Anda di halaman 1dari 22

MODUL

PENANGANAN PASCA PANEN

Disusun Oleh:
Betta Yuliana, SP

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SUBANG


DAFTAR HADIR

I. PENDAHULUAN 1
II. MATERI 1
2.1 Penanganan Pasca Panen 1
Prinsip dasar dari penanganan pasca panen yang baik: 3
2.2 Teknik Penanganan Pasca Panen 6
III. LEMBAR KERJA SISWA 14

3.1 Pendahuluan 14
3.2 Tujuan 14
3.3 Pembelajaran 14
Penanganan Pasca Panen Produk Tanaman Pangan 14
3.3.1 Alat dan Bahan 14
3.3.2 Keselamatan Kerja 14
3.3.3 Langkah Kerja 14
IV. PENILAIAN 16
Daftar Pustaka 18

i
PENANGANAN PASCA PANEN

I. PENDAHULUAN
Penanganan pasca panen adalah kegiatan selanjutnya setelah panen yang juga merupakan
kegiatan yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh petani/pembudidaya tanaman. Arti
lain, penanganan pasca panen dimulai dari pengangkutan produk yang telah
dipetik/dipotong/dipanen dari tanamannya. Penanganan pasca panen yang baik akan
menurunkan tingkat kehilangan hasil produk pertanian. Penanganan pasca panen akan
mempengaruhi kualitas produk yang diterima oleh konsumen. Kualitas produk hasil panen
harus dipertahankan dari mulai produk dipisahkan/dipetik/dipotong dari tanamannya sampai
pada konsumen sebagai pengguna dari produk tersebut. Kegiatan penanganan hasil panen
sangat penting dan perlu dilakukan secara benar dan hati-hati sebab hasil panen yang telah
rusak atau jelek mempunyai nilai ekonomis yang rendah dan merugikan, selain itu hasil panen
yang telah rusak layu respirasinya akan lebih cepat dan susunan kimianya menjadi rusak.

II. MATERI
2.1 Penanganan Pasca Panen
Pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian setelah pemanenan. Hasil
pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik dan
kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan. Sehingga, penanganan pascapanen
menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa
bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pascapanen, apakah akan dimakan segar
atau dijadikan bahan makanan lainnya.
Penanganan pascapanen berbeda dengan pengolahan pangan karena tidak mengubah struktur
fisik dan susunan kimiawi primer dari hasil pertanian secara signifikan. Tujuan utama dari
penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi yang
tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik.

1
Persiapan dan transportasi produk dari lahan adalah kegiatan-kegiatan utama yang harus
dilakukan setelah produk dipanen. Hasil panen harus segera dikumpulkan, dikemas sementara,
untuk kemudian diangkut ke rumah pengemasan, tempat penyimpanan, pusat pengolahan atau
industri pengolahan produk segar, atau langsung ke pasar. Lokasi di mana kegiatan persiapan
dilakukan harus dekat dengan lahan, dan dapat didatangi oleh kendaraan yang akan digunakan
untuk mengangkut produk keluar dari lahan. Lokasi tersebut juga harus terlindung dari sinar
matahari langsung (dalam bangunan beratap atau pun di bawah naungan pohon rimbun) dan
udara bebas keluar masuk untuk mencegah penumpukan panas, baik yang berasal dari sinar
matahari maupun yang timbul akibat respirasi produk. Tempat untuk melakukan kegiatan
persiapan sebaiknya beralaskan lantai semen sebab bila beralas tanah dikhawatirkan produk
akan terkontaminasi kotoran yang ada pada tanah, dan sebaiknya digunakan kemasan dapat
melindungi produk dari kerusakan akibat penanganan yang dilakukan.
Perlindungan produk dari suhu lingkungan yang tinggi sangat penting untuk menghindari
pemanasan dan luka bakar pada produk yang baru dipanen. Produk yang terkena sinar matahari
langsung dapat meningkat suhunya hingga melebihi suhu udara lingkungan, dan hal ini akan
berakibat buruk pada produk karena respirasinya akan meningkat dan penurunan mutu akan
terjadi dengan cepat. Bila memungkinkan, produk yang telah dipanen segera dibawa ke tempat
terlindung, di dalam bangunan beratap atau di bawah pohon rindang atau naungan lainnya, agar
suhunya tetap rendah. Hal ini perlu diperhatikan terutama bila produk tidak dapat segera
diangkut karena berbagai sebab seperti menunggu kendaraan pengangkut, atau menunggu
produk terkumpul dalam jumlah yang cukup untuk diangkut. Bila tidak tersedia pohon yang
rindang di sekitar lahan, sebaiknya digunakan tenda yang dapat dipindah-pindahkan. Pada
daerah dengan suhu udara yang cukup tinggi, sebaiknya jangan melakukan panen pada siang
hari setelah matahari agak tinggi.
Disatu sisi hasil panen ingin diperlakukan secara alami karena bahan tersebut masih melakukan
metabolisme yang dicirikan adanya proses respirasi yang memungkinkan kualitas hasil bisa
dipertahankan apabila diperlakukan yang benar, disisi lain adanya perlakuan selama
pengangkutan ke konsumen, produk buah pasca panen mengalami tekanan fisik, getaran,

2
gesekan pada kondisi dimana suhu dan kelembaban memacu proses pelayuan. Sehingga untuk
mendapatkan bentuk produk yang optimal maka perlu adanya pertimbangan penting dalam
penanganan pascapanen. Berikut adalah prinsip penanganan pasca panen yang dapat menjadi
pertimbangan yang harus diperhatikan saat akan melaksanakan penanganan pasca panen yang
baik.

Prinsip dasar dari penanganan pasca panen yang baik:


1. Mengenali sifat biologis hasil tanaman yang akan ditangani
- Hasil pertanian yang telah dipanen masih hidup, masih melakukan respirasi, dan
transpirasi, sehingga penanganan pasca panen yang dilakukan harus selalu
memperhatikan hal ini.
- Sifat biologi setiap hasil pertanian berbeda, perlakuan pasca panen yang tepat
untuk tiap komoditas akan berbeda.
- Bagian tanaman yang dimanfaatkan juga berbeda-beda sifatnya (daun, batang,
bunga, buah, akar).
- Struktur dan komposisi hasil tanaman dari tiap bagian tanaman berbeda.

Perubahan-perubahan yang terjadi dari bagian tanaman setelah panen.

No. Perubahan Tanda Perubahan

1. Perubahan fisik / morfologis :

· Daun menguning

· Bunga layu

· Batang memanjang atau mengeras

· Buah matang ranum“bonyok”

3
No. Perubahan Tanda Perubahan

· Buah muda:

- jagung manis biji keriput

- mentimun keriput atau menguning

- polong alot, menguning

· Umbi dan ubi bertunas / berakar

2. Perubahan komposisi :

· kadar air berkurang

· Karbohidrat/pati gula,

· protein terurai

· lemak tengik

· vitamin dan mineral hilang / berkurang, timbul aroma /


bau

Kembali ke Daftar Isi

4
2. Mengetahui jenis kerusakan yang dapat terjadi
No. Kerusakan Tanda Perubahan

1. Kerusakan Fisik – Perubahan-perubahan terjadi karena proses fisiologi (hidup)


Fisiologis yang terlihat sebagai perubahan fisiknya seperti perubahan
warna, bentuk, ukuran, lunak, keras, alot, keriput, dll. Juga
bisa terjadi timbul aroma, perubahan rasa, peningkatan
zat-zat tertentu dalam hasil tanaman tersebut.

2. Kerusakan Mekanis Kerusakan disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan,


baik antara hasil tanaman tersebut atau dengan benda lain.
Kerusakan ini umumnya disebabkan tindakan manusia yang
dengan sengaja atau tidak sengaja dilakukan. Atau karena
kondisi hasil tanaman tersebut (permukaan tidak halus atau
merata, berduri, bersisik, bentuk tidak beraturan, bobot
tinggi, kulit tipis, dll.). Kerusakan mekanis (primer) sering
diikuti dengan kerusakan biologis (sekunder)

3. Kerusakan Biologis Penyebab kerusakan biologis dari dalam tanaman :


pengaruh etilen
Penyebab kerusakan biologis dari luar : Hama dan penyakit

3. Melakukan penanganan yang baik


- Menggunakan teknologi yang baik dan menyesuaikan dengan tujuan
penanganan
- Hindari kerusakan apapun penyebabnya dalam penanganan pasca panen.
- Penanganan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah yang
ditentukan
- Mempertimbangkan hubungan biaya dan pemanfaatan.

5
Faktor yang berpengaruh pada kerusakan hasil tanaman :
- Faktor biologis :
repirasi, transpirasi, pertumbuhan lanjut, produksi etilen, hama penyakit
- Faktor lingkungan :
temperatur, kelembaban, komposisi udara, cahaya, angin, tanah/media

2.2 Teknik Penanganan Pasca Panen


Selama penanganan, kehilangan bisa terjadi karena hasil mengalami kerusakan fisik, seperti :
lecet, memar, pecah atau sobek. Kondisi ini akan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Usaha untuk memperkecil kehilangan hasil panen adalah dengan menentukan perbaikan untuk
penanganan dengan mengetahui resiko setiap tahap penanganan yang telah dilakukan,
teknologi yang digunakan harus sesuai dengan waktu, biaya dan tingkat keberhasilannya.
Setelah hasil pertanian dipanen dan dikumpulkan, untuk kelompok tanaman pangan atau
produk pangan berupa biji-bijian, dilakukan kegiatan penanganan hasil panen yang meliputi
kegiatan : pengumpulan, pengeringan, pembersihan, sortasi, grading, pengemasan,
penyimpanan dan pengangkutan yang semuanya saling berhubungan.
Pada kelompok tanaman Hortikultura, seperti sayuran, buah-buahan dan tanaman hias.
Kegiatan lain yang mungkin dilakukan di lahan pada produk yang baru dipanen meliputi
pembuangan getah (delatexing), pembuangan bagian-bagian yang tidak diperlukan (trimming),
pemisahan dan pemutuan (sorting and grading), dan pengemasan (packaging) yang untuk
berbagai komoditas akan lebih baik bila dilakukan di dalam rumah pengemasan (packing
house).
Teknik penanganan pasca panen pada umumnya, khususnya pada kelompok tanaman pangan
adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan, yaitu kegiatan mengumpulkan hasil panen ke tempat yang aman dekat
dengan tanaman yang dipanen, teduh agar tidak cepat layu karena penguapan terkena sinar
matahari, terbuka agar udara bebas keluar masuk untuk mencegah penumpukan panas

6
karena proses respirasi, bersih sehingga tidak terkontaminasi kotoran, dapat menggunakan
wadah/keranjang/karung sesuai komoditas tanaman. Lokasi di mana kegiatan persiapan
dilakukan harus dekat dengan lahan, dan dapat didatangi oleh kendaraan yang akan
digunakan untuk mengangkut produk keluar dari lahan. Usahakan tidak menumpukkan
hasil panen terlalu tinggi dan proses pengumpulan harus dilakukan secara hati-hati. Hindari
perlakuan kasar pada produk atau wadah yang dapat melukai produk, hindari memar atau
lecet karena terjatuh, terjadi gesekan/tekanan antar buah atau antara buah dengan wadah.
Meletakkan buah dengan hati-hati jangan dilempar-lempar. Hindari tindakan kasar dan
usahakan tidak terlalu banyak pemindahan wadah. Pisahkan produk yang memar/lecet atau
terkena hama/penyakit, agar tidak menulari pada produk lainnya yang sehat.
Perlindungan produk dari suhu lingkungan yang tinggi sangat penting untuk menghindari
pemanasan dan luka bakar pada produk yang baru dipanen. Produk yang terkena sinar
matahari langsung dapat meningkat suhunya hingga melebihi suhu udara lingkungan, dan
hal ini akan berakibat buruk pada produk karena respirasinya akan meningkat dan
penurunan mutu akan terjadi dengan cepat. Bila memungkinkan, produk yang telah
dipanen segera dibawa ke tempat terlindung, di dalam bangunan beratap atau di bawah
pohon rindang atau naungan lainnya, agar suhunya tetap rendah. Hal ini perlu diperhatikan
terutama bila produk tidak dapat segera diangkut karena berbagai sebab seperti menunggu
kendaraan pengangkut, atau menunggu produk terkumpul dalam jumlah yang cukup untuk
diangkut. Bila tidak tersedia pohon yang rindang di sekitar lahan, sebaiknya digunakan
tenda yang dapat dipindah-pindahkan. Pada daerah dengan suhu udara yang cukup tinggi,
sebaiknya jangan melakukan panen pada siang hari setelah matahari agak tinggi.
2. Pengeringan, yaitu penanganan pada produk dengan tujuan untuk mengurangi kadar air
pada produk tersebut agar dapat disimpan lama dan dapat mempertahankan kualitas produk
selama penyimpanan. Pada produk dengan jenis biji-bijian pengeringan dilakukan sampai
pada kadar air tertentu, misalnya pada gabah padi kadar air maksimum pada tingkat 14%,
pada biji kedelai berkisar antara 17%-20%, pada jagung yang akan disimpan kadar airnya
berkisar di 13%. Pengeringan dilakukan segera setelah dipanen, bisa dengan

7
memanfaatkan sinar matahari, cara ini dianggap baik karena pengurangan kadar air secara
perlahan sehingga tidak merusak struktur biji, selain itu juga biayanya murah. Cara
pengeringan lainnya adalah dengan cara pengasapan. Biasanya cara ini dilakukan saat
musim hujan. Cara lain yang lebih modern adalah dengan teknologi mesin pengering.
3. Pembersihan. Pembersihan pada kelompok tanaman pangan dilakukan dengan cara
memisahkan produk panen dari bagian tanaman yang masih tercampur, kotoran-kotoran
lain yang dapat merusak pada mutu produk, khususnya pada produk yang diperuntukkan
menjadi benih.
4. Sortasi, adalah memisahkan hasil panen yang baik/layak (penampilan produk utuh, tidak
mengalami kerusakan fisik dan terlihat menarik), dengan produk yang rusak (penampilan
tidak utuh, rusak, busuk, bekas serangan hama atau penyakit) dan dari benda asing yang
tidak dikehendaki).
Ada dua macam proses sortasi, yaitu sortasi basah dan sortasi kering.Sortasi basah
dilakukan pada saat bahan masih segar. Proses ini untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya dari simplisia yang dibuat dari
akar suatu tanaman obat, maka bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang,
daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Hal tersebut
dikarenakan tanah merupakan salah satu sumber mikroba yang potensial. Sehingga,
pembersihan tanah dapat mengurangi kontaminasi mikroba pada bahan obat.
Sortasi kering pada dasarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuannya
untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Sortasi dapat
dilakukan dengan atau secara mekanik.
5. Grading, adalah kegiatan pemisahan produk sesuai standar mutu kualitas yang diinginkan
oleh pasar/konsumen menjadi beberapa tingkatan kualitas produk. Biasanya terbagi ke
dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan
seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Pemilihan produk dapat
berdasarkan ukuran, bentuk, kondisi dan tingkat kemasakan.

8
Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih
tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standar yang digunakan untuk pemilahan (kriteria)
dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar.
6. Pengemasan. Pada kelompok tanaman pangan pengemasan adalah alat yang digunakan
sebagai wadah/bahan yang digunakan agar produk tanaman pangan tidak tercecer. Fungsi
dari pengemasan adalah sebagai wadah, untuk melindungi produk tanaman pangan dari
serangan hewan pengganggu, seperti ayam, burung, tikus dan lain sebagainya, dan
berfungsi untuk mempermudah pengangkutan. Sehingga bahan pengemasan harus kuat,
fleksibel murah sesuai tujuan. Sebaiknya pengemas harus diberi label antara lain nama
varietas produk yang dikemas, kelas mutu produk, nama perusahaan.
Ada beberapa jenis kemasan atau keranjang yang dapat untuk penanganan produk di lahan,
tergantung pada jenis komoditas, biaya yang disediakan untuk kemasan, dan ketersediaan
bahan pembuat kemasan, serta sistem panen yang diterapkan. Praktek yang cukup baik
adalah para pemanen mengumpulkan hasil panen dalam keranjang-keranjang kecil, lalu
bila sudah terisi penuh memindahkan hasil panen tersebut ke keranjang yang lebih besar
untuk keperluan transportasi ke luar lahan.
Transportasi produk keluar dari lahan mungkin dilakukan untuk jarak yang dekat atau jauh,
melalui jalan yang mulus atau kasar, atau bahkan melalui jalan setapak, menggunakan
kendaraan bermesin atau bertenaga hewan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, banyak
kemungkinan terjadi dalam transportasi produk keluar dari lahan, oleh karena itu produk
harus dilindungi dari kerusakan mekanis yang mungkin terjadi melalui penggunaan sarana
transportasi yang sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui. Sarana transportasi yang
digunakan juga sebaiknya beratap dan mempunyai ventilasi yang baik, terutama bila
perjalanan akan memerlukan waktu yang cukup lama. Penanganan yang cepat selama
proses transportasi juga menjadi faktor yang penting dalam perlindungan produk setelah
dipanen.
Penggunaan kemasan seperti peti dan keranjang untuk produk yang mudah rusak seperti
buah dan sayuran yang lunak akan meminimalkan perlakuan di lahan dan dapat

9
mengurangi kerusakan mekanis pada produk dan menekan biaya penanganan. Semua
kegiatan harus direncanakan dengan baik dan segala perlengkapan yang diperlukan harus
dipersiapkan sebelum kegiatan berlangsung. Pengarahan dan pelatihan tenaga kerja juga
hal yang penting untuk dilakukan.
Jika untuk kebutuhan lokal, pengemasan cukup dengan karung plastik dan jika untuk
dipasarkan antara pulau atau antar propinsi sebaiknya digunakan pengemas rangkap yaitu:
kantong plastik dirangkap dengan karung plastik.

Keuntungan dari pengemasan yang baik:


- Melindungi komoditas dari kerusakan
Melindungi dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran
Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin
Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi
Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan
- Memudahkan penanganan :
Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan
Memberikan kesinambungan dalam penanganan
Mengacu pada standarisasi wadah / kontainer
- Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran
Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil)
Lebih menarik
Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas
Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan cara melindungi
produk yang dikemas
- Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan:

10
- Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka, terjatuh
atau kerusakan lain.
- Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi)
- Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi
- Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga “pengisi” atau pelindung,
harus bersih atau untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastik
- transparan dan lain-lain, harus yang baru.
- Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah precooling. Pengemasan
sebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara terpisah.
- Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang dikemas
dan lama penyimpanan/pengangkutan.
- Pada beberapa negara ada peraturan khusus mengenai bahan pengemas yang
diperbolehkan, juga dalam hubungannya dengan penggunaan bahan kimia setelah
panen
7. Penyimpanan. Penyimpanan, yaitu menempatkan produk yang telah dikemas sebelum
produk dikirimkan ke penjual/konsumen, pada sebuah ruangan yang telah dikondisikan
sehingga dapat menahan kualitas produk tetap terjaga baik.
Tujuan penyimpanan
- Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas)
- Menampung produk yang melimpah
- Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun
- Membantu dalam pengaturan pemasaran
- Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen
- Mempertahankan kualitas dari komoditas yang disimpan
Prinsip dari perlakuan penyimpanan :
- Mengendalikan laju transpirasi
- Mengendalikan respirasi

11
- Mengendalikan / mencegah serangan penyakit
- Mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen
Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang dengan
- Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen
- Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage)
- Perlakuan kimia (chemical treatment)
- Perlakuan penyinaran (irradiation)
- Penyimpanan dingin (refrigeration)
Penyimpanan dingin merupakan cara penyimpanan yang murah (terjangkau), efektif (bisa
digunakan untuk semua komoditas) dan efisien (dapat dikombinasikan dengan cara-cara
penyimpanan yang lain), namun untuk kondisi daerah tropis yang mempunyai temperatur
udara rata-rata cukup tinggi, penyimpanan hasil pertanian dalam temperatur rendah perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Faktor yang berpengaruh pada keberhasilan penyimpanan
- Perlakuan sebelum panen
- Panen dan penanganan panen
- Precooling
- Kebersihan
- Varietas /kultivar hasil tanaman dan tingkat kematangannya
8. Pengangkutan. Pengangkutan, yaitu proses memindahkan produk yang siap jual ke
pasar/penjual. Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua
kondisi
penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan.
Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
- Fasilitas angkutannya
- Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan
- Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan

12
- Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan.

Kembali ke Daftar Isi

13
III. LEMBAR KERJA SISWA
3.1 Pendahuluan
Kegiatan penanganan pasca panen dimulai dari pengangkutan produk dari lahan ke
tempat penanganan pasca panen sampai pada penyimpanan, dan pengangkutan ke
tempat pengolahan. Kegiatan penanganan pasca panen ini juga merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh petani agar tidak terjadi penurunan kualitas
produk yang akan dijual ke konsumen.

3.2 Tujuan
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu melakukan penanganan pasca
panen produk tanaman pangan dari lahan produksi ATPH SMK N 2 Subang ke
tempat penanganan pasca panen dengan baik dan kualitas produk yang dipanen
tetap terjaga sampai siap dijual.

3.3 Pembelajaran
Penanganan Pasca Panen Produk Tanaman Pangan
3.3.1 Alat dan Bahan
1. Keranjang/karung
2. Roda pengangkut/troli/alat pengangkut lainnya
3.3.2 Keselamatan Kerja
Gunakan pakaian lapangan, dan APD dengan lengkap.
3.3.3 Langkah Kerja
a) Buatlah pengamatan pada lahan produksi tanaman pangan yang
siap dipanen
b) Lakukan perencanaan kegiatan penanganan pasca panen pada
produk jagung yang ada di lahan ATPH SMK Negeri 2 Subang

14
c) Lakukan analisis terhadap hal penting apa saja yang harus
dilakukan segera agar produk dapat ditangani setelah panen
dengan baik sampai di lokasi penanganan pasca panen
d) Susunlah jadwal kegiatan penanganan pasca panen pada produk
jagung
e) Persiapan pelaksanaan penanganan pasca panen produk jagung
f) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan
penanganan pasca panen tanaman pangan
g) Lakukan kegiatan penanganan pasca panen produk jagung
sesuai perencanaan dengan baik dan cermat
h) Catatlah hasil yang berkaitan dengan proses penanganan pasca
panen produk jagung , yaitu :
- Berapa jumlah karung yang digunakan
- Bagaimana hasil pengangkutan jagung ke tempat penanganan
pasca panen
- Diskusikan dan simpulkan kegiatan penanganan jagung yang
telah anda lakukan dari lahan produksi ke tempat penanganan
pasca panen.
i) Evaluasi kegiatan
- Apakah alat yang disiapkan sudah sesuai dengan kegiatan
penanganan pasca panen jagung?
- Apakah kegiatan penanganan pasca panen jagung sudah
dilakukan dengan benar?

Kembali ke Daftar Isi

15
IV. PENILAIAN
1. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan penanganan pasca panen?
2. Jelaskan dengan singkat prinsip dan tujuan dari penanganan pasca panen?
3. Apa sajakah yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan penanganan
pasca panen!
4. Jelaskan langkah-langkah penanganan pasca panen tanaman pangan!
5. Jelaskan tujuan dan prinsip dari penyimpanan produk!

Tuliskan jawabannya disini


1. ….
2. ….
3. ….
4. ….
5. ….

Kembali ke Daftar Isi

16
17
Daftar Pustaka

__________. 2019. Melakukan panen dan pascapanen pdf.


http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59c114f7865eacc86be3c
d2b/6bf8b19ea42a8ab43138b6842c061da4.pdf. Tanggal 16 juli 2019 Pukul :
15.55 WIB

__________. 2013.Kriteria Panen Hortikultura dari Dinas Pertanian.


http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn967-2013lamp.pdf
Tanggal 16 juli 2019 Pukul : 15.55 WIB

­Ahmad usman. 2018. Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran


http://web.ipb.ac.id/~usmanahmad/Penangananbuahsayur.htm Tanggal : 23
Januari 2018, pukul : 16.00 WIB

Sumarni. 2019. Memanen hasil pemanenan.pdf .


https://www.academia.edu/32693401/Memanen_Hasil_Pemanenan. Tanggal
16 juli 2019 Pukul : 15.55 WIB

__________, 2019. PANEN.


file:///D:/TAHUN%202019-2020/ATP/Materi%20ATP/PANEN
%20dan%20PASCA%20PANEN/8c.%20informasi%20panen%20%20pasca
%20panen%20padi.pdf Diunggah Tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00 WIB.

_________. 2019. Penanganan_Pasca_Panen_Hasil_Pertanian.


file:///D:/TAHUN%202019-2020/ATP/Materi%20ATP/PANEN%20dan%20P
ASCA%20PANEN/penanganan_pasca_panen_hasil_pertanian.pdf Diunggah
Tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00 WIB.

18
_________. 2019. Pertanian.
file:///D:/TAHUN%202019-2020/ATP/Materi%20ATP/PANEN%20dan%20P
ASCA%20PANEN/Kriteria%20Panen%20dari%20DInas%20Pertanian.pdf .
Diunggah Tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00 WIB.

_________. 2019. MELAKUKAN PANEN DAN PASCA PANEN.


file:///D:/TAHUN%202019-2020/ATP/Materi%20ATP/PANEN%20dan%20P
ASCA%20PANEN/3.12%20Melakukan_panen_dan_pasca_panen.pdf
Diunggah Tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00 WIB.

_________. 2019. MELAKUKAN PANEN DAN PASCA PANEN.


file:///D:/TAHUN%202019-2020/ATP/Materi%20ATP/PANEN%20dan%20P
ASCA%20PANEN/3.13%20Memanen_hasil_pemanenan.pdf Diunggah
Tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00 WIB.

Kembali ke Daftar Isi

19

Anda mungkin juga menyukai