Anda di halaman 1dari 32

MODUL

PENGENALAN ALAT UKUR JARINGAN

Disusun Oleh:
Sinta Fatmawati, S.P

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SUBANG


KATA PENGANTAR

Teknik budidaya tanaman secara kultur jaringan tidak lepas dari kebutuhan
laboratorium beserta peralatan yang digunakanya. Dengan memahami prinsip-prinsip kerja
dalam kultur jaringan, dapat kiranya lebih memberikan gambaran akan kebutuhan-kebutuhan
minimum apa saja yang harus dipenuhi untuk dapat terlaksananya kerja di laboratorium kultur
jaringan tersebut.
Modul pengenalan alat laboratorium kultur jaringan tanaman ini membahas tentang
kebutuhan-kebutuhan dasar apa saja yang harus dipenuhi sebuah laboratorium kultur jaringan,
cara kerja dan perawatan alat laboratorium.
Modul ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun teknis penulisan.,
sehingga penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan. Semoga
modul ini membawa kemajuan bagi siswa SMK Negeri 2 Subang, khususnya Program
Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Subang, Januari 2020

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR 5
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Deskripsi 1
1.2 Prasayarat 1
1.3 Petunjuk penggunaan modul 1
A. Petunjuk penggunaan bagi siswa 1
B. Peran guru 2
1.4 Tujuan akhir 3
II. MATERI PEMBELAJARAN 4
2.1 Kebutuhan Alat Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman 4
2.2 Pertimbangan-pertimbangan Penting Dalam Memilih Alat Laboratorium 4
2.3 Kebutuhan Dasar Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman 5
2.4 Penugasan Siswa 23
2.5 Tes Formatif 24
DAFTAR PUSTAKA 25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Timbangan Digital 6

Gambar 2. Hot Plate Magnetic Stirrer 7

Gambar 3. pH Meter 9

Gambar 4. Shaker 9

Gambar 5. Laminar Air Flow Cabinet 11

Gambar 6. Autoclave 13

Gambar 7. Oven 13

Gambar 8. Refrigerator atau Lemari Es 14

Gambar 9. Alat Diseksi 14

Gambar 10. Kompor Gas 15

Gambar 11 Panci 15

Gambar 12. Erlenmeyer 16

Gambar 13. Gelas Piala atau Beaker Glass 16

Gambar 14. Gelas Ukur 16

Gambar 15. Labu Ukur 17

Gambar 16. Pipet 17

Gambar 17. Bulb Karet 18

Gambar 18. Bunsen 18

Gambar 19. Pengaduk Kaca 19

Gambar 20. Corong Kaca 19

iii
Gambar 21. Botol Kultur 20

Gambar 22. Cawan Petri (Petri Dish) 20

Gambar 23. Hand Sprayer 21

Gambar 24. Air Conditioner 21

Gambar 25. Rak Kultur 22

Gambar 26. Rak Alat 22

Gambar 27. Trolley 23

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi
Budidaya tanaman dengan teknik kultur jaringan mempunyai perbedaan yang sangat
signifikan dibandingkan dengan teknik budidaya tanaman secara konvensional. Kultur
jaringan harus dilakukan di dalam laboratorium dengan berbagai macam alat yang
memiliki fungsi cara penggunaan yang beraneka ragam.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah
dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara
tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan, serta menghasilkan prosuk
yang optimal.

1.2 Prasayarat
Untuk mempelajari modul ini maka Anda harus sudah memahami tentang: kesehatan
dan keselamatan kerja di laboratorium, tata letak ruangan laboratorium kultur jaringan,
alur kerja teknik kultur jaringan tanaman.

1.3 Petunjuk penggunaan modul


A. Petunjuk penggunaan bagi siswa
a) Langkah-langkah belajar
- Baca dan fahamilah isi buku teks ini sebelum Anda melakukan praktik.
- Untuk mengetahui bahwa Anda sudah memahami isi modul, Anda dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar penugasan.
b) Perlengkapan yang harus disiapkan
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1
- Peralatan untuk praktik disesuaikan dengan materi praktik.
- Bahan praktik.
c) Hasil Belajar
- Hasil identifikasi berupa dekripsi alat beserta fungsinya
- Anda bisa dikategorikan berhasil bila Anda mampu menggunakan alat-alat
laboratorium sesuai Standar Operasional Prosedur.

B. Peran guru
Peran guru antara lain :
a) Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
b) Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c) Membimbing siswa dalam memahami konsep dan praktik baru serta menjawab
pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa.
d) Membimbing siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar, dapat dari internet, buku referensi atau dari
laboratorium langsung
e) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f) Mendatangkan seorang ahli/narasumber untuk membantu jika diperlukan.
g) Melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kisi-kisi penilaian yang berlaku
h) Menjelaskan kepada siswa mengenai bagian yang kritikal dalam kompetensi
penyiapan peralatan kultur jaringan tanaman perlu dibenahi dan merundingkan
rencana pembelajaran selanjutnya.
i) Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

2
1.4 Tujuan akhir
Setelah mempelajari modul ini Anda dapat mengenal dengan baik semua alat dan
bahan yang diperlukan dalam proses budidaya kultur jaringan, sehingga mampu
menggunakan peralatan laboratorium kultur jaringan tanaman sesuai Standar Operasional
Prosedur yang berlaku.

Kembali ke daftar isi

3
II. MATERI PEMBELAJARAN

2.1 Kebutuhan Alat Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman


Keberhasilan kultur jaringan sangat dipengaruhi oleh peralatan yang digunakan.
Kebutuhan alat dan bahan kimia laboratorium kultur jaringan sangat bervariasi
tergantung dari besar kecilnya spektrum pemanfaatan dan fungsi laboratorium kultur
jaringan. Ada beberapa kebutuhan dasar alat yang harus dipenuhi oleh semua jenis dan
ukuran laboratorium kultur jaringan, baik laboratorium kultur jaringan skala
besar/industri/penelitian maupun laboratorium skala rumah tangga (kecil). Alat yang
harus terpenuhi oleh suatu laboratorium kultur jaringan diantaranya adalah: peralatan
untuk sterilisasi, transfer aseptik, penimbang bahan kimia, pengukur pH, dan referigator.

2.2 Pertimbangan-pertimbangan Penting Dalam Memilih Alat Laboratorium


Terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian dalam memilih alat untuk laboratorium
kultur jaringan tanaman, diantaranya adalah:
1) Tujuan dari dibuatnya laboratorium. Seiring dengan perkembangan kultur jaringan
tanaman, teknik kultur jaringan tidak hanya diugnakan untuk penelitian sebuah
isntansi, tetapi telah dimanfaatkan sebagai bisnis baik di perusahaan ataupun
perorangan. Mengingat sangat luasnya spektrum penggunaan dan pemanfaatan
laboratorium kultur jaringan di masyarakat, maka perlu perencanaan pengadaan
peralatan yang matang. Laboratorium untuk tujuan penelitian memerlukan peralatan
yang lebih banyak macamnya dengan tingkat presisi tinggi tergantung dari tingkat
penelitiannya dibandingkan dengan laboratorium kultur jaringan yang khusus hanya
untuk tujuan produksi. Begitu pula peralatan dan bahan kimia akan berbeda dengan
laboratorium untuk tujuan media ajar.
2) Seberapa besar ukuran laboratorium yang akan dibangun. Pembelian peralatan harus
diseduaikan dengan luasnya ruangan yang akan dipakai, mengingat peralatan

4
laboratorium dengan fungsi yang sama namun tersedia dalam berbagai ukuran yang
berbeda-beda
3) Dana yang tersedia untuk perlatan laboratorium. Hal ini bisa menjadi pertimbangan
penting mengingat banyaknya alat laboratorium kultur jaringan dengan fungsi yang
sama mempunyai tingkat variasi harga yang berbeda-beda. Kalau sekiranya dananya
tidak mencukupi meskipun untuk kebutuhan minimum sebuah laboratorium kultur
jaringan, terutama untuk laboratorium skala kecil/ rumah tangga, modifikasi alat dan
bahan kimia perlu menjadi pertimbangan. Disini dituntut kreativitas dari
masing-masing pembuat laboratorium tersebut. Banyak alat maupun bahan kimia
untuk laboratorium kultur jaringan yang sudah diproduksi untuk skala rumah tangga.

2.3 Kebutuhan Dasar Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman


Penempatan alat-alat dalam kultur jaringan dapat dikelompokan sesuai dengan fungsi
ruangan yang ada di laboratorium kultur jaringan tanaman. adapun peralatan dasar
laboratorium tersebut sebagai berikut:
1. Timbangan digital anallitik, merupakan alat yang dipergunakan untuk menakar
bahan-bahan kultur yang bersifat padat dengan ketelitian dibawah 1 gram.
Penunjukan angka berat bahan dengan menggunakan arus listrik sebagai sumber
energi.
Cara Kerja
• Bersihkan timbangan analitik dengan menggunakan tissue atau kuas.
• Tancapkan stop kontak dan nyalakan alat timbang dengan menekan tombol pada
posisi “on”.
• Tekan tombol tera hingga tertlihat angka nol di layar.
• Siapkan macam bahan / nutrisi yang akan ditimbang
• Tempatkan kertas pada tempat timbang dan tekan kembali tombol tera.
• Tuangkanlah bahan pada kertas dengan menggunakan sendok sehingga
menunjukan berat yang dikehendaki sesuai kebutuhan.

5
• Angkatlah kertas dari timbangan kemudian simpan pada tempat yang aman.
Ulang langkah-langkah tersebut dengan pengerjaan yang sama untuk bahan nutrisi
yang lainya .
• Bersihkan timbangan sehingga siap untuk dipakai.
Agar alat timbang analitis dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan dan perawatan
alat harus dilakukan.

Gambar 1. Timbangan Digital

2. Hot Plate Magnetic Stirrer, merupakan alat pemanas sekaligus alat pengaduk dalam
proses pembuatan media kultur, dengan kapsulmagnet sebagai pengaduknya.
Prinsip Kerja
• Hot plate magnetic stirrer digunakan untuk memasak/ meramu segala macam
bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.
• Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi
listrik.
• Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.
Cara Kerja
• Siapkan hot plate magnetic stirrer
• Siapkan bahan nutrisi yang akan dicampur/diramu sesuai dengan kebutuhan
• Masukkan nutrisi kedalam Erlenmeyer

6
• Letakan Erlenmeyer dan kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer
• Nyalakan dengan menekan tombol “on”
• Putar tombol untuk mengatur kecepatan putaran kapsul pengaduk pada
Erlenmeyer
• Biarkan ramuan tersebut bercampur sampai homogen dan mendidih
• Putar panel pengatur kecepatan putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic
berhenti
• Matikan alat dengan menekan tombol “off”:
• Angkat Erlenmeyer dengan menggunakan lap
• Bersihkan alat, sehingga dalam keadaan siap pakai.
• Simpan ditempat yang aman dan bersih.
Cara Perwatan
• Apabila selesai digunakan harus dibersihkan dengan menggunaklan lap kering.
• Simpan pada tempat yang aman dan bersih

Gambar 2. Hot Plate Magnetic Stirrer

3. pH meter, merupakan alat untuk menguukur pH atau derajat keasaman larutan.


Prinsip Kerja
• Alat ini berfungsi untuk mengukur pH
• Untuk masing-masing fungsi dilengkapi dengan tongkat penyidik yang pada

7
masing-masing ujungnya terdapat sensor
• Pada layar monitor terlihat langsung angka penunjuk sesuai dengan fungsinya
yang dioperasikan
• Khusus untuk tongkat penyidik/ pembaca keadaan pH larutan, pada ujungnya
terdapat sensor yang terbuat dari kaca didalamnya terdapat larutan maka bila
tongkat tidak digunakan harus selalu dijaga kebersihannya dari segala kotoran dan
kemudian direndam dalam aquades.
• Agar diperoleh ketepatan pembaca alat ini harus dikaliberasi dengan larutan
buffer (buffer 4 dan buffer 7)
Cara Kerja
• Siapkan alat ukur pH meter
• Tempatkan tongkat sensor penyidik pH pada botol yang telah berisi aquades
• Siapkan media nutrisi dalam tempat yang telah disediakan
• Nyalakan alat pH dengan menekan tombol “on”
• Celupkan stik kedalam larutan nutrisi
• Jika angka menunjukkan pH asam <> 7 maka tetesi dengan larutan HCl sampai
menunjukkan angka pH yang diharapkan.
• Lap tongkat pH dengan tissue, lakukan pencucian ulang dengan aquades sampai
bersih.
• Matikan alat ukur pH dengan cara memijit tombol “off”. Simpan.
Cara Perawatan
• Apabila alat ukur pH meter selesai digunakan, maka untuk langkah-langkah
perawatannya adalah ;
• Menggulung kabel yang menyambung pada tongkat pH
• Tempatkan tongkat sensor pH pada botol yang berisi aquades
• Simpan pada wadah yang telah disediakan dalam keadaan alat posisi “off”
• Simpan ditempat yang kering dan bersih.

8
Gambar 3. pH Meter

4. Shaker, untuk proses pengadukan cairan dengan sistem getar sehingga membentuk
larutan yang homogen dengan getaran atau gerakan satu arah. 

Gambar 4. Shaker

5. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), merupakan lemari transfer atau tempat
melakukan penanaman eksplan pada media kultur yang memiliki kondisi aseptik.
Prinsip Kerja
• Lamianar Air Flow Cabinet digunakan sebagai meja kerja steril untuk kegiatan
inokulasi/penanaman.
• Laminar Air Flow Cabinet mengutamakan adanya hembusan udara steril yang

9
digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter.
• Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow Cabinet harus dinyalakan minimal 30
menit dan harus dilakukan penyemprotan dengan alcohol agar alat dan ruang kerja
tersebut terjamin kesterilannya.
• Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya yang berfungsi
sebagai penghembus udara steril dan lampu TL sebagai penerang.
• Agar Laminar Air Flow Cabinet dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan dan
perawatan alat harus selalu dilakukan.
Cara Kerja
• Bersihkan meja kerja dengan menggunakan tissue
• Semprot meja kerja dengan menggunakan alcohol 75% tanpa mengenai bagian
filter HEPA
• Tutup kaca Laminar Air Flow Cabinet, kemudian nyalakan lampu UV selama
minimal 1 jam.
• Setelah minimal 1 jam, matikan lampu UV dan buka kaca laminar air flow cabinet
serta nyalakan lampu TL dan blower.
• Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
• Alat dan bahan yang diggunakan disemprot alcohol 75% sebelum masuk ke
Laminar Air Flow Cabinet
• Bakarlah alat tersebut dengan menggunakan nyala api lampu spirtus
• Lakukan kegiatan inokulasi dengan hati-hati dan cermat sesuai dengan petunjuk
kerja.
• Bersihkan kembali Laminar air flow cabinet sehingga dalam kondis siap pakai
• Matikan blower dan lampu TL, tutup kembali pintu kaca meja steril.
Cara Perawatan
Apabila Laminar Air Flow Cabinet selesai dipergunakan, untuk langkah
perawatannya yaitu :
• Membersihkan semua sisa potongan eksplan dengan tissue

10
• Matikan blower dengan memijit tombol “off”
• Semprotkan ruang kerja dengan alkohol
• Tutup kembali pintu Laminar Air Flow Cabinet
• Matikan lampu TL

Gambar 5. Laminar Air Flow Cabinet

6. Autoclave, merupakan alat sterilisisasi untuk bahan dan alat yang cara kerjanya
memanfaatkan tekanan uap air dan temperatur yang tinggi.
Prinsip Kerja
• Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat/media dengan uap panas dan
tekanan tertentu yang dapat membunuh mikroorganisme.
• Uap panas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber dari uap panas yang dihasilkan
oleh api (kompor atau elemen pemanas listrik) yang memanaskan air yang
terdapat didalam autoclave.
• Autoclave dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500C. Sterilisasi akan efektif

11
bila dilakukan pada lamanya waktu, tekanan dan suhu yang sesuai untuk objek
yang sedang disterilisasi. Misalnya media nutrisi dengan volume 25-50 ml cukup
disterilisasi dengan autoclave dengan suhu 1210C selama 15-30 menit pada
tekanan 1,5 Kg/cm.
• Agar autoclave dapat difungsikan setiap saat maka pemeliharaan dan perawatan
autovlave harus selalu diperhatikan.
Cara kerja
1. tabung diisi air hingga batas tertentu (kurang lebih 1½ ruas jari telunjuk orang
dewasa) kemudian masukan wadah seperti panci pada tabung autoclave.
2. Alat dan bahan yang akan disterilisasi diletakan pada wadah panci tersebut,
kemudian autoclave ditutup hingga rapat. Usahakan tutup autoclave tertutup
dengan kuat dan rapih untuk menghindari udara yang keluar.
3. Autoclave dipanaskan di atas kompor atau dengan menggunakan listrik hingga
menunjukan temperatur 1210C, lalu pertahankan agar tetap pada kondisi
temperatur tersebut selama 20 menit dengan cara mengecilkan api kompor.
4. Setelah 20 menit dipanaskan, kompor dimatikan atau cabut steaker listrik dan
tunggu autoclave hingga tekanan dan temperatur di dalam tabung habis.
Setelah itu alat dan bahan baru dapat dikeluarkan dari autoclave.
Cara Perawatan
• Apabila autovlave telah selesai dipergunakan, air aquades yang ada didalam harus
dibersihkan.
• Simpan autoclave pada tempat yang kering dan bersih.

12
Gambar 6. Autoclave

7. Oven, berfungsi untuk mengeringkan alat-alat yang akan digunakan

Gambar 7. Oven

8. Refrigerator (kulkas) untuk menyimpan bahan-bahan yang digunakan dalam


kultur jaringan, misalnya bahan-bahan kimia, larutan stok, bahan organic seperti
jus pisang,air kelapa, dan lain-lain.

13
Gambar 8. Referigator atau Lemari Es

9. Alat Diseksi, terdiri dari pinset, pisau skalpel, gunting, spatula dan cawan
petridish. Alat diseksi digunakan untuk melakukan penanaman eksplan ke dalam
wadah steril. Pinset berfungsi untuk memegang eksplan yang akan dipotong dan
juga sebagai alat untuk memasukan eksplan ke dalam botol kultur. Pisau skalpel
dan gunting berfungsi untuk memotong bagian-bagian eksplan yang akan
dikulturkan. Spatula berfungsi untuk mengambil bahan-bahan kimia yang bersifat
padat (powder), dan cawan petridis berfungsi sebagai alas dalam proses
pemotongan eksplan.

Gambar 9. Alat Diseksi

14
10. Alat Memasak terdiri dari seperangkat kompor gas dilengkapi dengan panci,
sendok pengaduk. Panci tersebut digunakan untuk memasak media kultur dalam
jumlah yang cukup banyak.

Gambar 10. Kompor Gas

Gambar 11 Panci

11. Beaker Glass, gelas ukur, erlenmeyer dan labu ukur merupakan alat untuk
mengukur kebutuhan bahan-bahan yang bersifat cair.

15
Gambar 12. Erlenmeyer

Gambar 13. Gelas Piala atau Beaker Glass

Gambar 14. Gelas Ukur

16
Gambar 15. Labu Ukur

12. Pipet dan Bola Karet, merupakan alat untuk menakar bahan-bahan media kultur
yang bersifat cair dan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan
beaker glass dan gelas ukur.

Gambar 16. Pipet

17
Gambar 17. Bulp Karet

13. Bunsen, merupakan alat pemanas yang berbahan bakar spirtus, yang berfungsi
juga sebagai pensterilisasi alat tanam.

Gambar 18. Bunsen

18
14. Pengaduk Kaca, merupakan alat pengaduk larutan yang berbahan dasar kaca atau
kristal.

Gambar 19. Pengaduk Kaca

15. Corong, merupakan alat yang dipergunakan untuk membantu menuangkan media
kultur ke dalam botol-botol kultur yang memiliki lubang yang kecil.

Gambar 20. Corong Kaca

19
16. Cawan petri, merupakan alat untuk tempat tanaman ketika proses pemotongan
dalam LAFC.
17. Botol Kultur, merupakan alat yang dipergunakan sebagai wadah dan tutup media
kultur. Botol-botol kultur yang dipergunakan sangat bervariasi bentuknya.
Penggunaan botol tersebut disesuaikan dengan eksplan yang ditanaman.

Gambar 21. Botol Kultur

Gambar 22. Cawan Petri (Petri Dish)

20
18. Hand Sprayer, merupakan alat yang dipergunakan untuk menyemprotkan alkohol
secara manual.

Gambar 23. Hand Sprayer

19. Air conditioner (AC) untuk ditempatkan di ruang kultur. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kestabilan dan pengaturan temperatur di ruang kultur. Untuk
laboratorium skala kecil/rumah tangga dapat menggunakan ruangan tengah
(dalam) di mana fluktuasi suhu tidak begitu besar antara siang dan malam hari.

Gambar 24. Air Conditioner

20. Rak Botol Kultur, merupakan tempat menyimpan botol-botol yang sudah ditanami
eksplan. Rak kultur memiliki beberapa tingkatan (tergantung kebutuhan) dan

21
dilengkapi dengan lampu TL sebagai penerang bila disimpan dalam ruangan. Rak
kultur dapat terbuat dari kayu maupun besi.
21. Rak alat, merupakan tempat untuk menyimpan perlatan laboratorium, dilengkapi
dengan pintu yang bisa terbuat dari kayu maupun besi.

Gambar 25. Rak Kultur

Gambar 26. Rak Alat

22
22. Trolley, untuk mengangkut perlatan dari satu tempat ke tempat lain. Bahan terbuat
dari besi agar mudah dibersihkan.

Gambar 27. Trolley

2.4 Penugasan Siswa


Lakukan pengamatan peralatan yang terdapat di laboratorium kultur jaringan tanaman.
lalu lengkapi tabel berikut:

No. Jenis Alat Gambar Spesifikasi Fungsi Cara


Alat menggunakan

Kembali ke daftar isi

23
2.5 Tes Formatif
1. Jelaskan alat apa saja yang digunakan dalam persiapan bahan kultur jaringan!
2. Jelaskan fungsi autoclave!
3. Mengapa bahan kimia dan larutan stok yang digunakan harus dimasukan ke dalam
referigator?
4. Jelaskan fungsi lamu UV pada Laminar Air Flow Cabinet!
5. Jelaskan cara menggunakan Laminar Air Flow Cabinet yang benar!

Silakan tulis jawaban Anda disini!

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdulrohim. 2011. Persiapan, Pembuatan Dan Sterilisasi Media Kultur Jaringan.


Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian Balai Besar Pelatihan Pertanian. Lembang.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku Kurikulum 2013 Bahan Ajar Agribisnis
Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman Kelas XI. jakarta.

Romiyadi. 2016. Bioteknologi Tanaman Panduan Budidaya In Vitro. Fakultas Pertanian


Universitas Winaya Mukti. Sumedang.

25

Anda mungkin juga menyukai