Secara umum, proses ekstraksi logam dari bijih tidak bisa dipisahkan dari proses proses kominusi (Reduksi Ukuran) untuk membebaskan mineral berharga sebagai proses awal, awal, proses lanjutan lanjutan dari kominusi kominusi melalui jalur Hidrometalurgi adalah Leaching (Pelarutan Selektif). Selektif). Ada beberapa reagent (Pereaksi) (Pereaksi) yang bisa digunakan dalam proses leaching untuk mengekstrak logam emas (Au) dan perak (Ag) dari bijih, Sianida (CN-) biasanya dalam bentuk senyawa KCN atau NaCN, diantaranya : Mercury (Hg), Sianida Thiosulfat (Na2S2O3), dan Thio Thiourea. Pemilihan reagent yang digunakan untuk leaching Secara umum, jalur proses pengolahan emas dan bergantung kepada: perak yang sering digunakan oleh industri dapat 1. Jenis mineral bijih dilihat dalam diagram berikut : 2. Kadar logam berharga dalam bijih 3. Harga/biaya Ore 4. Kemudahan handling material 5. Peraturan perundangan yang berlaku. Sampai saat ini reagent sebagai pelarut emas dan Crushing perak yang paling banyak digunakan di industri Kominusi adalah Sianida (CN-). Meskipun mempunyai sifat yang Crushing/Milling beracun, namun sianida paling banyak digunakan. Hal Concentration itu disebabkan oleh Recovery Au yang tinggi (>95%), Leaching waktu proses yang relatif singkat, dan sampai saat ini Jalur 1 Jalur 2 paling ekonomis. Adsorption Precipitation Di masa yang akan datang, kemungkinan posisi sianida akan tergantikan oleh reagent lain yang lebih Elution Decantation ramah lingkungan tetapi tidak mengurangi recovery dari Emas dan Perak. Beberapa reagent sudah di Electrowining Filtering coba oleh para peneliti, terutama thiosulfat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan sendiri, thiosulfat memang bisa digunakan sebagai Cake reagent pengganti sianida. Meskipun konsumsi thiosulfat jauh lebih besar dari pada sianida namun thiosulfat lebih ramah lingkungan dan cash cost lebih Smelting rendah, cash cost yang lebih rendah dibandingkan sianida disebabkan oleh tidak adanya biaya untuk Bullion destruksi sianida. Penyempurnaan penelitian masih terus dilakukan oleh para peneliti terutama terhadap kestabilan thiosulfat yang memang lebih rendah Refining dibandingkan Sianida, sehingga perlu kondisi yang benar-benar terjaga dengan baik. Au & Ag Pure Concentration Parameter proses yang harus dijaga pada proses leaching : Proses pengkonsentrasian ini tidak harus dilakukan, 1. Ukuran butiran dari bijih tergantung dari jenis mineral bijih. Jika bijih banyak Tergantung jenis mineralnya, untuk UBPE mengandung emas dalam bentuk native maka Pongkor 80%-200 mesh (-74 mikron) sebaiknya dilakukan proses konsentrasi. Jika tidak 2. Kekuatan Sianida dilakukan konsentrasi maka emas dalam bentuk Semakin agresif sianida (konsentrasi semakin native tidak akan hancur dalam proses tinggi) maka reaksi akan semakin cepat, grinding/milling, hanya menjadi pipih yang akhirnya untuk UBPE Pongkor konsentrasi NaCN bisa melayang pada slurry dan terbuang bersama sebesar 750-850 ppm. tailing sebelum terleaching sempurna. 3. Dissolved Oxygen (Oksigen terlarut) Tergantung jenis mineralnya, namun Ada berbagai macam metode pengkonsentrasian, umumnya semakin tinggi oksigen maka reaksi metode yang paling banyak digunakan adalah Gravity juga semakin cepat. Tetapi ternyata Concentration baik itu Hamphreys Spiral, Shaking berdasarkan teori limiting rate didapatkan Table, ataupun Jigging. Metode-metode ini hanya bahwa perbandingan sianida dan oksigen memanfaatkan perbedaan berat jenis Au dan Ag dalam larutan adalah tetap yaitu 6 (enam). dengan mineral lainnya sehingga biaya yang Sehingga jika sianida berlebih maka yang dikeluarkan relative kecil. Salah satu metode Gravity menentukan kecepatan reaksi adalah Concentration yang sudah Advance adalah Knelson kelarutan oksigen, demikian pula sebaliknya. Concentrator. UBPE Pongkor mempunyai kandungan Standar parameter untuk DO di UBPE GRG sebesar 40%, artinya ada 40% dari total emas Pongkor adalah 6-8 ppm. yang bisa diambil dengan metode gravity 4. pH 10-10,5 concentration. Sehingga metode ini cukup bisa Jika pH<10 maka gas HCN yang terbentuk dipertimbangkan untuk digunakan agar recovery bisa semakin banyak. Gas HCN tidak mempunyai meningkat dan menurunkan cash cost. kemampuan untuk melarutkan Au dan Ag sehingga recovery Au dan Ag akan turun. Jika pH>10,5 maka kemungkinan akan terbentuk Leaching H2O2 yang juga bisa menurunkan recovery Au dan Ag. Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai dari 5. %-Solid Teori Oksigen Elsner, Teori Hidrogen Janin, Teori Semakin tinggi %-solid dengan waktu tinggal Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori korosi yang sama maka recovery Au dan Ag Boonstra, sampai Teori Pembuktian Kinetika dari menurun. Jika %-solid terlalu rendah maka Habashi. Teori yang paling banyak dipakai adalah pemakaian sianida akan berlebih meskipun teori oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag kemungkinan recovery Au dan Ag meningkat, dengan sianida adalah sebagai berikut: disamping itu kapasitas produksi juga akan 2Au + 8NaCN +O2 + 2H2O 4NaAu(CN)2 + 4NaOH menurun. Standar pabrik UBPE Pongkor 2Ag + 8NaCN +O2 + 2H2O 4NaAg(CN)2 + 4NaOH untuk % solid ini adalah 38-42%. 6. Temperatur Mekanisme reaksi dapat digambarkan dalam suatu sel Semakin tinggi temperatur maka kecepatan elektrokimia berikut : reaksi meningkat, namun juga dibatasi oleh kandungan DO karena semakin tinggi Daerah Katodik temperatur maka DO akan semakin menurun. O2 + 2H2O + 2 e- → H2O2 + 2OH- O2 Pada UBPE Pongkor, temperatur proses tidak dikendalikan dan rata-rata sekitar 40oC. 7. Waktu Tinggal (Retention Time) 2OH- Semakin lama waktu tinggal untuk reaksi maka recovery bisa meningkat namun Aqueous Phase kapasitas produksi yang menurun. Pada UBPE 2Au → 2Au+ + 2 e- Pongkor, waktu tinggal slurry dalam tangki 2Au+ + 4CN- → [Au(CN)2]- 4CN- adalah 48 jam. Waktu tinggal ini bisa Daerah Anodik dikendalikan dengan cara mengendalikan 2Au(CN)2- flowrate dari slurry yang masuk ke tangki NBL leaching. Nerst’s Bounder Layer Jalur 1 temperatur 80-90oC untuk melemahkan Adsorption ikatan C-Au(CN)2-. 4. Recycle Elution Proses adsorbsi ini merupakan proses awal dari Setelah ikatan C-Au(CN)2- lemah maka recovery. Ada beberapa jenis adsorban (bahan dilepas dengan mengalirkan air recycle pada penyerap logam emas dan perak yang telah larut) temperatur 100-120oC dan tekanan 300-400 yang bisa digunakan yaitu karbon aktif, zeolit, Kpa. Air yang keluar dari elution column ataupun resin. Adsorban yang sering digunakan setelah proses ini masuk ke tangki eluate dalam industri pertambangan emas adalah karbon sebagai larutan kaya (Pregnant Solution) dan aktif. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam siap dilakukan proses selanjutnya yaitu memilih karbon aktif adalah: Electrowining. 1. Hardness/attrition resistant (kekerasan) 5. Water Elution 2. Aktivitas 6. Water Cooling 3. Kapasitas total emas yang diserap Pada stage 5 dan 6 air yang keluar dari elution 4. Bentuk dan distribusi ukuran karbon column selanjutnya masuk ke tangki recycle untuk 5. Persentase Abu digunakan pada stage 4 (Recycle elution) pada 6. Berat jenis ruah karbon (Bulk Density) elution berikutnya. 7. Kandungan Air kristal (moisture) 8. Luas permukaan Electrowining 9. %-Karbon Tetraklorida (CCl4) 10. %-w/wt Penyerapan benzene Prinsip electrowining adalah mengendapkan logam Dari sifat-sifat karbon aktif di atas, yang paling yang diinginkan dari larutan kaya dengan penting adalah Hardness / attrition resistant dan memberikan ion listrik searah pada elektroda yang Aktivitas. digunakan sehingga terjadi proses reduksi-oksidasi (Redoks). Dalam proses Redoks, ada 2 elektroda Elution yang digunakan, yaitu: 1. Anoda Proses elution adalah proses pelepasan kembali Pada anoda selalu terjadi reaksi oksidasi, senyawa kompleks Au(CN)2- dan Ag(CN)2- dari karbon untuk electrowining larutan sianida, reaksi aktif. Ada beberapa metode standar yang biasa yang terjadi: digunakan, untuk UBPE Pongkor menggunakan 2H2O O2 + 4H+ + 4 e standar metode dari AARL (Anglo American Research Karena terbentuk H+ maka kemungkinan pH Laboratory). Pada proses elution ini dibagi dalam 6 larutan akan turun dan terbentuk gas HCN stage: yang membuat korosif pada anoda jika anoda 1. Acid Wash dari baja. Maka dari itu perlu dikendalikan pH Tujuan dari acid wash adalah untuk larutan dan dijaga min 12,5. melarutkan senyawa karbonat (CO32-) 2. Katoda terutama kalsium karbonat (CaCO3). Pada Pada katoda selalu terjadi reaksi reduksi dari proses ini digunakan HCl 3%, reaksi yang ion logam dalam larutan dalam hal ini Au dan terjadi : Ag. CaCO3 + 2HCl CaCl2 + CO2 + H2O Au+ + e Au dan Ag+ + e Ag Asam lain juga bisa digunakan missal: HNO3 Jumlah katoda pada proses elektrowining lebih hanya saja karena lebih oksidatif maka harus banyak daripada anoda. di perhatikan benar penggunaannya agar Katoda = Anoda +1 karbon (C) tidak teroksidasi menjadi CO2. Besarnya arus dan voltase yang digunakan dapat 2. Water Wash dihitung dengan menggunakan persamaan Nerst. Pada proses ini hanya bertujuan untuk Produk dari electrowining ini adalah cake (Lumpur membersihkan karbon yang telah tercuci oleh kadar tinggi) yang selanjutnya siap untuk dilebur. HCl. 3. Pretreatment /Presoak Jalur 2 Sebenarnya proses pretreatment/presoak Precipitation inilah awal dari pelepasan senyawa kompleks Au dan Ag dari karbon. Pada proses ini Proses presipitasi dilakukan pada larutan hasil digunakan NaOH 3% dan NaCN 3% pada leaching yang telah dipisahkan dari padatan dan telah dijernihkan. Proses pemisahan solid-liquid dan penjernihan ini biasanya dilakukan dengan (AgNO3). Perak dari bullion larut dan mengendap menggunakan beberapa thickener secara berjenjang di Katoda, setelah benar-benar terpisah maka yang sering disebut dengan CCD Thickener (Counter masing-masing dilebur. Current Decantation). Emas dan perak hasil peleburan yang masing- Presipitasi bisa dilakukan dengan beberapa cara: masing mempunyai kadar >90%, dicetak 1. Menggunakan gas berbentuk lempeng kemudian dijadikan Anoda 2. Menggunakan ion exchange pada proses selanjutnya yaitu dilakukannya 3. Menggunakan logam lain (Sementasi) elektrolisa untuk proses pemurnian lebih lanjut. Sementasi yang paling sering dilakukan dalam proses Pada proses elektrolisa untuk memurnikan emas, presipitasi. Logam yang sering dipakai pada proses larutan yang digunakan adalah Au(Cl)2- dan sementasi adalah seng (Zn) dalam bentuk serbuk. AgNO3 digunakan pada proses elektrolisa untuk Selain seng sebenarnya logam apa saja bisa dipakai memurnikan perak. Hasil dari elektrolisa asalkan lebih mudah teroksidasi (potensial reduksinya kemudian di lebur dan didapatkan logam dengan lebih kecil) daripada logam yang ingin diendapkan. kemurnian 99,99% untuk emas dan perak. Biasanya yang dipakai adalah deret volta: 2. Bullion dengan kadar Au >> Ag Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Zn, Cu, Fe, Pb, Ag, Pt, Au. Bullion langsung dilebur dengan dihembuskan gas chlor (Cl2), gas chlor bisa mengikat emas dan Logam-logam di kiri Au dan Ag bisa digunakan untuk akhirnya bisa dipisahkan dengan logam perak. mengendapkan Au dan Ag. Aluminium (Al) tidak Masing-masing logam dibentuk lempeng untuk dapat digunakan dalam sementasi untuk larutan dijadikan sebagai anoda dan selanjutnya sianida karena Oksida Aluminium yang terbentuk dilakukan proses elektrolisa. Setelah proses sifatnya protektif. Sehingga begitu oksida aluminium elektrolisa pada masing-masing logam (Emas dan terbentuk maka reaksi berhenti. Reaksi yang terjadi Perak) selanjutnya langsung dilakukan peleburan pada sementasi menggunakan serbuk Seng (Zn) : dan didapatkan logam emas dan perak dengan kemurnian 99,99%. Au+ + Ag+ + Zn Au + Ag + Zn2+
Lumpur (cake) yang dihasilkan kemudian dipress
(biasanya menggunakan press filter) dan cake yang sudah kering siap untuk dilebur.
Smelting
Peleburan untuk cake membutuhkan temperatur
minimal 1200oC dengan penambahan reagent berupa borax (Na2B4O710H2O). Penambahan borax bertujuan untuk mengikat slag (Terak) agar encer sehingga mudah untuk dilakukan tapping serta untuk menurunkan titik leleh dari cake. Hasil dari proses peleburan ini adalah Bullion (paduan Emas dan Perak).
Refining
Proses refining dari bullion dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan logam Emas dan Perak Murni. Biasanya ada 2 proses yang dilakukan dalam pemurnian dari bullion ini: 1. Bullion dengan kadar Ag >> Au Dilakukan proses elektrorefining. Proses ini pada prinsipnya sama dengan elektrowining, hanya saja Anoda yang digunakan adalah Bullion dengan larutan yang digunakan Perak Nitrat