Anda di halaman 1dari 60

BAB 4

PROSES PENGELOLAHAN KELAPA SAWIT

Proses pengelolahan TBS adalah suatu proses kerja untuk memperoleh


minyak sawit dari daging buah (mesocarp) dan inti sawit dari biji. Mutu dan
rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh fraksi panen derajat kematangan,
kegiatan pengutipan brondolan dan perlakuan terhadap TBS. Perlakuan TBS
mulai dari panen, transport, dan proses pengolahan di pabrik akan menentukan
kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan.
Pada prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi minyak dan inti sawit
dapat dibagi dalam beberapa stasiun yaitu:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Receptiont Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)
3. Stasiun Penebahan (Thresshing Station)
4. Stasiun Press (Pressing Station)
5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
6. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Recovery Station)
Untuk menunjang proses pengolahan TBS tersebut, maka PKS PT. Bakrie
Sumatera Plantations, Tbk dilengkapi dengan utility, yang terdiri dari:
1. Stasiun Pembangkit Uap (Boiler)
2. Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Plant)
3. Stasiun Pembangkit Listrik (Power Pant)

15
4.1. Stasiun Penerimaan Buah (Receptiont Station)

Tandan buah segar dari


PT. Bakrie Sumatera plantations, Tbk
kebun sendiri

Penerimaan buah

Jembatan Timbang

Loading Ramp

Sortasi

Fresh Fruit Bunch Conceyor 1

Fresh Fruit Bunch Conveyor 2

Sterilizer

16
4.1.1. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Jembatan timbang merupakan alat ukur berat yang berfungsi sebagai
tempat/alat penimbanga TBS yang di bawa ke pabrik (minyak inti sawit) serta
penimbangan barang lain yang terkait dengan aktivitas kebun. Adanya tujuan dari
penimbangan barang lain yang terkait dengan aktivitas kebun. Adanya tujuan dari
penimbangan tersebut adalah:
1. Mengetahui jumlah TBS yang dihasilkan
2. Mengetahui jumlah minyak dan inti sawit dari pabrik yang akan dijual.
3. Mengetahui jumlah janjangan kosong dari pabrik yang akan di jadikan
pengganti pupuk.
4. Menghitung biaya pengangkutan.
Ada beberapa material yang ditimbang pada jembatan timbangan antara lain:
1. TBS
2. CPO
3. Palm Kernel
4. Tandan Kosong
5. Cangkang Kelapa Sawit
PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki satu unit jembatan
timbungan dengan tipe digital yang dimiliki kapasitas penimbangan maksimal 60
ton dengan panjang 15 m dan lebar 3 m. Pada bagian bawah jembatan memiliki 6
loadcell yang berfungsi sebagai sensor jembatan.
Spesifikasi peralatan :
1. Merek : Every Weigh Trorix
2. Tipe : J 311 / 15x3 M
3. Ukuran : 15 meter x 3 meter
4. Kapasitas : 60.000 Kg
5. Tahun / No. Seri : AMT / 80 / K / 2006
Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang terlebih dahulu di
jembatan timbangan untuk memperoleh berat sewaktu berisi (bruto) dan sesudah
dibongkar (tarra) selisihnya adalah jumlah bersih (netto) TBS yang diterima.
Untuk mengetahui berat jumlah TBS yang masuk ke dalam pabrik untuk
tahap proses pengolahan, maka kita menggunakan formula berikut :

17
Netto=Bruto−Tarra

Adapun keterangan untuk formula tersebut adalah :


Netto = Berat bersih TBS yang masuk pabrik
Bruto = Berat kotor TBS dengan alat pengangkutnya
Tarra =Berat kendaraan
Contoh perhitungan berat TBS yang masuk ke pabrik :
Diketahui :
Berat truk masuk dan TBS = 12,000 Kg
Berat kendaraan truk = 3,330 Kg
TBS masuk ke pabrik = Berat truk beserta buah (Bruto) – berat
kendaraan (Tarra)
= 12,000 Kg – 3330
= 8,670 Kg

Gambar 1. Jembatan Timbangan

4.1.2. Sortasi

Sortasi TBS dilakukan di lantai/peron loading ramp yang merupakan


kegiatan menurunkan TBS dari truk, mensortir TBS dan menaikan TBS mentah
maupun busuk ke truk dengan menggunakan tojok. Mutu dan rendemen hasil olah
sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen, PKS PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk menerima TBS dari kebun sendiri dari pihak ketiga.

18
Persyaratan TBS untuk kebun inti (kebun sendiri) adalah:

No Deskripsi/Fraksi Kriteria

1 Mentah Tidak ada brondol (0%)

2 Mengkal < 2% Butir/janjang

3 Masak < 88%

4 Lewat Masak < 5%

5 Tandan Kosong 0%

6 Tandan Abnormal < 5%

7 Tandan Panjang 0%

Tabel 1. Persyaratan TBS


Pelaksanaan dan ketentuan sortasi untuk pihak ketiga adalah sebagai
berikut:
Buah mentah dan mengkal (tidak ada yang membrondol & warna daging buah
kuning pucat) tidak diterima dan harus dikembalikan.
1. Buah abnornal (partenokarpi dan buah batu) tidak diterima dan harus
dikembalikan.
2. Buah busuk tidak diterima dan harus dikembalikan.
3. Tangkai panjang adalah tangkai lebih dari 2cm dari dasar tandan, apabila
buah tersebut diterima akan dikenakan potongan 1kg/tandan yang
bertangkai panjang.
4. Brondolan yang diterima adalah brondolan yang segar, brondolan busuk
dan brondolan cincangan tidak diterima.
5. Potongan sortasi minimal 3% dan apabila buah yang diterima di luar
kriteria yang akan ditentukan maka akan dikenakan finalty (tambahan
potongan sortasi) yang ditentukan oleh bagian sortasi.

19
6. Penentuan buah mentah atau matang tidak berdasarkan jumlah brondolan
yang membrondol tetapi berdasarkan warna buah yang jingga kemerahan.
7. Berat tandan yang diterima minimal 5kg.
8. TBS yang diterima 2x24 jam setelah di panen.
9. Tidak diperbolehkan masuk ke area loading ramp, selain supir dan tugas
bongar.
10. Akan menerima hanya produk yang halal (tidak boleh menrima bahan
curian).
11. Persyaratan buah untuk TBS Purchase:

No Deskripsi/Fraksi Kriteria

1 Mentah 0%

2 Mengkal 5%

3 Matang Min 90%

4 Lewat Matang Max 5%

5 Terlalu Matang (Busuk) 0%

6 Brondolan Min 5%

7 Tandan Kosong 0%

8 Tandan Panjang 0%

9 Abnormal 0%

Tabel 2. Persyaratan buah untuk TBS Purchase

20
Gambar 2. Sortasi

4.1.3. Penampungan Buah (Loading Ramp)


Loading Ramp merupakan tempat yang berfungsi untuk menampung TBS
dari kebun sebelum di proses, mempermudahkan pemasukan TBS ke dalam lori,
dan mengurangi kadar kotoran yang terdapat pada TBS . TBS yang telah disortir
akan di angkut loader menuju ke hopper. PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk memiliki satu unit loading ramp dengan 17 pintu. Setiap pintu masing-
masing berkapasitas kurang lebih 20 ton TBS dengan sistem kerja pintu
menggunakan tenaga hydraulic.

Gambar 3. Loading Ramp


Pada gambar diatas kita dapat melihat lebar wadah loading ramp selebar
4080 cm. itu didapat antara lain dengan cara mengalikan jumlah gate pada loading
ramp dengan panjang tiap gate.

21
 Spesifikasi gate = 240 cm x 133 cm x 14 cm
= 446880 cm3
= 0,44 m3
 Lebar loading = Panjang tiap gate x jumlah gate
= 240 cm x 17
= 4080 cm
= 40,8 m
Pada loading ramp, untuk mengatur pengeluaran TBS menuju ke Fresh
Fruit Bunch Conveyor 1 (FFBC 1) dengan system FIFO (First In First Out)
dimana prinsip FIFO ini adalah buah yang pertama masuk atau dengan kata lain
buah yang pertama kali di olah.
Proses pembukaan gate dilakukan dengan system hydraulic dimana motor
hydraulic mengontrol 9 panel. 1 panel setiap 2 gate dan 1 panel panel tinggal di
gate pertama. Adapun spesifikasi motor yang digunakan dan jenis silindernya
adalah :
1. Spesifikasi Elektro Motor
 Merk : CNG Australia
 Type : SGAT -123 S-4
 Kw : 5,5,
 Volt : 380
 S :1
 Hz : 50
 Ip : 55
 Amp : 11,3
 Rpm : 1450
 Cos : 0,85
 Effisiensi : 87 %
 Bearing : DE = 6308-2RS/c3
NDE = 6308-2RS/c3
 AMD Temp : 40ºC
 Weight : 68 Kg

22
4.1.4. Lori
Lori adalah alat yang digunakan untuk menampung atau membawa buah
dari loading ramp ke rebusan. Lori terbuat dari plate besi yang beroperasi sebagai
tempat keluarnya air udara, serta sebagai lubang penetrasi steam ke dalam buah
pada saat buah direbus. Kapasitas dari lori di PKS PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk adalah 15 ton.

Gambar 4. Lori

4.2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)


Sterilizer adalah proses perebusan dalam suatu bejana uap bertekanan yang
digunakan untuk merebus TBS dengan uap ( steam ) disebut dengan Sterilizer.
Steam yang digunakan adalah saturated steam atau uap basah dengan tekanan 2,8
– 3,0 bar.
Proses perebusan:
1. Masukan steam untung buang udara selama 2 menit.
2. Masukan steam hingga tekanan 1,0 - 1,5 kg/cm2 menuju puncak I selama
15 menit.
3. Buang steam condensat I hingga P = 0 kg/cm² selama 3 menit.
4. Masukan kembali steam hingga ke puncak II hingga tekanan 1,5 - 2,0
kg/cm² selama 15 menit.
5. Buang steam condensat II hingga P = 0 kg/cm² selama 5 menit.

23
6. Naikan kembali steam hingga ke puncak III hingga tekanan 2,8 - 3,0
kg/cm²
7. Tahan steam pada puncak III selama 45 menit.
8. Buang steam hingga tekanan P= 0 kg/cm² selama 10 menit.

Waktu perebsan untuk TBS normal (masak sesuai fraksi) yang dibutuhkan
adalah ± 95 menit dan TBS restan ± 85 - 90 menit (sesuai dengan kondisi buah
restan) dengan suhu perebusan ± 141 - 143 ºC. PKS PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk memiliki 2 unit Sterilizer dengan tipe horizontal yang
menggunakan proses perebusan tiga puncak. Isi dari masing-masing sterilizer
adalah 3 lori. Tujuan dilakukan perebusan adalah sebagai berikut.
1. Mempermudah pelepasan brondolan dari janjangan pada saat proses
pemipilan buah di thereser.
2. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas (ALB) dengan menghentikan
aktivitas enzim lipase pada saat proses perebusan.
3. Menurunkan kadar air buah (brondolan), sehingga mempermudah proses
pelumatan di digester dan sel-sel minyak dapat dengan mudah di press.
4. Mempermudah proses pelepasan inti dari cangkang, inti memiliki sifat
rekat yang kuat pada cangkang. Maka untuk mengurangi daya erat inti
memiliki sifat sawit dengan cangkang perlu dilakukan dengan mengurangi
daya rekat inti sawit.

24
Gambar 5. Perebusan

4.2.1. Jembatan Sterillizer


Jembatan Sterillizer berfungsi sebagai untuk masuk dan keluarnya lori
buah. Jembatan dipasang di pintu masuk dan keluar rebusan (Sterillizer).

Gambar 6. Jembatan Sterillizer


4.2.2. Indexer
Prinsip kerja dari indexer adalah mendorong lori pada plate bagian bawah,
indexer berada pada sepanjang lintasan lori/rail track. Lori dapat didorong karena
adanya 2 buah pendorong yang terdapat di dalam indexer yang bekerja untuk
mendorong lori maju dan mundur. Mekanisme tersebut diatur oleh plate yang
berada pada dasar indexer yang terpasang dengan sistem hydraulic. Plate tersebut
menyebabkan salah satu pendorong turun sehingga lori dapat bergerak ke salah
satu arah. Indexer ditempatkan di 13 titik, yaitu:
1. Di depan Sterillizer
2. Di belakang Sterillizer
3. Keluaran tippler (untuk menarik lori kosong)
4. Dari FBB 2 ke transfer carriage
5. Dari transfer carriage menuju Sterillizer

25
6. Masuk tippler
Untuk mengontrol indexer, operator berada pada meja panel yang terdiri
dari beberapa push button dan joy stick yang mengatur penggerak (maju/mundur)
indexer serta mengatur sistem hydraulic.

Gambar 7. Indexer

4.2.3. Tippler
Tippler adalah alat yang digunakan dalam proses penuangan lori untuk
diproses di thresher drum. PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 1
unit Tippler dengan sistem kerjanya yaitu dengan memutar lori sampai
kemiringan 1800 sehingga buah dapat tertuang. Untuk tercapai kapasita 45 ton/jam
maka waktu tuang untuk lori adalah selama 13 menit ditambah waktu keluar &
masuknya lori adalah 7 menit. Tujuannya adalah
1. Untuk mencapai kapasitas olah 45 ton/jam.
2. Agar tidak trip, sehingga penuangan harus optimal (tidak terlalu banyak
ataupun sedikit).
3. Untuk menjaga kebutuhan umpan digester agar tidak kosong.
4. Untuk menjaga kebutuhan bahan bakar fiber di boiler.

26
Gambar 8. Tippler
 Data spesifikasi tippler :
1. Elektro motor 1
 Merk : CMG AUSTRALIA
 Type : SGAT-160M4
 Kw : 11
 Volt : 380 V
 Hz : 50
 Ip : 55
 Amp : 22
 Rpm : 1460
 Conn : 0,86
 Bearing : 6309 -2RS/c3
2. Elektro motor 2
 Merk : CMG AUSTRALIA
 Type : SGAT 90 L4
 Kw : 1,5
 Volt : 220-240/380-420 V
 Amp : 5,4/3,1
 Rpm : 1405
 Conn : 0,86

27
 Bearing : 6205 -2RS/c3
3. Power peak
 Merk : EATON
 Job no : P06-3068-2-1
 Rate : 12-06-2006

4.3 Stasiun Pemipilan (Theressing Station)

Tippler

Inclined Sterilized Fruit Bunch


Conveyor

Distibution Bunch Conveyor

Thresher Thresher

Under Thresser
Horizontal Empty Buch Conveyor 1&2
Conveyor

Inclined Loose Fruit Conveyor


Inclined Empty Bunch
Conveyor

To Fruit Distribution
Conveyor

28
4.3.1. Thresshing
Theressing berfungsi untuk memisahkan antara berondolan dan tandanya.
Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari
tandannya dan jatuh ke converyor untuk didistribusikan ke thresser untuk
pembantingan kedua kalinya. PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
memiliki 2 unit, tetapi saat proses hanya beroperasi 1 unit, sedangkan yang
lainnya stand by/dalam proses perbaikan. Thresser ini berkapasitas 30 ton/jam
dengan lifting bar sebanyak 18 buah dan kecepatan putar 22-24 rpm.
Pada bagian thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk
tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk
didistribusikan ke penampungan empty bunch. Sedangkan brondolan masuk ke
dalam below thresser conveyor dan selanjutnya inclined loose fruit distribusi
conveyor menuju digester.

Gambar 9. Thresshing

29
4.4. Stasiun Pengempaan (pressing station)

Digester

Screw Press

Crude Oil Gutter

Cake Breaker Conveyor ( CBC )


Sand Trap Tank

Depericarper Fiber Cyclone

Nut Polishing Air lock Fibre


Drum Cyclone

Inclined Nut Inclend Fuel Fan


Conveyor Conveyor

4.4.1. Digester
Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk dan pencacah dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan
dapat dicacah di dalam tangki ini. Tujuan dari pengadukan buah antara lain:
1. Untuk melumatkan buah agar lebih mudah dipress.
2. Mengeluarkan minyak di permukaan sel yang pecah.
3. Mengatur adonan agar menyerap panas.
4. Untuk mencegah terjadinya penumpukan agar dapat lebih mudah keluar ke
alat press.

30
Bagian dari digester :
1. Long arm.
2. Short arm.
3. Expeller arm.
4. Besi siku.
5. Shaft digester.
6. Pipa steam.
7. Valve steam.
8. Bottom plate.
9. Hydraulic sliding door.

PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 3 unit digester


dengan masing-masing kapasitasnya adalah 5.000 liter. Pada saat proses
pengelolahan digester yang dioperasikan hanya 2 unit, dan 1 unit lainnya dalam
keadaan stand by/perbaikan. Pada masing-masing digester memiliki 5 pcs pisau
long arm untuk mengaduk brondolan dan 5 pcs short arm untuk mencacah
brondolan (5 arm). Proses pelumatan diisian digester lebih dari ¾ dari volumenya.
Tujuannya untuk pelumatan dari fruit mash sempurna dan kebutuhan dari digester
terpenuhi. Pada proses pengadukan, temperatur digester harus dijaga pada
temperatur 90-95ºC.

Gambar 10. Digester

31
4.4.2. Screw Press
Pada proses ini dilakukan pengepresan memakai system hydroulic,
kapasitas mesin press adalah 22,5 ton/jam dan bertekanan press 55 – 60 Bar.
Tujuan tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan inti pecah dan screw press mudah haus.
Sebaliknya, jika tekanan mesin press terlalu rendah makal oil losses di
ampas tinggi. Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke crude oil gutter
diteruskan ke sand trap tank untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri
dari biji dan fiber), yang akan dipisahkan dengan menggunakan cake breaker
conveyor (CBC).
PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 3 unit screw press,
pada saat proses pengolahan screw press yang beroperasi hanya 2 unit dan 1 unit
sedang dalam keadaan stand by/perbaikan.
 Data spesifikasi screw Press :
Elektro Motor
 Merk : Sew Euro Drive
 Kw : 37
 Hz : 50
 IP : 55
 Amp : 70,2
 Rpm : 1450 r/d
 Volt : 380
 BEARING : 6309 ZZ/6309 ZZ

32
Gambar 11. Screw Press

4.4.3. Sand Trap Tank


Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari crude oil yang berasal
dari screw press. prosesnya, minyak keluaran dari proses akan mengalir melalui
oil gutter dan masuk ke sand trap tank, lalu dipanaskan dengan suhu 95ºC. Proses
pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam yang diinjeksikan
kedalamannya.

Gambar 12. Sand Trap Tank

4.5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)


Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk
melakukan pemurnian MKS (Minyak Kelapa Sawit) dari kotoran-kotoran, seperti
padatan, lumpur, dan air. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan
perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan atau (solid), lumpur
(sludge), maupun air.
Tujuan dari pembersihan/permurnian minyak adalah :
1. Untuk memisahkan kotoran yang terikut pada proses pengepresan.
2. Untuk mengurangi kadar air dalam minyak.
3. Untuk mengetahui hasil rendemen pada proses produksi atau CPO
yang didapat pada proses produksi pabrik.

33
4.5.1 Diagram Flow Stasiun Klarifikasi

Vibrating Screen Tailing conveyo0r

Crude Oil Tank Inclined Loose Fruit Conveyor

Distribution Tank Oil Tank

Continuous Settling Tank 1


Oil Purifier

Continuous Settling Tank 2


Float Tank

Sludge Tank
Vacuum dryer

Sand Cyclone
Oil Stroge Tank

Brush Strainer

Buffer Tank

Bak Fit
Sludge Centrifuge

Recycle Oil Tank

34
4.5.2 Vibrating Screen
Vibrating Screen berfungsi untuk menyaring minyak hasil pressan
dari serat-serat yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak.
Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat dan
sedikit kotoran dialirkan ke Vibrating Screen. Proses penyaringan
memakai mesh bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti serabut,
pasir, tanah, dan kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap
tank.
Pada PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk Vibrating yang
digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama
berukuran 40 mesh dan screen kedua berukuran 20 mesh. Padatan yang
tertahan pada vibrating akan dikembalikan pada digester melalui tailing
conveyor, sedangkan minyak dialirkan ke crude oil tank.
Pada alat vibrating screen ditambahkan air panas dengan tujuan
agar partikel-partikel pasir dapat memisah dengan baik. Pengenceran ini
akan berlangsung dengan menggunakan air bersuhu 90-95ºC.
Manfaat air pengencer:
1. Menurunkan viskositas cairan, sehingga zat yang berat jenisnya > 1
akan mengendap dan zat yang berat jenisnya < 1 akan mengapung.
2. Untuk memecahkan butiran minyak yang melekat pada padatan bukan
minyak NOS.
Cara kerja vibrating screen menggunakan system getaran dengan
mengalirkan minyak ke titik pusat screen sehingga kotoran yang
terkandung dalam minyak seperti ampas, pasir dan lainnya terdorong ke
sisi screen dan dikembalikan ke inclined loose fruit conveyor ke stasiun
pressan untuk diproses Kembali. Sedangkan tailing conveyor untuk
mendistribusikan ampas yang masih ikut bersama minyak yang telah
tersaring oleh mess yang ada di vibrating screen.

35
ambaran 13. Vibrating Oil Screen

4.5.3 Crude Oil Tank (COT)


Crude Oil Tank adalah tangki penampung minyak yang berfungsi
untuk memanaskan CPO sebelum masuk ke Continuous Settling Tank.
Suhu minyak akan dipertahankan pada temperatur 90-95ºC. Pada tangki
ini memiliki pengenceran air (Dilution water) yaitu 35,00 %, kadar
minyak 45,00% dan padatan (Solid) 20,00 %. Tangki ini juga terdapat
sekat sehingga minyak akan over flow melewati sekat yang selanjutnya
akan dipompakan ke Continuous Settling Tank. PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk memiliki satu Crude Oil Tank yang berkapasita 11 Ton.

Gambar 14. Crude Oil Tank

36
4.5.4 Distribution Tank
Distribution tank adalah tangki penampung untuk mendistribusikan
minyak kasar ke continuos settling tank (CST 1 dan 2).

4.5.5 Continuous Settling Tank


Minyak dari COT dipompakan ke CST yang bertujuan untuk
mengendapkan lumpur (sludge) berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Pada Continuous Settling Tank pemisahan atau pengendapan dibantu
dengan pemanasan dengan temperatur 90-95 ºC. Minyak yang berada di
bagian atas CST dialirkan ke oil tank melalui corong pipa skimmer secara
kontinu, sedangkan sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian
bawah dialirkan secara underflow menuju tangki sludge tank. Pada CST
terdapat stirrer yang berfungsi untuk membantu proses pemisahan dengan
cara mengaduk serta memecah antara lapisan minyak dan sludge.
PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 2 unit
continuous settling tank tipe vertical, dan pada saat proses pengolahan
hanya menggunakan 1 unit CST, sedangkan 1 unit lainnya dalam kondisi
stand by. Kapasitas masing-masing CST adalah 120 ton, hal ini bertujuan
agar waktu retensi pemisahan minyak dapat tercapai maksimal.
Bagian dari Continuous settling tank :
1. Stirer 3 Rpm
2. Skimmer minyak & sludge
3. Steam coil
4. Sight glass

37
Gambar 15. Continuous Settling Tank

4.5.6 Oil Tank


Oil tank berfungsi sebagai tempat penampungan minyak sementara
dari continuous settling tank dan sebelum minyak dikirim ke storage tank.
PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 1 unit Oil tank
dengan kapasitas ± 25 ton dengan tujuan proses pengendapan (mengurangi
kadar air pada CPO) dan untuk menjaga umpan (feeding) ke oil
purifier/vacuum dryer selalu stabil. Oil tank ini juga memiliki Kadar air
dalam minyak yaitu 0,60 % dan kotoran dalam minyak 0,15 %.

38
Gambar 16. Oil Tank

4.5.7. Sand Cyclone Tank


Sand cyclone tank berfungsi sebagai tempat penampungan pasir
sedangkan sludge di lanjutkan ke brush strainer.

4.5.8. Brush Strainer


Brush strainer berfungsi sebagai alat penyaringan sludge dengan
pasir atau kotoran lain yang terbawa dari Cyclone Tank.

4.5.9. Buffer Tank


Buffer tank berfungsi sebagai tempat penampungan sludge dari
hasil brush strainer sebelum dimasukkan ke centrifuge.

4.5.10. Sludge Centrifuge


Sludge centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan
minyak yang masih terkandung di dalam Sludge, dengan cara pemisahan
berdasarkan gaya sentrifugal. Di dalam Sludge centrifuge ini terdapat
bowl yang berputar, bowl berbentuk bintang yang diujungnya terdapat

39
nozzle dengan diameter lubang tertentu dan nozzle (1,7 mm) ini dapat
diganti jika losses yang dihasilkan sudah di atas standart.
Prinsip kerjanya adalah nozzle sentrifugal berputar dimana
pemisahannya, fraksi berat (lumpur dan kotoran) terlempar ke dinding
bowl dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ke tengah. Minyak yang
mempunyai densitas lebih kecil akan menju poros dan terdorong keluar
melalui sudut-sudut (paring disk), dan ditampung di recylcle tank sebelum
dipompakan oleh recylcle oil pump untuk dialirkan kembali ke CST.
Sedangkan sludge (heavy phase) yang mempunyai densitas yang lebih
besar akan terdorong ke dinding bowl dan keluar melalui nozzle, kemudian
sludge keluar melalui saluran pembangunan menuju sludge pit.

Gambar 17. Sludge Centrifuge

4.5.11. Recycle Oil Tank


Recycle oil tank berfungsi sebagai wadah penampungan minyak
hasil dari centrifuge sebelum dipompakan ke distribution oil tank.

4.5.12. Oil Purifier


Oil Purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air dan
kotoran-kotoran halus yang masih ada dalam minyak, pemisahan minyak
dilakukan dengan cara perbedaan berat jenis dimiliki minyak dan air.

40
kadar air dalam minyak menjadi 0,40 %, kotoran dalam minyak menjadi
0,10 % dan kadar minyak menjadi 7,00 %.
Oil Purifier bekerja dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu kotoran
dan air yang memiliki berat jenis yang besar akan berada pada bagian luar
(dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai berat jenis yang lebih
kecil bergerak ke arah poros untuk dialirkan ke vacuum dryer. Kotoran
dan air yang melekat pada dinding dialirkan ke saluran pembuangan untuk
dibawa ke bak fat fit. PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki
2 unit oil purifier yang kapasitasnya 12 ton/jam dan temperatur 90ºC.

Gambar 18. Oil Purifier

4.5.13. Vacum Dryer


Alat ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dan memurnikan
minyak produksi. Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung
air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke
vacuum dryer. Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle
sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan
mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang
memiliki tekanan uap lebih rendah dari air yang akan turun ke bawah dan
kemudian dipompakan ke storage tank. Untuk menjaga keseimbangan
minyak masuk dan keluar dari oil purifier digunakan float tank. PKS PT.
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk memiliki 1 unit vacuum dryer dengan

41
tekanan kerja -600 s/d 700 mmHg dan temperatur 80 - 90ºC. Standart
mutu kadar air CPO adalah 0,15% dan kadar kotoran 0,15%.

Gambar 19. Floot Trank

Gambar 20. Vacuum Dryer

42
4.5.14. CPO Flow Meter
Merupakan alat indicator minyak yang akan masuk ke storage tank.

4.5.15. Oil Storage Tank


Berfungsi sebagai tangki penyimpanan CPO yang dihasilkan
pabrik sebelum didistribusikan.
Stroge Tank adalah tangki yang digunakan untuk menampung dan
menyimpan CPO sebelum dilakukan penjualan (despatch). Tangki ini
Setiap hari dilakukan pengujian mutu dan kualitas CPO pada stroge tank
berkisar antara 50-55ºC. PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
memiliki 4 buah storage tank dengan kapasitas seperti pada tabel dibawah
ini

No Storage Kapasitas

1 1 2.000

2 2 1.000

3 3 1.000

4 4 2.000

Table 3 : Kapasitas storage tank

43
Gambar 21. Stroge Tank
Spesifikasi elektro motor pada stasiun klarifikasi
 Spesifikasi Vibrating Screen antara lain :
Elektro Motor
 Merk : Macon Motor
 Type : Des Frame Size 132
 Kw :2
 Hz : 50,cosΦ 0,89 ,
 IP : 54
 Amp : 4,5
 Rpm : 1425
 Volt : 380
 Spesifikasi Tailing Conveyor antara lain :
Elektro Motor
 Merk : Sew Euro Drive
 Type : R 77 DV 100 M4
 KW : 2,2
 Hz : 50
 IP : 54
 Amp : 4,95/2,85
 Rpm : 1410
 Volt : :380/660V

44
 Spesifikasi Crude Oil Pump antara lain :
Elektro Motor
 Merk : TECO
 Type : AEEBKB
 Kw : 11
 Hz : 50
 Ip : 55
 Amp : 21,5/19,7
 Rpm : 1400
 Volt : 380/415
 Bearing : 6309 ZZ / 6307 ZZ

 Spesifikasi Sand Cyclone Pump antara lain :


Elektro Motor
 Merk : TECO
 Type : AEEBKB
 Kw : 11
 Hz : 50
 Ip : 55
 Amp : 21,5/19,7
 Rpm : 1415
 Volt : 380/415
 Bearing : 6309 ZZ / 6307 ZZ

 Spesifikasi Sand Cyclone Pump antara lain :


Elektro Motor
 MERK : TECO
 TYPE : AEEBKB
 Kw : 11,4Pole
 Frame Size : 160 M
 Hz : 50

45
 IP : 55
 Volt : 380/415
 Amp : 21,5/19,7 A
 Rpm : 1455 r/min
 Bearing : 6309 ZZ / 6307 ZZ

 Spesifikasi Sludge Santrifiuge antara lain:


Elektro Motor
 MERK : ELECTRIM
 TYPE : M 150 L-4
 Kw : 22
 Hz : 50
 Amp : 42,9 A
 Volt : 380
 Rpm : 1470

 Spesifikasi Vacum Pump antara lain :


Elektro Motor
 MERK : TECO
 Type : AEEBKB
 Kw : 11, 4Pole
 Frame Size : 160 M
 Hz : 50
 IP : 55
 Volt : 380/415
 Amp : 21,5/19,7A
 Rpm : 1455 r/min
 Bearing : 6309 ZZ / 6307 ZZ

46
 Spesifikasi Recycle Oil Pump antara lain :
Elektro Motor
 MERK : TECO
 Type : AEEBKB045R50YU
 Kw : 5,5 , 4Pole
 Frame Size : 112 M
 Hz : 50
 IP : 55
 Volt : 220/380
 Amp : 15,4/8,95A
 Rpm : 1440 r/min
 Bearing : 6306 ZZ / 6306 ZZ

 Spesifikasi Hot Well Pump anatara lain :
Elektro Motor
 MERK : TECO
 Type : AEEBKB
 Kw : 3 , 2Pole
 Frame Size : 100 L
 Hz : 50
 IP : 55
 Volt : 220/380
 Amp : 10,2/5,9A
 Rpm : 2880 r/min
 Bearing : 6206 ZZ / 6305 ZZ

 Spesifikasi Sludge Fit Pump anatara lain :


Elektro Motor
 MERK : TECO
 TYPE : AEEBKB
 Kw : 11, 4Pole

47
 Frame Size : 160 M
 Hz : 50
 IP : 55
 Volt : 380/415
 Amp : 21,5/19,7A
 Rpm : 1455 r/min
 Bearing : 6309 ZZ / 6307 ZZ

 Spesifkasi Stiner CST antara lain :


Elektro Motor
 MERK : SEW EURO DRIVE
 TYPE : R 147 RZZ DM 100 LS4
 Kw : 2,2
 Hz : 50
 Amp : 4,9A
 VOLT : 380
 RPM : 1400

 Spesifikasi Sludge Fit Pump anatara lain :


Elektro Motor
 MERK : ATB
 TYPE : AF 160 L/2F
 KW : 15
 Hz : 50
 Amp :15,5/27A
 VOLT : 690/400
 RPM : 2940
 BEARING : AS 6409-C3S-C3 / BS 6209-2RS-C3

48
 Spesifikasi Oil Tranfer Pump anatara lain :
Elektro Motor
 MERK : TECO
 Kw : 7,5, 4Pole
 Frame Size : 132 M
 Hz : 50
 IP : 55
 Volt : 380/415
 Amp : 16,2-14,9A
 Rpm : 1450 r/min
 Bearing : 6308 ZZ / 6306 ZZ

49
4.6. Stasiun Karnel

Cake Breaker Conveyor

Depericarper Fibre Cyclone

Nut Polishing Drum

Incleaned Nut Converyor

Destoner
Nut Grading Drum

Nut Hopper

Ripple Mill

C.M Conveyor

Air Lock C.M Elevator

Air Lock
Air Lock

LTDS 1
LTDS 2

Hydrocyclone

Kernel Kernel
Vibrating
Hydrocyclone

50
Hydrocyclone Hydrocyclone
Kernel Shell
Kernel Kernel

Wet Kernel Conveyor Wet Shell


Conveyor
Wet Kernel Elevator
Wet Shell Blower
Kernel distributor
KSD 1 & KSD 2
Shell Bunker
Kernel Silo 1 & 2

Fan Dried
Dry Kernel Conveyor
1&2

Dry Kernel Blower

Kernel Distributor Bunker

Kernel Bunker

Keterangan :

1. Fibre + Nut
2. Fibre
3. Nut
4. Kernel + Sheell
5. Kernel
6. Sheell

51
4.6.1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Cake Breaker Conveyor berfungsi membawa fibre dan nut menuju
depericaper. Alat ini digerakan oleh elektromotor sehingga pisau-pisau pemecah
(screw blade) beputar yang bertujuan untuk memecahkan cake (ampas press)
menjadi fibre dan biji, mengeringkan/mengurangi kadar air fiber sebagai bahan
bakar dan untuk memudahkan kerja blower fibre cyclone. Semakin tinggi kadar
air dalam fiber akan mengakibatkan kalor bakar yang rendah dan berakibat
langsung pencapaian tenaga kerja dan kapasitas uap yang dihasilkan boiler.

Gambar 22. Cake Breaker Conveyor

4.6.2. Depericaper Dan Fibre Cyclone


Depericaper berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masih
menempel pada biji. Selanjutnya, biji yang telah bersih dibawa menuju destoner.
Prinsip kerja depericaper adalah suatu tromol horizontal dan panjang yang
diujungnya terdapat blower penghisap (fibre blower) serta fibre cyclone. Dari
Cake Breaker Conveyor press cake jatuh di Depericaper, kemudian ampas (fibre)
terhisap ke fibre cyclone kemudian diangkut oleh conveyor untuk bahan bakar
boiler, sedangkan biji yang lebih berat jatuh ke nut polishing drum. Pemisahan
pada fibre cyclone terjadi akibat adanya perbedaan berat antara dua jenis bahan

52
yang hendak dipisahkan yaitu fibre dan nut. Bahan yang lebih ringan (fibre) akan
tertarik ke atas dan biji akan jatuh ke bawah memasuki depericaper.

Gambar 23. Depericaper Dan Fibre Cyclone

4.6.3. Nut Polishing Drum


Membersihkan sisa-sisa fibre dan nut, khususnya bagian ekor yang
bertujuan untuk menjamin bahwa nut bersih yang diantarkan dan untuk
memaksimalkan proses nut selanjutnya. Biji akan dipolis untuk melepaskan serat-
serat yang masih tinggal pada oleh plat-plat (lifting bar) yang ada pada dinding
porosnya.

Nut yang keluar dari kisi-kisi lubang akan jatuh ke inclined nut conveyor
dan diantarkan ke detoner columb. kecepatan putaran polishing drum di PKS PT.
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk adalah 24 - 25 rpm.

53
Gambar 24. Nut Polishing Drum

4.6.4. Destoner Coloumb


Polished nut (nut yang sudah bersih) kemudian diantarkan melalui
inclined nut conveyor menuju destoner dimana kecepatan udara akan mengangkat
nut (yang lebih ringan) menuju nut hopper sedangkan batu dan potongan logam
(yang lebih berat) dijatuhkan pada lantai. Hal ini menjamin bahwa nut telah
bersih dari batu dan potongan logam, yang dapat merusak ripple mill (pemecah
nut). Nut yang basah dari nut hopper akan diumpankan menggunakan air lock,
dimana untuk mengontrol pengumpanan, pada ripple mill.

54
Gambar 25. Destoner Coloumb
4.6.5. Nut Grading Drum dan Nut Hopper.
Metode pengolahan dan pemisahan inti kelapa sawit . Proses pengolahan
dan pemisahan meliputi pemisahan biji, pengeringan biji, pemecahan biji,
pemisahan inti dan cangkang serta pengeringan inti. Sebelum ditampung di
dalam nut hopper, biji bersih akan memasuki nut grading drum untuk
memisahkan antara biji berukuran kecil, sedang dengan biji berukuran besar.
Tujuan pemisahan biji adalah untuk memperoleh efisiensi pemecahan biji yang
optimal karena alat pemecah biji telah diset untuk memecahkan biji dengan
ukuran tertentu. Pengeringan biji dilakukan di dalam nut hopper dan bertujuan
untuk menguapkan kandungan air yang terdapat di dalam biji sehingga daya
lekat inti dan cangkang semakin renggang. Biji yang telah dikeringkan di dalam
nut hopper selanjutnya diumpankan ke alat pemecah biji, yaitu ripper mill. Biji-
biji tersebut akan terpecah sehingga mengeluarkan inti sawit (palm kernel) yang
ada di dalamnya. Hasil pemecahan dari ripper mill berupa campuran kernel,
cangkang dan kotoran halus selanjutnya dibawa oleh conveyor dan elevator
menuju ke bagian pemisahan.

Gambar 26. Nut Hopper .

4.6.6. Ripper Mill.


Ripper Mill berfungsi sebagai alat pemecah nut memisahkan cangkang
dengan inti. PKS PT. Bakrie sumut menggunakan 3 buah ripper mill. Ripper mill
memecahkan nut dengan cara menjepit nut diantara ripper plate dan rotor. Outlet
dari Ripper mill selanjutnya dibawa oleh Craked Mixture Elevator ke LTDS.

55
Gambar 27. Ripper Mill.

4.6.7. LTDS I dan II


Untuk memperoleh kernel yang baik dengan losses rendah, pemisahan
dilakukan dengan dua kolom pemisah. Setiap kolom pemisah bekerja secara dua
tahap, yaitu kolom pemisah utama (LTDS I) dan kolom pemisah dua (LTDS II).
LTDS adalah singkatan dari Light Tenera Dry Separating atau cara pemisahan
cangkang dari inti yang dilakukan dengan cara kering dengan bantuan hisapan
udara blower, dimana fraksi lebih ringan akan terhisap bagian atas, sedangkan
fraksi yang lebih berat akan jatuh ke bawah.
Hisapan pertama di LTDS I merupakan upaya untuk menghilangkan debu
dan partikel halus seperti pecahan cangkang dan inti. Hisapan ini umumnya agak
lemah, sehingga hanya bertujuan untuk mengurangi volume campuran inti
cangkang.
Hisapan kedua di LTDS II ini bertujuan untuk memisahkan cangkang dari
inti. Dalam hal ini cangkang berbentuk lempeng dan tipis mudah terangkat ke
atas. Sebaliknya, inti yang umumnya berbentuk bulat dan tebal akan jatuh ke
bagian bawah.
Hisapan yang terlalu kuat akan menyebabkan inti ikut terangkut ke atas
dan menyebabkan efesiensi pengutipan inti turun, dan jika hisapan terlalu lemah
maka dalam inti banyak jumpai cangkang. Tumpukan cangkang yang masih

56
banyak mengandung inti akan diolah lebih lanjut dengan alat yang diebut cyclone
hydro. Standar losses di LTDS I adalah 2% dan LTDS II adalah 3%

Gambar 28. LTDS I dan II

4.6.8. Hydrocyclone
Hydrocyclone merupakan alat untuk memisahkan inti dari cangkang
dengan cara basah memanfaatkan perbedaan berat jenis inti dengan cangkang.
Dimana, inti masuk ke vibratting kernel sedangkan cangkang akan jatuh ke dalam
vibratting cangkang. Standar losses kernel di hydrocyclone adalah 2%. Alat ini
terdiri dari:
1. Bak air penampung cracker mixture yang terdiri dari beberapa sekat.
2. Tabung pemisah yang dilengkapi dengan pompa pengutip (herstal pump)
dan conus dibawahnya.

57
Gambar 29. Hydrocyclone
4.6.9. Kernel Silo Dryer
Berfugsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti. Di
dalam kernel silo dryer, biji akan dikeringkan untuk mengurangi kadar air biji.
Pengeringan dilakukan oleh blower dengan cara peniupan udara panas dari
heating element. Kadar air pada kernel silo adalah 7% dan kotoran adalah 8% jika
biji kurang kering maka akan mengakibatkan biji utuh dan biji setengah pecah
sehingga banyak yang terikut pada cangkang. Temperatur pengeringan pada
bagian kernel silo dryer adalah 80-85ºC. PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk memiliki 1 buah krenel silo dryer dengan kapasitas yaitu ± 30 ton.

Gambar 30. Kernel Silo Dryer

4.6.10. Karnel Bunker


Berfungsi sebagai tempat penyimpanan terakhir sebelum kernel dikirim ke
pk plant yang kemudian akan diangkat dengan truk untuk diolah sebagai pk plant
kernel. Pada PKS PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk terdapat 2 kernel bunker.

58
Gambar 31. Karnel Bunker

4.6.11. Shell Hopper


Berfungsi sebagai tempat menampung shell sebelum dikirim ke boiler
untuk menjadi baha bakar yang bercampur dengan fiber. Fibre shell hopper
berbentuk segi empat dengan dua cute pada bagian bawahnya memudahkan shell
keluar dari hopper.

Gambar 32. Shell Hopper

59
60
Spesifikasi Nut Polishing Drum : Spesifikasi Fibre Cyclone Fan :
 Elektro motor  Elektro motor
Merk : SEW EURO Merk : TECO
DRIVE Type : AEEBKB
Type : R 97 DM 132 Kw : 55
M4 Hz : 50
Kw : 7,5 Ip : 54
Hz : 50 Amp : 96
Ip : 54 Rpm : 1470
Amp : 11,4 Volt : 380 – 415
Rpm : 1450 Bearing : 6316 ZZ /
Volt : 415 6213 ZZ

Spesifikasi Incelaned Nut Conveyor : Spesifikasi Destoner Fan :


 Elektro motor  Elektro motor
Merk : SEW EURO Merk : TECO
DRIVE Type : AEEBKB
Type : R 77 DM 10 Kw : 37
LS4 Hz : 50
Kw : 2,2 Ip : 54
Hz : 50 Amp : 72,7 / 66,6
Ip : 54 Rpm : 1465
Amp : 4,9 Volt : 380 / 415
Rpm : 1400 Bearing : 6313 ZZ /
Volt : 415 6213 ZZ

Spesifikasi Destorner Air Lock : Spesifikasi Nut Grading Drum


 Elektro motor  Elektro motor
Merk : SEW EURO Merk : SEW EURO
DRIVE DRIVE
Type : R 77 DM 100 Type : R 97 DM 132
LS4 M4
Kw : 2,2 Kw : 7,5
Hz : 50 Hz : 50
Ip : 54 Ip : 54
Amp : 4,9 Amp : 15,4
Rpm : 1400 Rpm : 1450
Volt : 415 Volt : 415

61
Spesifikasi Ripple Mill : Ip : 54
Amp : 15/14
 Elektro motor
Rpm : 1445
Merk : ELECTRIM Volt : 380/420
Type : EM 132 M-4 Bearing : 6308ZZ
Kw : 7,5
Hz : 50
Spesifikasi C.M Conveyor : Merk : SEW EURO
DRIVE
 Data Mekanik Type : R 77 DM 100
Panjang :7m L4
Tinggi : 0,454 m Kw :3
Lebar : 0,41 m Hz : 50
Kapasitas : 45 Ton Ip : 54
Amp : 6,5
 Elektro motor Rpm : 1450
Volt : 415

Spesifikasi C.M Elevator Kw : 4,5


 Elektro motor Hz : 50
Merk : SEW EURO Ip : 54
DRIVE Amp : 11,4
Type : R 77 DM 100 Rpm : 1430
l4 Volt : 415

Spesifikasi LTDS : Spesifikasi LDTS Fan :


 Elektro motor  Elektro motor
Merk : SEW EURO Merk : TECO
DRIVE Type : AAEBKB
Type : R 57 D 190 Kw : 30
S4 Ip : 54
Kw : 1,1 Amp : 30
Hz : 50 Rpm : 1460
Amp : 4,65 Volt : 380
Rpm : 1400 Bearing : 6312 ZZ / ZZ

62
Spesifikasi Hydrocyclone: Spesifikasi Vibrating Hydrocyclone:
 Elektro motor  Elektro motor
Merk : TECO Merk : TECO
Type : AEEBKB Type : AEEBKB
Kw : 15 Kw : 15
Hz : 50 Hz : 50
Ip : 54 Ip : 54
Amp : 27-29 Amp : 27-29
Rpm : 1450 Rpm : 1450
Volt : 380 – 415 Volt : 380 – 415
Bearing : 6309 ZZ / Bearing : 6309 ZZ /
6307 ZZ 6307 ZZ

Spesifikasi Kernel Conveyor: Spesifikasi Kernel Elevator


 Elektro motor  Elektro motor
Merk : SEW EURO Merk : SEW EURO
DRIVE DRIVE
Type : R 77 DM 100 Type : R 47 DM 132
L4 S4
Kw :3 Kw : 5,5
Hz : 50 Hz : 50
Ip : 54 Ip : 54
Amp : 6,6 Amp : 11
Rpm : 1400 Rpm : 1450
Volt : 415 Volt : 415
Spesifikasi Kernel Distributor Rpm : 1400
Conveyor Volt : 415
 Data Mekanik Spesifikasi Dry Kernel Conveyor
Panjang : 11,68 m
 Elektro motor
Lebar : 0,32 m
Merk : SEW EURO
Tinggi : 0,4 m
DRIVE
 Elektro motor
Type : R 77 DM 100
Merk : SEW EURO
L4
DRIVE
Kw : 2,2
Type : R 77 DM 100
Hz : 50
L4
Ip : 54
Kw : 2,2
Amp : 6,6
Hz : 50
Rpm : 1400
Ip : 54
Volt : 415
Amp : 6,6

63
Spesifikasi kernel silo dryer: Spesifikasi Kernel Silo Blower:
 Elektro motor  Elektro motor
Merk : TECO Merk : TECO
Type : AEEBKB Type : AEEBKB
Kw : 18,2 Kw : 30
Hz : 50 Hz : 50
Ip : 54 Ip : 54
Amp : 34,4 Amp : 52,3
Rpm : 1455 Rpm : 2930
Volt : 380 Volt : 360
Bearing : 6311 ZZ / Bearing : 6312 ZZ /
6310 ZZ 6213 ZZ

Elektro Spesifikasi Wet Shell Kw : 2,2


Conveyor: Hz : 50
Ip : 54
 motor Amp : 6,6
Merk : SEW EURO Rpm : 1400
DRIVE Volt : 415
Type : R 77 DM 100
LS4

Spesifikasi Wet Shell Elevator Ip : 54


Amp : 52,2
 Elektro motor
Rpm : 2925
Merk : TECO Volt : 415
Type : AEEBKB Bearing : 6211 C3 /
Kw : 22 6213
Hz : 50

Spesifikasi Kernel Bunker Distribution Conveyor


 Elektro motor
Merk : SEW EURO DRIVE
Type : R 77 DM 100 L4
Kw :3
Hz : 50
Ip : 54
Amp : 6,6
Rpm : 1400
Volt : 41

64
65
4.7 Water Treatment plant

1
SUNGAI

WADUK

Dienjeksi kan

WATER INTAKE 1. Alum


2. Soda Ash
3. Amer Flock

CLARIFIER TANK

CATION TANK
SEDIMENTASI

DEGASIFER
SAND FILTER PUMP

ANION TANK
SAND FILTER INTERNAL
CHEMICHAL

FEED WATER TANK


TOWER TANK

DEAERATOR

BOILER

66
Fungsi – fungsi

1. Water Clarifier Tank : Tempat untuk menjernihkan air dengan


menginjeksikan cairan kimia yaitu Aluminium Sulfat, Soda Ash
dan Amer Flock.
2. Bak Sedimentasi : Berfungsi mengendapkan air yang telah
dijernihkan agar benar – benar diperoleh air yang bersih.
3. Sand Filter : Berfungsi sebagai penyaringan air yang
menggunakan pasir, batu kuarsa dengan tekanan 2 bar.
4. Water Tank : Tempat Penampungan air yang benar-
benar bersih.

Water treatment plant ( Pengolahan air ) diperlukan pabrik karena air yang
digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler harus memenuhi
standart. Dengan kata lain proses water treatment plant adalah proses dalam air
sehingga air dapat memenuhi syarat-syarat mutu air yang diperlukan dalam proses
penggunaan.

1. Parameter mutu air


Air merupakan salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan
dalam proses pengolahan di PKS. Beberapa parameter mutu dan
kualitas yang harus diperhatikan sebagai berikut :

a) Alkalinitas
Alkalinitas adalah konsentrasi total dari unsur basa-basa
yang terkandung dalam air dan dinyatakan dalam mg/L atau
dengan kalsium karbonat ( CaCO3 ). Dalam air, basa-basa yang
terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat.
Pada PKS PT. Bakrie Sumutera Plantation, Tbk ( POM Kisaran )
standart alkalinity maksimal adalam 700 PPM.

b) Total Disolved Solid ( jumlah padatan yang terlarut )


Total Disolved Solid ( TDS ) adalah pengukuran dari bahan
organik dan anorganik yang terdapat pada molekul air. Organik

67
berupa plankton yang hidup di air, non organik dari material non
organik seperti batu dan udara yang mengandung kalsium
karbonat, nitrogen, sulphur, dan mineral seperti garam dan logam.

c) pH
pH adalah derajat kesamaan pada suatu cairan. Range nilai
pH adalah 1-14. Berdasarkan nilainya, pH dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu pH dengan range 1-6,9 disebut pH
asam, pH 7 disebut pH normal, range 7,1-14 disebut pH basa.
Dalam penggunaan sebagai air umpan boiler, pH untuk pada
range 8,5-9,2.

d) Silika
Silika adalah zat yang berasal dari butiran pasir yang larut
dalam air dalam bentuk molekul serta memiliki rumus kimia SiO2
. sebagai air umpan boiler, kandungan silika dalam air tidak boleh
lebih dari 150 PMM.

2. Sistem pengolahan air


Sistem pengolahan air yang digunakan di PKS PT. Bakrie Sumutera
Plantation, Tbk ( POM Kisaran ) menggunakan sistem pengolahan luar
( External Water Treatment ) dan pengolahan dalam ( Internal Watet
Treatment ).

a. Sistem pengolahan air baku ( External Water Treatment )


1) Penampungan air di bak penampung
Air yang mengalir dari sungai ditampung di waduk untuk
mengendapkan partikel-partikel berat seperti pasir dan lumpur dari
air baku. Kemudian dipompakan ke Clarifier tank dengan
menggunakan water impact. Air disuntikkan Alum, Soda Ash dan
Amer Flock sebelum sampai ke Clarifier tank.

68
2) Penjernihan air di Clarifier tank
Proses penjernihan air di Clarifier tank melalui tahapan :
a) Proses koagulasi
Proses koagulagi adalah proses pembentukan flok-flok
didalam air. Partikel-partikel halus yang sukar larut, semuanya
bermuatan negative sehingga sukar mengendap dan melayang
dialam air.
b) Proses flokulasi
Partike-partikel halus hasil koagulasi berupa flok belum
seluruhnya dapat mengendap. Agar masanya menjadi lebih
besar sehingga mengendap maka flok-flok tersebuh harus
digabungkan dengan penambahan bahan kimia flokulan.
Bahan-bahan kimia yang dapat digunakan dalam proses
penjernihan air adalah :
 Alum, bahan pertama yang dicampurkan pertama adalah
Alum alasannya karna alum berkerja pada pH air 6-7 untuk
menurunkan pH air menjadi 5-6 agar mudah terjadi flok atau
pengikatan kotoran.
 Soda Ash, sebagai larutan untuk menaikkan kembali pH air
yang sudah diturunkan sebelumnya.
 Amer Flock, bahan ini membentuk flok atau rantai kotoran
sehingga mudah untuk diendapkan.

c) Pengendapan ( Sedimentasi )
Air hasil penjernihan di clarifier tank kemudian
dimasukkan kedalam bak sedimentasi. Sisa-sisa flok yang
terikut kemudian diendapkan di bak sedimentasi. Sedimentasi
berfungsi sebgai tempat cadangan penampungan air untuk
kebutuhan air untuk pabrik agar tetap terpenuhi.

69
d) Penyaringan ( Filtrasi ) di sand filter
Penyaringan atau filtrasi di sand filter menggunakan pasir
atau beberapa medium lain untuk menghilangkan padatan
tersuspensi. Efiesiensi sand filter yang paling baik terjadi bila
boroperasi pada laju aliran sesuai desain. Jika laju aliran terlalau
kecil, padatan akan melalui medium yang kurang padat. Jika laju
aliran terlalu besar, air akan melalui media membawa padatan
bersamanya. Demikian juga tekanan yang tinggi akan
memecahkan media dan akan keluar pada saat melakukan back
wash. Penyaringan yang benar di sand filter sangat diperlukan
untuk mencegah padatan tersuspensi dari masalah-masalah yang
dapat ditimbulkan pada demineralisasi, dearactor dan ketel uap.

e) Menara air ( Water Tower )


Menara air digunakan untuk menyimpan dan menylurkan
air ke peralatan yang memerlukan air. Berfungsi mengirimkan
air ke pabrik untuk pencucian dan pembersihan dan mensupplay
air ke seluruh kawasan pabrik yang memerlukan air.

No Parameter Filter Water

1 Ph 4,5 – 5,5

2 TDS 60 ppm

3 Silika <5

4 Alkalinity 40 ppm

5 Turbinity 5 ntu

Table 6. Standart air di external water treatment

70
b. Sistem pengolahan air umpan boiler ( internal Water treatment )
1) Cation Tank
Cation tank merupakan tanki penukar ioyang berisi resin cation
berbentuk sebuah tanki dengan kapasitas 3500 L/Jam untuk
mengurangi kesadahan (ca2+ dan Mg2+ ). Mengurangi alkalinitas
dari garam-garam alkali, mengurangi Disolved solid dan
mengalami regerasi resin dengan menggukan asam sulfat.
2) Anion Tank
Anion tank merupakan tangki penukaran anion dengan kapasitas
8000 L/jam. Proses anion tank juga merupakan resin. Tangki ini
berfungsi untuk menyerap H2S4 , H2SiO2 yang terbentuk pada
tangki penukaran cation dan juga menghilangkan garam-garam
mineral. Regenerasi resinnya menggunakan caustic soda. Air yang
dihasilkan daru tangki ini kemudian dikirim ke feed water tank
yang selanjutnya digunakan untuk umpan boiler.

No Parameter Anion Cation

1 pH 7-10 2,5 – 5,5

2 TDS 100 ppm 100 ppm

3 Silika <5 <5

4 Alkalinity 40 ppm maks 40 ppm maks

5 Total Hardness Trace Trace

6 Turbinity 5 ntu 5 ntu

Tabel 7. Standart Air Anion dan Cation Tank

71
3. Internal Dosis Chemichal Boiler
Merupakan suatu proses terhadap air yang mana air dari
pengolahan tersebut hanya digunakan untuk keperluan operasional
boiler saja. Sistem pengolahan ini berupa penginjeksian bahan
kimia langsung kedalam boiler bersamaan dengan air umpan boiler.
Reaksi-reaksi yang timbul dengan injeksi bahan kimia tersebut
terjadi didalam boiler pada suhu dan tekanan kerjanya.
Tujuan utama dari intermal water treatment adalah untuk
mengatur atau mengontrol terhadap zat zat padat. Alkalinity
( menjaga korosi akibat pH rendah ), gas-gas korosif ( Oksigen dan
karbon dioksida), menghilangkan timbulnya endapan-endapan
kerak dan deposit yang melekat dan mengeras pada dinding dalam
pipa-pipa boiler, dan membuat lapisan boiler lebih tahan terhadap
korosi.

No. Parameter Standart

1 Ph 10,5 – 11,5

2 Alkalinity 700 ppm maks

3 Silika 150 maks

4 Sulfit 30-50 ppm

5 Fospat 30-50 ppm

6 Total Hardness Trace

7 TDS 2.100 ppm

72
Tabel 8. Parameter Kontrol standart air boiler

Type : AEEBKB
Kw :7.5
P : 10 Hp
Hz : 50

Ip : 55
Amp : 15/13,7
Rpm : 2900
Bearing :
6308ZZ/6306ZZ
Volt :380/415
Spesifikasi Water Intake Pump

 Elektromotor
Merk : TECO Spesifikasi Anion Pump antara lain :
Type : AEEBKB
 Elektromotor
Kw : 30
Hz : 50 Merk : MONOFLO

Ip : 55 Type : Y 13252 – 2

Amp : 52,7 Kw : 10

Rpm : 2930 P : 7,5

Bearing : Hz : 50

6312ZZ/6212ZZ Ip : 55

Volt : 415 Amp : 13,4


Rpm : 2892
Volt : 380

Spesifikasi Cation Pump antara lain:

 Elektromotor Spesifikasi Degasifer Pump antara


Merk : TECO lain :

73
 Elektromotor Hz : 50
Merk : SHOWFOU Ip : 55
Type : RB - 332 Amp : 5,2
Kw : 2,2 Rpm :2850
P : 3 Hp Volt : 380

74

Anda mungkin juga menyukai