Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PRAKTIKUM

PENGANTAR ILMU TANAH


Sub-Topik: BIOLOGI TANAH

PENYUSUN:

Dr. Fiqriah Hanum Khumairah, S.P., M.P.

NIP. 199410252020122008

LABORATORIUM AGRONOMI

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

2021

1
PRAKATA

Panduan praktikum ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan praktikum


mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah untuk mahasiswa diploma III (D3) Program Studi
Pengelolaan Lingkungan, Jurusan Manajemen Hutan, Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.

Kegiatan praktikum dimulai dengan analisis dasar sampai analisis lanjut yang
penting diketahui oleh setiap mahasiswa, dan diharapkan menjadi bekal di dalam
melakukan analisis-analisis pada mata kuliah selanjutnya maupun tugas akhir. Panduan
praktikum mendukung capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) dimana mahasiswa
diharapkan mampu menguasai ruang lingkup ilmu tanah beserta sifat-sifatnya setelah
mengikuti kegiatan praktikum ini khususnya sub-topik biologi tanah yaitu mikrobiologi
tanah.

Panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik serta saran
sangat kami harapkan. Atas perhatian dan kerjasama tim penyusun panduan praktikum
ini kami ucapkan terima kasih.

Semoga panduan praktikum ini dapat bermanfaar bagi yang membutuhkannya.

Samarinda, Oktober 2022

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
Prakata 1
Daftar Isi 2
Tata Tertib Laboratorium 3
Pendahuluan 5
Praktikum I. Pengenalan Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi Tanah 6
Praktikum II. Pembuatan Media TSA dan PDA
Praktikum III. Isolasi dan Penghitungan Populasi Bakteri dan Jamur Tanah
Aturan Penilaian

2
TATA TERTIB LABORATORIUM

1. Sebelum memasuki ruang praktikum, praktikan diharuskan membaca terlebih


dahulu panduan praktikum sesuai dengan materi praktikum sampai memahami apa
yang akan dikerjakan.
2. Praktikan wajib berada di dalam laboratorium pada waktu yang telah ditentukan.
3. Kehadiran praktikum adalah 100%. Jika berhalangan karena sakit atau alasan-alasan
lain harus memberitahukan segera mungkin kepada pimpinan praktikum dan
melampirkan surat sakit dari dokter pada pertemuan berikutnya.
4. Praktikan wajib mengenakan jas laboratorium selama bekerja di laboratorium. Jas
laboratorium tidak hanya melindungi diri Anda dari kontaminasi yang tidak
disengaja, tetapi juga akan melindungi Anda dan pakaian Anda dari zat warna atau
zat kimia lainnya yang digunakan di laboratorium.
5. Tas dan barang-barang yang tidak diperlukan dalam praktikum dilarang disimpan di
meja praktikum.
6. Sebelum praktikum akan diadakan penjelasan singkat tentang bahan dan prosedur
percobaan yang akan dilakukan dan sewaktu-waktu akan dilakukan tes (pretest)
mengenai percobaan-percobaan yang akan dilakukan baik lisan atau tertulis.
7. Praktikum akan dilakukan secara berkelompok dan setiap kelompok merupakan
satu kelompok tetap selama masa praktikum.
8. Setiap kelompok bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat dan zat kimia yang
telah disediakan pada tempatnya serta diwajibkan selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan meja praktikum.
9. Dilarang makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium.
10. Jauhkan tangan Anda dari mulut, hidung, dan telinga selama Anda bekerja di
laboratorium dan rambut praktikan yang panjang harus diikat untuk menghindari
kecelakaan dan kontaminasi.
11. Jangan meletakkan benda-benda panas di atas meja tempat bekerja, tetapi letakkan
di atas kawat atau di atas sepotong papan
12. Periksalah dengan teliti apakah inventarisasi yang diterima masih lengkap.
13. Berhematlah menggunakan gas, bahan-bahan kimia, dan air sesuai panduan
praktikum, dan berhati-hatilah dengan zat-zat yang mudah terbakar seperti alkohol,
spirtus, dan lain-lain.
14. Mendidihkan atau menguapkan larutan asam keras, amonia atau zat-zat lain yang
mengeluarkan uap berbahaya harus dilakukan dalam lemari asam. Jangan
menggunakan pipet apabila akan mengambil larutan-larutan yang beracun dan
berbahaya seperti gas H2S, CN, dan lain-lain.
15. Jika bekerja dengan zat-zat yang mudah menguap dan mudah terbakar, maka semua
nyala api yang berdekatan harus dipadamkan. Jika terjadi kebakaran, padamkanlah,
permulaan dengan pasir atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

3
16. Perlakukan semua organisme yang Anda tangani sebagai patogen (mampu
menimbulkan penyakit). Kebanyakan biakan yang disediakan laboratorium tidak
berbahaya, tetapi beberapa di antaranya berbahaya.
17. Dilarang memindahkan bahan-bahan dan alat-alat percobaan dari tempatnya.
18. Dilarang membuang sampah, zat warna, reagen dan bahan kimia lainnya ke dalam
bak cuci, buanglah ke tempat sampah yang sudah disediakan.
19. Alat-alat yang sudah dipakai harus dibersihkan oleh mahasiswa sendiri, tidak boleh
menyuruh pegawai laboratorium.
20. Jangan mematikan api bunsen dengan ditiup, tetapi dengan menutupnya kembali
dengan tutup bunsen tersebut.
21. Jika kultur bakteri maupun jamur pecah atau tumpah, segera laporkan kepada
pembimbing praktikum supaya dapat dibersihkan dengan desinfektan yang sesuai.
22. Mahasiswa yang karena kelalaiannya menyebabkan alat-alat laboratorium
rusak/pecah diwajibkan untuk menggantinya paling lambat sebelum ujian
praktikum dilaksanakan.
23. Mahasiswa yang tidak memenuhi tata tertib yang telah ditetapkan, maka asisten
praktikum berhak mengeluarkannya dari laboratorium.
24. Tuliskan semua pengamatan pada waktu bekerja dalam suatu jurnal praktikum,
bukan pada sehelai kertas saja.
25. Setelah melakukan praktikum, setiap praktikan diharuskan membuat laporan hasil
percobaan yang telah dilakukan.
26. Laporan tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut: Nama, NPM, tanggal
percobaan, percobaan ke berapa dan tentang apa, prinsip percobaan, prosedur
percobaan, hasil percobaan, dan pembahasan terhadap hasil percobaan.
27. Laporan dibuat dalam kertas A4 dan diserahkan satu minggu setelah praktikum
terakhir dilakukan.
28. Hasil-hasil pekerjaan praktikum, laporan, kehadiran, tes/pretest akan
diperhitungkan didalam menentukan nilai akhir mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah

4
PENDAHULUAN

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan
penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain); dan secara biologis
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan
hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman. Ketiga sifat
tanah tersebut secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk
menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan.

Tanah memiliki sifat yang berbeda-beda sebagai akibat dari pengaruh iklim, jasad
hidup, bahan induk relief dan waktu yang berbeda. Sebagai bagian ekosistem yang sangat
penting, tanah merupakan salah satu sumber kehidupan yang tidak dapat diabaikan
perannya. Sebagai sumber daya alam yang sangat penting, manusia hendaklah mampu
mengelola tanah yang ada di sekitarnya secara arif dan bijaksana agar kondisi tanah yang
ada tidak rusak akibat perilaku manusia. Tanah terdiri dari sifat fisika, kimia dan biologi
tanah. Biologi tanah terdiri dari makroorganisme dan mikroorganisme yang hidup di
dalam tanah.

Melalui praktikum Pengantar Ilmu Tanah – Subtopik Biologi Tanah diharapkan


mahasiswa mampu memahami dan mengetahui, serta mengidentifikasi beberapa ciri dan
sifat biologi tanah di laboratorium. Beberapa ciri dan sifat biologi tanah yang akan
diidentifikasi dan ditetapkan di laboratorium yaitu : pengenalan alat-alat laboratorium
mikrobiologi, isolasi dan penghitungan populasi bakteri dan jamur tanah. Rangkaian
kegiatan praktikum akan dilakukan di Laboratorium Agronomi, Politeknik Pertanian
Negeri Samarinda.

5
PRAKTIKUM I.

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TANAH

A. Latar Belakang
Dalam pengujian mikrobiologi tanah di laboratorium perlu mengetahui alat-alat
yang digunakan. Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu
diketahui fungsi, prinsip dan cara kerjanya.
B. Tujuan
Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiolgi bertujuan untuk mengenal alat-
alat yang digunakan dalam pengujian mikroorganisme tanah dan mengetahui fungsi
serta cara kerja alat-alat tersebut

C. Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: petridish, labu
Erlenmeyer, jarum ose, Bunsen, micro pipet, Laminar Air Flow, incubator, oven,
autoclave, vortex, shaker, batang penyebar, Eppendorf, pinset, timbangan analitik,
hotplate dan alat-bahan lainnya yang ada di laboratorium mikrobiologi tanah, serta
alat tulis dan dokumentasi.

D. Metode/Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat-alat laboratorium yang akan digunakan
2. Menjelaskan fungsi dan cara kerja alat
3. Mendokumentasikan alat yang sudah dijelaskan

E. Tugas
1. Catat hasil praktikum di laporan sementara (tally sheet)
2. Buatlah laporan praktikum hasil pengenalan alat-alat laboratorium
mikrobiologi tanah.

6
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

7
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

8
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

9
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

10
PRAKTIKUM II. PEMBUATAN MEDIA TSA DAN PDA

A. Latar Belakang
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat
hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan
energy dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air,
sumber energi zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,
hydrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element).
Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat dalam
bentuk padat, semi-padat dan cair. Media padat diperoleh dengan penambahan agar.
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba,
tetapi juga untuk tujuan isolasi, seleksi, evaluasi, dan diferensiasi. Karena itu,tiap media
mempunyai spesifikasi yang sesuai yang sesuai dengan maksudnya.
Berdasarkan sifatnya, media dibedakan menjadi 5 kelompok:
1. Media umum: media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum;
misalnya agar kaldu nutrisi untuk bakteri, dan agar kentang dekstrosa untuk
jamur.
2. Media pengaya: media mana suatu jenis mikroba diberi kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis lainnya yang sama – sama
berada dalam satu media. Misalnya: kaldu slenit atau kaldu tetrationat untuk
memisahkan Salmonella typhi dari mikroba lain yang ada dalam faeses.
3. Media selektif: media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis
mikroba tertentu , tetapi akan menghambat atau mematikan jenis – jenis
lainnya. Misalnya media SS (Salmonella-Shigella) agar untuk menumbuhkan
Salmonella dan Shigella.
4. Media diferensial: media yang digunakan untuk penumbuhan mikroba
tertentu serta penentuan sifat – sifatnya; contohnya media agar darah untuk
penumbuhan bakteri hemolitik.
5. Media penguji: media yang digunakan untuk pengujian senyawa tertentu
dengan bantuan mikroba. Misalnya media penguji vitamin, antibiotika, residu
pestisida.

Medium Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan medium pertumbuhan untuk


menumbuhkan bakteri. Medium ini bisanya digunakan untuk melakukan kultivasi, isolasi
bakteri. Selain itu medium TSA juga dapat digunakan untuk kultivasi bakteri yang bersifat
aerob dan anaerob. Medium TSA dalam penggunaanya juga dimodifikasi dengan
penambahan zat tertentu.

PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur
di laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan
pH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30°C. Jamur lazimnya dapat

11
berkembangbiak dengan baik pada media yang mengandung karbohidrat tinggi dengan
kisaran pH antara 5-6, sedangkan media yang mengandung protein dengan pH sekitar 7
merupakan media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri. Media ini terbuat dari
bahan utama yaitu kentang dan dextrose sebagai nutrisi utama pertumbuhan jamur.
Media ini juga ditambahkan agar sebagai bahan pemadat.

B. Tujuan
Tujuan praktikum adalah agar mahasiswa mampu membuat media pertumbuhan
bakteri dan jamur dalam tanah di laboratorium.

C. Alat dan bahan yang digunakan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: media TSA, media
PDA, pisau, timbangan analitik, batang pengaduk, kapas, alumunium foil,
Erlenmeyer, shaker, hotplate.

D. Metode/ Prosedur Kerja


Pembuatan media TSA (Triptic Soy Agar) dilakukan sebagai berikut:
1) TSB (Triptic Soy Broth) ditimbang sebanyak 30 g.
2) Media agar ditambahkan 20 g.
3) Aquades diukur sebanyak 1000 ml dalam gelas kimia atau gelas ukur
4) TSB dan agar dicampur dengan 1000 ml aquades.
5) Campuran dipanaskan sampai mendidih. Kemudian media ditunggu sampai
hangat-hangat kuku.
6) Dimasukkan ke dalam erlenmeyer masing-masing 250 ml.
7) Menutup erlenmeyer dengan kapas dan alumunium foil.
8) Selanjutnya media disterilisasi pada suhu 121°C selama 25menit.

Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar) dilakukan sebagai berikut:


1) Dipilih Kentang dengan kondisi yang bagus. Kentang dikupas dan dipotong
bentuk dadu dengan ukuran sekitar 2×2 cm lalu ditimbang sebanyak 200 g
2) Menimbang 10 g gula
3) Menimbang 15 g Agar Agar
4) Mengukur 1 L aquadest dalam gelas kimia atau gelas ukur
5) Selanjutnya kentang di rebus di dalam panci yang berisi air 500 ml hingga sari
kentang terekstrak sempurna.
6) Setelah direbus, air kentang di ambil dengan cara di saring dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam gelas kimia
7) Kemudian dimasukkan dextrose secara perlahan sambil di aduk dengan
menggunakan gelas pengaduk agar dextrose tidak menggumpal.
8) Selanjutnya, dimasukkan agar powder secara perlahan sambil diaduk
9) Selanjutnya dimasukkan aquades hingga voume mencapai 1000 ml
10) Suspensi media direbus pada hotplate hingga berubah warna menjadi lebih
bening serta bahan-bahanya tercampur semua.

12
11)Setelah matang, media siap dipindahkan ke erlenmeyer yang lebih
kecil,misalnya di pindah pada erlenmeyer 250 ml. Volume media pada
erlenmeyer 250 ml sebaiknya sebanyak 200 ml saja untuk menghindari
kontaminasi pada saat penyimpanan.
12)Setelah media dipindah, kemudian mulut erlenmeyer di tutup dengan
menggunakan kapas dan alumunium foil dan diberi label
13)Selanjutnya media disterilisasi pada suhu 121°C selama 25menit.

E. Tugas
1. Catat hasil praktikum di laporan sementara (tally sheet)
2. Buatlah laporan praktikum.

13
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

14
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

15
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

16
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

17
PRAKTIKUM III. ISOLASI DAN PENGHITUNGAN POPULASI BAKTERI DAN JAMUR
TANAH

A. Latar Belakang
Tanah merupakan habitat bagi mikroorganisme. Rhizosfer adalah tanah-
tanah yang berada di daerah perakaran tanaman yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar tanaman dan juga populasi mikroorganisme, baik bakteri
maupun jamur. Zona ini mengandung lebih banyak mikroorganisme daripada
zona diluarnya karena mengandung sejumlah eksudat akar sebagai sumber
nutrisi mikroorganisme. Pada praktikum ini akan dilakukan isolasi dan
penghitungan populasi bakteri dan jamur tanah dari tanah rhizosfer
menggunakan metode tuang.

Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:

1. Metode gores (streak plate method)


Pada metode ini, satu ose suspensi sumber isolat digoreskan ke atas
permukaan plat agar. Penggoresan ini dilakukan beberapa kali dalam satu plat
agar dengan tujuan mendapatkan koloni terpisah. Plat agar tersebut
diinkubasikan satu sampai dua hari untuk memberikan kesempatan pada
mikroba membentuk koloni. Setiap satu koloni dianggap berasal dari satu sel
mikroba. Setelah masa inkubasi satu atau dua hari, plat agar akan ditumbuhi
berbagai jenis koloni dengan pola pertumbuhan koloni sesuai alur goresan
kultur. Setelah kita beda-bedakan koloni yang tumbuh berdasarkan sifat-sifat
koloninya (warna, konfigusasi/bentuk, margin/tepian, dan elevasi). Dengan
metode ini, koloni yang terpisah dipindahkan ke media agar miring untuk
dimurnikan dan memperoleh biakan murni. Metode ini tidak dapat
menghitung populasi mikroba dalam suatu substrat.
2. Metode tuang (pour method) atau metode pengenceran plat (dilution plate
method).
Metode penghitungan ini adalah metode tidak langsung yang banyak
digunakan untuk menentukan populasi mikroba di dalam tanah. Langkahnya
diawali dengan pengenceran suspensi tanah, lalu menumbuhkan mikroba
yang ada dalam suspensi tanah di dalam media plat agar. Pengenceran suatu
sumber isolat dilakukan untuk menurunkan konsentrasi sel mikroorganisme
di dalam subtrat/sumber isolat sehingga dengan metode tuang akan
didapatkan koloni terpisah di atas plat agar dengan jumlah antara 30-300 per
plat agar.
Pada metode ini, media agar steril yang belum membeku (temperatur tidak
lebih dari 45 oC) ke dalam cawan petri steril yang mengandung suspensi
mikroba pada volume danpengenceran tertentu. Pada suhu ini agar belum
membeku dan mikroba tidak mati. Cawan petri yang berisi suspensi mikroba

18
dan media digerakkan ke kiri dan ke kanan dan diputarkan beberapa kali agar
suspensi bakteri tersebar merata dalam media. Lalu biarkan membeku
kemudian inkubasikan selama 1-2 hari dengan petridish diletakkan terbalik.
Setelah inkubasi akan terlihat beberapa jenis koloni mikroba yang tumbuh
menyebar. Populasi mikroba dihitung berdasarkan jumlah koloni yang
terbentuk. Koloni yang terpisah dapat dimurnikan untuk memperoleh biakan
murni. Jumlah koloni yang tumbuh menggambarkan jumlah mikroba yang
terdapat dalam suspensi sehingga satuan penghitungan ini adalah CFU (colony
forming unit).
Dengan metode ini, diasumsikan satu koloni bakteru berasal dari satu sel
mikroba. Jumlah mikroba dalam satu gram tanah contoh (CFU/g) dihitung
dengan membagi jumlah koloni yang tumbuh dengan faktor pengenceran.
Metode ini hanya menghitung bakteri hidup,dan tidak selamanya satu kolohi
berasal dari satu sel bakteri. Selain itu, tidak semua mikroba tanah dapat
tumbuh pada media yang dipakai.
3. Metode replika bahan tanaman
Pada metode ini kita menempelkan bahan tanaman seperti daun, batang atau
benih ke atas plat agar selama 5 menit. Mikroba yang menempel di atas plat
akan tumbuh setelah masa inkubasi 1-3 hari.
B. Tujuan
Tujuan praktikum adalah mengisolasi dan menghitung populasi bakteri dan
jamur dalam tanah adalah agar mahasiswa mampu mengisolasi dan menghitung
populasi bakteri dan jamur dalam tanah di laboratorium.

C. Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain: tanah
rhizosfer tanaman kehutanan, akuades steril, pipet steril ukuran 1,0 dan 10 mL,
tabung reaksi steril 18 ml, cawan petri steril, kuas, media TSA, media PDA.

D. Metode/ Prosedur Kerja


1. Koleksi tanah rhizosfer dengan cara mengambil tanah yang menempel di
perakaran dengan bantuan kuas. Tanah non rhizosfer diambil dari tanah di
luar perakaran.
2. Suspensikan 1 gram tanah ke dalam 9 ml akuades sehingga didapat suspensi
tanah dengan pengenceran 10-1. Kocok selama lima menit dan biarkan selama
15 detik.
3. Dengan pipet steril, ambil 1 ml suspensi tanah 10-1 dan pindahkan ke tabung
berisi 9 ml akuades steril (10-2). Kocok sampai merata.
4. Dengan cara yang sama dengan poin 2 di atas, lanjutkan pengenceran sampai
10-7.
5. Dari pengenceran 10-6 dan 10-7 ambil masing-masing 0,5 ml suspensi
masukkan ke dalam dua cawan petri steril. Tuangkan 15 ml media agar nutrisi

19
untuk penghitungan bakteri. Goyangkan cawan petri supaya suspensi dan
media tercampur homogen.
6. Dari pengenceran 10-3 dan 10-4 ambil masing-masing 0,5 ml suspensi
masukkan ke dalam dua cawan petri steril. Tuangkan 15 ml media PDA untuk
penghitungan jamur. Sebar menggunakan batang penyebar
7. Inkubasikan 24 jam di dalam inkubator pada suhu 30 oC.
8. Tentukan isolat bakteri dan jamur yang tumbuh berdasarkan karakteristik
koloni.
9. Hitung koloni bakteri dan jamur di permukaan atau sedikit di bawah
permukaan media. Jumlah koloni yang memenuhi syarat adalah 30-300
CFU/plat agar.
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖
10. Jumlah bakteri dan jamur per gram tanah adalah 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Contoh: jika pada pengenceran 10-6 terdapat 150 koloni maka jumlah bakteri
150
per gram tanah adalah 10−6 = 15 x 106 CFU/g.

E. Tugas
3. Catat hasil praktikum di laporan sementara (tally sheet)
4. Buatlah laporan praktikum.

20
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

21
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

22
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

23
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM/ TALLY SHEET
Nama Mahasiswa :
NIM :
Acara Praktikum :
Hari/Tanggal :
Hasil Pengamatan:

24
ATURAN PENILAIAN

Pengaturan tata penilaian untuk kegiatan Praktikum dapat menggambarkan kemampuan


dan kompetensi mahasiswa secara obyektif yang meliputi aspek kognitif, psikomotor dan
afektif. Adapun komponen penilaian untuk praktikum adalah sebagai berikut:

No Parameter Skor
1 Safety Lab (K3) 20
2 Unjuk kerja individu (termasuk lembar kerja dan laporan akhir 50
praktikum)
3 Unjuk kerja kelompok 30
100

Adapun uraian parameter komponen praktikum yang ditunjukkan dari performa


individu maupun kelompok adalah sebagai berikut:

A. Kriteria Safety Lab (K3)

No Parameter Skor
1 Mengenakan jas lab/baju praktikum yang telah ditentukan (keadaan jas 20
lab/baju praktikum bersih dan dikacing rapi)
2 Sepatu tertutup sempurna, mengenakan kaos kaki, tidak licin, tidak
berhak tinggi (menyesuaikan dengan keadaan dan kegiatan
laboratorium)
3 Kit lengkap (lap, tisu, masker, sarung tangan sesuai kebutukan
praktikum)
4 Menggunakan peralatan keselamatan sesuai kebutuhan
5 Konsistensi praktikan dalam mentaati peraturan safety lab yang sudah
ditetapkan

B. Kriteria unjuk kerja individu

No Parameter Skor
1 Keterampilan proses 25
2 Keterampilan pengolahan dan interpretasi data 10
3 Keaktifan, kehadiran dan motivasi kerja 10
4 Kemampuan menjaga performa alat dan bahan yang digunakan 5

25
C. Kriteria unjuk kerja kelompok

No Parameter Skor
1 Ketepatan dan ketelitian hasil praktikum 30
2 Waktu praktikum yang sesuai dengan alokasi waktu (1 x 170 menit)
3 Adanya koordinasi antar anggota kelompok
4 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-
masing
5 Peralatan dikembalikan pada tempatnya dan meja praktikum dijaga
kebersihannya

26

Anda mungkin juga menyukai