Anda di halaman 1dari 26

BAB III

DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

3.1 Tinjauan Umum


Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit PT. Inti Indosawit Ukui Satu
memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO). Bahan
baku utama dalam pengolahan minyak kelapa sawit adalah Tandan Buah Segar
(TBS) dari kelapa sawit. Proses pembuatan minyak kelapa sawit Crude Palm Oil
(CPO), dan palm kernel oil (PKO) yang dilakukan melalui beberapa tahap proses,
meliputi proses perebusan, pemipilan, pengempaan, pemisahan dan penyaringan.
Tujuan utama proses adalah mengolah bahan baku TBS dengan kriteria
matang yang baik sehingga diperoleh hasil CPO dan CPKO yang memenuhi
persyaratan mutu. Selain memproduksi CPO dan CPKO, limbah sebagai produk
samping dikendalikan dengan baik dan dijadikan bahan baku untuk mejalankan
biogas. Pada dasarnya proses pengolahan yang terjadi dipabrik kelapa sawit
merupakan proses pengolahan secara fisika. Proses pengolahan TBS menjadi CPO
dan CPKO melalui beberapa tahap sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)


2. Stasiun Penimbunan Sementara (Loading Ramp Station)
3. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
4. Stasiun Penebahan (Threshing Station)
5. Stasiun Bunch Press (Bunch Press Station)
6. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)
7. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)
8. Stasiun Pengolahan inti (Kernel Station)
9. Stasiun KCP (Kernel Crushing Plant)
10. Stasiun Ketel Uap (Boiler Station)
11. Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment Station)
12. Stasiun Pengolahan Limbah/IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
3.2 Deskripsi Proses
3.2.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Stasiun penerimaan buah berfungsi untuk menerima buah dari kebun atau
supplier. Pada stasiun ini dapat diketahui jumlah TBS yang masuk setiap hari.
Mutu TBS yang diterima harus diperhatikan sebelum TBS diolah pada tahap
selanjutnya untuk mendapatkan minyak dengan rendeman dan kualitas yang
diinginkan. Stasiun penerimaan buah meliputi :

3.2.1.1 Jembatan Timbang (Weight Bridge)


Jembatan timbang berfungsi untuk mengetahui berat TBS yang diterima.
Penimbangan truk pengangkut TBS dilakukan 2 kali untuk dapat mengetahui
berat bersih (netto) TBS. Penimbangan pertama dilakukan saat truk pengangkut
TBS masuk ke pabrik, ditimbang berat kotor (bruto) dari angkutan TBS (berat
truk dan berat TBS). Penimbangan kedua dilakukan saat truk keluar dari pabrik,
ditimbang berat wadah (tara) dari truk.
Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih
TBS yang masuk ke pabrik. Perhitungan berat TBS yang masuk dapat dihitung
menggunakan rumus :
Netto = Bruto – Tara ..................................................... (3.1)
Keterangan :
Netto : berat bersih (kg)
Bruto : berat kotor (kg)
Tara : berat wadah (kg)
Jembatan timbang juga digunakan untuk menimbang produk yang akan
dijual/dikirim. Penimbangan untuk pengiriman juga dilakukan 2 kali agar didapat
berat bersih dari produk yang dikirim. Produk dari pabrik PMKS PT. Inti
Indosawit Subur Ukui Satu dikirim ke Dumai, Teluk Rengat,Tanjung Buton dll.
Ada 2 kriteria penimbangan di pos timbangan yaitu timbang muat dan timbang
bongkar muat. Timbang muat bertujuan untuk mengangkut komoditi/produk dari
pabrik. Sedangkan timbangan bongkar muat bertujuan untuk membawa bahan
baku ke pabrik.
Timbangan yang dipakai di pabrik PMKS PT. Inti Indosawit Subur Ukui
Satu adalah timbangan Avery Weigh Tronix dengan kapasitas timbangan 50 ton.
Namun dalam pemakaian timbangan dibatasi berat maksimal truk sebesar 40-45
ton untuk upaya perawatan timbangan. Ada 4 titik load cell di jembatan timbang
yang berguna sebagai sensor berat dan monitor sebagai alat untuk menunjukkan
angka di indikator. Jembatan timbang dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Jembatan Timbang


(sumber : PT. Inti Indosawit Subur Ukui Satu)

3.2.1.2 Sortasi
Setelah dilakukan penimbangan terhadap truk dan TBS yang masuk, TBS
terlebih dahulu disortir di sortasi. Sortasi merupakan penyeleksian mutu dari buah
yang akan diolah sehingga menghasilkan CPO yang optimal dan berkualitas
tinggi. Sortasi dilakukan untuk mengontrol, mengawasi dan memeriksa TBS yang
akan diolah guna mengetahui mutu TBS yang masuk. Ada 5 jenis TBS yang
diterima di PMKS PT. Inti Indosawit Subur Ukui Satu, yaitu :
1. TBS Inti
2. TBS Plasma
3. TBS KPU (Kebun Plasma Ukui)
4. TBS CSV
5. TBS luar/pekarangan
Rata-rata TBS yang masuk perharinya adalah 700 ton. Penyortiran TBS
yang diterima dilakukan secara mekanis dan manual, penyortiran secara mekanis
dilakukan di meja grading sedangkan penyortiran secara manual dilakukan di
meja manual. Terdapat beberapa kriteria TBS yang diterima dan TBS yang tidak
diterima. Kriteria yang ditetapkan oleh PMKS PT. Inti Indosawit Subur Ukui Satu
adalah sebagai berikut.
Gambar 3.2 Kriteria TBS Inti yang Diterima dan Tidak
Diterima (sumber : PT. Inti Indosawit Subur
Ukui Satu)
Gambar 3.3 Kriteria TBS Plasma yang Diterima dan
Tidak Diterima
Gambar 3.4 Kriteria Penerimaan TBS

FFA pada sawit akan mengalami kenaikan apabila buah terluka atau
lecet. Kenaikan FFA pada sawit akan menyebabkan kualitas minyak kelapa sawit
mengalami penurunan. Di sortasi, kenaikan FFA (Free Fatty Acid) pada sawit
harus diminimalisir dengan beberapa cara :
1. Meminimalisir TBS yang ada di lantai
Tujuan meninimalisir TBS di lantai agar TBS yang diterima tidak
mengalami banyak luka
2. Mengurangi TBS restan
Pengurangan TBS restan juga bertujuan untuk mengurangi
banyaknya TBS terluka yang akan diolah
3. Menggunakan sisem pengolahan FIFO (First In First Out)
Sistem pengolahan FIFO adalah mendahulukan TBS restan dan
mendahulukan TBS yang pertama tiba di sortasi. Sistem ini juga
bertujuan untuk mengurangi banyaknya TBS yang menumpuk terlalu
lama.
Di sortasi dilakukan juga potongan atau denda bagi supplier yang
mengirimkan TBS tidak sesuai kriteria buah. Namun untuk TBS inti tidak dikenai
denda sedikitpun. Berikut denda yang diterima oleh supplier apabila mengirimkan
TBS yang tidak sesuai kriteria.
1. Untuk TBS Plasma mentah dikenai denda sebesar 50% per janjang
2. Untuk TBS yang memiliki tangkai panjang dikenai denda sebesar
25% per janjang
3. Untuk janjangan kosong dikenai denda sebesar 1%
4. Untuk tangkai panjang atau bonggol dikenai denda sebesar 1%
5. Untuk buah terlalu masak (over ripe), denda akan dikenakan apabila
TBS over ripe diatas 5%, yaitu TBS membrondol sekitar 70% - 90%.
Denda yang diberikan sebesar 25%
6. Untuk TBS yang membrondol sebanyak 9,5% ke bawah akan
didenda sebesar 30%
7. Untuk sampah, denda akan dikali 2
Sortasi pada pabrik PMKS PT. Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada
gambar berikut.

3.2.1.3 Stasiun Penimbunan Sementara (Loading Ramp)


Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara dari TBS yang
diterima dan tempat pemindahan TBS ke sterilizer dengan bantuan conveyor.
Jenis sterilizer yang dipakai di pabrik ini adalah vertical sterilizer sehingga
dipakai conveyor untuk alat pemindahan TBS. Loading ramp dilengkapi dengan
peron, di pabrik ini terdapat 3 peron, yaitu peron A, peron B dan peron C.
Masing-masing peron dilengkapi pintu, peron A dilengkapi 13 pintu, peron B
dilengkapi 12 pintu dan peron C dilengkapi 13 pintu. Pintu peron dibuka dengan
alat hydolit untuk menjatuhkan TBS yang tertumpuk di lantai miring. Untuk
pengiriman TBS ke sterilizer dilakukan setiap 15 menit sekali.
Kapasitas muatan untuk lantai miring di loading ramp dijumlah dengan
muatan peron adalah 600 ton, sedangkan kapasitas muatan untuk 1 peron adalah
150 ton. Conveyor yang dipakai adalah conveyor jenis scraper. Di dalam
conveyor yang menuju perebusan/sterilizer diletakkan kisi – kisi yang bertujuan
untuk menyaring sampah atau kotoran yang dibawa oleh TBS. Tujuan lain
dibuatnya kisi – kisi pada conveyor adalah meminimalkan sampah atau kotoran
agar tidak terolah di tahap selanjutnya. Alat untuk memasukkan TBS ke
perebusan/sterilizer disebut feeding sterilizer conveyor.
Loading ramp pada pabrik PMKS PT. Inti Indosawit Subur dapat dilihat
pada gambar berikut.
3.2.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Sterilizer merupakan bejana uap bertekanan 3 bar yang dilengkapi pipa
uap masuk (inlet pipe), pipa uap keluar (exhaust pipe) dan pipa kondensat. Jenis
sterilizer yang dipakai di pabrik PMKS PT. Inti Indosawit Subur adalah vertical
sterilizer sebanyak 5 unit. Kapasitas vertical sterilizer adalah 25 ton. Perebusan
dilakukan dengan mengalirkan steam dari Back Pressure Vessel (BPV) ke inlet
pipe, sistem perebusan yang dilakukan adalah sistem perebusan double peak. Hal
ini dilakukan agar buah sawit yang direbus dapat masak secara merata dan masak
sempurna.
Dengan bantuan conveyor jenis scraper, TBS dibawa ke sterilizer. Di
sterilizer, TBS direbus pada suhu 300°C dan tekanan 3 bar atau setara dengan
43,5 Psi. Waktu perebusan dibutuhkan selama 60 menit. Tujuan dilakukannya
perebusan adalah sebagai berikut.
1. Memudahkan brondolan lepas dari janjangan
2. Melunakkan daging buah/mesokarp agar memudahkan proses
pelumatan
3. Menonaktifkan enzim lipase agar memperlambat kenaikan FFA
4. Memudahkan pelepasan kernel dari cangkang. Setelah direbus, kernel
akan berkerut dan kadar air di dalamnya akan berkurang sehingga
memudahkan kernel lepas dari cangkangnya.

Prinsip proses perebusan buah sawit di vertical sterilizer sama dengan


proses perebusan di horizontal sterilizer. Ada 12 tahap di dalam perebusan, dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Step – step di perebusan/sterilizer


Peak Step Time (minute) Inlet Condensat Exhaust
1 1 O O O
2 10 O C C
3 1 C O C
1 4 3 C O O
5 1 O O O
6 11 O C C
7 0,2 O C C
8 10 O C C
9 0,2 O O C
2 10 10 O C C
11 1,4 C O C
12 6 C O O

Keterangan :
O = open
C = close
Pada peak pertama dilakukan deaerasi di step 1, deaerasi adalah proses
pengeluaran udara dari dalam tabung sterilizer. Udara merupakan penghantar
panas yang buruk, sehingga akan menghambat proses laju perpindahan panas ke
buah. Dalam proses deaerasi steam masuk melalui inlet valve sedangkan
condensat valve dan exhaust valve dibuka sebagai jalan keluar udara. Waktu yang
diperlukan untuk deaerasi adalah 1 menit.
Setelah deaerasi, terjadi peak pertama di step 2. Exhaust valve dan
condensat valve ditutup dan steam terus diinjeksikan melalui inlet valve. Proses
injeksi steam ini berlangsung sekitar 10 menit dan tekanan dalam tabung akan
naik. Ini merupakan proses pemanasan awal. Setelah itu, steam kemudian tiba –
tiba diturunkan dengan membuka condensat valve terlebih dahulu selama 1 menit.
Kemudian dilanjutkan dengan membuka condensat valve dan exhaust valve
selama 3 menit. Proses ini dilakukan di step 3 dan 4. Steam yang berubah menjadi
kondensat dan air yang terkandung dalam buah akan keluar dengan perlakuan ini.
Condensat valve harus dibuka terlebih dahulu daripada exhaust valve, apabila
exhaust valve dibuka terlebih dahulu akan terjadi penembakan steam dari dalam
sterilizer karena pengaruh tekanan dari bawah.
Kemudian dilakukan deaerasi kedua di step 5 selama 1 menit. Peak
kedua dimulai dari step 6, steam kembali diinjeksi melalui inlet valve selama 11
menit dengan condensat valve dan exhaust valve dalam keadaan tertutup.
Kemudian pada step 7 dilakukan penahanan atau penurunan steam selama 0,2
menit. Selanjutnya pada step 8, steam kembali diinjeksi selama 10 menit dan pada
step 9, sebagian steam berubah menjadi condensat dan perlu dibuang melalui
condensat valve selama 0,2 menit. Steam kembali diinjeksi pada step 10 selama
10 menit. Kemudian pada step 11, condensat dibuang melalui condensat valve
selama 1,4 menit dan pada step terakhir inlet valve ditutup sedangkan condensat
valve dan exhaust valve dibuka untuk mengeluarkan air kondensat dan udara.
Sebelum buah sawit dikeluarkan dari tangki perebusan, perlu dipastikan tekanan
di dalam sterilizer menunjukkan angka 0 bar. Setelah proses perebusan selesai,
buah yang keluar dari sterilizer dikatakan buah steril dan siap untuk diproses ke
tahap selanjutnya.
Kapasitas perebusan/sterilizer dapat dijadikan sebagai patokan untuk
menentukan kapasitas pabrik, hal ini disebabkan karena perebusan merupakan
proses pertama sehingga bisa dijadikan patokan. Kapasitas pabrik di PMKS PT.
Inti Indosawit Subur adalah sebagai berikut.
Kapasitas pabrik =

jumlah sterilizer x kapasitas sterilizer x waktu perebusan


waktu total proses perebusan
5 x 25 ton x 60 menit
=
100 menit
= 75 ton/jam

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam waktu perebusan :


1. Tekanan uap dan lama perebusan
Tekanan dan waktu perebusan sangat menentukan kualitas dan rendemen
minyak yang dihasilkan, tekanan yang terlalu tinggi dan waktu perebusan
yang terlalu lama dapat menyebabkan warna minyak yang dihasilkan
terlalu tua dan losses perebusan meningkat. Sedangkan tekanan dan
waktu perebusan yang kurang dapat menyebabkan buah kurang masak,
pelumatan dalam digester tidak sempurna dan ampas menjadi basah dan
menyebabkan pembakaran di boiler tidak sempurna.
2. Pembuangan udara dan air kondensat
Udara merupakan penghantar panas yang kurang baik, apabila udara
dalam sterilizer tidak dikeluarkan dengan sempurna, maka terjadi
pencampuran udara dan uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari
uap ke buah tidak sempurna.

3.2.3 Stasiun Penebahan (Threshing Station)


Stasiun penebahan/threshing merupakan stasiun yang berfungsi untuk
memisahkan brondolan dari tandan. Alat utama di dalam stasiun ini adalah
threshing drum atau thresher. Tresher merupakan alat yang berfungsi untuk
merontokkan brondolan dari tandannya dengan cara dibanting. Thresher mampu
menampung 2,5 – 3 ton/jam tandan buah rebus. Panjang thresher adalah 4 meter
dan lebarnya 1,8 meter. Thresher bekerja dengan cara berputar-putar dengan
putaran 20 rpm yang menyebabkan tandan buah rebus terbanting kedinding
thresher dan brondolan yang terlepas jatuh ke bottom cross conveyor dan diangkat
dengan fruit bass elevator untuk selanjutnya diolah di digester, sedangkan tandan
kosongnya diangkut dengan empty bunch conveyor untuk dikirim ke stasiun
bunch press.

3.2.4 Stasiun Bunch Press (Bunch Press Station)


Janjangan kosong yang telah dipisahkan di stasiun pemipilan/threshing
station dibawa ke stasiun bunch press. Janjangan yang telah dipisah masih
memiliki kadar minyak sehingga harus diproses kembali untuk mendapatkan
minyak yang terkandung di dalam janjangan. Alat yang dipakai pada stasiun ini
adalah mesin screw press dengan kuat arus 70 Ampere. Janjangan di press
menggunakan tekanan hydrolic dengan besar tekanan sebesar 50 bar.
Setelah minyak dipisahkan dari janjangan, minyak akan dialirkan ke
tower tank sedangkan janjangan kosong akan dibawa ke hooper oleh conveyor.
Selanjutnya janjangan kosong akan dibawa ke kebun untuk digunakan sebagai
pupuk. Dan minyak hasil pengepresan akan dijadikan sebagai minyak segregasi.
3.2.5 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)
Brondolan yang telah dipisahkan dari janjangan akan diproses di stasiun
pengepresan. Tujuan utama dari stasiun pengepresan adalah memisahkan minyak
dari daging buah dan memisahkan fiber dengan nut. Alat utama yang digunakan
di stasiun ini adalah digester dan screw press.

3.2.5.1 Digester
Digester merupakan alat berbentuk bejana vertikal yang dilengkapi
dengan pisau-pisau yang berputar terdiri dari pisau pengaduk, pisau pelumat dan
pisau pengumpan/pengeluaran, untuk mencacah/melumatkan buah sehingga
terpisah dari biji. Alat ini berfungsi untuk melumatkan dan mendorong keluar
brondolan yang dicacah untuk di proses di screw press. Proses ini bertujuan untuk
membuka daging buah sehingga memudahkan proses pengepresan. Cara kerja alat
ini adalah pisau – pisau yang terdiri dari pisau pengaduk dan pisau pelempar
dibuat bersilang satu sama lain dan berputar sehingga daging buah pecah dan
terlepas dari intinya.
Di pabrik PMKS Ukui Satu, terdapat 6 unit digester yang dipakai. Pisau
– pisau di digester memiliki ukuran yang berbeda, berukuran panjang dan pendek,
diletakkan berselang – seling agar pengadukan terjadi secara optimal/sempurna.
Pada digester terjadi pemanasan menggunakan steam dengan temperatur 90°C –
100°C. Tekanan yang terjadi di dalam digester adalah sebesar 50 – 60 bar.
Minyak yang sudah mulai terpisah di digester dialirkan ke oil gutter melalui
bottom plate.

3.2.5.2 Screw Press


Screw press berfungsi untuk memeras berondolan yang telah dilumat dari
digester untuk mendapatkan minyak kasar. Mesin ini terdiri dari 2 batang besi
campuran yang berbentuk spiral (screw) dengan susunan horizontal dan berputar
berlawanan arah. Sawit yang telah dilumatkan akan terdorong dan ditekan oleh
cone pada sisi lainnya, sehingga buah sawit menjadi terperas dan mengeluarkan
minyak. Di dalam proses pengepresan, bubur buah yang telah lumat akan diperas
dari ampas secara padat dari segala arah serta mendapat gaya perlawanan hidrolik.
Putaran screw juga akan membawa ampas keluar dari mesin press menuju Cake
Breaker Conveyor untuk proses selanjutnya.
Terdapat 6 unit screw press yang dipakai di pabrik ini. Hasil dari
pengepresan ini ialah CPO, nut dan fiber. Dalam pengoperasiannya kuat arus yang
dialirkan pada cone adalah sebesar 35-40 Ampere. Besar kecilnya tekanan cone
sangat mempengaruhi hasil pemerasan minyak. Bila tekanan melebihi batas rata –
rata maka nut di dalam mesin screw press akan pecah dan menambah persentase
broken kernel. Hal ini dapat menyebabkan kerugian dalam proses pengolahan
kernel. Namun, apabila tekanan berada dibawah tekanan standar maka minyak
yang dihasilkan akan berkurang dan menyebabkan kenaikan losses yang tinggi.
Sehingga dalam pengoperasiannya tekanan di dalam mesin screw press harus
terus dipantau.
Minyak kasar (crude oil) hasil pengempaan akan jatuh melalui lubang-
lubang silinder screw dan ditampung ke dalam oil gutter. Dan secara gravitasi
minyak dialirkan kedalam sand trap tank, sedangkan ampas dan biji akan keluar
melalui depan press cake dan jatuh di cake breaker conveyor (CBC).

3.2.6 Stasiun Pemurnian (Clarification Station)


Stasiun pemurnian/klarifikasi merupakan stasiun terakhir di pengolahan
minyak kelapa sawit/CPO. Tujuan stasiun ini adalah memisahkan minyak dari
zat-zat pengotornya. Prinsip kerja di stasiun ini adalah pengendapan dan
sentrifugasi. Peralatan – peralatan yang digunakan di stasiun klarifikasi adalah
sebagai berikut.

3.2.6.1 Oil Gutter


Berfungsi untuk mengalirkan minyak dari screw press ke dalam sand
trap tank. Cara kerja oil gutter yaitu hasil dari proses mesin screw press yang
menghasilkan minyak dan masih bercampur dengan kotoran dikirim ke dalam
sand trap tank, didalam oil gutter juga perlu penambahan air pada crude oil agar
mempermudah pemisahan minyak dan kotoran, air yang dipakai untuk dilution
water/air pengencer adalah air kodensat sterilizer, jika masih kurang maka
ditambahkan dengan air panas.

3.2.6.2 Sand Trap Tank


Sand trap tank berfungsi untuk mengendapkan pasir dan kotoran lainnya
yang terbawa oleh minyak. Pengoperasian sand trap tank adalah setiap akhir shift
harus melakukan pembersihan tangki dengan cara mendrain/sanding bagian
bawah tangki sehingga pasir dan kotoran lain keluar. Tujuan diendapkannya pasir
dan kotoran – kotoran lainnya agar tidak menghambat proses selanjutnya,
memperlambat terjadinya keausan pada peralatan dan mengurangi terjadinya
penyumbatan pada lubang vibrating screen dan nozel centrifuge.
Prinsip kerja alat sand trap tank yaitu dengan pengendapan, material –
material berat seperti pasir akan jatuh dan mengendap ke bawah sedangkan
material dengan berat jenis yang lebih ringan seperti minyak akan berada di atas.
Selanjutnya, material dengan berat jenis yang lebih ringan akan keluar melalui
pipa over flow menuju ke vibrating screen.

3.2.6.3 Vibrating Screen


Fungsi dari alat vibrating screen adalah untuk menyaring fiber halus dan
padatan – padatan halus yang terikut dengan minyak kasar karena tidak
terendapkan di sand trap tank. Prinsip kerja vibrating screen adalah penyaringan,
vibrating screen atau ayakan getar bekerja dengan cara di ayak/ di getar pada
media saringan dengan ukuran mesh tertentu. Ukuran mesh pada vibrating screen
di pabrik ini adalah 30 mesh. Gerakan getar vibrating screen diperoleh dari
putaran electromotor yang mana pada electromotor tersebut diberi beban
eksentrik.

3.2.6.4 Crude Oil Tank


Crude oil tank digunakan untuk penampungan sementara minyak kasar
yang berasal dari vibrating screen. Sebelum dialirkan ke CST, minyak terlebih
dahulu diendapkan lagi untuk mengurangi kotoran / padatan – padatan halus yang
lolos dari vibrating screen. Clean oil tank dilengkapi dengan pipa injeksi steam
dan termometer untuk menjaga temperatur minyak. Temperatur didalam crude oil
tank harus dipertahankan sebesar 90°C. Untuk mempertahankan suhu di dalam
tangki diberikan penambahan steam. Kenaikan temperatur ini berfungsi untuk
memperbesar perbedaan berat jenis antara minyak, air dan sludge sehingga sangat
membantu dalam proses pengendapan serta agar minyak mudah dialirkan ke tahap
selanjutnya. Tujuan lain dari kenaikan temperatur ini agar minyak yang berada di
dalam tangki tidak membeku.

3.2.6.5 Continuous Settling Tank (CST)


Minyak dalam tangki ini masih bercampur dengan sludge. Fungsi dari
alat continuous settling tank adalah untuk memisahkan minyak dengan sludge
berdasarkan prinsip gravitasi. Minyak akan terpisah dari sludge akibat perbedaan
berat jenis. Sludge yang memiliki berat jenis lebih besar akan berada di lapisan
bawah sedangkan minyak akan berada di lapisan atas. Pada CST terdapat stirrer
yang berputar dengan kecepatan 10 rpm dan berfungsi untuk membantu proses
pemisahan dengan cara mengaduk serta memecah antara lapisan minyak dan
sludge. Di dalam CST terdapat skimmer yang berfungsi untuk mengalirkan
minyak ke oil tank melalui jalur overflow. Sedangkan alur underflow dialirkan
sludge yang masih memiliki kandungan minyak sebanyak 7% ke sludge tank.
Kapasitas CST di pabrik ini adalah 220 ton. Temperatur di dalam CST
harus dikontrol sekitar 90°C - 95°C. Viskositas yang tinggi akan membuat proses
pengadukan oleh stirrer bekerja lebih berat serta menyebabkan pemisahan antara
minyak dan sludge menjadi lebih sulit dan tidak optimal. Oleh karena itu,
temperatur di dalam CST harus diatur agar proses pemisahan berjalan dengan
mudah.

3.2.6.6 Oil Tank


Oil tank adalah tempat penampungan sementara minyak yang berasal
dari Continiuous Settling Tank (CST). Pada tangki ini dilakukan pemanasan
dengan dialirkan steam untuk mempertahankan suhu 80°C. Suhu pemanasan yang
telah ditetapkan bertujuan agar minyak didalam oil tank tidak mengalami
penguapan atau gosong, karena hal ini akan mempengaruhi kualitas mutu minyak
yang berdampak kepada harga pemasaran.

3.2.6.7 Clean Oil Tank


Clean oil tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara minyak
sebelum diproses ke tahap selanjutnya. Cara kerja clean oil tank adalah minyak
dari oil tank dialirkan ke clean oil tank, di dalam tangki ini akan terjadi proses
pengendapan. Minyak yang lebih jernih akan dipompakan ke float tank untuk di
proses lebih lanjut. Sedangkan kotoran – kotoran halus dan pasir akan mengendap
di bagian bawah dan selanjutnya akan dibuang. Kapasitas clean oil tank sebesar
14 ton dan temperatur di dalam clean oil tank harus dijaga sebesar 80°C.

3.2.6.8 Float Tank


Minyak yang berasal dari clean oil tank masuk ke float tank secara
kontinu. Fungsi tangki ini adalah mengatur jumlah minyak yang dialirkan ke
tahap proses berikutnya yaitu vacum dryer agar merata dan konstan.

3.2.6.9 Vacum Dryer


Vacum dryer merupakan tahap terakhir pengolahan minyak CPO
overflow. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air di dalam minyak.
Pengurangan kadar air dalam minyak bertujuan untuk mencegah terjadinya proses
hidrolisis pada minyak yang dapat meningkatkan kandungan FFA dalam minyak.
Cara kerja vacum dryer adalah minyak akan di spray ke vacum dryer melalui
nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini
mempermudah pemisahan air dengan minyak karena perbedaan tekanan uap,
minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan
dialirkan ke tower tank. Tekanan di vacum dryer adalah sebesar -0,7 bar.

3.2.6.10 Tower Tank


Tower tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk CPO
yang sudah selesai diproses. Minyak dari vacum dryer dialirkan ke tower tank dan
selanjutnya akan dialirkan ke Bunker Storage Tank (BST).

3.2.6.11 Sludge Tank


Sludge yang terpisah dari minyak setelah melalui proses di CST akan
dialirkan ke sludge tank. Sludge tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara sebelum di proses ke tahap selanjutnya. Di dalam tangki ini terjadi
pengendapan padatan – padatan halus, kotoran dan pasir, endapan yang telah
mengendap berada di bagian bawah sedangkan minyak yang terpisah dari kotoran
berada di bagian atas. Minyak yang berada di bagian atas akan dialirkan ke
vibrating screen untuk di proses ke tahap selanjutnya. Padatan – padatan yang
telah mengendap akan dibuang dengan cara di sanding secara rutin.

3.2.6.12 Vibrating Screen


Minyak dari sludge tank akan dialirkan ke vibrating screen. Fungsi
vibrating screen adalah menyaring padatan – padatan halus yang terikut dengan
minyak karena tidak terendapkan di sludge tank. Prinsip kerja di vibrating screen
adalah penyaringan dengan sistem getar, ayakan getar bekerja dengan cara di
ayak/ di getar pada media saringan dengan ukuran mesh tertentu. Ukuran mesh
untuk vibrating screen di proses ini adalah 40 mesh.

3.2.6.13 Sand Cyclone


Setelah minyak disaring di vibrating screen, minyak kemudian dialirkan
ke sand cylone. Fungsi sand cyclone adalah untuk menangkap/memisahkan pasir
yang terkandung dalam sludge, prinsip pemisahan pasir pada sand cyclone adalah
akibat gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh sand cyclone serta perbedaan berat
jenis. Sistem pembuangan pasir di sand cyclone dikendalikan secara otomatis.
Minyak yang telah dipisahkan dari pasir dialirkan ke buffer tank, sedangkan pasir
yang telah terpisah dibuang ke limbah.
3.2.6.14 Buffer Tank
Buffer tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge sementara
sebelum didistribusikan ke sludge centrifuge dengan memanfaatkan gaya
gravitasi. Posisi buffer tank berada diatas sludge centrifuge sehingga memudahkan
pengaliran sludge dan tidak memerlukan pompa lagi.

3.2.6.15 Sludge Centrifuge


Sludge centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih
terdapat pada sludge. Dengan adanya gaya gerak vertikal sentrifugal maka minyak
akan terkumpul di tengah dan akan mengalir ke precleaner. Hasil dari proses ini
ada 2 yaitu heavy phase dan light phase. Heavy phase berupa sludge/padatan –
padatan yang sudah tidak mengandung minyak lagi. Heavy phase keluar melewati
nozzle dan dialirkan ke limbah. Sedangkan light phase akan dialirkan ke
precleaner.

3.2.6.16 Precleaner
Light phase dari sludge centrifuge dialirkan ke precleaner. Precleaner
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum minyak dialirkan
kembali ke CST.

3.2.6.17 Bunker Storage Tank (BST)


Minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa sawit disebut crude
palm oil (CPO). Bunker storage tank berfungsi sebagai penyimpanan CPO
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim/dijual ke tempat lain. Di pabrik ini
terdapat 3 BST untuk CPO dengan kapasitas masing – masing 2000 ton. Suhu
dijaga pada 40°C – 50°C menggunakan steam coil yang dialirkan melalui pipa di
dalam BST. Kondisi steam coil harus diperiksa secara rutin karena kebocoran
steam coil akan menyebabkan kadar air pada CPO naik.

3.2.7 Stasiun Pengolahan Kernel (Kernel Station)


Stasiun pengolahan kernel berfungsi untuk memisahkan ampas (fiber),
inti (nut) dan cangkang (shell). Nut yang keluar dari mesin screw press diolah di
stasiun ini untuk mendapatkan minyak inti kelapa sawit/crude palm kernel oil.
Nut dan shell sebagai hasil produksi sedangkan fiber sebagai bahan bakar boiler.
Beberapa peralatan di stasiun kernel adalah sebagai berikut.

3.2.7.1 Cake Breaker Conveyor


Ampas/fiber yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang
masih mengandung air. Oleh karena itu dipecah dengan alat cake breaker
conveyor. Untuk mempermudah pemecahan inti dengan cangkang dilakukan
pemanasan pada CBC dengan suhu 90-95°C, sehingga air dalam ampas akan
mudah menguap dan akan lebih mudah diproses.

3.2.7.2 Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji serta
membersihkan biji – biji dari sisa – sisa serabut yang masih melekat pada biji. Di
depericarper, ampas dan nut dipisahkan denga prinsip perbedaan massa. Ampas
yang telah diaduk akan mengalami pemisahan, dimana ampas yang lebih ringan
akan dihisap oleh fiber cyclone dan nut akan jatuh ke nut polishing drum.

3.2.7.3 Fiber Cyclone


Fiber cyclone berfungsi untuk menghisap fiber dari depericarper. Fiber
cyclone akan menarik udara melalui sudut – sudutnya. Udara tersebut mengalir
melalui ducting, untuk menghisap fiber yang lebih ringan dari nut. Sistem
pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah yang disebabkan
oleh isapan blower. Fiber yang mempunyai berat lebih ringan akan dihisap oleh
fiber cyclone dan akan dialirkan ke boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan nut
yang memiliki berat lebih besar akan kembali jatuh conveyor untuk dibawa ke nut
polishing drum.

3.2.7.4 Nut Polishing Drum


Nut polishing drum merupakan drum/silinder yang berputar dengan
kecepatan dengan bantuan motor listrik yang dilengkapi dengan rotasi sebagai
pengerak yang berputar dan mengaduk biji dan saling bergesekan pada dinding
drum yang terbuat dari plate sehingga menyebabkan serat yang masih lengket
dengan biji akan lepas dan akan keluar melalui lubang saring pada nut polishing
drum. Biji yang kecil dan pecah akan keluar dari lubang-lubang plat sedangkan
biji yang besar dan bersih karena dipolis di angkut ke nut conveyor untuk
dinaikkan ke nut silo. Nut polishing drum berfungsi untuk membersihkan biji dan
memisahkan biji dari serat-serat yang masih melekat pada biji serta melicinkan
permukaan nut dari fibre yang masih menempel, sehingga mempermudah
pemecahan nut pada ripple mill.

3.2.7.5 Destoner
Destoner adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau mengangkat
biji dengan sistem isap (dari blower) masuk ke dalam Nut Silo. Disamping itu,
destoner juga digunakan sebagai pemisah fiber, nut, broken kernel, batu-batuan
dan besi yang dilengkapi dengan air lock (pengunci udara). Material ringan seperti
fiber akan dibawa oleh conveyor, material sedang seperti nut, broken kernel dan
half nut akan dibawa ke nut silo. Sedangkan meterial berat aka dibuang ke bawah.

3.2.7.6 Nut Hopper


Nut hopper digunakan sebagai tempat penimbunan nut yang keluar dari
nut polishing drum sebelum diumpankan ke ripple mill untuk dipecah.

3.2.7.7 Ripple Mill


Ripple mill merupakan alat pemecah biji. Dari nut hopper, nut akan jatuh
ke ripple mill. Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecah nut
dengan cara penggesakan dimana dalam alat tersebut dilengkapi dengan rotobar
yang berbentuk pipa dengan kecepatan putar ± 1500 rpm. Prinsip kerja dari ripple
mill adalah nut yang masuk dari nut hopper dijatuhkan ke dalam ripple mill, nut –
nut tersebut akan ditekan sehingga akan menjadi terpisah antara cangkang dan
inti, kemudian inti akan jatuh ke CM conveyor dan diangkut menggunakan alat
CM elevator.

3.2.7.8 Light Tenera Dush Separator I & II (LTDS I & II)


LTDS adalah alat pemisah inti dan cangkang sistem kering. Untuk
meningkatkan efisiensi pengutipan inti, pemisahan dilakukan 2 tahap yaitu di
LTDS-I dan LTDS-II. Pada LTDS-I terjadi pemisahan antara serabut, cangkang
halus dan debu yang dikirim ke silo cangkang sebagai bahan bakar boiler. Fraksi
berat yaitu inti, nut, broken nut jatuh ke konveyor menuju ke kernel silo untuk
dikeringkan kadar airnya. Fraksi medium yaitu inti dan cangkang masuk ke
LTDS-II dan terjadi lagi pemisahan inti dan cangkang. Fraksi ringan (cangkang)
terhisap ke silo cangkang sebagai bahan bakar boiler. Fraksi berat yaitu inti utuh
jatuh ke konveyor menuju ke silo inti, sedangkan fraksi medium yaitu inti kecil,
inti pecah dan cangkang (yang belum terpisah di LTDS-II) masuk melalui corong
dari air lock ke Hydrocyclone.

3.2.7.9 Hydrocyclone
Prinsip dasar kerja hydrocyclone adalah memanfaatkan efek dari gaya
centrifugal air akibat tekanan pompa dan berat jenis (density) dari benda kerja.
Partikel-partikel kernel dengan berat jenis yang lebih ringan daripada cangkang
dengan aliran tahanan yang lebih kecil akan hanyut ke poros putaran dan akan
keluar dari hydrocyclone melalui vortex. Partikel-partikel cangkang dengan berat
jenis yang lebih besar dari kernel dengan aliran tahanan yang lebih besar akan
lebih banyak dipengaruhi gaya centrifugal sehingga akan terdesak ke dinding
cyclone dan keluar melalui lubang pengeluaran di ujung dasar cone.
Cara kerja hydrocyclone adalah pada saat umpan masuk (campuran inti
dan cangkang) ke bak hydrocyclone nomor 2 maka pompa hydrocylone nomor 2
memompakan umpan ke tabung hydrocyclone, pada tabung hydrocyclone terjadi
proses pemisahan cangkang dan inti berdasarkan gaya centrifugal dan berat jenis,
karena berat jenis inti lebih ringan maka dengan bantuan pengaruh gaya
centrifugal akan berada pada bagian tengah pusaran dan terdorong ke atas keluar
melalui vortex, kernel/fase ringan keluar lalu jatuh ke drum berputar bak
hidrocyclone nomor 1. Sedangkan cangkang yang lebih berat akan terdorong ke
arah dinding cyclone dan keluar dari dasar cone lalu jatuh ke bak hidrocyclone
nomor 3. Pada tahap berikutnya proses seperti di atas akan terjadi pada tabung
hydrocyclone nomor 1, nomor 3 dan nomor 4. Pada hydrocyclone nomor 3, fase
berat akan dipompakan ke hydrocyclone nomor 4 sedangkan fase ringan nya akan
dipompa ke hydrocyclone nomor 1. Pada hydrocyclone nomor 4, fase ringan akan
dimpompakan kembali ke hydrocyclone nomor 3 sedangkan fase beratnya akan
dibuang. Pada hydrocyclone nomor 1, fase berat akan dipompakan ke
hydrocyclone nomor 3 sedangkan fase ringan nya akan dibawa conveyor menuju
kernel silo.

3.2.7.10 Kernel Silo


Didalam kernel silo, inti yang mengandung kadar air kembali
dikeringkan dengan cara dimasukan kedalam silo dengan ukuran yang besar
kemudian dialirkan udara panas dengan suhu tertentu kedalamnya, sehingga kadar
air didalam inti akan berkurang. Pengeringan dilakukan dengan cara
menghembuskan udara panas dari steam heater dan udara dipanaskan dengan
steam, kemudian oleh blower di hembuskan ke dalam silo, sedangkan temperatur
dalam kernel silo terbagi 3 tingkatan yaitu bagian atas 60◦ C, dibagian tengah 80 ◦
C, dan di bagian bawah 70 ◦C

3.2.7.11 Bunker Kernel


Kernel yang telah bersih dari fiber dan cangkang dikirim ke bunker
kernel. Fungsi bunker kernel adalah untuk menampung kernel hasil proses stasiun
kernel selama belum dikirim ke pengolahan selanjutnya. Bunker kernel dijaga
dalam keadaan kering dan tidak lembab agar kernel tahan lama.

3.2.8 Kernel Crushing Plant Station (Stasiun KCP)


Di stasiun KCP, kernel yang sudah di produksi di stasiun kernel akan
diolah lebih lanjut untuk mendapatkan kandungan minyak kernel/crude palm
kernel oil. Ada 3 sumber kernel di stasiun KCP ini yaitu kernel hasil produksi
pabrik, kernel dari pabrik sepupu (Pabrik Ukui Dua, Pranap, PSP) dan kernel dari
pabrik luar (PT. Mas, NHR, SSS). Kapasitas pengolahan kernel di pabrik ini
adalah 160 ton/hari. Produk yang dihasilkan di stasiun KCP ada 2 yaitu CPKO
(crude palm kernel oil) dan PKE (palm kernel expeller). Peralatan – peralatan
yang terdapat di stasiun kernel adalah sebagai berikut.

3.2.8.1 Palm Kernel Hopper


Sebelum masuk ke kernel hopper, kernel yang berasal dari bunker kernel
dialirkan dengan menggunakan kernel conveyor. Kernel hopper merupakan
tempat penampung sementara sebelum kernel dimasukkan ke dalam mesin first
press. Proses pengepresan pertama dilakukan pada mesin first press. Hasil dari
mesin ini terdiri atas PKO (Palm Kernel Oil) dan meal. PKO dialirkan ke
sediment tank untuk mengendapkan padatan yang masih terkandung dalam
minyak. Sedangkan meal diumpankan menggunakan meal elevator yang
kemudian ditransferkan ke cake hopper menggunakan meal distributing conveyor.

3.2.8.2 Palm Cake Hopper


Cake hopper merupakan tempat penampungan sementara meal hasil dari
proses first press yang kemudian akan dilakukan pengepressan kembali ke second
press. Proses pengepresan kedua dilakukan di second press. Pada alat second press
dilakukan kembali pengepressan yang bertujuan untuk memperoleh oil secara
maksimal. Hasil dari second press terdiri atas oil dan PKE (Palm Kernel
Expeller). Oil dialirkan menuju sediment tank menggunakan second oil conveyor.
Sedangkan PKE diumpankan ke werehouse menggunakan final PKE conveyor.

3.2.8.3 Sedimentasi Tank


Sedimentasi tank berfungsi untuk mengendapkan padatan-padatan berupa
ampas dan lumpur dari hasil minyak pengepressan sebelumnya dengan cara
pengadukan menggunakan impeller. Minyak yang berada pada bagian atas akan
dialirkan ke leaf filter sedangkan bungkil yang mengendap akan diolah lagi di
pengolahan kedua/second press.

3.2.8.4 Leaf Filter


Leaf filter merupakan alat untuk menyaring ampas dan mengurangi kadar
air pada minyak yang diumpankan dari sedimentasi tank. Permisahan pada leaf
filter menggunakan prinsip kerja pemisahan pada cair secara mekanik. Di leaf
filter terjadi penyaringan sampai 12 tahap. Minyak yang sudah disaring dialirkan
ke clean oil tank.

3.2.8.5 Clean Oil Tank


Clean oil tank adalah tempat penampungan sementara minyak yang
berasal dari leaf filter yang selanjutnya akan dipompakan menuju BST CPKO
menggunakan feed oil transfer. Pada tangki ini dilakukan pemanasan dengan
menggunakan steam coil untuk mempertahankan suhu 80-85°C. Tujuan dari
pemanasan minyak pada clean oil tank untuk mempermudah pemisahan minyak
dan air dengan cara pengendapan, dimana pipa-pipa pemasan dalam tangki akan
menyebabkan viskositas cairan berkurang, dengan begitu zat yang memiliki massa
jenis lebih tinggi dari minyak akan mengendap pada dasar tangki.

3.2.8.6 Bunker Storage Tank


Minyak yang dihasilkan dari inti kelapa sawit disebut crude palm kernel
oil (CPKO). Bunker storage tank berfungsi sebagai penyimpanan CPKO
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim/dijual ke tempat lain. Di pabrik ini
terdapat 1 BST untuk CPKO dengan kapasitas 500 ton. Suhu dijaga pada 40°C –
50°C menggunakan steam coil yang dialirkan melalui pipa di dalam BST. Kondisi
steam coil harus diperiksa secara rutin karena kebocoran steam coil akan
menyebabkan kadar air pada CPO naik.

Anda mungkin juga menyukai