Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN BISNIS KELAPASAWIT

COST VOLUME PROFIT (CVP)


Disusun oleh :
Febriana Roosmawati

LPP AGRO NUSANTARA


2020
Kata Pengantar

Analisis Cost Volume Profit (CVP) adalah sebuah alat untuk membantu para manajer
mengerti akan hubungan antara biaya, volume dan laba dengan fokus pada interaksi
antara harga produk, volume aktivitas, biaya variabel, biaya tetap, dan produk yang
terjual. Analisis CVP ini merupakan alat yang yang digunakan dalam membuat
keputusan-keputusan.

Tujuan Analisis CVP adalah:


1. membantu dalam hal perencanaan laba. Kita dapat memproyeksikan berapa
penjualan minimum yang diperlukan jika ingin mencapai target laba tertentu;
2. Mengetahui baik tidaknya kondisi perusahaan. Mengetahui dampak
perubahan penjualan, biaya dan harga jual terhadap perusahaan;
3. Menentukan harga jual untuk memperoleh laba tertentu.
4. Membantu dalam pengambilan keputusan mengenai usaha Anda apakah
dilanjutkan atau tidak.

Sama halnya dengan bisnis lainnya, pada bisnis kelapa sawit, kita menggunakan alat
CVP untuk melaksanakan pengambilan keputusan.

Semoga tulisan ini dapat memberi pemahaman kepada para pembaca terkait
penerapan analisis CVP pada bisnis kelapa sawit.

1
PENDAHULUAN

Perusahaan perkebunan harus menyeimbangkan tujuannya meliputi Profit, People ,


dan Planet (3P). Namun, yang perlu disadari bahwa tujuan utama tentu saja adalah
mendapatkan profit atau laba. Suatu perusahaan bisnis tanpa membukukan laba,
maka sulit dapat bertahan. Untuk itu perusahaan sejak awal harus menetapkan target
atau keuntungan yang harus diperoleh dalam satu periode.

Bagaimanakah perusahaan, khususnya para manajer membuat keputusan yang tepat


yang terkait dengan pencapaian laba? Bagaimana seorang manajer bisa
merencanakan dengan matang langkah langkah apa saja yang harus diambil agar
keuntungan bisa diraih? Dan bagaimana seorang manajer menyikapi perubahan-
perubahan yang ada di dunia bisnis yang dinamis ini supaya kerugian bisa dihindari
dan diantisipasi?

Semua pertanyaan ini bisa terjawab jika kita melakukan perencanaan laba. Untuk
membuat perencanaan laba yang baik, maka diperlukan alat bantu berupa analisis
biaya-volume-laba (cost-volume-profit/CVP).

Analisis biaya-volume-laba (cost-volumeprofit/CVP) membantu manajer untuk


memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba. Alat analisis ini sangat berguna
dalam proses pembuatan keputusan bisnis untuk menghasilkan laba jangka pendek .

MANFAAT PERENCANAAN LABA


Menurut Supriyono (2007:5), manfaat yang akan dirasakan dengan adanya perencanaan
laba yaitu:
1. Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka
pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi setinggi
mungkin.
2. Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut dapat
dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas penyimpangan-penyimpangan
yang timbul seawal mungkin.
3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dan mengatasinya
secara terarah.
4. Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan perkembangan yang
tidak terarah dan terkontrol

PENGERTIAN AKUNTANSI MANAJEMEN


Menurut Halim, dkk (2015) Akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan yang menjadi
bagian integral dari fungsi (proses) manajerial yang dapat memberikan informasi
2
keuangan dan non keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan strategik
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

PERILAKU BIAYA

Informasi keuangan diperlukan manajemen untuk mengelola perusahaan. Dalam


menyiapkan informasi keuangan, perlu pemahaman mengenai perilaku biaya. Menurut
Halim, dkk (2012) perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan
perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan.

ANALISA COST-VOLUME-PROFIT

Menurut Garrison/Noreen (2006) analisis biaya-volume-laba adalah suatu metode


analisis untuk melihat hubungan antara besarnya biaya yang dikeluarkan suatu
perusahaan dan besarnya volume penjualan serta laba yang diperoleh pada suatu
periode tertentu.

METODE COST VOLUME PROFIT


1. Analisis Margin Kontribusi
2. BEP (Break Even Point/Titik Impas)
3. Margin Of Safety
4. Degree of operating leverage-DOL
5. Perencanaan Laba
6. Shut Down Point

ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN (MARGIN KONTRIBUSI)

Analisis margin kontribusi menunjukkan kemampuan produksi dalam memberikan


kontribusi menghasilkan laba.
Perhitungan Contribution Margin sebagai berikut:

Contribution Margin = Penjualan – Total Biaya Variabel

Selanjutnya, menghitung Contribution Margin Ratio yang digunakan untuk mengetahui


besarnya kontribusi laba perusahaan.

Perhitungan rasio margin kontribusi sebagai berikut:

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑥 100%


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

3
ANALISIS BEP (BREAK EVEN POINT/TITIK IMPAS)
Break Event Point atau titik impas menunjukkan titik batas minimal kuantitas yang
diproduksi yang menyebabkan perusahaan dalam kondisi tidak memperoleh laba dan
tidak mengalami kerugian (impas).

Perhitungan titik impas (BEP) dalam rupiah sebagai berikut:

𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘 𝐸𝑣𝑒𝑛 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎𝑕 = 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡


𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖o

ANALISIS MARGIN OF SAFETY (MARGIN PENGAMAN)


Analisis margin of safety menunjukkan batas keamanan bagi perusahaan apabila terjadi
penurunan penjualan.

Seberapa besar penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam batas aman
tersebut, perusahaan tidak akan menderita kerugian.

Perhitungan Margin of safety sebagai berikut:

Margin of safety = Total penjualan – Penjualan titik impas

𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑓 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑓 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑥 100%


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

ANALISIS DEGREE OF OPERATING LEVERAGE/TINGKAT


OPERATING LEVERAGE

Analisis tingkat operating leverage (Degree of operating leverage-DOL) menunjukkan


tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi
terhadap laba.

Perhitungan Degree of operating leveragesebagai berikut:

𝐷𝑒𝑔𝑟𝑒𝑒 𝑜𝑓 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖t

ANALISIS PERENCANAAN LABA

Analisis perencanaan laba digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui besarnya


jumlah laba yang diinginkan di masa mendatang.
4
Perhitungan untuk perencanaan laba perusahaan sebagai berikut:

Penjualan rupiah =Biaya tetap + Laba yang diharapkan


rasio margin kontribusi

SHUT DOWN POINT

Alat yang dapat digunakan manajemen dalam menganalisis penutupan perusahaan


tersebut adalah analisis tutup usaha atau sering disebut Shut Down Point (SDP).

Suatu usaha harus dihentikan atau ditutup apabila penghasilan yang diperoleh tidak
dapat menutupi biaya tetap tunainya.

Biaya tetap tunai adalah biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai seperti pembayaran
gaji, biaya sewa, listrik, maupun biaya tetap tunai lainnya.

SDP(dalam unit) = Biaya Tetap Tunai


Marjin Kontribusi

SDP (dalam rupiah) = Biaya Tetap Tunai


Rasio Marjin Kontribusi

---000---

Anda mungkin juga menyukai