Anda di halaman 1dari 75

MANAJEMEN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Oleh: Heri Purwanto

LPP Management & HRD Center Transforming: The Best Corporate University
OUTLINE
• A. PENDAHULUAN
• B. KUALITAS BAHAN BAKU
• C. FLOW PROSES DAN ANGKA PENGAWASAN
• D. UTILITAS PABRIK
• E. JENIS PRODUK DAN STANDAR KUALITAS
• F. STRATEGI MAINTENANCE
• G. SDM PABRIK
• H. BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA MAINTENANCE
A. PENDAHULUAN
Persyaratan pemberian kredit/pembiayaan bagi
perkebunan dan industri kelapa sawit berkelanjutan
• Legalitas usaha perkebunan
• Persyaratan berkaitan dengan Manajemen dan Teknis
Produksi Kelapa sawit
• Persyaratan yang berkaitan dengan Pasokan TBS
• Persyaratan yang berkaitan dengan hak dan
keselamatan pekerja
• Pajak dalam perkebunan kelapa sawit
• Persyaratan yang berkaitan dengan hubungan
masyarakat
Supply Chain Palm Oil Industri
MATA RANTAI -1 MATA RANTAI -2 MATA RANTAI -3

GAP GHP GMP


•BAHAN BAKU (TBS)
•PERSIAPAN LAHAN
•PENGANGKUTAN •PENGOLAHAN
• BAHAN TANAM
•KAPASTAS •SUPLAI ENERGI
•PENANAMAN
•INFRASTRUKTUR •MAINTENANCE
•PEMELIHARAAN
•WAKTU/JADWAL •PENGENDALIAN
•PANEN
MUTU
Titik
kritis • Mutu & keamanan • Mutu tbs
• Mutu & keamanan
•Pupuk dan Hama/peny •Jumlah tbs • Jumlah tbs dan cpo&kernel
•Jumlah produksi tbs • Kondisi jalan • Kecukupan energi
• Tenaga kerja • Waktu • Kondisi proses & sparepart
• Biaya • Biaya • Biaya
Kebun vs Pabrik
Kebun---Mutu buah---
Efisiensi Pengutipan
Brondolan—Rendemen

Pabrik---Pengendalian
Lossis---Kapasitas
Maksimum
B. KUALITAS BAHAN BAKU
Kriteria Matang Panen Sawit
• Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat
membantu pemanen agar memotong buah yang benar.
• Kriteria yang umum digunakan adalah berdasarkan jumlah
brondolan yang lepas secara alami dari tandan yaitu 2
brondolan per Kg (2 x nilai BJR).
• Berdasarkan jumlah brondolan maka buah digolongkan
kedalam fraksi fraksi
Buah Mentah Fraksi Buah Sawit Tandan Kosong

Buah Tangkai Panjang > 2,5 cm Buah Matang Buah Busuk

Kriteria Fraksi TBS Kebun Inti & Kebun sendiri :


Buah ≥ 7 kg, tangkai TBS dipotong cangkem kodok
Buah Mentah : TBS membrondol < 10 brondolan.
Buah Matang : TBS membrondol > 10 brondolan. Buah  7 kg, tangkai TBS dipotong mepet tandan
Buah Busuk : TBS yang buah dalam ikut membrondol.
Tandan Kosong : TBS tanpa brondolan.
Tangkai Panjang : TBS dengan panjang tangkai > 2,5 Cm dari pangkal tandan.
FRA KSI KEMA TA NGA N BUA H

Simbol Brondolan terhadap Rendemen (%)


Kematangan ALB
Fraksi buah luar (%) CPO Inti
00 0 - - - -
0 1 - 12,5 mentah 18.50 5.31 1.57
1 12,5 - 25,0 - matang 21.70 5.55 1.87
2 25,0 - 50,0 matang 23.21 6.41 2.30
3 50,0 - 75,0 matang 23.86 6.40 3.09
4 75,0 - 100,0 + matang 23.39 6.79 3.09
Buah dalam mulai
5 busuk 20.20 6.62 4.41
membrondol
Sumber : Siregar. I.
C. FLOW PROSES DAN ANGKA PENGAWASAN
Metodologi Penelitian
1. Pengolahan Kelapa Sawit- Stasiun Penerimaan Buah/Loading Ramp
Best Practise Loading Ramp
1. Memastikan legalitas buah yang masuk
2. TBS yang masuk benar benar Tandan Buah
Segar (maks 24 jam setelah panen)
3. TBS tidak dihampar dipelataran, tetapi
langsung masuk ke hopper, untuk menghindari
kelukaan buah (kecuali TBS yang disortasi)
Loading - Ramp
Sortasi
4. Pengisian TBS ke lori menggunakan sistem
FIFO
5. Waktu tunda atau maksimum penyimpanan di
Jumlah
Jadwal
hopper maks. 8 jam
FIFO
Tonase
6. Diusahakan TBS harus bebas dari pengotor
seperti lumpur, pasir dan tanah
Pasokan TBS Legal (Praktek yang disarankan)
sesuai panduan OJK
a. Perusahaan mempunyai kebijakan pembelian TBS yang legal dan
bertanggung jawab disertai dengan sistem kemamputelusuran
rantai pasok TBS
TBS..
b. Perusahaan melakukan pemetaan rantai pasok, verifikasi lapangan
dan menelusuri asal
asal--usul TBS yang masuk ke PKS berasal dari
areal yang legal dan bertanggung jawab
jawab..
c. Berdasarkan data dasar pemasok dan areal sumber TBS,
perusahaan dapat melakukan analisis estimasi panen produksi
TBS untuk periode mingguan atau bulanan
bulanan..
d. Perusahaan melakukan sosialisasi kepada petani kelapa sawit
mengenai pemahaman kemamputelusuran asal TBS TBS..
e. Perusahaan melakukan pemisahan TBS di perkebunan karena
kebanyakan produksi kelapa sawit merupakan usaha gabungan
dari perkebunan dan petani swadaya
swadaya..
2. Pengolahan Kelapa Sawit- Stasiun Rebusan
•Alat berupa Bejana tertutup (vessel) dengan 2
pintu.
•Terdapat beberapa jenis : Sterilizer horizontal,
vertical, sperical dll.
•TBS dipanaskan dengan steam basah hingga
matang

Suhu : + 128-143 o C
Waktu : 80-85 mnt (triple)
85-90 mnt (double)
Tekanan : 2,8 - 3,0 kg/cm2
Uap air panas
Tujuan Sterilisasi :
• Menonaktifkan enzim
• Melunakkan buah
Air Kondensat
• Memudahkan buah
Losis Minyak : 0,1 - 0,8 membrondol
• Mengurangi Kadar Air Biji
3. Pengolahan Kelapa Sawit- Stasiun Thresing

Tromol Penebah
Corong
tandan
kosong
Timba
buah

Conveyor
buah

 Setelah direbus
direbus,, tandan buah dimasukkan kedalam alat penebah (Thresher).
Tujuannya untuk melapaskan brondolan dari janjangan
janjangan..

 Alat berbentuk Drum berputar dengan kisi kisi tempat pengeluaran


brondolan

 Proses pelepasan
pelepasan//perontokan berlangsung akibat adanya bantingan tandan
buah didalam alat penebah
penebah,, yang berputar dengan kecepatan 22 – 24 rpm.
4. Pengolahan Kelapa Sawit- Stasiun Pressan

(Sumber : Oil Palm Process Synopsis, 1999)

 Proses Estraksi dilakukan di Stasiun Pressan


 Alat terdiri dari Digester dan Screw Press
 Dalam digester buah yang telah diberondolkan dari thresher dilumatkan
dengan pisau pengaduk menjadi massa yang homogen yang siap untuk
dikempa. Suhu dipertahankan 95 °C
 Setelah lumat di digester, massa kemudian di lakukan pengepresan dengan
scre press, sehingga terpisah antara Crude oil, ampas beserta nut.
 Tekanan terjadi antara screw, conus dan silinder cage. Tekanan kerja 35-
35 -50
Bar.
5. Pengolahan Kelapa Sawit- Stasiun Klarifikasi

Pemurnian crude oil output dari screw press menjadi Crude


Palm Oil dengan memisahkannya dari kandungan kotoran
dan air melalui proses proses :
Sedimentasi,
Filtrasi/Penyaringan.
Sentrifugasi/pemusingan
Drying
Sand Trap Tank (Pemisahan Pasir)

 Minyak yang keluar dari screw press ditampung sebuah talang dan
dialirkan kedalam sand trap.
 Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dari minyak kasar yang berasal
dari screw press.
 Crude Oil yang berat jenisnya lebih kecil akan naik keatas sedangkan
pasir yang berat jenisnya besar akan turun mengendap dan selanjutnya
di drain atau dikeluarkan.
 Faktor pengenceran memegang peranan penting
Vibrating Screen (Saringan Bergetar atau Vibro Separator)
 Saringan bergetar ( 2 tingkat, ukuran 30 mesh dan 40 mesh) dipakai untuk
memisahkan ampas (sampah, serat dan pasir) dari minyak kasar.
 Minyak kasar yang telah disaring dialirkan kedalam tangki minyak kasar
(crude oil tank).
 Suhu dipertahankan antara 90 - 9595C, selanjutnya minyak kasar dipompa ke
Crude Oil Tank.
Tank.
• Crude Oil Tank
 Dari vibrating screen, minyak dikirim ke crude oil tank.
 Crude oil tank merupakan tangki penampung minyak kasar untuk
selanjutnya dikirim ke continous settling tank.
 Parameter yang perlu dijaga : suhu tetap 90 - 95 95C

• Vertical Clarifier Tank (VCT)-


(VCT)-Continuous Settling Tank (CST)
 Minyak dari Crude Oil Tank dipompa ke VCT dan diaduk oleh
Vertical Clarifier Tank (VCT) agitator dengan putaran 3 rpm, waktu tinggal (retention time)
minimal 5 jam
 Posisi dari level skimmer dijaga pada level 25 - 50 cm.
 Kandungan minyak dalam dalam sludge keluar dari VCT ± 6 %
 Parameter yang perlu dijaga : suhu tetap 90 - 95 95C.
 Pembersihan secara rutin setiap 6 bulan
6. Pengolahan Kelapa Sawit- Pengolahan Biji
PEMISAHAN SERAT DAN BIJI
Depericarper

• Biji dan serat dipisahkan dengan


depericarper/kolom udara dimana serat akan
dibawa ke boiler dan biji akan diolah di nut
polishing drum
(Sumber : Oil Palm Process Synopsis, 1999)

Nut Polishing Drum


•Alat berbentuk Drum dengan kisikisi/lubang yang
berfungsi untuk membersihkan Serabut yang masih
melekat di Nut
6. Pengolahan Kelapa Sawit- Pemecah nut dan pemisah inti
Ripple Mill
- Alat pemecah Nut menjadi inti dan cangkang
untuk kemudian dipisahkan di
pemisahankering dan basah

Dry Shell &Wet Shell

Dry Shell

Wet Shell Menggunakan Winnowing/


Light Tenera Dry Separator
Menggunakan Hydrocyclone dan
Clay--Bath
Clay Bath,, sehingga diperoleh Pemisahan dengan
Lossis Inti sawit rendah ± 0.133 % menggunakan kekuatan
hisapan sehingga yang berat
jenisnya lebih rendah akan
terhisap menuju ke shell
cyclone
KARAKTERISTIK BATAS - BATAS

Angka Kerja Pengolahan TEKANAN PEREBUSAN Min 2,8 Kg/Cm2


WAKTU PEREBUSAN : TIGA PUNCAK 80 – 85 Menit
DUA PUNCAK 85 – 90 Menit
SISTEM PEREBUSAN 2 Atau 3 Puncak
SUHU MASSA DALAM KETEL ADUKAN 90 – 95 °C
TEKANAN KERJA KEMPA ULIR 35 – 50 Bar
SUHU DI SELURUH UNIT STASIUN KLARIFIKASI 90 – 95 °C
TEKANAN PENGERING VAKUM Min 60 Cm Hg
SUHU AIR PANAS 90 – 95 °C
KEBUTUHAN AIR TIAP TON TBS 1,5 – 2,0 M3
KEBUTUHAN LISTRIK TIAP TON TBS + 17 Kwh
SUHU SILO BIJI : ATAS 70 °C
TENGAH 60 °C
BAWAH 50 °C

SUHU PENGERINGAN KERNEL


a) SISTEM BASAH : ATAS 70 °C
TENGAH 80 °C
BAWAH 60 °C
b) SISTEM KERING : ATAS 50 ° C
TENGAH 60 °C
BAWAH 70 °C
PENIMBUNAN MINYAK 50 ° C
PEMOMPAAN MINYAK 55 °C
EFISIENSI PENGUTIPAN MINYAK ( EPM ) 93 %
EFISIENSI PENGUTIPAN INTI ( EPI ) 90 %
Standar Losses PKS
NO U RAIAN THD THD
CONTOH TBS
(%) (%)
1. LOSSES MINYAK :
- SERABUT / FIBER 3,85 0,55
- DRAB BUANGAN 0,49 0,35
- TANDAN KOSONG 2,55 0,56
- BRONDOLAN DLM TANKOS 0,50 0,11
- BIJI / NOTTEN 0,77 0,08
J U M LAH 1,65
2. LOSSES INTI :
- SERABUT 2,0 0,28
- L T D S. I 2,0 0,06
- L T D S. II 2,0 0,01
- HYDROCYCLONE/CLAYBATH 4,0 0,21
- TANDAN KOSONG 0,2 0,04
J U M LAH 0,60
Pengelolaan Limbah

• Sistem Kolam
Limbah Cair • Land Aplikasi

• Tandan Kosong
• Mulsa
Limbah Padat • Komposting
• Abu
• Pupuk

• Wet Srubber
Limbah Gas • Belum banyak dimanfaatkan
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT KAPASITAS 30 TON/JAM
RAW EFFLUENT
INPUT 432 M3/Hari
BOD 25.000 ppm

302 m3 /kolam
Kolam Pendinginan No.1 Kolam Pendinginan No.2
12 x 15 x 2.5
waktu tinggal : 1 hari
(100%) 18m3/ jam
Resikulasi
Lumpur Aktif
302 m3 /kolam
Kolam Asidifikasi No.1 waktu tinggal : 1 hari Kolam Asidifikasi No.2
12 x 15 x 2.5

Kolam Anaerobik No.1 Kolam Anaerobik No.2


16 x 160 x 6
6629 m 3 / Kolam
waktu tinggal :
Kolam Anaerobik No.3 Kolam Anaerobik No.4
61 hari

Pompa Resikulasi
Kolam Fakultatif 932m3 2
hari waktu tinggal 16 x
30 x 2.5

Kolam Aereobik No.1 16 2,611 m 3 / Kolam Kolam Aerobik No.2


x 80 x 2.5 waktu tinggal : 12 hari

Pertimbangan Akhir
(Sumber : Oil Palm Process Synopsis, 1999) Debit : 432 m3/hari
BOD berkukrang 99,6%
(BOD < 100 PPM)
D. UTILITAS PABRIK
UTILITAS
• Stasiun utilitas adalah stasiun pembantu/pendukung
proses pengolahan pabrik kelapa sawit.
• Jenis utilitas : Air, Uap, listrik.
• Bentuk transformasi energi :
• panas  uap (Ketel Uap),
• Uap  Listrik (Turbin Uap)
• Listrik  Mekanik  Putaran (Motor Listrik/Motor
Hidrolik)
• Banyak terjadi inefisiensi perpindahan energi
Utilitas (1. Air)
• Pabrik Sawit membutuhkan air untuk proses dan
rumah tangga
• Air Proses terutama untuk air umpan boiler harus
memenuhi persyaratan standar air umpan
• Jenis pengotor : padatan, pasir, sampah, gas terlarut,
garam terionisasi
Parameter Standar Satuan
pH 10.5-11,5
TDS 2000 Mho
Silika Maks. 125 ppm
Hardness Trace ppm
Total alkali 500-800 Ppm
Sulfit 30-80 ppm
WATER TREATMENT

Reservoir
Fungsi :
Menampung raw water untuk proses pabrik dan
domestic (jika
(jika debit air sungai tidak mencukupi
sepanjang tahun
tahun).
).

Bak Sediment
Fungsi :
Pengendapan flock dan lumpur
WATER TREATMENT

Clarifier water tank


Fungsi :
Tempat pembentukan flock
flock--flock setelah
diinjeksi tawas dan soda

Sand filter
Fungsi :
Memisahkan flock/
flock/lumpur
lumpur yang masih terikut
dalam air bersih

Tower water tank


Fungsi :
Menampung air sementara sebelum digunakan
untuk menjaga continuitas air dalam proses
pengolahan.
Internal Water treatment

Softener
Fungsi :
Menurunkan kadar kesadahan air umpan boiler (Ca, Mg)

Softened Water Tank


Fungsi :
Menampung air dari softener untuk menjaga kontinuitas proses
boiler dan pemanasan tahap pertama dari air umpan boiler
Utilitas (2. Uap)
Boiler station
Deaerator Tank
Fungsi :
Menghilangkan gas
gas--gas yang terdapat pada
air umpan boiler (O2, CO2,dll)

Boiler
Fungsi :
Penghasil steam untuk kebutuhan turbin dan
kebutuhan proses
Utilitas (3. Listrik)
Power house
Turbo Generator
Fungsi :
Sumber energi listrik dengan
penggerak awal (prime mover)
adalah turbin uap (PLTU) :
Pembangkit listrik tenaga uap

Genset (Generator set)


Fungsi :
Sumber energi listrik dengan
penggerak awal diesel engine
(PLTD) : Pembangkit listrik tenaga
diesel
E. JENIS PRODUK DAN STANDAR KUALITAS
TBS dari Afdeling
Mutu CPO dari Pabrik 1. Penerimaan (Timbangan)
FFA : 3.5 % max 2. Analisa Mutu Panen
K, Air : 0.2 % max Mutu PK dari pabrik
K. Kot, : 0.02 % max FFA : 2.0 % max
PV : 5.0 K, Air : 7.0 % max
AV : 5.0 K. Kot, : 6.0 % max
DOBI : 2.5 PKS Inti Pecah : 15.0 % max
IV : 51 Wijs B. warna : 40.0 % max
Fe : 5.0 ppm max Lemak : 46.0 % max

•Kontaminasi dapat dicegah dengan :


Tangki Timbun CPO • pengaturan tanki menurut jenis minyak
1. Usahakan sekecil mungkin
bersinggungan dengan udara • desain yang baik
2. Temperatur ± 50 °C
3. 3 - 6 bulan sekali dicuci • pembersihan secara rutin dan inspeksi
yang efektif.
F. STRATEGI MAINTENANCE
PERAWATAN ?
• Perawatan (maintenance) : serangkaian aktivitas
untuk memelihara fasilitas dan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap digunakan untuk kegiatan
produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
Tujuan PERAWATAN
• Memastikan umur pakai fasilitas produksi lebih lama.
• Menjamin operasional seluruh fasilitas yang diperlukan
siap digunakan pada saat pemakaian darurat.
• Menjamin keselamatan pekerja dan pemakai fasilitas.
• Mengoptimalkan kemampuan mesin agar dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya.
• Melaksanakan kegiatan maintenance secara “lowest
maintenance cost “ .
• Kerja sama yang kuat dengan fungsi-fungsi utama dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Jenis PERAWATAN
Planned Unplanned
Maintenance Maintenance

Preventive Emergency
Maintenanc Maintenance
e
• Schedule Breakdown
Maintenance Maintenance
• Predictive
Maintenance
Corrective
Maintenance
BREAKDOWN MAINTENANCE (emergency
emergency))

• Pemeliharaan
Pemeliharaan//Perbaikan yang dilakukan bila alat
sudah rusak ( Fix it when broke )
• Berakibat berhentinya peralatan/mesin dan
berpotensi mengganggu proses
• Tidak ada kegiatan rutin
rutin//terjadwal
KONSEKUENSINYA
• Kapasitas produksi , kualitas produk turun
• Biaya pemeliharaan tinggi dan sulit diramalkan
• Downtime/Idle alat besar
• Kemungkinan potensi bahaya muncul

Benefit :
• Dapat digunakan terhadap alat yang memiliki biaya
rendah dan tidak kritis, mass produk
• Tidak mengeluarkan biaya sampai betul betul
timbul kerusakan
PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)
• Kegiatan Maintenance yang dilakukan
berdasarkan kalender atau interval waktu
pengoperasian alat untuk maksud
memperpanjang umur dan mencegah kerusakan
alat/mesin ( Time/Interval Based)
• Bisa dilakukan secara kaku dengan tanpa melihat
kondisi alat/mesin yang sedang dioperasikan
Kelemahannya PM
• Kadang komponen belum aus sudah diganti ( too much too
soon )
• Kerugian produksi , bila mesin stop untuk PM
• Biaya relatif besar

Benefit :
• Mengurangi reactive Maintenance
• Kegiatan Maintenance lebih terorganisir ( planning,
inventory,budget )
PREDICTIVE MAINTENANCE

• Ada sentuhan teknologi  Diagnostic


• Keterlibatan skill/kompetensi yang lebih
• Schedule Check
Rincian Pekerjaan bagian perawatan
• Pembersihan mesin mesin dan peralatan
• Pelumasan dan penggemukan
• Penyetelan dan pemeriksaan mesin mesin dan
peralataan
• Penggantian spare part atau elemen mesin sesuai
jadwal
• Penyediaan suku cadang
Pertimbangan Perencanaan Perawatan

Place Tools
• Keahlian • penjadwalan • Ruang
• Jumlah • Keberadaan • prioritas • Suku cadang lingkup
aset • Tipe alat pekerjaan
• Dimensi
People Time Information
G. SDM PABRIK
Struktur Organisasi di PKS
Manajer

Asisten
Kepala Pabrik

Asisten
Asisten Asisten Asisten Asisten Urusan Tata Usaha,
Pengolahan
Pengolahan Teknik Pengendalian Mutu Keuangan & Umum
STRUKTUR ORGANISASI PABRIK KAP 30 T
HORIZONTAL STERILIZER

Sumber : Holding Perkebunan BUMN


Jumlah SDM Pabrik
Jumlah Orang Untuk Kapasitas
(Ton/Jam)
No. Karyawan Pimpinan/Pelaksana
30 45 60

01. Karyawan Pimpinan 7 7 7


02.
Karyawan Pelaksana :

a. Administrasi (Kerani) 13 13 13

a. Non Administrasi 129 131 164

Jumlah : 149 151 184


Pabrik 30 T (2 shift) Pabrik 45 T (2 shift) Pabrik 60 T (2 shift)
Jabatan Rebusan Rebusan Rebusan
H. Crane Tippler Vertical H. Crane Tippler Vertical H. Crane Tippler Vertical
Operator Boiler 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Kamar Mesin 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Rebusan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Tippler 2 2 2
Operator Hoisting crane 2 2 2
Operator Press 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Pengolahan Kernel 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Klarifikasi 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Loading Ramp 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Water Treatment 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator Fat Pit 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Operator effluent Treatment 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Pembantu Operator Boiler 4 4 4 6 6 6 6 6 6
Pembantu Operator Kamar Mesin 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Pembantu Operator Rebusan 4 4 2 4 4 2 4 4 2
Petugas Rail Track 6 6 8 8 8 8
Pembantu Operator Hoisting Crane 2 2 2
Pembantu Operator Press 2 2 2 2 2 2 4 6
Pembantu Operator Pengolahan
Kernel 4 4 4 4 4 4 6 6 6
Pembantu Operator Klarifikasi 2 2 2 2 2 2 4 4 4
Pembantu Operator Loading Ramp 4 4 2 6 6 2 8 8 4
Pembantu Operator Effluent
Treatment 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Uraian Tugas Staf
No. Nama Jabatan Tugas Pokok
01. Manager Pabrik  Menyusun RKAP/RKO Unit Pabrik
 Melaksanakan dan mengendalikan RKAP Pabrik.
 Mengelola administrasi Unit Pabrik Kelapa Sawit
 Melaksanakan Koordinasi dengan Bagian, Unit dan Instansi Terkait
 Mengelola sumber daya di Unit Pabrik Kelapa Sawit
02. Asisten Kepala  Menyusun program dan biaya Bidang Pabrik
Pabrik  Melakukan pengendalian pelaksanaan program dan biaya Bidang Pabrik
 Melaksanakan koordinasi dengan Unit dan Instansi terkait
 Mengelola administrasi Bidang Pabrik
 Memimpin personil di Pabrik
03. Asisten  Menyusun RKAP/RKO Pengolahan Pabrik
Pengolahan  Melaksanakan dan mengendalikan RKAP/RKO Pengolahan Pabrik
 Melakukan koordinasi dengan Unit terkait
 Memimpin memimpin personil di satu Shift Pengolahan
 Mengelola administrasi Pengolahan Pabrik
04. Asisten Teknik  Menyusun RKAP/RKO Teknik Pabrik
 Melaksanakan dan mengendalikan RKAP/RKO Teknik Pabrik
 Melakukan koordinasi dengan Unit terkait
 Memimpin personil di Teknik
 Mengelola administrasi Teknik Pabrik
Uraian Tugas Staff
No. Nama Jabatan Tugas Pokok

05. Asisten  Menyusun RKAP/RKO Pengendalian Mutu


Pengendalian  Melaksanakan dan mengendalikan RKAP/RKO Pengendalian Mutu
Mutu  Melakukan koordinasi dengan Unit terkait
 Mengelola administrasi Pengendalian Mutu

06. Asisten Urusan  Melakukan inventarisasi dan mengolah data untuk penyusunan program
Tata Usaha, Bidang Tata Usaha, Keuangan, dan Umum
Keuangan dan  Melaksanakan dan mengendalikan program dan biaya Bidang Tata Usaha,
Umum Keuangan, dan Umum
 Mengelola administrasi Bidang Tata Usaha, Keuangan, dan Umum
H. BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA MAINTENANCE
Biaya Operasional/
perasional/PPengolahan
• Biaya Operasional/Pengolahan adalah Biaya yang
diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi
produk(Konversi TBS menjadi CPO).
• Sesuai dengan konsep harga pokok,nilai barang yang
dibuat akan mengandung biaya yang membentuk
barang tersebut. Biaya tersebut adalah biaya bahan
baku biaya tenaga kerja,dan biaya overhead pabrik”.
(Sunarto,SE.,MM ,2004:11).
• Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu
jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya
overhead pabrik. (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1 )
Biaya Operasional/
perasional/PPengolahan

• Kombinasi antara Fixed Cost dan Variable Cost.


• Fixed Cost : Gaji Operator, Gaji Teknisi, Maintenance
Pabrik, Mesin dan Peralatan Pabrik, Limbah dan
Administrasi.
• Variable Cost adalah : Semua biaya Pengolahan termasuk
biaya operasi Power Plant dan peralatannya ( Upah buruh ,
Bahan Bakar Minyak dll)
• Biaya Pengolahan sangat bervariasi antara satu Pabrik dengan
Pabrik lainnya tergantung kondisi pabrik dan kapasitas
pabrik, Throughput aktual, jumlah tenaga kerja, Volume
Palm Product ( CPO & Kernel) yang dihasilkan merupakan
faktor penentu yang utama
Biaya Pengolahan (603.xx)

• Biaya Tenaga kerja • Biaya Pemeliharaan


• Alat alat dan perkakas kecil • Bangunan Pabrik
• Bahan kimia dan pelengkap • Mesin dan peralatan
• Biaya analisa • Perabot dan peralatan
Kantor
• Bahan Bakar dan Pelumas
• Pengepakan
• Biaya tenaga listrik dan air
• Biaya sampah
• Biaya abu incinerator
• Asuransi pabrik
CONTOH NO
URAIAN JUMLAH
REGKENING
FORMAT
LAPORAN BIAYA I BIAYA PENGOLAHAN (RUPIAH)

PENGOLAHAN
600.01 GAJI +TUNJANGAN KARYAWAN PIMPINAN XXXX
603.00/09 GAJI + TUNJANGAN + LEMBUR KARYAWAN PELAKSANA XXXX
603.10 ALAT-ALAT DAN PERKAKAS KECIL XXXX
603.11 BAHAN KIMIA DAN PELENGKAP XXXX
603.20/29 BIAYA ANALISA/LABORATORIUM XXXX
603.30/39 BAHAN BAKAR PELUMAS XXXX
603.40/41 PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DAN AIR XXXX
604.00/02 BIAYA PEMELIHARAAN MESIN XXXX
605 BIAYA PENGEMASAN XXXX
606 ASURANSI PABRIK XXXX
JUMLAH BY. PENGOLAHAN EXCL. BY. UMUM + PENYUSUTAN XXXXX

400/490 BIAYA UMUM/PENYUSUTAN XXXX


JUMLAH BY. PENGOLAHAN INCL. BY UMUM+PENYUSUTAN XXXXX
HARGA POKOK PENGOLAHAN (Rp/Kg) XXX
II. RINCIAN PRODUKSI , BIAYA PENGOLAHAN DAN HARGA POKOK PENGOLAHAN
TBS MINYAK SAWIT INTI SAWIT MINYAK +INTI SAWIT
PT. XXXXXXX (Kg) XXXXX XXXXX XXXXX XXXXXX
RENDEMEN (%) XX,XX XX,XX XX,XX
BIAYA PENGOLAHAN (Rp.) XXXXXX
HARGA POKOK (Rp/Kg) XXX

PT.XXXXXX (Kg) XXXXX XXXXX XXXXX XXXXXX


RENDEMEN (%) XX,XX XX,XX XX,XX
BIAYA PENGOLAHAN (Rp.) XXXXXX
HARGA POKOK (Rp/Kg) XXX

PT. XXXXX (Kg) XXXXX XXXXX XXXXX XXXXXX


RENDEMEN (%) XX,XX XX,XX XX,XX
BIAYA PENGOLAHAN (Rp.) XXXXXX
HARGA POKOK (Rp/Kg) XXX

PEMBELIAN TBS (Kg) XXXXX XXXXX XXXXX XXXXXX


RENDEMEN (%) XX,XX XX,XX XX,XX
BIAYA PENGOLAHAN (Rp.) XXXXXX
HARGA POKOK (Rp/Kg) XXX

JUMLAH TOTAL (Kg) XXXXX XXXXX XXXXX XXXXXX


RENDEMEN (%) XX,XX XX,XX XX,XX
BIAYA PENGOLAHAN (Rp.) XXXXXX
HARGA POKOK (Rp/Kg) XXX
Harga Pokok Pengolahan
Harga Pokok Pengolahan merupakan Total Jumlah Biaya Pengolahan dibagi
dengan Jumlah Produksi yang dihasilkan.
Rumus Harga Pokok Pengolahan.
Harga Pokok Pengolahan (Rp/Kg) = Total Jumlah Biaya Pengolahan (Rp)
(Hrg Pokok Minyak + Inti Sawit) Jumlah Produksi yang dihasilkan (Kg)
Rendemen

PERHITUNGAN :

1. RENDEMEN MINYAK SAWIT


= Jumlah Minyak Sawit yang dihasilkan
Jumlah TBS yang diolah

2. RENDEMEN INTI SAWIT


= Jumlah Inti Sawit yang dihasilkan
Jumlah TBS yang diolah
Contoh Soal
Pabrik Kelapa Sawit PT “X” mengolah buah dari kebun sendiri dan dari kebun
perusahaan lain yaitu PT. “Y” dan PT “Z” sesuai dengan data transaksi dibawah. Pabrik
Kelapa Sawit PT “X
“X” pada tanggal 31 Januari 201
20155 melakukan tutup buku bulan
Januari 201
20155 Berikut data /transaksi
/transaksi yang terjadi selama bulan buku Januari 201
2015:
5:
Total TBS yang diterima
diterima//diolah sebanyak 20.
20.910
910 Ton yang berasal dari :
• PT X (Kebun sendiri)TBS diolah : 15.760.000 Kg
• PT Y, TBS diolah : 3.550.000 Kg
• PT Z, TBS diolah : 1.600.000 Kg
Setelah mengalami proses pengolahan selama bulan Januari 201
20155 diperoleh Minyak
Sawit dan Inti Sawit masing
masing--masing sebagai berikut :
• PT X, CPO : 3.544.750 Kg, Inti : 787.600 Kg
• PT Y, CPO : 759.500 Kg, Inti : 157.500 Kg
• PT Z, CPO : 344.000 Kg, Inti : 68.000 Kg
Hitung Biaya Pengolahan, Harga Pokok Pengolahan, Rendemen rata rata, biaya
pengolahan yang harus dibayar PT. Y dan Z
Komponen Biaya pengolahan (soal)
Data Biaya Pengolahan yang terjadi selama bulan Januari 2015 sebagai berikut :
• Gaji + Tunjangan 1 Orang Manager Pabrik sebesar Rp. 16.000.000,-
• Gaji + Tunjangan 5 orang(2 orang Asisten Pengolahan,1orang asst Laboratorium
,1 orang asst mantanance,1 orang Asst admie/ktu) Rp. 48.750.000,-
• Total jumlah Gaji + Tunjangan +Lembur Karyawan (66 orang)sebesar Rp. 295.000.000,-
• By. Alat-alat Perkakas Kecil Rp. 3.000.000,-
• Bahan kimia dan pelengkap Rp. 27.000.000,-
• Biaya Analisa/Laboratorium Rp. 30.500.000,-
• Bahan Bakar dan Pelumas Rp. 18.000.000,-
• Pembangkit Tenaga Listrik + Air Rp. 195.000.000,-
• Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 295.000.000,-
• Biaya Pengemasan Rp. –
• Asuransi Pabrik Rp. 18.000.000,-

• Biaya Umum + Penyusutan Pabrik Rp. 110.000.000,-


Harga Pokok Pengolahan

Jumlah Biaya Pengolahan : Rp. 1.056.250.000


Jumlah minyak + inti sawit : 5.661.350 Kg

PERHITUNGAN :
HARGA POKOK PENGOLAHAN
= JUMLAH BIAYA PENGOLAHAN
JUMLAH MINYAK + INTI SAWIT
= Rp. 1.056.250.000
5.661.350 Kg
= Rp. 186,57/Kg
PERHITUNGAN :

Rendemen
RENDEMEN RATA-RATA BULAN JANUARI 2015

1. RENDEMEN MINYAK SAWIT


= Jumlah Minyak Sawit yang dihasilkan
Diketahui data produksi sebagai Jumlah TBS yang diolah
= 3.544.750 Kg + 759.500 Kg + 344.000 Kg
berikut 15.760.00 Kg + 3.550.000 Kg + 1.600.000 Kg
PT X = 4.648.250 Kg
TBS diolah : 15.760.000 Kg 20.910.000 Kg
CPO : 3.544.750 Kg = 22,23 %
Inti : 787.600
PT Y : 2. RENDEMEN INTI SAWIT
TBS diolah : 3.550.000 Kg = Jumlah Inti Sawit yang dihasilkan
Jumlah TBS yang diolah
CPO : 759.500 = 787.600 Kg + 157.500 Kg + 68.000 Kg
Inti : 157.500 Kg 15.760.00 Kg + 3.550.000 Kg + 1.600.000 Kg
PT Z = 1.013.100 Kg
TBS diolah : 1.600.000 Kg 20.910.000 Kg
CPO : 344.000 Kg = 4,84 %
Inti : 68.000 Kg Jadi Rendemen Rata-rata yang untuk Minyak Sawit sebesar 22,23 %
dan Inti Sawit sebesar 4,84 %
PERHITUNGAN :
BIAYA PENGOLAHAN YANG HARUS DIBAYAR :

1. BIAYA OLAH UNTUK PT.”Y” PT.”Y”


= Jumlah Minyak +Inti Sawit yang dihasilkan X Rp
Rp.. By Olah
Olah/Kg
/Kg
= (759.500 Kg +157.500 Kg) X Rp.186,57
Rp.186,57
= Rp
Rp.. 171. 084..690 ,-
171.084

Jadi PT.
PT.”Y:
”Y:harus
harus membayar biaya pengolahan ke PT “X”
“X”sebesar
sebesar Rp
Rp.. 171. 084..690 ,-
171.084

2. BIAYA OLAH UNTUK PT.”Z” PT.”Z”


= Jumlah Minyak +Inti Sawit yang dihasilkan X Rp
Rp.. By Olah
Olah/Kg
/Kg
= (344.000 Kg + 68.000 Kg) X Rp.186,57
Rp.186,57
= Rp
Rp.. 76. 866..840 ,-
76.866

Jadi PT.
PT.”Z”
”Z” harus membayar biaya pengolahan ke PT “X” sebesar Rp
Rp.. 76
7688.668
668..840 ,-
Biaya Perawatan
• Tujuan Perawatan adalah untuk mencapai keadaan
operasi produksi yang efisien sesuai dengan
perencanaan dan bebas kecelakaan dengan
kerusakan biaya yang ditekan sekecil mungkin
• Kegiatan mencakup bagian mekanik dan elektrik
• Biaya perawatan mencakup : Biaya tenaga kerja,
lembur dan bahan penolong bengkel seperti batu
gerinda, baut, mur, bearing, kabel, LPG, serta spare
part mesin perbengkelan

Biaya Perawatan Pabrik : Biaya Gaji + Biaya Bahan + Biaya Perawatan Alat
Biaya Pemeliharaan Pabrik Meliputi

• Pemeliharaan bangunan pabrik


• Gaji/tunjangan dan biaya sosial nonstaf
• Bahan-bahan
• Lain-lain
• Pemeliharaan mesin dan perlengkapan pabrik
• Gaji/tunjangan dan biaya sosial nonstaf
• Bahan-bahan
• Lain-lain
• Stasiun rebusan
• Stasiun penebah
• Stasiun penerimaan buah
• Dll.
Biaya kendaraan dan alat berat
• Operasional PKS membutuhkan kendaraaan dan alat
berat
• Kendaraan yang sering digunakan : dump truck
• Alat berat : Wheel Loader
Contoh
• Komponen Biaya pemeliharaan pabrik seperti dibawah
ini :
• Gaji teknisi : Rp. 345.765.000,-
• Bahan (batu gerinda, baut mur, bearing, kabel las, mata bor)
: Rp. 56.789.000,-
• Biaya perawatan alat mesin bubut : Rp. 15.000.000

Hitunglah Biaya Pemeliharaan Pabrik tersebut!


• Kualitas bahan baku sangat menentukan hasil yang didapatkan
terutama rendemen dan kualitas minyak kelapa sawit
sawit..
• Proses pengolahan kelapa sawit jika menerapkan good
manufacturing kelapa sawit serta norma norma angka kerja
pengolahan maka pabrik kelapa sawit tersebut dapat berkinerja
prima..
prima
• Penerapan strategi maintenance yang tepat dapat mendukung
kinerja pabrik yang prima
prima..
• Dengan memahami komponen yang menjadi biaya
operasional dan biaya pemeliharaan maka kita dapat
melakukan pengendalian terhadap biaya tersebut
tersebut..
HERI PURWANTO
HP/WA 0821-627-66211
Email : heri_upm@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai