Transport buah merupakan mata rantai dari 3 aktivitas terpenting dan saling mempengaruhi
yaitu Panen, Angkut dan Olah atau disingkat PAO.
Ada 4 (empat) hal yang menjadi sasaran kelancaran transport tandanbuah segar atau Fruit
Fresh Bunches (FFB) yaitu :
1. ORGANISASI PANEN
Rotasi panen dijaga antara 6-7 hari, sehingga persentase brondolan terhadap janjang
maksimum 7-9%..
Buah harus diletakkan di TPH. Interval TPH ialah : tiap 3 (tiga) jalan pikul ada 1
(satu) TPH.
Panen dalam setiap hari agar diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar pencar dari
satu mandoran dengan mandoran yang lain.
Diusahakan agar 1 (satu) ancak selesai dipotong dalam 1 (satu) hari.
Sesudah selesai dipotong satu jalan pikul, karyawan panen harus langsung
mengeluarkannya ke TPH.
Perhatian : Tidak dibenarkan kendaraan menunggu kerani panen, tetapi kerani panen
yang harus menunggu kendaraan.
Realisasi tonase buah yang dipanen setiap hari harus hampir sama dengan
tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya.
Panen hari Minggu sebaiknya dihindari untuk memberi kesempatan waktu untuk
reparasi alat-alat transport dan kesempatan istirahat kepada supir dan kenek.
Jalan diusahakan lurus dan jarak antara pasar buah maksimum ± 300 m (33 pokok).
Jalan-jalan buntu (tidak tembus) diminimalkan tidak ada.
Di areal berbukit, jalan dibangun di kaki bukit bukan diatas bukit
3. KONDISI/PERAWATAN JALAN
Penggunaan Road Greader dan Compactor untuk membentuk dan merawat jalan.
Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu padas sebaiknya diminimalkan,
karena batu padas yang menonjol sering merusakkan ban dan gardan kendaraan (truk
dan jeep).
4. KONDISI/PERAWATAN ALAT-ALAT TRANSPORT
Setelah selesai dihitung kerani buah, TBS dapat segera dimuat dan dikirim ke pabrik. Pada
saat muat TBS dan pengiriman perlu memperhatikan hal-hal berikut :
Untuk menghitung jumlah kebutuhan kendaraan truk pengangkut tandan buah segar
hasil panen kelapa sawit, harus mempertimbangkan produksi TBS setahun dan faktor lain :
a. Kondisi jalan dan jembatan
b. Kapasitas truk,
c. Kecepatan kendaraan
d. Jarak lokasi panen
e. Lamanya muat buah di lapangan
f. Lamanya pembongkaran buah di pabrik
Contoh perhitungan :
A. Menentukan lama perjalanan (trip) kendaraan :
Kapasitas angkut kendaraan truk = 5 ton/unit
Lamanya muat buah ke dalam truk = 40 menit
Lamanya bongkar buah di pabrik = 20 menit
Jarak pabrik ke lokasi panen = 20 km
Kecepatan rata-rata kendaraan truk = 40 km/jam
Maka lama perjalanan kendaraan = (40+20 menit)+{(2×20 km)/40 km/jam}
= 120 menit atau 2 jam
B. Menentukan jumlah trip kendaraan :
Hari kerja kendaraan truk per hari = 10 jam
Maka jumlah trip kendaraan truk = 10 jam/2 x 1 trip
= 5 trip/hari
C. Menentukan jumlah buah diangkut :
Kapasitas angkut kendaraan truk = 5 ton/unit
Maka jumlah buah diangkut ke pabrik = 5 ton x 5 trip/hari
= 25 ton/hari/unit
D. Menentukan jumlah pemanen :
Prestasi pemanen per hari (7 jam) = 700 kg/hari atau
= 100 kg/jam
Maka jumlah buah dipanen 2 jam = 100 kg/jam x 2 jam
= 200 kg
Untuk menyediakan 5 ton buah/2 jam = 5.000 kg/200 kg x 1 pemanen
= 25 pemanen
E. Menentukan luas areal dipanen :
Produksi buah per ha per tahun = 20 ton/ha/tahun
Pusingan panen = 5/7 hari (52 pusingan/tahun)
Maka jumlah buah per pusingan = 20.000 kg/52
= 385 kg
Untuk menyediakan 5 ton buah = 5.000 kg/385 kg x 1 ha
= 12,99 ha atau
Untuk 1 hari kerja truk (10 jam) = 5 x 12,99 ha
= 64,95 ha
F. Menentukan jumlah kendaraan truk :
Luas areal panen (TM) = 600 ha
Pusingan panen = 5/7 hari (52 pusingan/tahun)
Setelah lateks hasil sadapan terkumpul seluruhnya, selanjutnya lateks dari tangki
penerimaan/pengumpulan yang berada di lokasi tempat pengumpulan hasil di
kebun, kemudian diangkut dengan tangki pengangkut ke pabrik. Tangki pengangkut
ada yang ditarik dengan traktor, dan ada pula yang terpasang pada truk-truk tangki.
Dalam pengangkutan lateks ke pabrik harus dijaga agar lateks tidak terlalu
tergoncang dan terlalu kepanasan karena dapat berakibat terjadinya prakoagulasi di
dalam tangki. Dalam keadaan tertentu, lateks dalam tangki tersebut perlu diberi obat
anti koagulan.
Sarana angkutan. Sarana angkutan yang digunakan untuk pengangkutan lateks dari
kebun ke pabrik adalah truk tangki dengan kapasitas biasanya antara 2.000 sampai
3.000 liter. Tangki dibuat dari bahan alumunium dan dirancang sedemikian rupa
sehingga mudah dipasang dan dilepas dari alat penarik (truk/taktor) dan dengan mudah
dibersihkan. Jumlah truck yang diperlukan tergantung dari tingkat produksi lateks yang dihasilkan
per hari.
Sedapat mungkin harus diusahakan semua lateks dapat diangkut ke pabrik pusat agar dapat
dilakukan pencampuran lateks dari semua bagian kebun dalam satu atau beberapa bak pencampur
di pabrik, sehingga dapat diharapkan hasil yang seragam. Jika keadaan tempat memaksa untuk
dilakukan koagulasi di kebun, jumlah lateks yang dikoagulasi sedapat mungkin harus dibatasi.
Prasarana jalan. Prasarana jalan yang digunakan untuk pengangkutan lateks dari kebun harus cukup
baik. Hal ini untuk menghindari terjadinya goncangan-goncangan selama pengangkutan yang dapat
meningkatkan proses prakoagulasi. Oleh karena itu TPH biasanya diletakkan/berada di pinggir-
pinggir jalan produksi.