Anda di halaman 1dari 59

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
JAKARTA
2002
KATA PENGANTAR

Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat


menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian standar serta
memiliki sikap dan prilaku yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan itu maka
dilakukan berbagai perubahan mendasar di dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Salah
satu perubahan tersebut adalah penerapan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis
Kompetensi.
Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, maka dirancang kurikulum yang
didasarkan pada jenis pekerjaan dan uraian pekerjaan yang dilakukan oleh seorang analis dan
teknisi kimia di dunia kerja. Berdasarkan hal itu disusun kompetensi yang harus dikuasai dan
selanjutnya dijabarkan ke dalam deskripsi program pembelajaran dan materi ajar yang
diperlukan yang disusun ke dalam paket-paket pembelajaran berupa modul.
Modul-modul yang disusun untuk tingkat I di SMK program keahlian Kimia Analisis dan
Kimia Industri berjumlah dua belas modul yang semuanya merupakan paket materi ajar yang
harus dikuasai peserta didik untuk memperoleh sertifikat sebagai laboran. Judul-judul modul
dapat dilihat pada peta bahan ajar yang dilampirkan pada setiap modul.

BANDUNG, DESEMBER 2002

TIM KONSULTAN KIMIA


FPTK UPI

i
DESKRIPSI

Modul ini merupakan modul kedua yang harus Anda pelajari di tingkat I ini. Dalam

modul ini Anda akan mempelajari nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia, teknik

penggunaan alat atau teknik bekerja di laboratorium. Materi tersebut dalam modul ini dibagi ke

dalam dua bagian, yaitu bagian pertama, kegitan belajar 1 berisi uraian pengenalan, fungsi, dan

penggunaan alat laboratorium dan bagian kedua berisi teknik bekerja di laboratorium. Di

samping itu dalam setiap kegiatan belajar terdapat lembar latihan dan diakhiri dengan lembar

evaluasi.

ii
PETA KEDUDUKAN MODUL

iii
PRASYARAT

Untuk mempelajari modul ini, terlebih dahulu Anda harus sudah mengusai modul keselamatan

kerja di laboratorium, sehingga dalam praktik nanti hal-hal yang dapat menyebabkan

kecelakaan dapat dihindarkan. Di samping itu, Anda harus sudah mengetahui beberapa sifat

zat.

PERISTILAHAN/GLOSARY

Titrasi Cara untuk menentukan kadar suatu sampel

Distilasi Cara pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan

titik didik campuran zat cair.

Distilat Zat yang dihasilkan dari proses distilasi

Aretik Keadaan terkunci, istilah ini digunakan pada neraca

Desaretir Keadaan neraca yang tidak terkunci

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


Deskripsi ......................................................................................................................... ii
Peta Kedudukan Modul .................................................................................................. iii
Prasyarat .......................................................................................................................... iv
Glosary ........................................................................................................................... iv
Daftar Isi ........................................................................................................................... v
Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................................ 1
Tujuan
a. Tujuan Akhir ......................................................................................................... 2
b. Tujuan Antara ........................................................................................................ 2
Kegiatan Belajar 1 : Pengenalan dan Penggunaan Alat Laboratorium........... 3
Kegiatan Belajar 2 : Teknik Bekerja di Laboratorium ..................................... 36
Lembar Evaluasi ……………………………………………………………... 46
Kunci Jawaban Lembar Latihan ……………………………………………... 48
Lembar Kunci Jawaban Lembar Evaluasi ……………………………………………. 50
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 52
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah

sebagai berikut.

1. Pelajarilah lembar informasi dalam setiap kegiatan belajar dengan membaca berulang-ulang

hingga Anda benar-benar paham

2. Lakukanlah setiap kegiatan praktik sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja,

perhatikan keamanan dan keselamatan kerja setiap Anda bekerja di laboratorium.

3. Jawablah latihan yang ada, kemudian cocokkan hail latihan Anda pada lembar kunci

jawaban.

4. Ukurlah kemampuan Anda dengan mengerjakan lembar evaluasi. Bila hasilnya banyak yang

salah, maka Anda ulangi membaca materi ini sampai Anda dapat menjawab semua

pertanyaan dalam lembar evaluai denganbenar.

5. Apabila dijumpai kesulitan saat praktik, hubungi guru Anda yang mengajar diklat

penggunaan alat laboratorium.

6. Total alokasi waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini adalah 60 jam.
TUJUAN

1. Tujuan akhir

Setelah mempelajari modul Penggunaan Alat dan Teknik Bekerja di Laboratorium ini,

diharapkan anda memiliki kemampuan :

a. mengenali alat-alat laboratorium kimia;

b. menggunakan alat-alat laboratorium kimia;

c. melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia dengan benar.

2. Tujuan antara

Setelah mempelajari setiap kegiatan belajar dalam modul ini, diharapkan Anda dapat:

a. mengelompokkan alat laboratorium berdasarkan jenis bahannya;

b. memberi bnama alat-alat alaboratorium kimia;

c. mendeskripsikan fungsi alat-alat laboratorium kimia;

d. menggunakan alat sesuai dengan fungsinya;

e. merangkai alat-alat untuk keperluan percobaan;

f. melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia berdasarkan pengetahuan alat dan

bahan
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT LABORATORIUM

1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan belajar 1 ini, diharapkan Anda dapat:
a. mengelompokkan alat laboratorium berdasarkan jenis bahannya;
b. memberi bnama alat-alat alaboratorium kimia;
c. mendeskripsikan fungsi alat-alat laboratorium kimia;
d. menggunakan alat sesuai dengan fungsinya;
e. merangkai alat-alat untuk keperluan percobaan;

3. Lembar Informasi
Peralatan di Laboratorium Kimia berdasarkan Bahannya
Alat-alat laboratorim kimia dapat dikelompokkan berdasarkan bahannya, yaitu yang
terbuat dari kaca, porselen, logam, kayu, plastik, dan karet. Sebagian besar alat-alat di
laboratorium kimia terbuat dari kaca yang tahan panas dan zat kimia. Untuk peralatan yang
terbuat dari kaca, ada beberapa jenis kaca yang perlu Anda ketahui, yaitu sebagai berikut.
a. Silika kaca yang dibuat dengan cara pirolisis pada temperatur tinggi dari SiC4 atau dengan
peleburan pasir kuarsa.
b. Silika alkali yang terdiri atas dua komponen kaca yang dibuat dari pasir kuarsa dn soda abu
yang dilelehkan secara bersama, hasilnya adalah natrium silikat yang komposisinya adalah
Na2O, SiO2=, dan Na2O, 4SiO2 zat ini biasa juga disebut water glass.
c. Kaca soda yang mengandung 95% kaca, kaca ini digunakan untuk pembuatan botol, kaca
jendela, da kaca mobil. Komposisinya adalah SiO2, CaO, dan Na2o yang dilelehkan pada
temperatur rendah.
d. Kaca timbal, kaca ini digunakan untuk alat-alat optik karena mempunyai indeks bias refraksi
dan dispersi yang tingi.
e. Kaca borosilikat yang komposisinya B2O3, SiO2, dan Na2O. Jenis kaca ini mempunyai
koefisien muai yang rendah, daya tahan yang tinggi trhadap panas. Pada umumnya peralatan
kimia terbuat dari bahan kaca jenis ini.

Berikut ini adalah beberapa gambar dari peralatan di laboratorium kimia dan fungsinya
Tabel 1 Kegunaan/fungsi alat-alat Laboratorium

Alat-alat dari bahan gelas/kaca

Pipet Berdasarkan bentuknya, pipet dapat dibedakan


ke dalam tiga jenis : pipet ukur, pipet
volumetri (pipet gondok), pipet tetes. Ketiga
pipet tersebut fungsinya sama yaitu untuk
memindahkan zat cair pada jumlah tertentu.
Tetapi masing-masing pipet mempunyai
ketelitian yang berbeda. Pipet volumetri (pipet
gondok) memberikan volum tertentu dari zat
cair yang di ukur dan diperlukan untuk
mengambil zat cair dengan teliti. Sedangkan
pipet ukur dipergunakan untuk mengukur zat
cair dengan volum tertentu dan kurang teliti
dan pipet tetes dipergunakan untuk mengukur
zat zair dalam jumlah yang sangat sedikit (
dalam tetes

Gelas kimia ( Beaker Glass )


Berdasarkan ukuran, gelas kimia mempunyai
beberapa ukuran dari ukuran 50 mL sd. 1000
mL.Gelas kimia berguna untuk membuat
larutan yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi, dan merekasikan zat.

Gelas ukur (Graduated cylinder)

Gelas ukur atau selinder ukur dipergunakan


untuk mengukur volum zat cair. Gelas ukur
juga mempunyai beberapa ukuran.
Labu Erlenmeyer ( Erlenmeyer Flask) Labu erlenmeyer juga terdiri dari beberapa
ukuran berguna untuk mereaksikan zat atau
untuk memanaskan zat, salah satu
penggunaannya adalah pada titrasi

Tabung reaksi (Test Tube)

Tabung reaksi dipergunakan untuk


mereaksikan dan memanaskan zat dalam
jumlah sedikit.

Labu seukuran (Graduated flask)


.

Labu ukur terdiri dari labu yang dilengkapi


dengan tutup. Dipergunakan untuk membuat
larutan dengan konsentarsi yang tepat. Seperti
alat-alat gelas yang lain labu ukur ini
mempunyai ukuran-ukurannya.
Labu didih/ destilasi (Florence Flask) Dipergunakan untuk percobaan destilasi

Batang Pengaduk (Stirring rod) Dipergunakan untuk mengaduk zat ketika


membuat larutan. Agar batang pengaduk tetap
bersih pada saat dipergunakan, simpanlah
dalam tabung reaksi dan diletakkan vertikal.

Kaca Arloji Berfungsi sebagai penutup atau wadah zat


padat

Corong kaca (Funnel) Corong dipergunakan sebagai alat bantu


memindahkan larutan ke dalam tempat yang
bermulut kecil dan dipergunakan pula untuk
menyaring/memisahkan zat yang tidak larut.
Corong terdiri dari corong bertangkai panjang,
dipergunakan untuk memisahkan residunya,
sedangkan corong bertangkai pendek,
dipergunakan untuk memisahkan filtratnya.
Termometer (Thermometer) Dipergunakan untuk mengukur suhu suatu zat
cair atau larutan

Corong Pisah Corong pisah dipergunakan untuk


memisahkan campuran dua macam zat cair
yang mempunyai masa jenis berbeda. Juga
dipergunakan untuk mengekstrak zat dengan
pelarut yang cocok

Pendingin Liebig (Condenser Liebig) Dipergunakan pada destilasi sebagai


pendingin dan merefluk

Desikator
Desikator berfungsi untuk tempat
mengeringkan zat kimia agar tidak
mengandung uap air atau untuk mendinginkan
zat yang sudah dipanaskan.

Lampu spirtus Berfungsi sebagai alat pembakar dengan


menggunakan bahan bakar spirtus

Thiele Berfungsi untuk menentukan titik leleh suatu


zat padat
Alat dari bahan porselen

Cawan penguapan (Evaporating Berfungsi menguapkan pelarut


dish)

Cawan Pijar (Crucible and Berfungsi untuk memijarkan endapan


cover)

Lumpang dan alu (Mortar and Lumpang befungsii sebagai tempat menggerus zat dan
alu untuk menggerus zat
Festle)

Corong Buchner (Buchner Untuk menyaring larutan yang panas atau penyaringan
vakum
Funnel)
Segi Tiga Porslen
Dipergunakan sebagai penyangga pada saat pemanasan

Alat dari bahan plastik

Botol Pencuci ( Wash bottle)

Botol pencuci atau biasa disebut botol semprot terbuat


dari plastik yang dilengkapi dengan tutup berselang
dipergunakan dengan cara memijitnya. Botol pencuci
ini biasanya berisi aquades dipergunakan untuk
menambah aquades dalam jumla h sedikit kecuali pada
labu volumetri atau dipergunakan pula untuk membilas
alat- alat gelas yang akan dipergunakan

Sendok/spatula Zat Untuk mengambil zat padat


Alat yang menggunakan sumber listrik

Catu daya (power suply) Berfungsi sebagai sumber arus

Untuk mengukur pH larutan


PH meter

Neraca Listrik Untuk menimbng zat dengan teliti dan dalam


jumlah sedikit
Voltmeter atau Basicmeter atau Untuk mengukur beda potensial
Galvanometer

Alat dari bahan logam


Neraca O'Hauss 311 g Dipergunakan untuk menimbang zat dalam jumlah
yang banyak dengan ketelitian kecil
Statif Dipergunakan sebagai dudukan yang dilengkapi
dengan klem

Klem universal Dipergunakan sebagai penjepit

Klem buret Dipergunakan sebagai penjepit buret

Penjepit cawan Dipergunakan untuk menjepit cawan

Sikat tabung Dipergunakan untuk menyikat tabung reaksi


Pembakar bunsen Pembakar bunsen berfunsi sebagai pembakar,
dengan menggunakan gas

Refraktometer
Dipergunakan untuk menentukan indekbias suatu zat

Untuk mempelajari penggunaan alat, lakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam
lembar kerja berikut. Dalam kegiatan ini, Anda diminta merangkai alat. Sebelum alat
dipergunakan periksa dahulu apakah alat-alat tersebut sudah siap pakai atau belum.
Lembar Kerja 1
Perangkat Titrasi

Tujuan:
Melalui kegiatan ini, diharapkan Anda mampu merangkai peralatan untuk percobaan titrasi.
( cara untuk menetapkan kadar suatu sampel asam dengan larutan baku basa atau sebaliknya
misalnya :Titrasi asam-basa).

a. Alat
- Buret (volume disesuaikan dengan keperluan)
- Statif
- Klem
- Penjepit klem
- Labu Erlenmeyer
- Pipet gondok (volume disesuaikan dengan keperluan)
- Botol semprot
- Corong kecil
- Gelas kimia
b. Bahan
Larutan asam dan larutan basa

c. Kesehatan dan Keselamatan


• Gunakan jas laboratorium ketika bekerja di laboratorium.
• Hati-hati ketika mengambil larutan dengan menggunakan pipet volumetri
( pipet gondok). Jangan sekali-kali menyedot larutan asam kuat dengan mulut,
tetapi gunakan alat filler.)
• Gunakan klem buret untuk menjepit buret pada statif.

d. Langkah kerja
1) Siapkan statif dan jepitkan buret pada statif dengan menggunakan klem buret.
2) Siapkan alat -alat lain seperti labu erlenmeyer, pipet volumetri .
Perhatikan perangkat alat titrasi dan rangkailah alat seperti gambar dibawah ini!
Gambar 1. 1. Perangkat Alat Titrasi

Sebelum alat-alat tersebut siap digunakan, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang alat-alat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Buret
Sebelum dan sesudah digunakan buret harus dalam keadaan bersih dan lubang pada pipa
jek tidak tersumbat. Buret yang sudah bersih itu sebelum digunakan harus dibilas dahulu
dengan cairan/larutan yang akan diisikan ke dalam buret tersebut. Bila buret yang digunakan
memakai kran kaca , kran tersebut tidak boleh bocor dan mecet. Jika ada kebocoran, cabutlah
kran itu dan olesilah terlebih dahulu dengan vaselin. Hindarkan pemakaian vaselin
berlebihan agar tidak menutupi lubang saluran.
Setelah itu kran diolesi vaselin, mamasukkan ke dalam tempatnya lagi dan putar-putar
agar pelumasan merata. Tempelkan karet pada batang kran itu agar batang kran tidak
terlepas. Ketika memasang buret pada statif dengan menggunakan klem harus dilakukan hati-
hati, pemutaran ulir-mur tekanannya jangan terlampau kuat karena dapat menyebabkan buret
pecah. Juga pemasangan jangan terlampau longgar karena dapat menyebabkan buret jatuh
sehingga dapat mengakibatkan ujung buret pecah. Posisi buret pada statif harus tegak lurus
dan jangan memasang klem pada batang statif terlampau tinggi ataupun terlampau rendah,
sebaiknya pemasangan klem/bosshead kira-kira pada setengah bagian tinggi batang statif,
perhatikan pula arah memasang klem untuk buret.
Penting juga diperhatikan posisi kedudukan buret ditentukan pada posisi ketika erlenmeyer
sudah dipasang dan tidak mengganggu kran pemutar (kran pemutar tidak menyentuh
erlenmeyer), dan juga posisi buret disesuaikan dengan tinggi posisi Anda ketika bekerja
untuk memudahkan membaca skala pemakaian volum larutan pada buret tersebut. Setelah
perangkat alat titrasi terpasang dengan baik, statif sebaiknya dialasi dengan kertas atau tegel
putih untuk memudahkan melihat perubahan warna titik akhir titrasi. Demikian juga ketika
membaca volum larutan yang terpakai , jika dibelakang buret itu dipasang kertas putih,
pembacaan akan lebih jelas.
Setelah buret dipakai sebaiknya segera dicuci/dibilas dengan air terutama bagian dalam
buret, jika perlu bagian dalam diisi dengan larutan kalium dikromat dalam asam (K2Cr2O7
dalam H2SO4 dan didiamkan selama 24 jam). Kemudian bilas dengan air dan cuci dengan
larutan detergen sampai bersih.

2. Statif
Statif terdiri dari bagian plat dan batang yang biasanya terbuat dari besi. Pilihlah statif yang
tinggi batangnya sesuai dengan tinggi buret.
3. Klem
Klem yang digunakan untuk menjepit buret hendaknya diperiksa, apakah lapisan karet atau
gabusnya baik atau tidak, demikian pula per dan murnya.
4. Penjepit klem (Bosshead)
Pilihlah bosshead yang sesuai dengan diameter batang statif. Disamping pasangan klem dan
bosshead, untuk menjepit buret dapat digunakan pemegang buret Fisher yang merupakan
perpaduan klem dan bosshead sekaligus.
5. Pipet volumetrik
Pipet volumetrik biasanya disebut juga pipet gondok, karena bentuk yang menggembung di
bagian tengah. Sebelum dan sesudah digunakan, pipet harus dalam keadaan bersih dan pada
lubang ujung pipet jangan sampai ada kotoran yang menyumbat atau pecah pada ujungnya.
6. Corong kaca
Corong kaca yang digunakan biasanya yang berdiameter tangkainya sesuai dengan diameter
lubang buret.
7. Gelas kimia
Gelas kimia yang digunakan biasanya yang ukurannya 50 mL atau 100 mL. Gelas kimia
yang digunakan untuk menuangkan larutan ke dalm buret, agar memudahkan dalam
penuangannya harus melalui corong.
8. Botol semprot
Botol semprot biasanya terbuat dari polietilen terdiri atas bagian botol, tutup berulir yang
ditengahnya ada pipa polietilen. Sebelum digunakan periksa apakah botol semprot berfungsi
dengan baik, jika dipijit bagian badan botol semprot maka air akan menyemprot.
Perhatikan teknik mentitrasi!

Gambar 1.2 Teknik melakukan titrasi


Lembar Kerja 2
Perangkat Distilasi
Tujuan : melalui kegiatan ini, diharapkan Anda mampu merangkai peralatan untuk percobaan
pemisahan campuran dengan cara distilasi sederhana.

Destilasi adalah suatu metode yang penting untuk memurnikan campuran zat cair yang
didasarkan pada perbedaan titik didihnya. Destilasi sederhana merupakan metode yang dapat
dipergunakan untuk memurnikan cairan yang tidak terurai pada titik didihnya, atau untuk
memisahkan cairan yang mempunyai perbedaan titik didih paling sedikit antara 70-80 oC

Alat
- Labu didih
- Termometer
- Sumbat karet/gabus
- Pendingin Liebig
- Selang plastik/karet
- Erlenmeryer
- Pembakar
- Kaki tiga
- Kawat kasa/segitiga porselin
- Klem serbaguna
- Statif pemegang klem
- Pelubang gabus
- Gelas ukur
- Gelas kimia
- Batu didih

a. Bahan
Campuran yang akan dipisahkan berdasarkan titik didihnya
b. Kesehatan dan Keselamatan
• Perhatikan alat-alat kaca yang akan dipergunakan. Jangan sampai ada
yang rengat, karena bekerja dengan pemanasan.
• Hati-hati ketika memasang termometer pada sumbat karet.

c. Langkah Kerja
1) Jepitkan labu destilasi yang berisi batu didih pada statif dan letakkan pada kaki tiga
yang sudah dilengkapi dengan kasa asbes!
2) Jepit pendingin Liebig pada statif yang lainnya, kemudian hubungkan dengan labu
destilasi.!
3) Pasanglah termometer pada sumbat labu destilasi.
4) Pasangkan slang pada pendingin tersebut untuk mengalirkan dan mengeluarkan air!
5) Isi labu didih dengan campuran yang akan di destilasi, kemudian tutup dengan sumbat
karet/gabuis yang lengkap dengan termometernya! Amati Letak termometer seperti
pada gambar.!
6) Nyalakan pembakar bunsen dan alirkan air!
Perhatikan perangkat distilasi dan rangkailah seperti pada gambar di bawah ini !

Gambar 1. 3 Perangkat Destilasi


Hal-hal penting yang harus diperiksa sehubungan dengan perakitan alat dan bila akan
dipergunakan, adalah sebagai berikut.
1) Labu didih
Hendaknya diperiksa jangan ada bagian dasar labu itu yang rengat, sebab labu ini akan diisi
campuran zat cair dan dipanaskan.
Campuran zat cair yang diisikan ke dalam labu didih, sebaiknya setengah volume labu. Hal
ini untuk menjaga agar jangan terjadi lonjakan ketika cairan itu mendidih.
2) Termometer.
Termometer raksa ataupun alkohol yang akan digunakan hendaknya diperiksa dulu, apakah
cairan raksa atau alkohol tersebut berfungsi baik atau tidak. Juga garis skalanya, jelas atau
terhapus. Termometer yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan suhu zat cair pada
titik didihnya.
Pemasangan termometer pada sumbat karet/gabus jangan sampai longgar/goyang/ada bocor,
dan kedudukan reservoar agar tepat.
3) Sumbat karet/gabus
Biasanya sumbat ini perlu dilubangi. Jika menggunakan gabus, pilih gabus yang baik,
jangan yang rapuh.
Ukuran lubang diameter sumbat karet/gabus harus sesuai, baik untuk kedudukan termometer
ataupun untuk penghubung dengan labu distilasi, dan juga jangan sampai ada yang bocor.
4) Pendingin Liebig
Sebelum digunakan, periksa pendingin Liebig jangan ada bagian yang retak, terutama
bagian/tempat untuk menetesnya uap yang berbatasan dengan dinding pendingin tempat
sirkulasi air. Perhatikan pula arah masuk dan keluarnya air pendingin. Jangan sampai ada
bagian pada tabung Liebig tidak terdingin oleh sirkulasi air.
5) Selang plastik atau karet
Perlu diperhatikan agar diameter selang cocok dengan tempat masuk dan keluarnya air
kepada tabung pendingin.
6) Kawat kasa atau segitiga porselin.
Hal yang perlu diperhatikan jika yang digunakan segitiga porselin adalah ukurannya,
sesuaikan terutama diameter agar sesuai dengan kaki tiga dan labu didih. Karena alat ini
digunakan untuk menyangga labu didih.
7) Klem sebaguna.
Klem ini digunakan untuk menjepit bagian leher labu didih dan tabung pendingin. Oleh
karena itu pilihlah klem yang sekat gabusnya masih ada dan berfungsi baik. Demikian pula
ulir dan pegasnya.
8) Statif.
Statif ini digunakan sebagai tempat penyangga alat-alat, hendaknya dipilih statif yang
batangnya kuat, tidak bengkok, dan goyang.
9) Pemegang klem (Boshead).
Boshead berfungsi sebagai pemegang klem. Sediakan boshead yang baik terutama ulirnya
jangan sampai macet karena dapat menyebabkan klem menjadi longgar.
10) Pelubang sumbat karet/gabus.
Dalam hal ini pelubang gabus tidak termasuk perangkat distilasi, tetapi taermasuk alat
pelengkap yang penting dan diperlukan untuk melubangi karet/gabus, jadi bagian ujung
pelubang hendnaknya selalu tajam. Jika perlu sebelum dipakai diasah dulu dengan pisau
penajam.
11) Batu didih.
Sebagai batu didih dapat digunakan bahan dari porselin, marmer, batu biasa ataupun
pecahan kaca biasa. Batu didih digunakan sebagai penahan ketika larutan dipanaskan sampai
mendidih. Batu didih menahan timbulnya lonjakan larutan sehingga tidak masuk ke tabung
pendingin (Liebig).
12) Pembakar.
Sebaiknya tinggi pembakar dipilih dan disesuaikan dengan tinggi kaki tiga. Sehingga ketika
dipakai tidak perlu diberi bantalan lagi
13) Kaki tiga.
Kaki tiga yang digunakan, ukuran terutama tingginya agar disesuaikan dengan tinggi
pembakar.
14) Gelas ukur.
Gelas ukur memang tidak termasuk perangkat pokok distilasi, tetapi terkadang kita
memerlukan untuk mendukung pengukuran volume larutan yang didistilasi ataupun hasil
distilasi. Untuk itu digunakan gelas ukur yang garis skalanya jelas.
15) Gelas kimia.
Dalam kegiatan ini gelas kimia dipakai untuk mengaduk zat terlarut dengan pelarut atau
untuk menampung destilat yang tidak mudah menguap. Hendaknya dipilih ukuran yang
sesuai.
16) Erlenmeyer atau gelas kimia
Dalam kegiatan ini erlenmeyer atau gelas kimia digunakan untuk menampung distilat.
Hendaknya dipilih erlenmeyer atau gelas kimia yang tinggi/ukurannya sesuai dengan
volume larutan/cairan yang akan ditampung.
Lembar Kerja 3
Penimbangan

Tujuan: melalui kegiatan ini, Anda akan berlatih melakukan penimbangan

Menimbang merupakan suatu tahap yang paling penting dalam bekerja di laboratorium. Hal
ini memerlukan kemampuan yang baik dan teliti. Ada macam-macam alat timbang/neraca yang
dipergunakan di laboratorium yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Macam-Macam Neraca
Macam Ne raca Daya Muat Maksimum Kepekaan
Neraca Teknis 1 kg 10 - 100 mg
Neraca Analitis 150 - 250 g 0,1 mg
Neraca Semimikro 50 - 100 g 0,01 mg
Neraca Mikro 10 - 30 g 0,001 mg

Jenis neraca pada umumnya ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian penimbangan. Daya
muat maksimum suatu timbangan adalah beban maksimum yang boleh ditimbang. Diatas daya
muat maksimum, penimbangan akan menghasilkan penyimpangan atau kesalahan karena
berubahnya kepekaan dan ketepatan neraca yang disebabkan oleh melengkungnya lengan neraca
atau rusaknya pisau-pisau.
Kepekaan suatu neraca adalah berat atau perubahan berat yang terkecil yang masih bisa
diamati dengan neraca tersebut. Kepekaan neraca tergantung pada letak titik berat, panjang
lengan, berat beban, dan ketajaman pisau-pisaunya
Penimbangan dengan menggunakan neraca teknis yang biasa disebut neraca O'Haus 311g
a. Alat
Neraca O'Hous 311g
b. Bahan yang di timbang
Zat padat atau zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan
• Jangan sekali-sekali meletakkan zat yang akan ditimbang langsung pada piring
neraca., karena hal ini akan mengakibatkan rusaknya Neraca.
• Pergunakan wadah pada saat melakukan penimbangan suatu zat kimia ,
d. Langkah Kerja
1) Seimbangkanlah neraca. Jika belum seimbang putar-putar sekrup yang ada di sebelah
kanan neraca sampai petunjuk tepat pada garis kesetimbangan.

Gambar 1.4 Pengaturan sekrup agar neraca setimbang


2). Jika masih belum juga seimbang lakukan pengurangan atau penambahan peluru yang
ada di bagian bawah piring neraca.
Gambar 1. 5 Cara membuka tempat peluru neraca
3) Gunakan alas bila akan menimbang suatu zat.

Gambar 1. 6 Penimbangan zat dengan menggunakan alas/wadah zat


Penimbangan dengan menggunakan neraca analitik
a. Alat
Neraca analitik
b. Bahan
Kayu dan logam
c. Kesehatan dan Keselamatan

Lakukan penimbangan di ruang penimbangan khusus.

d. Langkah kerja
1) Menyetel waterpas
2) Menyiapkan neraca dalam keadaan kesetimbangan
3) Menimbang dengan menggunakan botol timbang
Perhatikan perangkat timbangan/neraca analitik!

Gambar 1. 7. Neraca Analitik

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan baik menggunakan neraca O'Haus
maupun neraca analitik
1) Neraca harus diletakkan secara mendatar di atas meja yang tidak dapat bergetar, tidak
langsung tersinari cahaya matahari, tidak dekat dengan sumber panas dan bebas dari
bahan yang mudah menguap dan korosif.
2) Bila neraca tidak dalam keadaan dipakai, neraca harus dalam keadaan "terkunci" atau
teraretir.dalam keadaan ini, pisau-pisau akan terangkat dari landasannya untuk
menghindari rusaknya pisau-pisau bila terjadi perubahan yang tiba-tiba (penambahan
beban, pergeseran neraca, dan lain-lain).
Bagi neraca O'Hous 311g, bila tidak dalam keadaan terpakai lepaskan piring timbangan
dari lengan timbangan
3) Membebaskan (desaretir) atau mengunci (aretir) harus dilakukan pelan-pelan.
4) Penimbangan dilakukan dalam keadaaan tertutup, manipulasi menimbang dilakukan
melalui jendela samping.
5) Meletakan, menambahkan, dan mengambil benda harus selalu dalam keadaan teraretir.
6) Menimbang zat sebaliknya dalam botol timbang (untuk zat yang dapat mengalami
perubahan di udara), zat yang stabil dapat ditimbang di atas kaca arloji atau kertas timbang.
7) Waktu menimbang kita harus berhati-hati agar timbangan tidak terkotori. Bersihkan segera
bila ada kotoran.
8) Jika suatu benda baru dilap, penimbangan harus ditangguhkan beberapa saat untuk
menghilangkan muatan listrik dan dapat menerima kembali lapisan/kulit air.
9) Bila temperatur benda berbeda dengan temperatur sekitar timbangan, tunda penimbangan
sampai temperaturnya sesuai.
10) Setelah selesai menimbang, kembalikan dalam keadaan nol dan teraretir.
Lembar Kerja 4
Pengukuran Beda Potensial
a. Tujuan : melalui kegitan ini, anda diharapkan dapat menyiapkan dan menggunakan
perangkat alat untuk mengukur beda potensial logam .
b. alat
- Voltmeter/Basicmeter/Galvanometer (salah satu)
- Gelas kimia 250 mL; 2 buah
- Silinder gabus
- Jembatan garam (pipa kaca dibengkokan atau tabung U berisi elektrolit dalam agar)
c. Bahan
- Elektroda berupa pelat logam seng, tembaga, dan timah
- Larutan sesuai elektroda
e. Kesehatan dan keselamatan

• Hati-hati bekerja dengan menggunakan listrik dan alat-alat listrik,


jika salah menghubungkan alat akan rusak

f. Langkah kerja
1) Siapkan alat voltmeter
2) Siapkan elektroda yang akan dipergunakan berikut kabelnya
Perhatikan perangkat alat dan rangkailah alat seperti gambar di bawah ini!

Gambar 1.8. Perangkat Alat Untuk Menentukan Beda potensial

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum alat ini dipergunakan


1) Voltmeter
Voltmeter merupakan alat listrik yang sensitif. Sebelum alat ini dipergunakan tes terlebih
dahulu apakah hubungan sudah betul. Jika betul jarum jam akan bergerak ke kanan, dan jika
salah akan bergerak ke kiri.Bila bergerak ke kiri segera putuskan hubungannya karena akan
alat akan rusak.
2) Elektroda
Elektroda yang dipergunakan sebelumnya diampelas dulu
Lembar Kerja 5
Penggunaan Mikroskop

Mikroskop merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengenali bakteri.


Perbesaran maksimumnya 1000 x dengan menggunakan kondensor Abbe dan minyak imersi.
Ada berbagai jenis mikroskop misalnya mikroskop stereo dengan perbesarannya hanya 20 x,
tetapi dapat digunakan untuk melihat benda dalam tiga dimensi.
a. Alat
Perangkat Mikroskop
b. Bahan
Sampel yang akan diamati

c. Kesehatan dan keselamatan

Gunakan zat pengering pada tempat mikroskop, agar tidak mudah berjamur.

d. Langkah Kerja
1) Letakkan mikroskop agak di tengah meja (jangan terlalu dekat dengan pinggir meja).
2) Arahkan cermin ke sumber cahaya, lakukan hal ini sambil melihat lapangan penglihatan
melalui lensa okuler.
3) Gerak-gerakkan cermin sampai terlihat lapangan penglihatan.
4) Miringkan tubus sesuai keperluan agar nyaman bekerja.
5) Letakkan sampel di atas meja preparat
6) Turunkan tubus sampai sedekat mungkin dengan meja preparat. Lakukan pemutaran
makrometer secara perlahan-lahan dan miringkan kepala agar tidak terjadi benturan
antara lensa objektif dan meja preparat.
7) Naikkan tubus secara perlahan dengan memutar makrometer. Lakukan hal ini sambil
melihat sampel melalui lensa okuler.
8) Hentikan memutar makrometer saat sampel terlihat.
9) Jika setelah tubus terangkat sejauh 15 cm dari meja preparat, sampel tidak terlihat berarti
jarak fokus terlewat. (Ulangi pekerjaan no. 6)
10) Jika sampel terlihat kurang jelas naik turunkan tubus secara perlahan-lahan/hati-hati
sampai sampel terlihat jelas.
11) Untuk memperjelas sampel, putarlah mikrometer dengan hati-hati. Perhatikan
mikrometer hanya digunakan jika makrometer sudah tidak dapat lagi memperjelas
penampakan sampel.
12) Setelah selesai bekerja, naikkan tubus dan angkatlah sampel, lalu turunkan laagi tubus.
Miringkan kepala untuk memastikan lensa obyektif tidak membentur meja preparat.
13) Tegakkan tubus kembali.

Gambar 1. 9 Mikroskop

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani mikroskop


Mikroskop ini mempunyai bagian mekanik dan optik. Bagian mekanik harus selalu
diminyaki dan bagian optiknya harus selalu kering dan bebas debu. Bagian mekanik yang
senantiasa harus diminyaki adalah bagian logam yang senantiasa bergesekan sewaktu digunakan,
dengan menggunakan pelumas kental (SAE 90).
Pada mikroskop lanjutan, disamping hal di atas, diafragmanya juga harus diminyaki
dengan minyak encer. Bagian mikroskop stereo yang senantiasa harus diminyaki adalah bagian
yang menggeserkan jarak kedua tubus.
Sebelum bagian optik mikroskop dibersihkan dengan kertas lensa, bersihkan dahulu
bagian optik dengan kuas peniup (blow brush). Setelah yakin debu tidak melekat lagi pada lensa,
barulah lensa digosok dengan kertas lensa. Setelah bagian optik dan cermin bersih, periksalah
apakah lapangan penglihatan pada mikroskop sudah jernih. Jika masih ada noda pada lapangan
penglihatan, putarlah okuler ditempatnya sambil diamati. Jika noda berputar artinya okuler
belum bersih. Jika noda tidak dapat berputar artinya obyektif tidak bersih.
Kalau okuler yang masih kotor, angkatlah okuler dan lepaskan lensanya dan bersihkan
dengan memakai xylol. Kalau obyektif yang kotor, gosok saja lensa bagian obyektif dengan
xylol. Jangan sekali-kali membongkar lensa obyektif. Kalau semua sudah bersih, letakkan
mikroskop di masing-masing meja siswa dengan tabung plastiknya. Setelah selesai
menggunakan mikroskop, periksalah apakah semua bagian mikroskop itu masih lengkap.
Untuk mikroskop lanjutan, hal yang harus diperhatikan benar adalah kalau mikroskop
itu dipakai untuk perbesaran 1000 x, yaitu dengan menggunakan minyak imersi. Minyak imersi
harus segera dibersihkan jika mikroskop selesai digunakan, jangan sampai minyak imersi
tersebut mengering pada lensa obyektif.
Ketika menyimpan mikroskop, usahakan agar zat pengering sela lu berfungsi. Perubahan
warna pengering itu menunjukkan zat itu sudah tidak berfungsi. Supaya berfungsi lagi, bakarlah
zat itu sampai warnanya kembali ke asal.
Cara menangani mikroskop stereo sama saja dengan mikroskop lainnya. Yang berbeda adalah
arah sumber cahaya, jika perlu pakailah lampu baca untuk menerangi obyek yang diamati.
Menggunakan Pembakar Bunsen
Ada beberapa macam pembakar yang biasa digunakan di laboratorium, antara lain pembakar
Bunsen, Meeker, dan Fisher dan pada prinsipnya memiliki prinsip yang sama. Alat ini didesain
agar efisien dan efektif dalam penggunaannya, karena kuantitas dan kualitas panas yang
dihasilkannya bisa diatur dengan kran pengatur gas (kuantitas) dan keping udara (kualitas panas)
a. Alat
Pembakar bunsen lengkap dengan slang
b. Bahan
Logam
c. Kesehatan dan Keselamatan
Menjauhkan bahan/benda yang mudah terbakar pada saat alat ini dipergunakan. Perhatikan
aliran gas jangan sampai bocor
d. Langkah Kerja
Cara menyalakan & mengatur panas pembakar Bunsen
1) Sementara kran gas ditutup, buka kran penyalur aliran gas dengan memutar ke kiri.
2) Tutup rapat keping udara. Nyalakan batang korek api (demi keselamatan anda, jangan
menggunakan korek api pada mulut atas cerobong.
3) Atur keping udara sampai warna nyala tidak kuning. Besarnya api untuk pemanasan
diatur dengan kran penyalur gas, sedangkan tingkat panasnya api, yang ditentukan oleh
jumlah campuran oksigen dari udara, diatur dengan keping udara. Api yang panas
warnanya biru.
Perhatikan alat pembakar Bunsen!
Lembar Latihan 1
1. Apa syarat-syarat agar buret dapat dipergunakan?
2. Gambarkan dan jelaskan bagaimana teknik mentitrasi dengan baik serta hal-hal apa yang
harus diperhatikan dalam melakukan titrasi?
3. Gambarkan dan jelaskan bagaimana langkah-langkah merangkai alat destilasi?
4. Apa gunanya batu didih ketika melakukan proses destilasi ?
5. Apa syarat-syarat menimbang dengan neraca teknis ( O'Haus 311 g)?
KEGIATAN BELAJAR 2
TEKNIK BEKERJA DI LABORATORIUM

Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan kegiatan praktek laboratorium (


percobaan ), atau eksperimen. Selama melakukan percobaan kadang-kadang dalam suatu
prosedur ada hal-hal yang tidak terjelaskan dalam petunjuknya, terutama yang berkaitan dengan
keselamatan pengguna laboratorium. Berdasarkan hal tersebut dalam kegiatan belajar dua ini
dipaparkan beberapa teknik kerja di laboratorium, yaitu sebagai berikut.
1. Mengukur zat
2. Menyaring
3. Menuangkan zat cair
4. Memanaskan zat dalam tabung reaksi
5. Membaui zat
6. Memijarkan zat dalam cawan pijar
7. Mengukur suhu
8. Menggunakan desikator
1. Teknik Mengukur zat

Tujuan: melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia berdasarkan pengetahuan alat dan

bahan

1. Teknik mengukur zat cair

Mengukur suatu zat cair merupakan pekerjaan yang memerlukan teknik tertentu terutama
dalam mengamati skala alat ukur bagi zat cair atau cara menimbang bagi zat padat.
a. Alat
Alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur zat cair adalah sebagai berikut.
- Labu ukur ( disebut juga labu takar, labu volumetri, markolf, graduated flask )
- Pipet seukuran ( disebut juga pipet pindah, pipet volumetri, vol-pipet, transfer pipette )
- Buret
- Gelas ukur ( silinder ukur atau graduated cylinder)
- Pipet ukur ( graduated pipette)
Labu ukur, pipet seukuran, dan buret dipergunakan bila pengukuran volume memerlukan
ketelitian yang tinggi. Sedangkan pipet ukur dan gelas ukur dapat dipergunakan jika
ketelitiannya kurang begitu diperlukan.
b. Bahan
Zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan

Gunakan pipet pada saat mengambil asam pekat, jangan sekali-sekali mengisap dengan
mulut pada saat menggunakan pipet gondok. Gunakan karet filler pada saat mengambil zat
dengan pipet gondok.

d. Langkah kerja
Bacalah volume zat cair dalam gelas ukur di bawah ini, dengan cara melihat skala pada
silinder ukur tersebut seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Membaca Volume Zat Cair


Bagian yang anda baca adalah bagian yang cekungnya.

2. Teknik Menyaring (Cara Memisahkan Zat Yang Tidak Larut Dalam Larutan)
Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan teknik penyaringan dengan baik.

a. Alat
- gelas kimia
- batang pengaduk
- corong
b. Bahan
- Air
- kertas saring

c. Kesehatan dan keselamatan kerja


Hati- hati ketika menuangkan zat, jangan sampai memercik ke tangan atau kemata,
terutama pada saat menyaring zat yang berbahaya. Gunakan kacamata dan masker bila
zat tersebut mengeluarkan asap.

d. Langkah kerja
1) Gunakan kertas saring dengan melipatnya terlebih dahulu seperti gambar di bawah
ini!

Gambar Teknik Melipat Kertas Saring

2) Masukkan kertas saring tersebut ke dalam corong kemudian bilas dengan air suling!
3) Tuangkan cairan yang terdapat pada Gelas kimia yang berisi endapan yang tidak larut
ke dalam Gelas Kimia yang lain melaui batang pengaduk dan corong yang berisi
kertas saring, seperti gambar di bawah ini!

Gambar Cara Menyaring


Teknik menuangkan zat cair
Bila akan mengambil pereaksi dari botol reagen, hal-hal yang harus diperhatikan
adalah: nama yang tertera pada etiket botol harus dibaca dengan teliti, dan bila
mengambilnya secara tidak langsung harus dengan cara menuangkan terlebih dahulu pada
tempat yang bersih dan kering.
a. Alat
- gelas kimia
-
b. Bahan
- Zat cair/larutan
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
Gunakan sarung tangan pada saat menuangkan zat, lakukan di lemari asam bila zat
tersebut mengeluarkan asap.
d. Langkah kerja
1) Miringkan botol hingga membasahi tutup botol
2) Basahi leher dan mulut botol
3) Genggam tutup dengan baik dan tepat
4) Tahan tutup di antara dua jari
5) Tempelkan pengaduk pada sisi gelas kimia
6) Tempelkan batang pengaduk pada bibir botol dan tuangkan zat cair sedikit demi
sedikit melalui dinding wadah. Jika zat yang diambil berlebih, simpan pada botol lain,
beri label.!

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.4. Teknik Menuangkan zat cair


Keterangan:
A. Miringkan botol hingga membasahi tutup botol B. Basahi leher dan bibir botol

-C. Genggam tutup dengan baik dan tepat D. Tempelkan batang pengaduk pada bibir botol
pada bibir botol
- Tahan tutup diantara jari - Tempelkan batang pengaduk pada sisi gelas kimia

Pada saat menuangkanzat cair dari botol, bagan etiket/label botol harus menghadap ke
bagian atas , seperti tampak pada gambar D di atas.

4. Cara Memanaskan Zat Dalam Tabung Reaksi


Pada suatu percobaan kadang kala diperlukan pemanasan zat. Pada saat pemanasan
dilakukan di dalam tabung reaksi, diperlukan teknik-teknik tertentu yaitu sebagai berikut.
a. Alat
- Tabung reaksi
- Penjepit tabung
- Pembakar spirtus
b. Bahan
Zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
Perhatikan lonjakan zat cair ketika dipanaskan, jangan sampai keluar. Arahkan mulut tabung
ke tempat yang tidak ada orang.
d. Langkah kerja
1) Jepit tabung dengan penjepit tabung, atur api pembakar agar tidak terlalu besar.
2) Panaskan tabung reaksi secara perlahan, sambil di gerak-gerakkan sehingga
pemanasan tidak terpusat pada satu tempat melainkan merata di seluruh bagian bawah
tabung reaksi, serta arahkan mulut tabung reaksi pada arah yang tidak ada orang atau
zat-zat yang berbahaya. Perhatikan gambar berikut !

Gambar 2.5 Cara Memanaskan Zat Cair dalam Tabung Reaksi

5. Cara Membaui Suatu Zat


Membaui suatu zat merupakan salah satu teknik dalam bekerja di laboratorium.
Karena suatu hasil percobaan perlu diperhatikan bau yang terjadi. Untuk lebih jelasnya
perhatikan kegiatan berikut.
a. Alat
- Tabung reaksi
b. Bahan
Zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
Jangan membaui zat secara langsung, karena akan menyebabkan iritasi pada
hidung dan mata
d. Langkah kerja
1) Pegang wadah zat ( tabung reaksi) yang akan dibaui pada jarak yang kira-kira 30 cm
dari hidung.
2) Kibaskan tangan pada bagian atas zat atau tempat zat tersebut ke arah hidung
sehingga uapnya tercium seperti tampak pada gambar berikut

Gambar 2.6. Teknik Membaui zat


6. Cara memijarkan Zat Dalam Cawan
Dalam suatu percobaan diperlukan memijarkan suatu zat, sehingga diperlukan suatu teknik
yang benar, karena jika tidak benar akan menimbulkan bahaya.

a. Alat
- Cawan pijar
- Penjepit cawan
- Pembakar bunsen
b. Bahan
Zat padat/zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan
Gunakan penjepit cawan pada saat mengangkat cawan setelah dipanaskan. Gunakan
kacamata ketika mengamati pemanasan zat.
d. Langkah kerja
1) Letakan Cawan pada segitiga porselen dan letakkan pada cincin besi yang telah di
jepitkan pada statif atau pada kaki tiga.
2) Letakan Pembakar bunsen tepat dibawah cincin besi tersebut, dan atur besarnya
nyala api. Untuk mengambil atau meletakkan cawan panas, gunakan penjepit cawan.
Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.7 Teknik Memijarkan zat

7. Mengukur Suhu Zat Cair


Mengukur suhu zat merupakan salah satu pekerjaan yang memerlukan teknik tertentu,
karena bila salah melakukannya menyebabkan kesalahan pengukuran Berikut ini akan
diperlihatkan bagaimana mengukur suhu suatu zat cair.
a. Alat
- Thermometer
- Gelas kimia
b. Bahan
Zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan
Gunakan tali pada ujung termometer agar termometer tidak jaduh
d. Langkah kerja
1) Tuangkan zat cair pada Gelas Kimia.
2) Gunakan termometer untuk mengukur suhu zat cair. Termometer tidak boleh
disentuhkan pada dasar wadah,melainkan pada jarak kira-kira 2 cm dari dasar wadah
tersebut. Cara memegang termometer adalah dengan cara memegang tali
penggantungnya. Lihat gambar di bawah ini :

Gambar 2.8. Teknik Mengukur Suhu Zat

8.Teknik menggunakan desikator


Desikator merupakan salah satu alat yang dipergunakan dalam suatu percobaan
tertentu. Namun dalam menggunakannya memerlukan teknik tertentu, karena tidak sedikit
orang menggunakannya salah akibatnya tutup alat tersebut pecah. Untuk lebih jelasnya
perhatikan cara menggunakan alat tersebut.
a. Alat
Desikator
b. Bahan
Silika gel
c. Kesehatan dan keselamatan
Geser-geserkan tutup desikator saat akan membukanya dan periksalah silika gel setiap
saat apakah masih berfungsi atau tidak.
d. Langkah kerja
1) Bukalah tutup desikator dengan cara mengeser-geserkannya. Untuk menghindari
tutup pecah gunakan vaselin.
2) Periksalah zat pengering yang terdapat dalam desikator. Bila zat pengering tersebut
sudah berwarna atau jenuh oleh uap air, zat ini harus dikeringkan dengan cara
menjemurnya di bawah terik matahari atau di keringkan dalam oven. Zat pengering
ini dapat berupa silika gel atau CaCl2
3) Masukkan cawan pijar yang berisi zat yang dikeringkan. Perhatikan gambar berikut

Lembar Latihan 2
1. Bagaimana jika Anda akan membaui suatu zat?
2. Bagaimana jika anda akan melakukan pemanasan zat dengan menggunakan tabung reaksi
dan jelaskan mengapa demikian
3. Apa yang anda lakukan jika zat pengering pada desikator jenuh dengan uap air dan zat apa
yang dapat dipergunakan sebagai zat pengering?
4. Bagaimana jika anda akan mengukur suatu larutan dengan termometer? Mengapa demikian?
LEMBAR EVALUASI

A. Perhatikan gambar alat-alat di bawah ini!


Dari gambar di atas, mana yang merupakan:

1. labu destilasi
a. C b. F c. M d. D

2. Pendingin Liebigh
a. M b. J c. C d. L

3. Labu erlenmeyer
a. F b. C c. J d. L

4. Gelas kimia
a. F b. D c. H d. C

5. Segitiga porselen
a. M b. G c. B d. F

6. .PH meter
a. E b. H c. K d. A

7 . Neraca O'House
a. K b. I c. E d. A

8. Mikroskop
a. H b. E c. K d. A

9 . Pembakar Bunsen
a. K b. D c. J d. E

10.Refraktometer
a. K b. H c. E d. A

B. Jelaskan kegunaan masing-masing alat tersebut!

C. Alat-alat apa saja yang dipergunakan untuk menyaring, dan gambarkan cara menyaring !
LEMBAR KUNCI JAWABAN LATIHAN

1. Lembar Kunci jawaban Latihan


Lembar Kunci Jawaban Latihan 1
1. Syarat-syarat agar buret dapat dipergunakan
a. Buret dalam keadaan bersih. Tidak ada gelembung udara pada saat berisi
larutan
b. Kran buret tidak bocor dan macet. Agar tidak bocor dan macet cabut kran
tersebut kemudian mengolesi terlebih dahulu dengan vaslin, memasukkan
kembali ke tempatnya dan di putar-putar, tempelkan karet pada batang kran
tersebut agar batang kran tidak terlepas.
Pada lembar kerja
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi:
a. Memasangkan buret dengan statif dilakukan dengan hati-hati. Tidak terlampau kuat
atau terlalu longgar pada saat dijepit.
b. Buret dipegang dan di putar-putar dengan tangan kiri dan labu erlenmeyer dengan
tangan kanan
c. Goyang-goyanglah labu erlenmeyer dengan pada saat titrasi berlangsung
d. Gunakan alas (kertas, tegel) putih untuk memperjelas hasil pengamatan
e. Setelah buret dipakai segera dicuci/dibilas dengan air terutama bagian dalam buret.
2. Langkah merangkai alat destilasi sederhana
a. Menyiapkan batang statif , kemudian menjepitkan kle, universal pada statif tersebut
b. Menjepitkan labu destilasi yang sudah terpasang termometernya dan
meletakkannya pada kaki tiga yang suadah berkasa asbes
c. Memasang pendingin Libiegh yang dijepitkan pada statif yang lain
d. Menyambungkan pendingin dengan labu destilasi
e. Memasang slang karet untuk sirkulasi air
f. Meyimpan labu erlenmeyer di ujung pendingin untuk menampung destilat.
g. Panaskan zat yang akan di destilasi.
3. Batu didih berfungsi untuk mencegah terjadinya bumping/letupan-letupan pada saat
cairan yang berada di dalam labu destilasi/labu didih mulai mendidih.
4. Cara menimbang dengan menggunkan neraca O'Hause 311g
a. Menyeimbangkan neraca tersebut
b. Bila belum seimbang memutar-mutar skrup yang ada sebelah kanan sampai keadaan
setimbang
c. Bila dengan memutar-mutar skrup ini belum juga setimbang, membuka piring
neraca, disana ada peluru besi, mengurangi atau menambahkan peluru besi tersebut
sampai keadaan setimbang

Lembar Kunci Jawaban Latihan 2


1. Mengkibas-kibaskan Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terhirupnya zat-zat kimia
yang berbahaya apabila langsung terhirup oleh hidung.

2. Mengarahkan tabung reaksi ke tempat yang kosong. Hal ini bertujuan untuk mencegah
percikan zat yang mungkin terjadi selama pemanasan sehingga percikan tersebut tidak
mengenai orang.
Menggerak-gerakan tabung reaksi pada proses pemanasan yaitu agar terjadinya pemanasan
yang merata pada seluruh permukaan tabung reaksi sehingga tabung reaksi tidak pecah.
3. Memanaskan zat pengering. Zat yang biasa digunakan sebagai zat pengering misalnya
CaCl2.
4. Cara menyaring sapat di lihat pada kegiatan belajar
Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan zat yang tidak larut dalam larutan
5. a. Menggantungkan atau memegang termometer bagian atasnya
b. Mencelupkan termometer ke dalam larutan yang akan di ukur dengan tidak
menyentuh bagian dasar wadah
Jika menyentuh dasar wadah pengukuran suhu tidak optimal, ada pengaruh dari
wadahnya itu sendiri.
LEMBAR KUNCI JAWABAN EVALUASI
A.
1. D
2. M
3. C
4. H
5. B
6. E
7. I
8. A
9. G
10. K

B.
1. Labu didih digunakan untuk memanaskan cairan. Biasanya digunakan dalam proses
destilasi.
2. Pendingin Liebigh berfungsi untuk mendinginkan uap yang dihasilkan selama proses
destilasi / refluks, sehingga uap tersebut akan mengembun dan dihasilkan cairan yang
disebut destilat.
3. Labu erlenmeyer digunakan untuk tempat larutan yang akan dititrasi.
4. Segitiga porselen biasanya digunakan untuk menyangga kui / cawan selama proses
pemanasan menggunakan bunsen.
5. Kaki tiga digunakan dalam proses pemanasan menggunakan bunsen biasanya untuk
menyangga kawat kasa.
6. Gelas kimia berfungsi untuk menakar zat cair secara kualitatif / dalam jumlah yang
cukup besar.
7. Catu daya merupakan alat yang dapat menghasilkan arus listrik.
8. pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman
suatu larutan.
9. Ampere meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
10. Mikroskop yaitu alat yang digunakan untuk melihat / mengamati benda-benda yang
ukurannya sangat kecil.
11. Neraca O'hauss yaitu alat untuk menimbang zat dengan kepekaan 0,1
12. Corong dipergunakan untuk alat bantu menyaring atau menuangkan zat pada mulut
yang kecil
C. Alat-alat yang dipergunakan untuk menyaring zat adalah
- gelas kimia
- batang pengaduk
- corong
- kertas saring
Teknik menyaring
DAFTAR PUSTAKA

Dikmenum, 1994/1995; Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA,

Jakarta : Dikmenum.

Department Of Education and Science, 1979, Safety in Science Laboratories, London : Her

Mayesty's Stationary office.

Glorida, P, dkk; 1994. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, Bandung : UNPAD.

Hawkins, M.D., 1983; Technician Safety Laboratory Practice, Southampton : The Camerot

Press Ltd.

Herliawatie,L.,. 1998, Pendayagunaan Alat-alat Kimia, Bandung: PPPG IPA.

Anda mungkin juga menyukai