satu metode untuk memisahkan biaya campuran
( metode titik tertinggi dan terendah, metode scattergraph,
metode kuadrat terkecil dan metode biaya berjaga )
5. Evaluasi hasilnya untuk menetukan ketelitiannya
6. Gunakan persamaan Y = a + bx untuk menyusun prediksi yang
cerdas, keputusan yang rasional dan evaluasi yang bermanfaat.
○ 

13
Untuk memisahkan nya digunakan beberapa metode yaitu :
 

• Metode titik tertinggi dan terendah

Metode ini baik digunakan untuk perusahaan yang biaya


semivariabelnya fluktuasinya mudah sekali (perubahannya) dari
bulan ke bulan, yaitu dengan meghubungkan perubahan antara
jam mesin tertinggi dengan jam mesin terendah dalam kegiatan
dengan perubahan biayanya yang terjadi.
 

14
Contoh

Mesin Biaya Pemeliharaan

Jam Mesin Tingkat Aktivitas tertinggi (juni) 8000 $9800


Tingkat Aktivitas terendah (Maret) 5000 $7400
Perubahan 3000 $2400
 
 
Biaya Variabel = Perubahan Biaya = 2.400 = 8.0$ per jam kerja

Perubahan Aktivitas 3000

 
Jadi untuk biaya pemeliharaan biaya variabel per unit $ 8.0 , dengan ini dapat digunakan untuk menghitung elemen biaya tetap.
 
Biaya tetap = Total biaya – biaya variabel = $ 9.800 – ($8.0X 8000 jam mesin) = $ 3.400

15
• Metode diagram pencar

Metode diagram pencar berusaha


memperhitungkan lebih banyak titik - titik biaya
dan kegiatan yang ada agar garis biaya yang ditarik
di antara dua titik akan lebih mewakili berbagai
tingkat biaya dan kegiatan dapat menggambarkan
keadaan yang lebih relistis.
 
• Metode kuadrat terkecil

Persamaan garis lurus yang digunakan dalam


metode kuadrat terkecil adalah : Y = a + bX dengan,
 
Y = variabel tidak bebas (total biaya campuran)
a = garis intercep vertikal (total biaya tetap)
b = slope garis (tarif biaya variabel)
X = variabel bebas (tingkat kegiatan)
 
Rumus dari persamaan tersebut sebagai berikut :

16
Berikut adalah perkembangan asset pemerintah Indonesia tahun 2014 – 2020 (sumber:
https://kemenkeu.go.id), tentukan trend perkembangan nilai asset dan estimasi nilai aset tahun
2030 dengan menggunakan least square methodn :

Jawaban:
Buat tabel kolom baru, beri nama X, XY,
dan dan X². Lalu hitung nilainya.

Selanjutnya kita cari nilai a dan b: Sehingga estimasi nilai aset tahun tahun 2030 (X = 13) adalah:
y =a+bX

=6909,42+1180,03 (13)
=22249.81

Jadi estimasi aset pada tahun 2030 dengan least square


method adalah 22249,81 triliun
Maka persamaan trendnya adalah Y = 6909,42 + 1180,03X Setelah membaca artikel ini, kami harap sobat tidak bingung
Sehingga estimasi nilai aset tahun tahun 2030 (X = 13) adalah lagi dalam menyelesaikan soal-soal least square method.

17
• Metode biaya berjaga
 
Metode biaya berjaga ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan di tutup
untuk sementara (tidak berproduksi sama sekali), biaya berjaga ini merupakan biaya tetap. Selama proses produksi
berjalan, biaya yang dikeluarkan dikurangi biaya berjaga tersebut merupakan biaya variabel.
 
Contoh :
 
Pada tingkat produksi 10.000 jam mesin untuk bulan Agustus 2014 dengan dikeluarkan biaya Rp.80.000. Berdasarkan
data apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya yang dikeluarkan Rp. 30.000 per bulan.
 
Total biaya pada tingkat 10.000 jam mesin Rp.80.000,-
Biaya tetap (biaya berjaga) Rp.30.000,-
Biaya variabel Rp.50.000,-
 
Biaya variabel perjam mesin + Rp.50.000 : 10.000 + Rp.5 per jam mesin,bila dinyatakan dalam fungsi biaya sebagai
berikut :

y = 30.000 + 5x
 
18
Biaya Volume dan Laba


○  
○ Analisis biaya volume dan laba merupakan suatu
metode estimasi begaimana perubahan variabel - variabel
berikut akan mempengaruhi laba : biaya variable per unit,
harga jual per unit, jumlah biaya tetap per periode, volume
penjualan dan bauran penjualan. Analisis biaya volume dan
laba dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk
mengidentifikasi cakupan dan pemecahannya

19
Menurut Garrison (2000:250) analisis biaya volume dan laba meliputi suatu studi hubungan
antara lima elemen berikut :
 
1. Harga produk
2. Volume atau tingkat aktivitas
3. Biaya variable per unit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang terjual

Dalam analisis biaya volume dan laba ada beberapa asumsi penting yaitu Menurut ( Hansen
Mowen 2005:292 )
 
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat di
identifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual.
4. Untuk analisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui.
5. Diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti.
 

20
Kesimpulan

Perencanan laba adalah pengembangan dari suatu rencana


operasional untukmencapai sasaran dan tujuan. Laba penting dalam
perencanaan karena rencanayang diharapkan adalah laba yang
memuaskan. Anggaran adalah merupakan suatu rencana yang di
curahkan kedalam keuangandan istilah kuantitaf lain.
Perencanaan laba jangka pendek dapat dilaksanakan
dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi
projeksian, yang disusun berdasarkan metode variable
costing.
 

20
Thank’s

21

Anda mungkin juga menyukai