Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

A. TIMBANGAN

B. LOADING RAMP

C. REBUSAN

D. THRESNER

E. KEMPA
1. Digester
2. Pressan
3. Sand Trap

F. PEMURNIAN MINYAK (KLARIFIKASI)


1. Bak RO
2. Pompa Minyak Bak RO
3. Balance Tank
4. CST
5. Oil Tank
6. Oil Purifier
7. SludgeTank
8. Strainer
9. Sand. Cyclone
10. Vacuum Drier
11. Tangki Timbun Minyak Sawit

G. TANGKI TIMBUN MINYAK SAWIT

H. SUPER DAN GOLDEN CPO

I. MUTU CPO
J. PABRIK BIJI
1. CBC
2. Depericarper
3. Silo Biji
4. Ripple Mill
5. LTDS-I dan LTDS-II
6. Hydrocyclone
7. Kaolin Bath
8. Silo Intti

K. MANAJEMEN ENERGI

L. WATER TREATMENT

M. BOILER (KETEL UAP)

N. KAMAR MESIN
1. BPV
2. Turbin
3. Genset

O. PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAND APPLICATION


A. TIMBANGAN
1. Fungsi
Sebagaimana tempat/alat penimbangan TBS yang dibawa ke
pabrik dan hasil produksi pabrik (minyak/inti sawit) serta
penimbangan barang lain yangterkait denganaktivitaskebun.
2. Spesifikasi Alat
Kapasitas timbangan minimal 50 ton
3. Pengoperasian
a. Pasang cerrninagar petugas tirnbang dapat melihat isi tangki
truk dan disekeliling timbangan (orang yang mengganggu
plateformpadasaatpenimbangan)
b. Tambah gundukan (hambatan) yang berjarak 2 meter
sebelum lantai timbangan agar kendaraan berjalan lambat
dantidak adabebankejutyang dapat merusak load cell.
c. Lakukanpencacatan(jam berapa)secaraterpisahterhadap
setiap truk yang lewat pintu gerbang (oleh satpam),
penimbangantruk (olehpetugas timbangan) dan keluarnya
truk dari dalam pagar pabrik (oleh satpam)
d. Sebelum melakukan penimbangan, satpam dan
mandormelakukan pemeriksaan pada setiap truk tangki CPO.
Kelengkapan standar : 1 unit ban serap, dongkrak dan
kunciroda boleh tidak diturunkansaatpenimbangan,
tetapiganjal bandanlain-lain harusdikeluarkandaritruk.
e. Operator pengiriman memasanglocis di semua manhole
dankranpangeluaran(padatruk tangkiCPO).
f. Kerani timbang, bertanggung jawab atas semua
hasilpeninnbangun.
g. Timbangan tidak boleh diaktifkan pada saat hujan (steaker
dicabut). Penimbangan selama hujan dilakukan secara
manual.
h. Ruangan penimbangan harus dalam keadaan bersih pada
saatpergantianshift.
i. Timbangan ditera ulang oleh Meterologi maksimum setiap 6
(enam) bulan.
4. Pengawasan Operasional
a. Buku catatan harian satpam (khusus mencatat jam keluar
masuknya kendaraan).
b. Normal rata-rata isian lori 2.500 kg. Jika rata-rata isian lori
>2.500 kg berarti jumlah buah yang berada di loading ramp
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah buah yang
ditimbang. Sebaliknya, jika rata-rata isian lori <2.500 kg,
berarti buah yang berada di loading ramp lebih dibandingkan
dengan jumlah buah yang ditimbang.

B. LOADING RAMP
1. Fungsi
a. Sebagai tempat melakukan sortasi untuk cross ceck
kebenaran pelaksanaan sistem panen
b. Merontokkan/menurunkan sampah/pasir yang berikut tandan
melalui kisi-kisi kompartemen.
2. SpesifikasiAlat
- Kapasitas total kompartemen minimum = 40% x kapasitas
pabrik x 20 jam
- Untuk ketahanan kisi-kisi Loading ramp, bagian atas (tempat
jatuhnya buah) sepanjang loading ramp dilapis besi plate
dengan lebar = 2 meter (rata-rata jatuhnya buah dari bak
truck colt diesel ke kompartemen 1.7 meter)
- Kapasitas setiap pintu loading ramp (kompartemen) 15
tonTBS
3. Pengoperasian
a. Sortasi
- Truk contoh kebun sendiri/seinduk diambil secara acak
dan minimal 1 truk/afdeling/hari.
- TBS pembelian harus disortasi seluruhnya. Ketentuan
sortasi dan kriteria matang panen TBS- pembelian sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
- Pengelompokan fraksi kematangan buah dalam sortasidi
Loading ramp adalah :
Fraksi Kematangan Buah Jumlah Bekas Brondolan per-Tandan
- Afkir (F00) 0
- Mentah (FO) 1-9
- Matang =10

- Hasil sortasi TBS harus disampaikan ke afdeling pada hari


itu juga atau paling lambat pada keesokan hari (pagi)

Format Hasil sortasi TBS kebun sendiri dan kebun seinduk di


Loading ramp
PTP NUSANTARA IV
(PERSERO)
Tgl. Panen :
LAPORAN HASIL SORTASI HARIAN
K : DI LOADING RAMP
Tgl. Sorcasi :
Afde(ing : Th.Tanam :
FOOX F00 FOX FO
NoPol % BRD
Tdn No Tdn No Tdn No Tdn No

Jumlah

Keterangan:
- No Pol Nomor Polisi (BK)
- Tdn Jumlah Tandav
- No Nomor pemanen
- Brd % Brondolan
- Bila tandan tidak bernomor, kolom nomor diisi dengan
(-)
a. Pisahkan buah segar, buah restan, buah kecil dan TBS
pembelian
b. Atur keseragaman isian lori dalam satu rebusan berdasarkan
kondisi buah (segar, restan dan-buah kecil) untuk
memudahkali penentuan waktu rebus
c. Adakan koordinasi/komunikasi antara petugas, pengisi lori
dan operator rebusan, sehingga operator rebusan dapat
menentukan holding time buah yang akan direbus.
d. Pengisian lori harus penuh tetapi tidak boleh berlebihan
karena dapat menggesek dan merusak-bibir rebusan/steam
distributor serta brondolan berjatuhan di lantai rebusan
sehingga menutup saringan kondensat.
e. Pengisian lori harus penuh tetapi tidak boleh berlebihan
karena dapat menggesek dan merusak bibir rebusan/steam
distributor serta brondolan berjatuhan di lantai rebusan
sehingga menutup saringan kondensat.
f. Bagian atas (lantai) dan bawah Loading ramp (termasuk
parit) serta di sela kisi-kisi harus bersih (tidak tumpat)
sehingga dapat menurunkan sampah dan pasir yang terikut
tandan.
g. Sediakan satu tempat pembuangan sampah di dekat loading
ramp dan sediakan kendaraan untuk membuang sampah
secara berkala ke lapangan. Jumlah sampah yang dibuang
setiap hari, merupakan indikator kebersihan kisi-kisi loading
ramp.

4. Material Balance
Parameter StandarThdTB,S (%)
Tankos 21,00
Ampas kempa 14,00
Biji 13,00
Cangkang 6,00
Drab buang 60,00

5. Pengawasan Operasional
- Kebersihan lantai atas loading ramp dan kisi-kisi
kompartemen
- Di lantai bawah loading ramp bersih (brondolan tidak
berserakan, sampah/pasir) dan dibuang pada tempatnya (tidak
ada yang dimasukkan ke lori)
- Kualitas buah pembelian
- Data sortasi di Loading ramp segera dikirim ke afdeling dan
digunakan untuk cross ceck kebenaran pelaksanaan sortasi
diTPH

C. REBUSAN
1. Fungsi
- Mematikan enzim-enzim yg menguraikan minyak menjadi
ALB
- Memudahkan pelepasan buah dari janjangan, zat-zat poly-
saccharida (starchellulose) yang bersifat sebagai zat perekat,
berhydrolysa dan pecah menjadi mono saccharida yang
melarut. Hydrolysa tersebut yang berlangsung pada waktu
buah menjadi matang dipercepat dengan sterilisasi (uap
panas).
- Melunakkan buah, sehingga daging buah mudah lepas dari
biji sewaktu diremas dalam ketel peremas. Pengeringan
penda-huluan dari biji,agar inti mulai lekang dari cangkang.
- Mengurangi kadar air dalam buah, supaya menjadi lemak
sehingga minyak mudah diperas dari dalamnya pada waktu
pengempaan.
- Koagulasi zat-zatAlbumin (zat putih telur), supaya tidak ikut
dengan cairan Kempa,tetapi tinggal bersama ampas Kempa,
Albumin dapat bekerja sebagai emulsifiers pada cairan
minyakdan air
- Hydrolisa zat-zat lendir (mucilaginous matter), zat-zat carbo-
hydrate yang ada sebagai coloid dalam protoplasma sel2
dipecah menjadi gl6cusa yang dapat larut dan menghasilkan
tekanan osmatis, yang membantu memecahkan dinding-
dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar.
2. SpesifikasiAlat
a. Jumlah Iori
- Lori rebusan adalah alat yang digunakan untukmembawa
buah dari loading ramp ke rebusan untuk direbus dan
menuangkan TBS yang sudah masak dengan
menggunakan Tippler ke Scraper conveyor buah masak
(inclined soft fruit bunch /SFB) untuk diproses.
- Kapasitas isian lori 10 tonTBS.
- Jumlah lori di pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30
ton TBS/jam saat ini baru tersedia 20 unit lori dengan
perhitungan :
8 unit di dalam ketel rebusan
4 unit di belakang ketel rebusan menunggupergantian
jika perebusan telah selesai
4 unit di depan ketel rebusan (berisi buah masak)yang
akan dituang keTipple
4 unit di bawah Loading Ramp untuk pengisian TBS
b. jumlah rebusan
- PKS berkapasitas 30 ton/jam :2 unit rebusan @ 4 lori
- PKS berkapasitas 45 ton/jam :3 unit rebusan @ 4 lori (2
unit dioperasikan dan I unit stanby siap operasi)
c. 0 pipa steam inlet > 6 inci
d. 0 pipa kondensat > 4 inci minimal sebanyak 6 buah yang
dihubungkan ke satu set saluran pembuangan kondensai
dengan pipa 0 8 inci.
e. 0 strainer kondensat 40-50 cm dengan 0 lobang perforas
(oval) 8-9 mm
f. Ketebalan rebusan = 16 mm dan dilapisi dengan slyt plaat
Ketebalan slyt plaat 9 mm dan diganti setiap 4 tahun
g. Pada pipa inletsteam di bagian atas dalam ketel rebusar
dipasang plate pembagi steam (steam distributor plate)
h. Dua (2) buah pintu rebusan lengkap dengan safety device
i. Pintu sterilizer akan dilapisi separuh dengan pelat stainless
steel SUS 304 tebal 6 mm
j. Packing sterilizer terletak pada daun pintu rebusan
k. Dipasang alat perekam tekanan, temperatur dan waku(Grafik
rebusan).
l. Dipasang manometer (yang dilengkapi pipa sipond) dan
tenmometer
3. Plengoperasian
a. Jumlah rebusan yang dioperasikan untuk PKS berkapasitas
30ton/jam = 2 unit dengan siklus perebusan 100 menit
b. Tekanan 2,8 s/d 3,0 kg/cm' (I kg/cmZ = 14,223 psi) dan
temperatur 130 C
c. Waktu perebusan
Puncak-I (15 menit)
- Menutup kran blow up dan membuka kran pemasukan
uap (steam inlet) selama 13 menit untuk mencapai
tekanan 2,3 kg/cm2 (termasuk pembuangan udara pada
awal pemasukan steam dengan tetap membuka kran
kondensat selama 2 men it).
- Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan
kondensat dibuka terlebih dahulu dan I menit kemudian
kran steam outlet (blow up) dibuka dengan cepat untuk
menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cmz.
- Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup
kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak
kedua.

Puncak- II (12 menit)

- Operasionalnya.sama dengan puncak satu, tetapi tanpa


pembuangan udara. Tekanan puncak kedua adalah 2.5
kg/cm2.Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam
10 menit dan untuk pembuangan 2 menit.
- Kran kondensat dan kran steam outlet (blow up) ditutup
kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk
puncak, ketiga.
Puncak-III (63 menit)
- Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan
3.0 kg/cmZ selama 12 menit. .
- Puncak ketiga ditahan (holding time) sefiama 40=50
menit. 1Selama holding time dilakukan pembuangan
kondensat sebanyak 3x sehingga tekanan menurun
sampai 2,7kg/cmZ
- Selesai holding time, pembukaan kran dilaki.akan secara
berurut mulai dari kran pembuangan kondensat,
kemudian kran steam outlet (blow up) sehingga tekanan
turun menjadi 0 kg/cmZ.Waktu untuk penurunan steam
4 menit.
- Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm',
kran kontrol steam di dibuka untuk memastikan tekanan
dalam rebusan benar-benar sudah 0 kg/cmZ.
- Membuka & menutup pintu rebusan serta memasukan
dan mengeluarkan lori 10 menit
d. Tahapan/urutan pembukaan kran dan kecepatanpembuangan
steam sangat menentukan keberhasilanpembuangan udara
dalam rebusan/tandan.
- Pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum
Puncak pertama dengan. cara menutup kran steam outlet
dan tetap membuka kran air kondensat.pada saat steam
dimasukkan ke rebusan. Kran air kondensat baru ditutup
bila steam telah nampak keluar dari silencer.
- Pembuangan uap dalam tandan terjadi pada perebusan
puncak-I dan ke-II dengan cara melakukan kejutan
(pembuangan steam) secepat mungkin. Kejutan atau
pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5
cm2/kg ke 0 cm2/kg adalah maksimum 2 menit
e. Pemeriksaan berkala lx dalam 4 tahun oleh
Depnaker(IPNKK) berdasarkan peraturan uap tahun 1930
pasal 40ayat 3
f. Setiap 2 jam, contoh air kondensat diambil sebanyak 200 ml
di Silencer, dimulai satu jam setelah pabrik beroperasi dari
masing-masing rebusan.

Sildus Perebusan
Pembuangan angin 5 menit
Menaikan tekanan (puncak I) 8 menit
Spui/buang uap (puncak I) 2 menit
Menaikan tekanan (puncak II) 10 menit
Spui/buang uap (puncak II) 3 menit
Menaikan tekanan (puncak III) 13 menit
Merebus pada tekanan penuh 45 menit
Buang uap 5 menit
Mengeluarkan dan memasukkan lori 10 menit
JUMLAH : 100 menit

4. Pengawasan Operasional
a. Tekanan rebusan 2,8-3,0 kg/cm2
b. Evaluasi grafik rebusan (hasil rekaman perebusan) untuk
mengetahui tekanan perebusan, kebocoran steam,
holdingtime,waktu rebus dan siklus merebus
c. Kandungan minyak dalam air kondensat (norma maksimum
0,50% terhadap contoh)
d. Kandungan minyak dalam tandan kosong (norma maksimum
0,39% terhadapTBS)
e. Kehilangan minyak dalam brondolan buah tidak lepas (lekat)
dalam tandan kosong (norma maksimum 0, 16%
terhadapTBS)
f. Tidak ada air kondensat yang keluar pada saat mengeluarkan
buah masak
g. Buah tidak terlalu lama menunggu untuk dituang ke Auto
feeder (maksimum '3 lori/line sebelum keluar buah
masakberikutnya)
h. Jumlah buah di auto feedertidakterlalu banyak/menumpuk
5. Trouble Shooting
a. Tekanan rebusan <2,8 kg/cm2 kemungkinan disebabkan
karena :
- Jarak terlalu jauh/banyak tahanan antara BPV dar rebusan
sehingga selisih tekanan antara BPV dar rebusan >0,2
kg/cm2
- Banyak kebocoran steam di rebusan atau pada pipa dari
BPV menuju instalasi
- Terlalu banyak pemakaian steam untuk instalasi diluar
rebusan
- Tekanan uap dari Boiler <25 kg/cm2, sehingga tekanan
diBPV harus diturunkan
b. Kandungan minyak dalam air kondensat yang lebih tinggi
dari norma kemungkinan disebabkan karena
- Buah restan dicampur buah segar dalam satu perebusan
- Holding time terlalu lama
- Buah banyak terluka/memar akibat sering terbantingatau
brondolan terlindas kendaraan
- Pembuangan air kondensattidaktuntas.
c. Kandungan minyak dalam tandan kosong diatas norma
karena:
- Buah banyak yang terluka/memar akibat sering terbanting
atau brondolan terlindas kendaraan
- Waktu perebusan atau holding time yang terlalu lama
- Buah terlalu banyak/menumpuk di Auto feeder
d. Brondolan lekat dalam tandan kosong diatas
normakemungkinan akibat:
- TBS belum memenuhi kriteria matang panen Perebusan
yangterlalu singkat
- Buah masak terlalu lama tidak dituang ke autofeeder
sehingga kondisinya dingin
- Air kondensat masih tersisadalam rebusan
- Proses perebusan yang kurang sempurna
e. Ada air kondensat yang keluar pada saat pintu
rebusandibuka/mengeluarkan buah masak
- Strainer kondensat tumpat atau jumlah diameter
lubangstrainer lebih kecil dibandingkan dengan diameter
pipa kondensat
- Tidak dilakukan pembuangan kondensat pada saat holding
time puncak ketiga
- Posisi blowdown silencer lebih tinggi dibandingkan
rebusan
- Diameter pipa buangan kondensatterlalu kecil

D. PENEBAH (THRESHER)
1. Fungsi
a. Tippler : Menuang lori berisi buah masak
b. Scraper Conveyor Membawa buah masak menuju ke
Thresher (Penebah)
c. Thresher : Tujuannya untuk melapaskan brondolan dari
janjangan
d. Fruit Conveyor Membawa brondolan buah masak
dariThresher menuju ke Fruit Elevator
e. Fruit elevator : Membawa brondolan buah masak dari Fruit
Elerator menuju ke Digester
f. Cross conveyor : Membawa/membagi brondolan buah lama
masakmasukke Digester
g. Conveyor Tandan Kosong Membawa tandan kosong norma
menuju ke Hopper
h. Empty Bunch Hopper : Tempat penampungan sementara
tandan kosong

2. Spesifikasi Alat
a. Tippler :
- Kapasitas satu (-I) unit lori buah @ 10.000 kg
- Kecepatan putar 0,5 rpm
- Digerakkan oleh ( 5 Hp hydraulic motor melalui rantai
dan sprocket
- Akan dilengkapi dengan sebuah emergency stop switch.
b. Scraper Conveyor :
- Kapasitas adalah 55 ton TBS/Jam, dengan panjang 20
mtr dan lebar 1.200 mm.
- Scraper dibuat dari besi pipa steam Sch.40 3".
- Scraper akan dibautkan pada dua jalur rantai yang
bergerak pada rel.
- Rantai adalah tipe rol dengan tegangan putus 45.000 lbf,
pitch 6".
- Kecepatan konveyor adalah 15 m per menit.
- Digerakkan oleh I S HP geared motor melalui rantai dan
sprocket.
c. Thresher :
- Kapasitas 45 tonTBS/Jam.
- Putaran drum 23 rpm.
- Diameter drum adalah 2.220 mm dengan panjang 6.000
mm.
- Drum dibentuk dari besi pelat strip dengan tebal 10
mmdan lebar 40 mm dan mempunyai jarak satu sama lain
42-44 mm.
- Poros dibuat dari poros padu berdiameter 220 mm
- Dinding dari mesin penebah dibuat dari Ms. Pelat
setebal4 mm dan dilengkapi dengan pintu engsel
untukmemudahkan pemeliharaan dan pemeriksaan.
- Digerakkan dengan 25 Hp geared motor dikoppel melalui
pulley fluid coupling.

Pengoperasian
a. Memindahkan lori berisi buah masak dari jalur rel rebusan
kejalur trolmol tipler dengan menggunakan transfer carriage
(pemindah lori) dan under touch (pendorong lori)
b. Memasukkan lori berisi buah masak ke tromol tipler dengan
menggunakan under touch (pendoronglori).
c. Menjalankan tromol tipler untuk menuangkan buah
masak,kemudian buah masak yang sudah dituang dibawa
menuju Thresher dengan menggunakan Scraper Conveyor
d. Buah yang sudah didalam Thresher kemudan diputar dan
dibanting/dijatuhkan sehingga terlepaslah brondolan dari
janjangan.
e. Untuk mendapakan hasil yang maksimal putaran tromol
Thesiter disetel 22 - 24 rpm. Semakin besar tandan, semakin
cepat putaran.
f. Membersihkan kisi-kisi tromol sebelum mengolah agar
brondolan yang sudah terpisah dari tandan kosong cepat jatuh
ke bottom fruit conveyor.
g. Mengambil contoh untuk dianalisa setiap 2 jam sebanyak 5
kosong yang keluar dari tromol Thresher

1. Pengawasan Operasional
a. Normal % kattekopen = 0,50%, brondolan ikut/lekat dalam
kosong = 0,50% terhadap contoh dan kandungan dalam
tandan kosong = 2,50% terhadap contoh

2. Trouble Shooting
a. Persentase kattekopen diatas norma kemungkinan
disebabkan :
- Tekanan steam perebusan rendah (< 2,8 kg/cm2)
- Holding time yang terlatu singkat
- Buah abnormal yangtidak bisa membrondol.
- Pembuangan steam terlalu lambat (>2 menit) akibat
pipa outlet terlalu kecil
- Pembuangan udara (di dalam rebusan dan di sela-sela
tandan) tidak sempurna
- Pengumpanan ke Autofeeder tidak merata dan
melampaui kapasitas (over load)
- Putaran tromol Thresher tidak sesuai dengan berat tandan
- Pembuangan air kondensat perebusan tidak sempurna
- Buah sakit (buah bangkong)
b. Brondolan ikut tandan kosong yang lebih tinggi dari
normalkemungkinan disebabkan karena:
- Buah belum memenuhi kriteria matang panen
- Holding time terlalu singkat
- Tekanan steam perebusan rendah (<2,8 kg/cm2).
- Temperatur tidak tercapai (<1300C) akibat pembuangan
udara/air kondensattidaktuntas
- Pengumpanan buah ke Thresherterlalu banyak
- Putaran tromol Thresher tidak sesuai (terlalu
cepat/lambat).
- Pembuangan steam terlalu lambat (>2 menit) akibat
pipaoutlet terlalu kecil

c. Kandungan minyak dalam tandan kosong yang lebih tinggi


dari norma kemungkinan disebabkan:
- Holding time terlalu lama
- Pembuangan air kondensattidaksempurna.
- Penuangan ke auto feeder terlalu banyak (penumpukan
buah rebus).
- TBS lewat matang (overripe).

E. KEMPA (PRESSAN)
1. Fungsi
Digester : Melepaskan daging buah dari biji dan
melumatkannya
Kempa : Memisahkan/mengeluarkan minyak dari
masssa eks.Digester.
Pengenceran : Mempermudah pemisahan minyak di CST
Bak Sand trap : Menangkap pasir dan mempertahankan
suhu cairan minyak kasar
2. Spesifikasi Alat
- Tersedia 3 unit Digerter dengan volume 4500 ltr/unit,
Kapasitas 15- 17 ton TBS/jam
- Type Injeksi langsungtanpa jacket
- Jumlah pisau 6 tingkat, terdiri dari 5 tingkat pisau aduk dan
1tingkat pisau lempar (pada bagian paling bawah). Jarak
pisau dengan dinding Digester 12 mm. Umur teknis pisau
aduk/lempar = 4.000 jam
- Dipasang siku penahan diantara pisau pada dinding Digester
sebanyak 20 buah
- Dipasang bottom wearing plate dengan ketebalan 18 mm
(berperforasi). Jumlah lobang bottom wearing plate = 1.200
buah = 5 mm atau 1.800 buah dengan = 4 mm
- Dipasang sekat pintu yang dapat dibuka/ditutup pada corong
Digetser
- Umur teknis main screw = 600 jam, cylinder press = 2.000
jam
- Dipasang ularan balik di bawah distributor conveyor

3. Pengoperasian
a. Pintu corong Digetser ditutup selama 15 menit pada awal
pengisian Digetser sebelum dilakukan pengepresan
b. Isian Digetser minimal 3/4
c. Suhu dalam Digetser pada saat operasional = 95-980C
a. Waktu pelumatan (retention time dalam Digetser) = 20-25
menit.
b. Jumlah air pengenceran 20-21% terhadap jumlah minyak
hasil kempa atau 9 % terhadap TBS
c. Tekanan hydraulic pada akumulator 40-50 BAR
d. Sebelum mematikan screw press dilakukan pengosongan
dengan cara memasukkan biji melalui corong Digester ke
corong screw press.
e. Setiap pagi sebelum mengolah lakukan spui pada Sand trap
sehingga semua pasir dan kotoran kotoran terbuang keluar.
Selama proses lakukan spui minimal 2x per-shift
f. Kebersihan alat alat dilakukan setiap hari.
g. Mengambil contoh ampas kempa dari ke-3 sisi corong
keluaran hasil proses, setiap jam sebanyak 1 kg.
h. Setiap minggu dilakukan pembersihan bagian luar/dalam
sekaligus mengukur keausan pisau-pisau Digester, siku
penahan, tumpat atau tidaknya lobang bottom plate dan baut-
baut yang kendur.

1. Pengawasan Operasional
a. Volume isisan Digester
b. Aliran minyak dari bottom plate
c. Keausan pisau Digester(jarak ujung pisau ke dinding Digester
masih < 1.5 cm)
d. Keausan worm screw (jarak ulir dengan silinder press masih <7
mm)
e. Norma lossis minyak dalam fibre 4% terhadap contoh
f. Persentase biji terhadap contoh dalam press cake minimal 46,15%
dan % biji pecah terhadap total biji (biji utuh + biji pecah + inti
utuh + inti pecah dan cangkang) maksimum 12%
g. Komposisi ideal minyak kasar di Bak RO berdasarkan hasil analisa
ekstraksi adalah minyak 60%, air 25% dan NOS 15%
h. Norma lossis minyak pada biji 0.8% terhadap contoh

2. Trouble Shooting
a. Volume isian Digester <3/4 kemungkinan disebabkan :
- Siklus perebusan terlalu lama akibat tekanan rebusan
<2.8 kg/cm2
- Stagnasi pada instalansi sebelum Digester
- Kapasitas rebusan <90% terhadap kapasitas terpasang
- Timba-timba buah tidak lengkap
b. Aliran minyak dari bottom plate tidak lancar kemungkinan
disebabkan :
- Lobang perforasi bottom wearing plate tumpat (akibat
pembersihan tidak dilakukan setiap minggu)
- Jumlah lobang perforasi terlalu sedikit (<1.200 buah 5
mm atau <1.800 buah 4 mm)
- Kran drain dalam kondisi rusak
c. Keausan pisau Digester (jarak ujung pisau ke dinding
Digester >1.5 cm) kemungkinan disebabkan :
- Umur teknis pisau sudah terlampaui (>4.000 jam)
d. Keausan worm screw (jarak ulir dengan silinder press >7 mm)
kemungkinan disebabkan :
- Umur teknis worm screw sudah telampaui (>600 jam)
e. Bila lossis minyak dalam fibre melebihi norma, kemungkinan
penyebabnya adalah :
- Proses perebusan tidak sempurna (kurang masak)
sehingga biji berekor
- Proses pebgadukan tidak sempurna (temperatue adukan
<950C, isian Digester <3/4 bagian, pisau aduk aus, aliran
minyak ,kasar dari bottom plate tidak lancer, tidak ada
siku penahan)
- Tekanan Screw Press rendah <40 BAR
- Screw press sudah aus
f. Bila biji pecah diatas norma, kemungkinan penyebabnya
adalah :
- Buah belum memenuhi kriteria matang panen (buah
afkir/mentah)
- Perebusan terlalu lama
- Tekanan pressan >50 BAR
- Screiw sudah aus
g. Bila kadar minyak pada biji >0.8% terhadap contoh
- Proses perebusan kurang sempurna sehingga banyak biji
berekor (masih banyak serat lekat pada biji)
- Buah belum memenuhi kriteria matang panen (banyak
buah mentah/afkir)
- Proses pengadukan tidak sempurna (temperature adukan
<950C, isian Digester <3/4 bagian, pisau aduk, aliran
minyak kasar dari bottom plate tidak lancar, tidak ada
siku penahan)

F. PEMURNIAN MINYAK (KLARIFIKASI)


1. Fungsi
- Vibrating Screen atau Saringan getar berfungsi untuk
memisahkan massa padatan berupa ampas, yang terikut
minyak kasar
- Bak RO atau Crude Oil Tank untuk meningkatkan suhu dan
dimanfaatkan juga untuk pengendapan
- Balance tank adalah untuk mengurangi gejolak cairan di
CST
- Continuous Settling Tank (CST) adalah untuk
memisahkan/mengutip minyak dari sludge
- Sludge Tank dan Oil tank adalah untuk menampung sludge
dan minyak
- Self Cleaning Strainer adalah untuk mengurangi NOS
dalam sludge
- Desanding Cyclone (sand Cyclone) adalah untuk mengutip
pasir dalam sludge
- Sludge separator adalah untuk mengutip minyak dalam
sludge
- Decanter adalah untuk mengutip minyak dalam sludge
- Oil purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak
2. Spesifikasi Alat
a. Vibrating screen
- Double Screen dengan ukuran 30 dan 40 mesh.
b. Bak RO
- Kapasitas = kapasitas oleh jterpasang x 60% x 30/60 x
4/3. Untuk PKS kapasitas 30 ton/jam = 12 m3 dan untuk
kapasitas 60 ton/jam = 24 m3
a. Pompa minyak
- 2 buah @ 20 ton/jam untuk PKS 30 ton TBS/jam dan 3
buah @ 60 ton TBS/jam
c. Balance tank
- Posisi balance tank lebih tinggi 5-10 cm dari CST
d. CST
- Kapasitas : 90 ton untuk PKS 30 ton TBS/jam
- Jumlah : 2 buah untuk PKS 30 ton TBS/jam dan 3 buah
untuk PKS 60 ton TBS/jam
- Dilengkapi dengan agitator (3 buah pisau pengaduk)
dengan kecepatan berputar 3-4 rpm
e. Sludge tank
- Kapasitas = kapasitas olah/jam x 35% x 75/60 x 4/3.
Untuk PKS kapasitas 30 ton/jam = 17.5 m3 dan untuk
kapasitas 60 ton/jam = 35 m3.
f. Oil Tank
- Kapasitas = kapasitas olah/jam x 25% x 60/60 x 4/3.
Untuk PKS kapasitas 30 ton/jam = 10 m3 dan untuk
kapasitas 60 ton/jam = 20 m3.
g. Strainer : Jumlah 2 unit (1 unit beroperasi dan 1 unit
cadangan untuk PKS kapasitas 30 ton/jam). 3 unit strainer
untuk PKS 60 ton/jam.Jumlah brush dalam Strainer ada 6 bh
h. Sand cyclone : Jumlah 2 unit (1 unit beroperasi dan 1 unit
cadangan untuk PKS 30 ton/jam))
i. Sludge Separator
- Jumlah : 4 buah untuk PKS 30 ton TBS/jam dan 7 buah
untuk PKS 60 ton TBS/jam
- Kapasitas : 4.5 ton sludge/jam
- Setiap 5.000 jam ganti bearing/balancing dan setiap
10.000 jam overhoul
- Umur teknis nozzle 1.200 jam (Alfa laval) dan 400 jam
(Stork), screw dan friction pad = 2.500 jam
- Dilengkapi buffer tank dengan ketinggian 7 meter
j. Oil purifier
- Jumlah : 3 buah untuk PKS 30 ton TBS/jam dan 5 buah
untuk PKS 60 ton TBS/jam
- Kapasitas : 4 ton minyak/jam
- Setiap 6.000 jam ganti bearing dan setiap 19.000 jam
overhoul
k. Vacuum drier
- Jumlah : 2 buah untuk PKS 30 ton TBS/jam dan 3 buah
untuk PKS 60 ton TBS/jam
- Kapasitas : 10 ton CPO/jam

3. Pengoperasian
a. Sand trap
- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah
- Suhu 950C
- Di-spui setiap 4 jam pada saat pengoperasian
- Dicuci setiap minggu
b. Bak RO
- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah
- Suhu 950C
- Jumlah cairan stabil
- Dicuci setiap minggu
- Pengambilan contoh minyak kasar setelah vibrating
screen atau setelah keluar dari pompa, setiap 2 jam,
sebanyak 200 ml untuk dianalisa komposisinya dengan
metode ekstrak.
c. Pompa minyak di Bak RO
- Pompa minyak baru dioperasikan jika Bak RO minimal
telah terisi 1/2 bagian
- Pompa dihidupkan terus-menerus selama mengolah
d. CST
- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah
- Temperatur operasional cairan 950C
- Ketebalan minyak pada saat pengutipan dan akhir olah
50 cm
- Dicuci setiap 6 bulan
- Diisi air panas setelah pencucian (75%) sebelum diisi
minyak kasar dari Bak RO
- Awal pengoperasian, pemanasan boleh menggunakan
steam injeksi. Selama pengutipan minyak, pemanasan
hanya menggunajkan steam coil
- Pengambilan contoh sludge di pipa outlet sludge pada
masing-masing CST (pipa inlet sludge tank) setiap 2
jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan
minyaknya.
e. Sludge tank
- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah
- Suhu 950C
f. Oil Tank
- Di-spui setiap pagi sebelum mengolah
- Pompa Crude Oil tank dihidupkan/dijalankan apabila
tangki sudah terisi 1/2 atau 3/4 volume
- Suhu 950C
g. Strainer
- Serabut/kotoran dibuang dari bagian bawah strainer
setiap 2 jam sekali
- Brush kawat setiap 6 jam harus dicuci.
h. Sand cyclone
- Pasir dibuang pada tabung bagian bawah setiap 30
menit
- Disediakan tempat/drum penampungan pasir untuk
Sand cyclone otomatic
i. Sludge separator
- Temperatur sludge dan air panas 950C
- Dicuci setiap 4 jam
- Nozzle diganti jika > 1.8 mm
- Dicuci jika sludge separator sudah kotor ( ada kelainan
suara, getaran dan beban ampere tinggi)
- Contoh sludge diambil di masing masing outlet sludge
separtor setiap 2 jam, sebanyak 200 ml untuk dianalisis
kandungan minyaknya.
j. Oil purifer
- Dibilas setiap 1 jam sekali. Jika air hasil pembilasan
terlalu kotor maka lakukan pembilasan setiap jam
sekali
- Dioperasikan oil purifier jika oil tank telah terisi
minimal dari volume tangki
- Temperatur minyak harus mencapai 90o C 95o C.
- Contoh minyak diambil di inlet dan outlet (sebelum dan
sesudah) masing-masing oil purifier setiap 2 jam,
sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan
minyaknya.
k. Vacuum drier
- Memeriksa kevacuuman telah mencapai 760 mmHg.
- Contoh minyak diambil setelah Vacuum drier setiap 2
jam sebanyak 200 ml untuk dianalisa kandungan ALB,
air dan kotoran.

4. Pengawasan Operasional
a. Suhu minyak kasar di Bak RO 95o C
b. Jumlah/volume minyak kasar di Bak RO stabil/konstan
c. Komposisi ideal minyak kasar di Bak RO : minyak 60%,
air 25% dan NOS 15%
d. Suhu cairan minyak kasar dalam CST 95oC
e. Ketebalan minyak pada saat operasional dan akhir olah 50
cm
f. Suhu di Oil tank > 95oC
g. Suhu di sludge tank > 95o
h. Kondisi steam trap
i. Kandungan minyak dalam sludge yang keluar CST <5,0%
j. Kandungan minyak dalam sludge yang keluar Sludge
separator (norma 0,5% terhadap contoh)
k. Kadar air dalam minyak produksi 0,15% dan kadar
kotoran 0, 020%
l. Kebocoran minyak disemua instalasi
m. Kadar ALB minyak produksi CPO Super 2,5% sedangkan
kadar ALB untuk CPO Non Super 3,5%
5. Trouble Shooting
a. Suhu Cairan dalam Bak RO <95oC kemungkinan
disebabkan oleh :
- Suhu di sand trap (karena tidak ada pemanas)
- Luas permukaan steam coil tidak mencukupi atau
jumlah lobang di pipa injeksi terlalu sedikit
- Kapasitas pompa/jam lebih besar dibandingkan dengan
jumlah cairan yang masuk sehingga retention time
cairan di Bak RO terlalu singkat (>20 ton/jam untuk
PKS 30 ton/jam)
b. Jumlah/volume minyak kasar di Bak RO tidak
stabil/konstan kemungkinan disebabkan oleh :
- Kapasitas pompa > dibandingkan dengan jumlah cairan
yang dihasilkan kempa
- Operasional pompa pengiriman minyak dari Bak RO ke
CST tidak berlangsung terus menerus
c. Komposisi minyak kasar di Bak RO tidak ideal
kemungkinan disebabkan oleh :
- Terlalu banyak/sedikit penambahan air (pengenceran)
- Screen vibro separator koyak sehingga %NOS menjadi
tinggi
- Ukuran screen vibro separator tidak sesuai (>30 mesh)
d. Suhu cairan minyak kasar dalam CST <950C kemungkinan
disebabkan oleh :
- Pipa steam coil terbalut kotoran akibat pencucian
dilakukan >6 bulan
- Luas penampang pipa steam coil terlalu kecil
- Pipa steam coil hanya satu tingkat
- Termostat tidak berfungsi
- Temperatur di bak RO < 950C
- Steam trap tidak berfungsi (rusak)
e. Ketebalan minyak pada saat operasional dan akhir olah <50
cm kemungkinan disebabkan oleh :
- Penyetelan skimmer (corong) terlalu rendah\
- Pengurasan minyak pada akhir olah karena ingin
mendapatkan rendemen yang lebih tinggi
f. Suhu di Oil tank <950C dan di sludge tank <950C
kemungkinan disebabkan oleh :
- Luas penampang pipa steam coil terlalu kecil atau tidak
dipasang steam coil/steam injeksi
g. Kandungan minyak dalam sludge >5,0%, berarti kinerja
CST tidak maksimal dan kemungkinan disebabkan oleh :
- Suhu cairan dalam CST <950C
- Pemanasan pada saat pengutipan minyak menggunakan
steam injeksi atau terjadi kebocoran steam pada steam
coil sehingga cairan tidak tenang (menggelegak)
- Cairan dalam CST sudah jenuh karena CST sudah >6
bulan tidak dicuci
- Retention time di CSR <5 jam
- Tidak dipasang Balance tank sehingga cairan
menggelegak (tidak tenang) akibat tekanan pompa
- Steam coil hanya satu tingkat
- Kurang penambahan air pengencer (cairan terlalu
kental)
- Posisi ujung pipa inlet balance tank dengan outlet
sludge CST terlalu dekat
- Putaran agitator >4 rpm
h. Jika kadar air dalam CPO >0.15% dan kadar kotoran
>0.020% kemungkinan penyebabnya adalah :
- Spui (di CST, oil tank, sludge tank) tidak dilakukan
setiap hari sebelum mengolah
- Ketebalan minyak di CST <50 cm
- Kondisi cairan dalam CST bergejolak (tidak tenang)
akibat cairan masuk tidak melalui balance tank dan
steam injeksi dihidupkan
- Kadar kotoran dalam minyak yang masuk Oil purifier
tidak standar
- Kadar air dalam minyak yang masuk ke Vacuum drier
tidak standar
- Temperatur minyak di Oil tank <950C
- Kevakuman di Vacuum drier <500 mm Hg
- Pencucian bowl disc (self cleaning) tidak dilakukan
setiap 1 jam
- Rpm as spindle <6.000 akibat power listrik yang rendah
i. Kandungan minyak dalam sludge yang keluar dari Sludge
separator >0,5% terhadap contoh. Kemungkinan
penyebabnya adalah :
- Nozzle sudah aus (diameter >1.80 mm)
- Kandungan minyak dalam sludge di sludge tank >6.0%
terhadap contoh
- Terlambat melakukan pencucian sludge separator (>6
jam)
- Temperatur sludge <950C
- Cairan sludge terlalu kental (kurang pengenceran)
- Rpm as spindle <6.000 akibat power listrik yang rendah
- Pharing disc sudah aus
- Ketinggian buffer tank dari sludge separator <7 m
- Umpan sludge yang terlalu besar (tidak seimbang
dengan volume air yang masuk)
j. Jika kadar ALB dalam minyak produksi >3,50%,
kemungkinan penyebabnya adalah :
- Bahan baku (TBS/brondolan) banyak yang
terluka/memar atau restan
- Kondisi instalasi tidak bersih (masih banyak kotoran di
timba-timba buah/conveyor)
- Pengutipan minyak yang berlebihan dari bak fat-pit
k. Standard Toleransi Lossis (kehilangan) Minyak Sawit
Standard Lossis (%) Terhadap
Parameter
Contoh TBS
Sludge akhir Fat-Pit/Deoling Pond 0,50 0,30
Ampas kempa 0,90 0,55
Tandan kosong 1,85 0,39
Buah ikut tanda kosong 2,50 0,16
Biji ampas kempa 0,80 0,10
Sludge centrifuge (contoh) 0,60 maks -
Air rembusan (contoh) 0,50 maks -
Kenaikan ALB Pabrik 0,30 maks -
Total Kehilangan Minyak Terhadap TBS - 1,50 maks

G. TANGKI TIMBUN MINYAK SAWIT


1. Fungsi
Tangki timbun adalah suatu alat atau tempat yang berfungsi untuk
menampung produksi minyak hasil olahan pabrik (dan
mempertahankan mutu) sebelum dikirim ke pembeli.

2. Spesifikasi Alat
- Jumlah minimal tangki timbun yang dioperasionalkan disuatu
pabrik adalah 2 unit, yaitu untuk tangki produksi dan tangki
pengiriman secara bergantian setiap hari. Jika PKS memproduksi
super/golden CPO, sebaliknya ada 3 unit tangki timbun
- Dilengkapi pipa sirkulasi agar tidak ada ketekoran (kotoran pada
saat pencucian

3. Pengoperasion
a. Dicuci setiap 6 bulan
b. Temperatur tangki dijaga antara 400C sampai 500C
c. Sebelum dan sesudah mengolah/pengiriman dilakukan pengukuran
(sounding)
d. Lakukan sirkulasi minyak sebelum pengiriman atau memompakan
minyak kotor (bagian bawah) dari tanggal timbun ke Bak RO setiap
pagi
e. Setiap pagi sebelum mengolah, mengambil contoh minyak pada
masing-masing tangki timbun (bagian atas, tengah dan bawah),
sebanyak 200 ml untuk dianalisa kualitasnya.

4. Pengawasan Operasi
Standar mutu minyak di Tangki timbun adalah ALB <5,0%, kadar air
015 % dan kadar kotoran 0,02%.

5. Trouble Shooting
Bila mutu minyak tidak standar, maka kemungkinan penyebabnya
adalah :
- Mutu minyak produksi yang masuk ke Tangki timbun tidak standar
- Terlambat melakukan pencucian Tangki timbun (>6 bulan)
- Pipa pemanas (steam coil) bocor sehingga kadar air meningkat
- Temperatur minyak di Tangki timbun terlalu tinggi (>50C)
sehingga akan terjadi oksidasi dengan udara yang mengakibatkan
kenaikan ALB.

H. SUPER DAN GOLDEN CPO


Super CPO adalah CPO yang mempunyai kadar ALB <2,5%. Sedangkan
golden CPO adalah CPO dengan kadar ALB <2,0%. Keuntungan
menghasilkan produksi 2 jenis CPO ini adalah diperolehnya tambahan
premi pada saat CPO dijual.
Untuk dapat menghasil minyak super CPO harus ada koordinasi yang baik
antara bidang tanaman, teknik dan pengolahan, yaitu :
BIDANG TUGAS/KEWAJIBAN
Tanaman - Melakukan panen bersih (mencegah adanya
buah matang tidak dipanen dan brondolan tidak
terkutip)
- Mencegah adanya restan di Afdeling
Teknik - Mencegah kebocoran-kebocoran di stasiun
minyak
- Membenahi instalasi menggunakan steinless
steel
Pengolahan - Memperkecil % luka pada buah
- Memisahkan pengolahan buah segar dan restan
- Mengamati ALB pada saat pengolahan
- Menjaga kebersihan pabrik

I.

Anda mungkin juga menyukai