i
DESKRIPSI
Modul ini merupakan modul kedua yang harus Anda pelajari di tingkat I ini. Dalam
modul ini Anda akan mempelajari nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia, teknik
penggunaan alat atau teknik bekerja di laboratorium. Materi tersebut dalam modul ini dibagi ke
dalam dua bagian, yaitu bagian pertama, kegitan belajar 1 berisi uraian pengenalan, fungsi, dan
penggunaan alat laboratorium dan bagian kedua berisi teknik bekerja di laboratorium. Di
samping itu dalam setiap kegiatan belajar terdapat lembar latihan dan diakhiri dengan lembar
evaluasi.
ii
PETA KEDUDUKAN MODUL
iii
PRASYARAT
Untuk mempelajari modul ini, terlebih dahulu Anda harus sudah mengusai modul keselamatan
kerja di laboratorium, sehingga dalam praktik nanti hal-hal yang dapat menyebabkan
kecelakaan dapat dihindarkan. Di samping itu, Anda harus sudah mengetahui beberapa sifat
zat.
PERISTILAHAN/GLOSARY
iv
DAFTAR ISI
Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah
sebagai berikut.
1. Pelajarilah lembar informasi dalam setiap kegiatan belajar dengan membaca berulang-ulang
2. Lakukanlah setiap kegiatan praktik sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja,
3. Jawablah latihan yang ada, kemudian cocokkan hail latihan Anda pada lembar kunci
jawaban.
4. Ukurlah kemampuan Anda dengan mengerjakan lembar evaluasi. Bila hasilnya banyak yang
salah, maka Anda ulangi membaca materi ini sampai Anda dapat menjawab semua
5. Apabila dijumpai kesulitan saat praktik, hubungi guru Anda yang mengajar diklat
6. Total alokasi waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini adalah 60 jam.
TUJUAN
1. Tujuan akhir
Setelah mempelajari modul Penggunaan Alat dan Teknik Bekerja di Laboratorium ini,
2. Tujuan antara
Setelah mempelajari setiap kegiatan belajar dalam modul ini, diharapkan Anda dapat:
bahan
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT LABORATORIUM
1. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan belajar 1 ini, diharapkan Anda dapat:
a. mengelompokkan alat laboratorium berdasarkan jenis bahannya;
b. memberi bnama alat-alat alaboratorium kimia;
c. mendeskripsikan fungsi alat-alat laboratorium kimia;
d. menggunakan alat sesuai dengan fungsinya;
e. merangkai alat-alat untuk keperluan percobaan;
3. Lembar Informasi
Peralatan di Laboratorium Kimia berdasarkan Bahannya
Alat-alat laboratorim kimia dapat dikelompokkan berdasarkan bahannya, yaitu yang
terbuat dari kaca, porselen, logam, kayu, plastik, dan karet. Sebagian besar alat-alat di
laboratorium kimia terbuat dari kaca yang tahan panas dan zat kimia. Untuk peralatan yang
terbuat dari kaca, ada beberapa jenis kaca yang perlu Anda ketahui, yaitu sebagai berikut.
a. Silika kaca yang dibuat dengan cara pirolisis pada temperatur tinggi dari SiC4 atau dengan
peleburan pasir kuarsa.
b. Silika alkali yang terdiri atas dua komponen kaca yang dibuat dari pasir kuarsa dn soda abu
yang dilelehkan secara bersama, hasilnya adalah natrium silikat yang komposisinya adalah
Na2O, SiO2=, dan Na2O, 4SiO2 zat ini biasa juga disebut water glass.
c. Kaca soda yang mengandung 95% kaca, kaca ini digunakan untuk pembuatan botol, kaca
jendela, da kaca mobil. Komposisinya adalah SiO2, CaO, dan Na2o yang dilelehkan pada
temperatur rendah.
d. Kaca timbal, kaca ini digunakan untuk alat-alat optik karena mempunyai indeks bias refraksi
dan dispersi yang tingi.
e. Kaca borosilikat yang komposisinya B2O3, SiO2, dan Na2O. Jenis kaca ini mempunyai
koefisien muai yang rendah, daya tahan yang tinggi trhadap panas. Pada umumnya peralatan
kimia terbuat dari bahan kaca jenis ini.
Berikut ini adalah beberapa gambar dari peralatan di laboratorium kimia dan fungsinya
Tabel 1 Kegunaan/fungsi alat-alat Laboratorium
Desikator
Desikator berfungsi untuk tempat
mengeringkan zat kimia agar tidak
mengandung uap air atau untuk mendinginkan
zat yang sudah dipanaskan.
Lumpang dan alu (Mortar and Lumpang befungsii sebagai tempat menggerus zat dan
alu untuk menggerus zat
Festle)
Corong Buchner (Buchner Untuk menyaring larutan yang panas atau penyaringan
vakum
Funnel)
Segi Tiga Porslen
Dipergunakan sebagai penyangga pada saat pemanasan
Refraktometer
Dipergunakan untuk menentukan indekbias suatu zat
Untuk mempelajari penggunaan alat, lakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam
lembar kerja berikut. Dalam kegiatan ini, Anda diminta merangkai alat. Sebelum alat
dipergunakan periksa dahulu apakah alat-alat tersebut sudah siap pakai atau belum.
Lembar Kerja 1
Perangkat Titrasi
Tujuan:
Melalui kegiatan ini, diharapkan Anda mampu merangkai peralatan untuk percobaan titrasi.
( cara untuk menetapkan kadar suatu sampel asam dengan larutan baku basa atau sebaliknya
misalnya :Titrasi asam-basa).
a. Alat
- Buret (volume disesuaikan dengan keperluan)
- Statif
- Klem
- Penjepit klem
- Labu Erlenmeyer
- Pipet gondok (volume disesuaikan dengan keperluan)
- Botol semprot
- Corong kecil
- Gelas kimia
b. Bahan
Larutan asam dan larutan basa
d. Langkah kerja
1) Siapkan statif dan jepitkan buret pada statif dengan menggunakan klem buret.
2) Siapkan alat -alat lain seperti labu erlenmeyer, pipet volumetri .
Perhatikan perangkat alat titrasi dan rangkailah alat seperti gambar dibawah ini!
Gambar 1. 1. Perangkat Alat Titrasi
Sebelum alat-alat tersebut siap digunakan, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang alat-alat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Buret
Sebelum dan sesudah digunakan buret harus dalam keadaan bersih dan lubang pada pipa
jek tidak tersumbat. Buret yang sudah bersih itu sebelum digunakan harus dibilas dahulu
dengan cairan/larutan yang akan diisikan ke dalam buret tersebut. Bila buret yang digunakan
memakai kran kaca , kran tersebut tidak boleh bocor dan mecet. Jika ada kebocoran, cabutlah
kran itu dan olesilah terlebih dahulu dengan vaselin. Hindarkan pemakaian vaselin
berlebihan agar tidak menutupi lubang saluran.
Setelah itu kran diolesi vaselin, mamasukkan ke dalam tempatnya lagi dan putar-putar
agar pelumasan merata. Tempelkan karet pada batang kran itu agar batang kran tidak
terlepas. Ketika memasang buret pada statif dengan menggunakan klem harus dilakukan hati-
hati, pemutaran ulir-mur tekanannya jangan terlampau kuat karena dapat menyebabkan buret
pecah. Juga pemasangan jangan terlampau longgar karena dapat menyebabkan buret jatuh
sehingga dapat mengakibatkan ujung buret pecah. Posisi buret pada statif harus tegak lurus
dan jangan memasang klem pada batang statif terlampau tinggi ataupun terlampau rendah,
sebaiknya pemasangan klem/bosshead kira-kira pada setengah bagian tinggi batang statif,
perhatikan pula arah memasang klem untuk buret.
Penting juga diperhatikan posisi kedudukan buret ditentukan pada posisi ketika erlenmeyer
sudah dipasang dan tidak mengganggu kran pemutar (kran pemutar tidak menyentuh
erlenmeyer), dan juga posisi buret disesuaikan dengan tinggi posisi Anda ketika bekerja
untuk memudahkan membaca skala pemakaian volum larutan pada buret tersebut. Setelah
perangkat alat titrasi terpasang dengan baik, statif sebaiknya dialasi dengan kertas atau tegel
putih untuk memudahkan melihat perubahan warna titik akhir titrasi. Demikian juga ketika
membaca volum larutan yang terpakai , jika dibelakang buret itu dipasang kertas putih,
pembacaan akan lebih jelas.
Setelah buret dipakai sebaiknya segera dicuci/dibilas dengan air terutama bagian dalam
buret, jika perlu bagian dalam diisi dengan larutan kalium dikromat dalam asam (K2Cr2O7
dalam H2SO4 dan didiamkan selama 24 jam). Kemudian bilas dengan air dan cuci dengan
larutan detergen sampai bersih.
2. Statif
Statif terdiri dari bagian plat dan batang yang biasanya terbuat dari besi. Pilihlah statif yang
tinggi batangnya sesuai dengan tinggi buret.
3. Klem
Klem yang digunakan untuk menjepit buret hendaknya diperiksa, apakah lapisan karet atau
gabusnya baik atau tidak, demikian pula per dan murnya.
4. Penjepit klem (Bosshead)
Pilihlah bosshead yang sesuai dengan diameter batang statif. Disamping pasangan klem dan
bosshead, untuk menjepit buret dapat digunakan pemegang buret Fisher yang merupakan
perpaduan klem dan bosshead sekaligus.
5. Pipet volumetrik
Pipet volumetrik biasanya disebut juga pipet gondok, karena bentuk yang menggembung di
bagian tengah. Sebelum dan sesudah digunakan, pipet harus dalam keadaan bersih dan pada
lubang ujung pipet jangan sampai ada kotoran yang menyumbat atau pecah pada ujungnya.
6. Corong kaca
Corong kaca yang digunakan biasanya yang berdiameter tangkainya sesuai dengan diameter
lubang buret.
7. Gelas kimia
Gelas kimia yang digunakan biasanya yang ukurannya 50 mL atau 100 mL. Gelas kimia
yang digunakan untuk menuangkan larutan ke dalm buret, agar memudahkan dalam
penuangannya harus melalui corong.
8. Botol semprot
Botol semprot biasanya terbuat dari polietilen terdiri atas bagian botol, tutup berulir yang
ditengahnya ada pipa polietilen. Sebelum digunakan periksa apakah botol semprot berfungsi
dengan baik, jika dipijit bagian badan botol semprot maka air akan menyemprot.
Perhatikan teknik mentitrasi!
Destilasi adalah suatu metode yang penting untuk memurnikan campuran zat cair yang
didasarkan pada perbedaan titik didihnya. Destilasi sederhana merupakan metode yang dapat
dipergunakan untuk memurnikan cairan yang tidak terurai pada titik didihnya, atau untuk
memisahkan cairan yang mempunyai perbedaan titik didih paling sedikit antara 70-80 oC
Alat
- Labu didih
- Termometer
- Sumbat karet/gabus
- Pendingin Liebig
- Selang plastik/karet
- Erlenmeryer
- Pembakar
- Kaki tiga
- Kawat kasa/segitiga porselin
- Klem serbaguna
- Statif pemegang klem
- Pelubang gabus
- Gelas ukur
- Gelas kimia
- Batu didih
a. Bahan
Campuran yang akan dipisahkan berdasarkan titik didihnya
b. Kesehatan dan Keselamatan
• Perhatikan alat-alat kaca yang akan dipergunakan. Jangan sampai ada
yang rengat, karena bekerja dengan pemanasan.
• Hati-hati ketika memasang termometer pada sumbat karet.
c. Langkah Kerja
1) Jepitkan labu destilasi yang berisi batu didih pada statif dan letakkan pada kaki tiga
yang sudah dilengkapi dengan kasa asbes!
2) Jepit pendingin Liebig pada statif yang lainnya, kemudian hubungkan dengan labu
destilasi.!
3) Pasanglah termometer pada sumbat labu destilasi.
4) Pasangkan slang pada pendingin tersebut untuk mengalirkan dan mengeluarkan air!
5) Isi labu didih dengan campuran yang akan di destilasi, kemudian tutup dengan sumbat
karet/gabuis yang lengkap dengan termometernya! Amati Letak termometer seperti
pada gambar.!
6) Nyalakan pembakar bunsen dan alirkan air!
Perhatikan perangkat distilasi dan rangkailah seperti pada gambar di bawah ini !
Menimbang merupakan suatu tahap yang paling penting dalam bekerja di laboratorium. Hal
ini memerlukan kemampuan yang baik dan teliti. Ada macam-macam alat timbang/neraca yang
dipergunakan di laboratorium yaitu sebagai berikut.
Tabel 2. Macam-Macam Neraca
Macam Ne raca Daya Muat Maksimum Kepekaan
Neraca Teknis 1 kg 10 - 100 mg
Neraca Analitis 150 - 250 g 0,1 mg
Neraca Semimikro 50 - 100 g 0,01 mg
Neraca Mikro 10 - 30 g 0,001 mg
Jenis neraca pada umumnya ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian penimbangan. Daya
muat maksimum suatu timbangan adalah beban maksimum yang boleh ditimbang. Diatas daya
muat maksimum, penimbangan akan menghasilkan penyimpangan atau kesalahan karena
berubahnya kepekaan dan ketepatan neraca yang disebabkan oleh melengkungnya lengan neraca
atau rusaknya pisau-pisau.
Kepekaan suatu neraca adalah berat atau perubahan berat yang terkecil yang masih bisa
diamati dengan neraca tersebut. Kepekaan neraca tergantung pada letak titik berat, panjang
lengan, berat beban, dan ketajaman pisau-pisaunya
Penimbangan dengan menggunakan neraca teknis yang biasa disebut neraca O'Haus 311g
a. Alat
Neraca O'Hous 311g
b. Bahan yang di timbang
Zat padat atau zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan
• Jangan sekali-sekali meletakkan zat yang akan ditimbang langsung pada piring
neraca., karena hal ini akan mengakibatkan rusaknya Neraca.
• Pergunakan wadah pada saat melakukan penimbangan suatu zat kimia ,
d. Langkah Kerja
1) Seimbangkanlah neraca. Jika belum seimbang putar-putar sekrup yang ada di sebelah
kanan neraca sampai petunjuk tepat pada garis kesetimbangan.
d. Langkah kerja
1) Menyetel waterpas
2) Menyiapkan neraca dalam keadaan kesetimbangan
3) Menimbang dengan menggunakan botol timbang
Perhatikan perangkat timbangan/neraca analitik!
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan baik menggunakan neraca O'Haus
maupun neraca analitik
1) Neraca harus diletakkan secara mendatar di atas meja yang tidak dapat bergetar, tidak
langsung tersinari cahaya matahari, tidak dekat dengan sumber panas dan bebas dari
bahan yang mudah menguap dan korosif.
2) Bila neraca tidak dalam keadaan dipakai, neraca harus dalam keadaan "terkunci" atau
teraretir.dalam keadaan ini, pisau-pisau akan terangkat dari landasannya untuk
menghindari rusaknya pisau-pisau bila terjadi perubahan yang tiba-tiba (penambahan
beban, pergeseran neraca, dan lain-lain).
Bagi neraca O'Hous 311g, bila tidak dalam keadaan terpakai lepaskan piring timbangan
dari lengan timbangan
3) Membebaskan (desaretir) atau mengunci (aretir) harus dilakukan pelan-pelan.
4) Penimbangan dilakukan dalam keadaaan tertutup, manipulasi menimbang dilakukan
melalui jendela samping.
5) Meletakan, menambahkan, dan mengambil benda harus selalu dalam keadaan teraretir.
6) Menimbang zat sebaliknya dalam botol timbang (untuk zat yang dapat mengalami
perubahan di udara), zat yang stabil dapat ditimbang di atas kaca arloji atau kertas timbang.
7) Waktu menimbang kita harus berhati-hati agar timbangan tidak terkotori. Bersihkan segera
bila ada kotoran.
8) Jika suatu benda baru dilap, penimbangan harus ditangguhkan beberapa saat untuk
menghilangkan muatan listrik dan dapat menerima kembali lapisan/kulit air.
9) Bila temperatur benda berbeda dengan temperatur sekitar timbangan, tunda penimbangan
sampai temperaturnya sesuai.
10) Setelah selesai menimbang, kembalikan dalam keadaan nol dan teraretir.
Lembar Kerja 4
Pengukuran Beda Potensial
a. Tujuan : melalui kegitan ini, anda diharapkan dapat menyiapkan dan menggunakan
perangkat alat untuk mengukur beda potensial logam .
b. alat
- Voltmeter/Basicmeter/Galvanometer (salah satu)
- Gelas kimia 250 mL; 2 buah
- Silinder gabus
- Jembatan garam (pipa kaca dibengkokan atau tabung U berisi elektrolit dalam agar)
c. Bahan
- Elektroda berupa pelat logam seng, tembaga, dan timah
- Larutan sesuai elektroda
e. Kesehatan dan keselamatan
f. Langkah kerja
1) Siapkan alat voltmeter
2) Siapkan elektroda yang akan dipergunakan berikut kabelnya
Perhatikan perangkat alat dan rangkailah alat seperti gambar di bawah ini!
Gunakan zat pengering pada tempat mikroskop, agar tidak mudah berjamur.
d. Langkah Kerja
1) Letakkan mikroskop agak di tengah meja (jangan terlalu dekat dengan pinggir meja).
2) Arahkan cermin ke sumber cahaya, lakukan hal ini sambil melihat lapangan penglihatan
melalui lensa okuler.
3) Gerak-gerakkan cermin sampai terlihat lapangan penglihatan.
4) Miringkan tubus sesuai keperluan agar nyaman bekerja.
5) Letakkan sampel di atas meja preparat
6) Turunkan tubus sampai sedekat mungkin dengan meja preparat. Lakukan pemutaran
makrometer secara perlahan-lahan dan miringkan kepala agar tidak terjadi benturan
antara lensa objektif dan meja preparat.
7) Naikkan tubus secara perlahan dengan memutar makrometer. Lakukan hal ini sambil
melihat sampel melalui lensa okuler.
8) Hentikan memutar makrometer saat sampel terlihat.
9) Jika setelah tubus terangkat sejauh 15 cm dari meja preparat, sampel tidak terlihat berarti
jarak fokus terlewat. (Ulangi pekerjaan no. 6)
10) Jika sampel terlihat kurang jelas naik turunkan tubus secara perlahan-lahan/hati-hati
sampai sampel terlihat jelas.
11) Untuk memperjelas sampel, putarlah mikrometer dengan hati-hati. Perhatikan
mikrometer hanya digunakan jika makrometer sudah tidak dapat lagi memperjelas
penampakan sampel.
12) Setelah selesai bekerja, naikkan tubus dan angkatlah sampel, lalu turunkan laagi tubus.
Miringkan kepala untuk memastikan lensa obyektif tidak membentur meja preparat.
13) Tegakkan tubus kembali.
Gambar 1. 9 Mikroskop
Tujuan: melakukan teknik bekerja di laboratorium kimia berdasarkan pengetahuan alat dan
bahan
Mengukur suatu zat cair merupakan pekerjaan yang memerlukan teknik tertentu terutama
dalam mengamati skala alat ukur bagi zat cair atau cara menimbang bagi zat padat.
a. Alat
Alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur zat cair adalah sebagai berikut.
- Labu ukur ( disebut juga labu takar, labu volumetri, markolf, graduated flask )
- Pipet seukuran ( disebut juga pipet pindah, pipet volumetri, vol-pipet, transfer pipette )
- Buret
- Gelas ukur ( silinder ukur atau graduated cylinder)
- Pipet ukur ( graduated pipette)
Labu ukur, pipet seukuran, dan buret dipergunakan bila pengukuran volume memerlukan
ketelitian yang tinggi. Sedangkan pipet ukur dan gelas ukur dapat dipergunakan jika
ketelitiannya kurang begitu diperlukan.
b. Bahan
Zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan
Gunakan pipet pada saat mengambil asam pekat, jangan sekali-sekali mengisap dengan
mulut pada saat menggunakan pipet gondok. Gunakan karet filler pada saat mengambil zat
dengan pipet gondok.
d. Langkah kerja
Bacalah volume zat cair dalam gelas ukur di bawah ini, dengan cara melihat skala pada
silinder ukur tersebut seperti pada gambar berikut :
2. Teknik Menyaring (Cara Memisahkan Zat Yang Tidak Larut Dalam Larutan)
Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan teknik penyaringan dengan baik.
a. Alat
- gelas kimia
- batang pengaduk
- corong
b. Bahan
- Air
- kertas saring
d. Langkah kerja
1) Gunakan kertas saring dengan melipatnya terlebih dahulu seperti gambar di bawah
ini!
2) Masukkan kertas saring tersebut ke dalam corong kemudian bilas dengan air suling!
3) Tuangkan cairan yang terdapat pada Gelas kimia yang berisi endapan yang tidak larut
ke dalam Gelas Kimia yang lain melaui batang pengaduk dan corong yang berisi
kertas saring, seperti gambar di bawah ini!
-C. Genggam tutup dengan baik dan tepat D. Tempelkan batang pengaduk pada bibir botol
pada bibir botol
- Tahan tutup diantara jari - Tempelkan batang pengaduk pada sisi gelas kimia
Pada saat menuangkanzat cair dari botol, bagan etiket/label botol harus menghadap ke
bagian atas , seperti tampak pada gambar D di atas.
a. Alat
- Cawan pijar
- Penjepit cawan
- Pembakar bunsen
b. Bahan
Zat padat/zat cair
c. Kesehatan dan keselamatan
Gunakan penjepit cawan pada saat mengangkat cawan setelah dipanaskan. Gunakan
kacamata ketika mengamati pemanasan zat.
d. Langkah kerja
1) Letakan Cawan pada segitiga porselen dan letakkan pada cincin besi yang telah di
jepitkan pada statif atau pada kaki tiga.
2) Letakan Pembakar bunsen tepat dibawah cincin besi tersebut, dan atur besarnya
nyala api. Untuk mengambil atau meletakkan cawan panas, gunakan penjepit cawan.
Perhatikan gambar berikut :
Lembar Latihan 2
1. Bagaimana jika Anda akan membaui suatu zat?
2. Bagaimana jika anda akan melakukan pemanasan zat dengan menggunakan tabung reaksi
dan jelaskan mengapa demikian
3. Apa yang anda lakukan jika zat pengering pada desikator jenuh dengan uap air dan zat apa
yang dapat dipergunakan sebagai zat pengering?
4. Bagaimana jika anda akan mengukur suatu larutan dengan termometer? Mengapa demikian?
LEMBAR EVALUASI
1. labu destilasi
a. C b. F c. M d. D
2. Pendingin Liebigh
a. M b. J c. C d. L
3. Labu erlenmeyer
a. F b. C c. J d. L
4. Gelas kimia
a. F b. D c. H d. C
5. Segitiga porselen
a. M b. G c. B d. F
6. .PH meter
a. E b. H c. K d. A
7 . Neraca O'House
a. K b. I c. E d. A
8. Mikroskop
a. H b. E c. K d. A
9 . Pembakar Bunsen
a. K b. D c. J d. E
10.Refraktometer
a. K b. H c. E d. A
C. Alat-alat apa saja yang dipergunakan untuk menyaring, dan gambarkan cara menyaring !
LEMBAR KUNCI JAWABAN LATIHAN
2. Mengarahkan tabung reaksi ke tempat yang kosong. Hal ini bertujuan untuk mencegah
percikan zat yang mungkin terjadi selama pemanasan sehingga percikan tersebut tidak
mengenai orang.
Menggerak-gerakan tabung reaksi pada proses pemanasan yaitu agar terjadinya pemanasan
yang merata pada seluruh permukaan tabung reaksi sehingga tabung reaksi tidak pecah.
3. Memanaskan zat pengering. Zat yang biasa digunakan sebagai zat pengering misalnya
CaCl2.
4. Cara menyaring sapat di lihat pada kegiatan belajar
Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan zat yang tidak larut dalam larutan
5. a. Menggantungkan atau memegang termometer bagian atasnya
b. Mencelupkan termometer ke dalam larutan yang akan di ukur dengan tidak
menyentuh bagian dasar wadah
Jika menyentuh dasar wadah pengukuran suhu tidak optimal, ada pengaruh dari
wadahnya itu sendiri.
LEMBAR KUNCI JAWABAN EVALUASI
A.
1. D
2. M
3. C
4. H
5. B
6. E
7. I
8. A
9. G
10. K
B.
1. Labu didih digunakan untuk memanaskan cairan. Biasanya digunakan dalam proses
destilasi.
2. Pendingin Liebigh berfungsi untuk mendinginkan uap yang dihasilkan selama proses
destilasi / refluks, sehingga uap tersebut akan mengembun dan dihasilkan cairan yang
disebut destilat.
3. Labu erlenmeyer digunakan untuk tempat larutan yang akan dititrasi.
4. Segitiga porselen biasanya digunakan untuk menyangga kui / cawan selama proses
pemanasan menggunakan bunsen.
5. Kaki tiga digunakan dalam proses pemanasan menggunakan bunsen biasanya untuk
menyangga kawat kasa.
6. Gelas kimia berfungsi untuk menakar zat cair secara kualitatif / dalam jumlah yang
cukup besar.
7. Catu daya merupakan alat yang dapat menghasilkan arus listrik.
8. pH meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman
suatu larutan.
9. Ampere meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
10. Mikroskop yaitu alat yang digunakan untuk melihat / mengamati benda-benda yang
ukurannya sangat kecil.
11. Neraca O'hauss yaitu alat untuk menimbang zat dengan kepekaan 0,1
12. Corong dipergunakan untuk alat bantu menyaring atau menuangkan zat pada mulut
yang kecil
C. Alat-alat yang dipergunakan untuk menyaring zat adalah
- gelas kimia
- batang pengaduk
- corong
- kertas saring
Teknik menyaring
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : Dikmenum.
Department Of Education and Science, 1979, Safety in Science Laboratories, London : Her
Hawkins, M.D., 1983; Technician Safety Laboratory Practice, Southampton : The Camerot
Press Ltd.