Anda di halaman 1dari 6

Pabrik Kelapa Sawit Continuous System

3.1. Stasiun FFB Reception and Weighbridge


3.1.1. Weighbridge (Jembatan Timbang)

Weighbridge adalah alat untuk mengukur berat yang dilengkapi dengan platform dan
load cell sebagai sensor terhadap gaya berat (analog) yang diberikan dan mengirimkannya ke
Avery weigh dan selanjutnya dikonversikan ke dalam satuan berat (digital).
Fungsi dari weighbridge adalah :
1. Menimbang raw material Tandan Buah Segar (TBS).
2. Mengetahui data produksi TBS dari estate (kebun).
3. Mengetahui produksi hasil pengolahan (CPO dan Kernel) yang akan dikirim/ dijual.
4. Memonitoring perbedaann berat Brutto, Tara, dan Netto.
a. Sistem Kerja Weighbridge

Sebelum proses penimbangan dilaksanakan, krani timbangan harus terlebih dahulu


memperhatikan dan memeriksa kondisi unit timbangan sebagai berikut :
Tiket jembatan timbang harus sesuai dengan nomor urut yang kemarin.
Surat pengantar kendaraan harus dalam kondisi baik, dalam arti kata program Weighbridge
berjalan sesuai sistem Aplikasi Jembatan Timbang serta dapat sinkron antara Avery dengan
komputer jembatan timbang.
Kondisi mesin printer baik.
Uniteruptible Power Supply (UPS), hidup dan dalam kondisi baik (dapat menyimpan arus)
sehingga apabila ada trouble pada arus listrik maka UPS dapat berfungsi dengan maksimal.
Sebelum melakukan penimbangan pastikan Program Weighbridge telah dilakukan backup data
sehingga apabila terjadi trouble pada program masih ada data pengganti sebagai cadangan.
Menyiapkan diskette Approval yang nantinya akan dibutuhkan dalam proses timbang Tandan
Buah Segar, serta krani timbang mengetahui kondisi diskette dalam keadaan baik (tidak
error).
Memastikan angka pada Avery sesuai, dan jika mengalami kecurigaan bahwa angka Avery tidak
sesuai (tidak netral) maka krani timbang haruslah segera melaporkan pada KTU. Dan apabila
memang terdapat selisih dari biasanya, maka KTU bersama dengan Assistent M & R akan
melakukan kalibrasi/Cross Check ataupun melakukan Check Weight kembali walaupun selalu
dilaksanakan pada setiap bulannya.
Namun dalam hal mengantisipasi adanya penyelewengan prosedur atau yang lainnya,
maka pada seluruh staff dan khususnya kepada Manager, KTU berkewajiban memberikan
bimbingan kepada Petugas Satpam dan Krani Timbangan untuk menjalankan peraturan dan
tata cara yang ada sesuai ketentuan Management, serta dapat menjalankan tugasnya dengan
penuh rasa tanggung jawab.

3.1. Stasiun Loading Ramp


3.1.1. Loading Ramp

Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa sawit
sebelum memasuki proses selanjutnya.
. Sistem Kerja Loading Ramp

Sistem kerja Loading Ramp berdasarkan jumlah TBS yang diterima setiap harinya. Bila
jumlah TBS yang diterima melebihi kapasitas Ramp Hopper (FFB Hopper), maka TBS
ditumpahkan di sepanjang apron (lantai Loading Ramp) dan selanjutnya Whell Loader akan
mendorong TBS menuju FFB Hopper seiirng berjalannya proses.
c. Fungsi Loading Ramp

Adapun fungsi dari Loading Ramp ialah sebagai tempat penampungan sementara TBS
sebelum dimasukkan ke FFB Discharge Conveyor untuk di proses selanjutnya.
d. Pemeriksaan TBS

Pemeriksaan TBS melalui Grading yang dilakukan setiap pagi disaksikan oleh Asisten
Laboratorium dan pihak saksi dari Estate dan.yang menyuplai TBS.
Yang dimaksud dengan Grading ialah penyortiran Tandan Buah Segar (TBS) sesuai
dengan kriteria masing-masing (yang sudah ditentukan).

Implementasi Prinsip FIFO

Yang dimaksud dengan prinsip FIFO ialah mengutamakan TBS yang terlebih dahulu
ada untuk segera di olah. Fungsi FIFO yaitu untuk meminimalkan kenaikan asam lemak
bebas (FFA). Sebab menurut teori kenaikan FFA dari pohon sawit sampai ke lori, tahapan
kenaikan FFA sudah mencapai lebih kurang 1,85 %, sedangkan standar FFA yang ditetapkan
oleh manajemen sebesar 3,00 %.
Akibat penimbunan TBS yang melebihi kapasitas penampungan dan akibat terlalu
lamanya penimbunan di Loading Ramp, TBS akan rusak, sehingga pada saat TBS didorong
masuk ke bidang luncur dengan menggunakan alat berat seperti Wheel Loader banyak
brondolan yang tergilas roda dan akan menjadi memar. Dengan sendirinya penimbunan TBS
yang terlalu lama akan mudah sekali terjadi perlukaan pada buah yang akibatnya dapat
mempercepat laju kenaikan asam lemak bebas (FFA).
Akibat penumpukan buah yang melebihi kapasitas maksimum Loading Ramp, akan
menyebabkan semakin bertambah beratnya beban Elektromotor dan Hydraulic Pump saat
membuka atau menutup pintu Loading Ramp.

3.1.1. FFB Hopper

FFB Hopper merupakan tempat penampungan TBS sementara sebelum diisi ke FFB
Discharge Conveyor. Konstruksi dari FFB Hopper memiliki bidang miring dengan sudut 25-
30 derajat dan dipasang Bottom Plate setebal 8 mm. Di samping itu FFB Hopper dilengkapi
dengan Pintu Loading Ramp yang digerakkan oleh Hydraulic Control System, dan untuk
buka-tutup pintu tersebut menggunakan Handle Pengontrol yang terpadu dengan Hydraulic
Power Pack.
Continous Sterilisation System tidak menggunakan lori (cage) sebagai alat untuk
mengangkut TBS ke dalam Continous Sterilizer. Namun di pabrik ini memakai Conveyor
sebagai alat pengangkut. Salah satu conveyor yang digunakan ialah FFB Discharge
Conveyor. FFB Discharge Conveyor berfungsi mengangkut TBS dari FFB Hopper menuju
FFB Feeding Conveyor. Pada conveyor ini dipasang attachment berupa Scrapper dengan
kapasitas 120-150 kg/scrapper. Sebagai conveyor yang pertama sekali membawa TBS untuk
proses selanjutnya, maka pengisian TBS di FFB Discharge Conveyor merupakan salah satu
faktor penentu tercapainya troughput. Conveyor ini dilengkapi juga dengan alat pembatas ( )
berbentuk silinder yang dipasang di bagian tengah. Alat ini berfungsi sebagai Load Limit agar
tidak terjadi Overload

3.1.1. FFB Conditioner (Crusher)


FFB Conditioner terdiri dari 1 set Crusher yang digerakkan oleh elektromotor. Prinsip
kerja alat ini adalah TBS yang diumpan akan di belah dengan mata pisau.
Tujuan dari peng-kondisian TBS sebelum masuk ke Continous Sterilizer yaitu :
1. Menghomogenkan massa TBS. Hal ini dimaksudkan agar TBS yang diumpankan ke
Continous Sterilizer tidak tersangkut pada deck Continous Sterilizer sendiri.
2. Untuk memaksimalkan penetrasi steam masuk ke celah-celah TBS. Dengan demikian
perpindahan panas untuk perebusan bisa lebih baik.
Continous Sterilizer

Yang dimaksud dengan Continous Sterilizing System ialah sistem perebusan yang
berlangsung secara kontinu dengan menggunakan conveyor.
a. Sistem Kerja Sterilizer

Di dalam alat ini terdapat 2 deck Conveyor Chain yang dilengkapi dengan Scrapper.
Kapasitas per Scrapper sekitar 350 - 400 kg TBS. Proses perebusan berlangsung selama 90
menit dengan temperatur perebusan sekitar 80 C -100 C. Temperatur steam yang berasal
dari BPV (Back Pressure Vessel) mencapai 115 C kemudian dipanaskan kembali dengan
Heat Exchanger (Re-heater) yang dipasang pada saluran ID Fan Boiler hingga mencapai 132
C.
Dari alat ini steam kemudian dialirkan ke Continous Sterilizer yang beroperasi tanpa
adanya sequence time antar rebusan, dan di dalam Continous Sterilizer sendiri terjadi
penurunan tekanan dan temperatur akibat adanya ruang/saluran yang berhubungan langsung
dengan atmosfir. Tekanan dari BPV sekitar 3.1 kg/cm, akibat Pressure Drop yang terjadi
setelah sampai di Continous Sterilizer maka tekanan hanya mencapai 2.5 kg/cm. Untuk
mengurangi penurunan temperatur perebusan di Continous Sterilizer maka pada alat ini
dipasang steam jacket.
c. Kebutuhan & Kegunaan Steam

Kebutuhan steam untuk perebusan dialirkan secara kontinu ke dalam Continous


Sterilizer tanpa adanya waktu pembuangan steam (Exhaust). Steam diinjeksi dengan
menggunakan Steam Sprayer. Kondensasi yang timbul selama proses perebusan berjalan
dialirkan juga secara kontinu ke Condensat Tank.
Kegunaan steam :
1. Me-non-aktifkan enzim-enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA (Free Fatty
Acid).
2. Mengurangi kadar air inti sawit (Kernel) sampai < 20% sehingga meningkatkan efisiensi
pemecahan biji sawit (Nut).

3. Memudahkan perontokan berondolan lepas dari kelopak, yang mengikat berondolan.


d. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil Rebusan

Beberapa faktor yang mempengaruhi Hasil Rebusan :


1. Kualitas Raw Material
Kualitas material (TBS ) yang berasal dari estate akan mempengaruhi hasil perebusan.
Untuk TBS yang mentah setelah melalui proses perebusan tidak mendapatkan hasil yang
maksimal.
2. Kualitas Steam
Kualitas steam yang dihasilkan oleh Combi Boiler tidak sebaik yang dihasilkan oleh
Watertube Boiler. Sementara menggunakan Combi Boiler sehingga perebusan tidak sebaik
dari pabrik konvensional yang menggunakan Watertube Boiler.

Continuous Sterilizer

Continuous sterilizer adalah salah satu type sterilizer yang kini banyak di pakai.
Hampir sama dengan vertical sterilizer dari Loading ramp FFB diangkut menggunakan scafer
conveyor Type s ke FFB crusher untuk di pecahkan sehingga mempermudah dalam proses
perebusan secara Low pressure sterilizing dengan steam di kisaran 1.5-2.0 bar.continuous
sterilizer berbentuk persegi panjang dibagi menjadi 2 kompartemen yang didalam bagian atas
masing2 kompartemen diberi pipa steam untuk menginjeksikan steam ke FFB.

Sedangkan pada lantai kompartemen bagian bawah diberi semacam screen u/ mempermudah
flow air condensate sehingga tidak merendam FFB didalam sterilizer.
Continuous sterilizer digerakan oleh gear motor dengan rantai duplex u/ meminimalkan
putusnya rantai/chain transmisi.
Ada 2 macam chain yang biasa dipakai u/rantai scrafer cont sterilizer yaitu solid chain dan
ring chain dan ini yang lebuh aman untuk dipakai,namun pada rantai type solid biasanya
umur pakai dan perawatan lebih sulit karena sering terjadi putus rantai scrafer yang akan
menimbulkan break down minimal 7-10 jam.dan apabila terdapat lebih dari1 sterilizer tentu
akan menurunkan mill troughtput pabrik.
Pada cont sterilizer terdapat limit switch yang mengatur feeding FFB ke dalam rebusan dan
dapat di adjust sesuai kebutuhan.begitu pula dengan lama nya siklus rebusan yang normalnya
berkisar 60-70 menit dapat diadjust RPM nya sesuai kebutuhan pula dengan tentunya
mempertimbangkan kualitas dan parameter losses.

Continuous Steriliser Sistem Continous adalah system perebusan dimana proses perebusan
TBS dilakukan secara kontinu. Sistem ini hanya dikenal satu jenis saja yaitu system
Continous Sterilizer. Prinsip pengoperasian yang perlu diperhatikan pada continuous sterilizer
antara lain : a. Menggunakan live steam injection dengan tekanan 14,7 psi (1 bar) atau low
pressure sterilizing b. TBS direbus melalui conveyor dua tingkat yang berada di dalam
kompartemen sterilizer c. Proses perebusan continous single pressure d. Siklus perebusan 60
70 menit Tahap-tahap system continous sterilizer adalah sebagai berikut : 1) Tahap Pre-
Sterilization TBS dikondisikan dengan cara merobek janjang TBS menjadi dua menggunakan
alat FFB Crusher. Tujuannya adalah agar memudahkan penetrasi steam sampai ke dalam
rachis mengingat tekanan perebusan yang digunakan adalah pada tekanan atmosfer. 2) Tahap
Sterilization TBS direbus secara kontinyu pada tekanan atmosfer (Low Pressure Sterilizing)
dengan cara melewatkan TBS yang telah dirobek melalui suatu kompartemen menggunakan
conveyor yang kemudian disemprotkan steam secara kontinyu pada tekanan atmosfer. Untuk
mengurangi steam keluar dari dalam sterilizer digunakan inlet dan outlet flap valve.
Pembuangan kondensat dilakukan secara kontinu melalui talang drain di sepanjang lantai
sterilizer sehingga buah tidak tergenang kondensat. 3) Tahap Post Sterilization Pemanasan
lanjut terhadap brondolan yang telah dipipil dari tandannya menggunakan alat bejana Post
Heated Cooker (PH-Cooker) dan juga pada horizontal digester. Tujuan pemanasan ini adalah
untuk memanaskan buah lebih lanjut sehingga proses pengurangan kadar air dalam buah,
pelepasan ikatan fiber pada mesocarp dari biji dan pemecahan butiran minyak dalam buah
dapat terjadi lebih baik.

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Bunut landak

CV. LANUT BERSATU


CV. LANUT

NgABANG BUNUT

Anda mungkin juga menyukai