K I M I A D AS AR
PENYUSUN
TIM DOSEN KIMIA DAS AR
NAMA :
NIM :
JURUSAN :
KELOMPOK :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tim penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat dan izin-Nya Penuntun Praktikum Kimia Dasar ini dapat diselesaikan.
Penyusun
Page | ii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Page | iii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
SANGSI – SANGSI:
1. Terlambat datang tanpa alasan, tidak bisa mengikuti praktikum
2. Terlambat pengumpulan laporan resmi, mengurangi nilai laporan
3. Merusak/memecahkan/menghilangkan segala peralatan laboratorium wajib untuk mengganti
4. Jika terdapat pelanggaran lain yang belum diatur dalam tata tertib, asisten/dosen berhak
memberikan sangsi sesuai kebijaksanaanya
5. Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh praktikan akan mempengaruhi penilaian oleh
asisten/dosen
Page | iv
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FORMAT JURNAL
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Metode Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan
3.3 Cara Kerja (diagram alir / flowchart)
3.4 Perhitungan (jika ada)
IV. Hasil Pengamatan
V. Daftar Pustaka
FORMAT LAPORAN
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tinjauan Pustaka
IV. Metode Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan
4.3 Cara Kerja (paragraf)
V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan dan Saran
VIII. Daftar Pustaka
Page | v
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Page | 6
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
B. Aturan Keselamatan
1. Aturan Umum
Sebelum bekerja di laboratorium, baca petunjuk dan peraturan praktikum sehingga
mahasiswa benar-benar menguasai materi praktikum yang akan dilaksanakan
Tidak diperkenankan bekerja sendiri di Laboratorium Kimia, untuk Praktikum Kimia
Dasar kegiatan harus didampingi oleh asisten
Tidak diperkenankan makan/ minum dan merokok didalam laboratorium.
Pakaian yang digunakan: bersepatu dan kos kaki, menggunakan jas laboratorium
lengan panjang, mengikat rambut, memakai sepatu tertutup (Dilarang menggunakan
sandal dan sepatu yang licin, sepatu terbuka, atau sepatu bertumit tinggi)
Praktikan wajib menjaga kebersihan meja, bak cuci dan lingkungan laboratorium
Prosedur pembuangan zat cair pekat adalah diguyur dengan air yang banyak sambil
dituang. H2SO4 pekat tidak boleh dibuang ke bak cuci
Zat padat dan logam harus dibuang ditempat yang tersedia
Larutan yang mengandung logam berat (Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn, Ni) harus
dibuang ke botol tersendiri, jangan dibuang ke bak cuci.
Pekerjaan yang melibatkan zat-zat yang berasap, gas, zat pekat, lakukan pekerjaan
didalam lemari asam (fume hood), dan jangan meningggalkan pekerjaan sampai benar-
benar selesai.
Page | 7
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Tidak diperkenenkan mengobrol hal yang tidak berkaitan dengan praktikum, dan
bercanda serta melakukan hal-hal tidak penting yang tidak relevan dengan percobaan.
Catatlah kejadian-kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, jangan
ragu bertanya pada asisten, tentang hal- hal yang dirasa belum jelas.
2. Menanggulangi kecelakaan/ kebakaran
Kecelakaan merupakan hal yang tidak diharapkan dan tidak direncanakan. Nemun
demikian, laboratorium merupakan tempat yang berisiko terjadi kecelakaan baik itu
berupa keracunan, maupun kebakaran. Apabila hal yang tidak diinginkan terjadi, maka
kita harus siap dan Jangan Panik!
Apabila terkena larutan pada tangan, hal yang harus dilakukan adalah, menyiram bagian
yang terkena dengan air mengalir terus menerus pada bak cuci dan gunakan sabun.
Apabila ynag terkena larutan adalah bagian mata/ muka maka lakukan hal yang sama
siram terus dan jangan diusap mengunakan tangan. Kemudian mintalah pertolongan
asisten untuk penanggulangan darurat.
Apabila yang terkena larutan adalah bagian tubuh lain, dan cukup banyak, gunakan
shower atau air keran yang besar, lepaskan pakaian lab dan pakaian lain pada bagian
yang terkena, dan segera lapor ke petugas untuk mendapat pertolongan.
Apabila terjadi kebakaran di meja praktikum, prosedur yang harus dilakukan adalah,
melapor ke petugas/asisten. Jangan mencoba memadamkan api tanpa bantuan, kecuali
tidak ada orang lain, maka menjauh dari meja dan segera cari lap/ kain basah dan
tutupkan pada larutan yang terbakar atau padamkan api dengan pemadam kebakaran
yang tersedia hingga api benar-benar padam.
Apabila tangan terbakar, truh air es diarea yang terbakar, kemudian beri obat
analgesik/salep atau larutan rivanol.
Page | 8
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
pipet pada botol, berarti car penganbilannnya dalah dituangkan menggunakan gelas
ukur.
Apabila ingin melakukan tes reaksi, bawa rak berisi tabung reaksi ke meja peraksi,
pencampuran dilakukan di meja zat dengan tertib.
Pada setiap botol zat peraksi terdapat label yang menunjukkan identitas zat, nama,
rumus, konsentrasi dan lainnya yang penting untuk diketahui. Baca petunjuk dan label
dengan cermat, dilarnag untuk menukar tutup botol dan pipet.
Larutan- larutan pekat seperti HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan dilemari asam.
Apabila menggunakan zat tersebut dalam konsentrasi tinggi harap berhati-hati dan
menggunkan sarung tangan.
Page | 9
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Page | 10
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Rangkaian diatas adalah contoh rangkaian alat pemanans menggunkan Bunsen, ada
pula Bunsen yang dilengkapi dengan pengatur gas/panas maka atur tingkat panas
dengan memutar pengatur aliran gasnya. Jika rangkaian persis seperti gambar diatas,
maka untuk dan menyalakan dan mematikan tarik Bunsen dari kaki tiga dan nyalakan
dengan korek/ matikan dengan meniup, kemudian kembalikan keposisi seperti diatas.
Page | 11
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
atau kepada diri sendiri, miringkan dan panas kan sambil sedikit dikocok. Adapun contoh
dapat dilihat pada gambar.
Memanaskan larutan dalam gelas kimia, seperti gambar diatas bisa menggunkan gelas
kimia atau erlenmeyer, hanya saja tidak menggunakan tabung reaksi dan harus
dilengkapi dengan batang pengaduk atau batu didih.
Cara membaca skala pada tabung pengukur (gelas ukur/ buret/ pipet ukur)
Cara yang tepat unutuk membaca skala yaitu posisikan mata tegak lurus dengan tinggi
larutan yang diamati, kemuadian baca skala dibawah miniskus cekung seperti gambar
berikut:
Page | 12
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Jenis- jenis pipet telah disampaikan pada peralatan gelas, pipet digunakan untuk
memindahkan larutan, cara menggunakan pipet disajikan dalam gambar berikut:
Untuk mengambil/menyedot larutan digunakan alat bantu berupa pump (pompa) yang
terbuat dari karet/ drug ball maupun plastik yaitu glass firm.
Page | 13
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
tepat pada angka nol melaului keran bawah. Cara merangkai separangkat alat titrasi
ditunjukkan melalui gambar.
Penyaringan merupakan salah satu metode pemisahan konvensional yang banyak digunakan,
semakin baik sutu proses penyaringan yang dilakukan, akan menghasilkan produk yang baik
pula. Oleh karana itu teknik penyaringan penting untuk dikuasai dengan benar.
Page | 14
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Pada umumnya neraca yang digunakan yaitu berupa neraca teknis (ketelitian 0,01-
0,001 gram) dan neraca analitis (ketelitian < 0,0001 gram). Secara umum cara
pembacaan skala pada neraca ada yang manual (biasanya neraca berupa ayunan)
dan digital.
Neraca Analitik
Page | 15
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apa pun
sebenarnya dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Suatu contoh, bahan baker
bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang amat besar. Tetapi dengan
penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton tiap hari adalah hal yang biasa.
Secara garis besar, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia meliputi: 1) bahan-bahan kimia
berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan penyimpanannya, 2) teknik
percobaan, yang seperti pencampuran bahan, distilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan 3) sarana
laboratorium, yakni gas, air, listrik, lemari asam, dan sebagainya. Ketiga sumber tersebut di atas
saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya terletak pada keunikan sifat bahan kimia yang
digunakan.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun
petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan
ketika bekerja di laboratorium.
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara penanganannya, yakni
cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan. Dalam makalah
ini uraian difokuskan pada bagaimana perawatan bahan praktikum kimia, bagaimana cara
penyimpanannya sehingga kerusakan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang
ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh
sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-
bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya.
Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan
polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga
dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di
Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para
asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium
dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk paya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
maupun kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara
menyeluruh.
Page | 16
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Page | 17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan
kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia
khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan
beracun (B3).
Bahan berdasarkan fasa :
1. Padat
2. Cair
3. gas
Bahan berdasarkan kualitas
1. teknis
2. special grade : pro analyses (pa)
3. special grade : material referrences
Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)
Harmful (Berbahaya).
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu
sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful)
khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
Toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia
tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu,
atau penyerapan melalui kulit.
Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal
bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada
Mata.
Page | 18
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Oxidator (Pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas
pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)
Page | 19
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PERCOBAAN 1
I. Judul Percobaan : Perubahan Materi
II. Tujuan Percobaan:
1. Membedakan perubahan fisika dan kimia dari suatu percobaan
2. Menentukan unsur yang terdapat dalam suatu senyawa melalui uji nyala api
3. Menentukan adanya ion melalui uji spesifik
Dalam percobaan ini akan dipelajari perubahan materi terjadi dan uji penentuan unsur
dengan uji nyala api.
Page | 20
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2. Bahan
X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, C6H12O6, NaCl, AgNO3, CaCO3, HCl, C2H5OH, lilin, KI,
K2Cr2O7, BaCl2, CH3COOH, KBr
V. Prosedur Percobaan
Bagian 1 : Perubahan Materi
1. Padatan C6H12O6 dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian tuangkan 10 mL
akuades selanjutnya diaduk. Amati perubahan yang terjadi.
2. Larutan NaCl sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan larutan AgNO3 sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi
3. Padatan CaCO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, selanjutnya tambahkan larutan
HCl sebanyak 2 mL. Amati perubahan yang terjadi.
4. Padatan lilin dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian panaskan tabung reaksi
tersebut. Amati perubahan yang terjadi.
5. Larutan K2Cr2O7 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan larutan HCl sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.
Page | 21
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
c. Uji Ion I-
Larutan KI 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan
CuSO4 sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.
Page | 22
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PERCOBAAN 2
I. Judul Percobaan : Reaksi Reaksi Kimia
II. Tujuan Percobaan:
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada tiap jenis reaksi kimia
2. Menulis persamaan reaksi dari setiap percobaan
3. Menjelaskan sifat fisika dan kimia dari zat-zat yang direaksikan
Page | 23
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
5. Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana
Page | 24
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
V. Prosedur Percobaan
1. Reaksi Oksidasi Logam
a. Larutan CuSO4 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Mg ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
b. Larutan HCl sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Zn ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
c. Larutan AgNO3 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Cu ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
d. Berdasarkan hasil pengamatan ketiga reaksi diatas, apakah ketiga reaksi tersebut
dapat berlangsung secara spontan ? dan tuliskan persamaan reaksi yang setara
untuk masing-masing reaksi diatas. Gunakan data potensial reduksi standar, E o,
untuk masing-masing pereaksi diatas.
Page | 25
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
d. Berdasarkan hasil pengamatan tahap b dan c, apa perbedaan reaksi dalam fasa
padat (tahap b) dengan larutan (tahap c) ?
e. Tuliskan persamaan reaksi untuk masing-masing reaksi tersebut.
Page | 26
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
d. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan ion Cr2O72- dan ion CrO42- dalam suasana
asam dan basa.
Berdasarkan tahap reaksi, I- ada pada awal dan akhir reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa KI
merupakan katalis untuk reaksi reduksi H2O2.
Page | 28
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PERCOBAAN 3
I. Judul Percobaan : Stoikiometri Reaksi
II. Tujuan Percobaan :
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan
temperatur
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol
Page | 29
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
V. Prosedur Percobaan
Bagian 1 : Reaksi larutan Pb(C2H3O2)2 dan KI
a. Satu buah tabung reaksi kosong dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL,
kemudian diletakkan diatas neraca analitis.
b. Ke dalam tabung reaksi tersebut tuangkan hati-hati 2 mL larutan Pb(C2H3O2)2 0,1 M
kemudian catat beratnya. Catatan : tabung reaksi dalam gelas kimia tetap disimpan
diatas neraca.
c. Lakukan hal yang sama seperti tahap a, kemudian tabung reaksi diisi dengan 2 mL
larutan KI 0,1 M dan kemudian catat beratnya.
d. Larutan Pb(C2H3O2)2 (tahap b) dituangkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
KI (tahap c), tabung reaksi tetap berada diatas neraca analitis.
e. Catat perubahan berat hasil reaksi. Apakah diamati adanya perubahan berat setelah
penambahan Pb(C2H3O2)2 ke dalam larutan KI? Apakah berat larutan campuran lebih
besar dari jumlah total berat larutan Pb(C2H3O2)2 dan KI sebelum direaksikan ? Jika
ada, maka hitung berat produk reaksi hasil percobaan dengan cara :
Berat produk percobaan = berat larutan campuran – (berat larutan Pb(C2H3O2)2 +
berat larutan KI)
f. Hitung berat teoritis produk reaksi dari reaksi 2 mL larutan Pb(C 2H3O2)2 0,1 M dan 2
mL larutan KI 0,1 M. Kemudian hitungan % hasil dengan menggunakan rumus di atas
(pendahuluan).
Page | 30
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
e. Buat grafik T (perubahan temperatur) terhadap volume NaOH atau HCl. Dimana T =
TA – TM, TA = temperatur campuran dan TM = temperatur awal masing-masing larutan.
f. Lakukan percobaan seperti di atas, untuk sistem NaOH 1 M dan H 2SO4 1M.
Page | 31
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PERCOBAAN 4
Page | 32
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Page | 33
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PERCOBAAN 5
I. Judul Percobaan : Perubahan Energi pada Reaksi Kimia
II. Tujuan Percobaan : Mahasiswa mampu menghitung perubahan entalpi yang
terjadi dalam suatu reaksi
III. Dasar Teori
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Terdapat banyak bentuk
energi dan semuanya dapat saling berubah bentuk. Hal ini berrdasarkan pada hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
namun energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnnya. Hampir semua reaksi
kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan) energi, umumnya dalam bentuk kalor.
Kalor (heat) adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang suhunya berbeda.
Ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang yang menyertai dalam reaksi kimia disebut
termokimia.
Setiap perubahan yang dapat melepaskan kalor ke lingkungannya disebut proses
eksoterm. Setiap perubahan yang menyerap kalor dari lingkungannya disebut proses
endoterm. Pada percobaan ini, perubahan kalor yang terjadi dipelajari pada tekanan tetap
dan hanya menyangkut perubahan zat padat dan zat cair saja (perubahan volume sangat
kecil). Kalor reaksi pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi (∆H) dari reaksi. Dimana
∆H = P∆V untuk reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap.
Kalorimeter volume-konstan dan kalorimeter tekanan-konstan digunakan untuk mengukur
perubahan kalor pada proses fisika dan kimia. Dengan menggunakan penyederhanaan dari
parameter reaksi, perubahan kalor hasil reaksi kimia dalam suatu kalorimeter dapat dengan
mudah ditentukan melalui pengukuran perubahan suhu campuran reaksi. Pada percobaan
ini, akan ditentukan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan dari reaksi berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O ∆Hrx1 = ?
HCl(aq) + NaOH(s) → NaCl(aq) + H2O ∆Hrx2 = ?
Kalor molar reaksi dari proses pelarutan NaOH(s) dalam air jugan akan ditentukan pada
percobaan ini
NaOH(s) → NaOH(aq) ∆Hrx3 = ?
Penentuan nilai perubahan kentalpi dari reaksi ketiga ditentukan dengan menggunakan
pendekatan Hukum Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa keseluruhan dalam suatu reaksi
adalah sama dengan jumlah perubahan entalpi untuk masing-masing tahap yang menyusun
reaksi keseluruhan. Jadi perubahan entalpi tidak bergantung pada bagaimana suatu raksi
berlangsung tetapi bergantung pada kondisi awal dan kondisi akhir reaksi.
Berdasarkan hukum Hess tersebut dapat dinyatakan bahwa,
∆Hrx2 = ∆Hrx1 + ∆Hrx3
Page | 34
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
V. Prosedur Percobaan
Bagian 1. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) → NaOH(aq)
a. Larutan HCl 2M sebanyak 20 mL dimasukkan kedalam kalorimeter dan ditutup
dengan penutup kalorimeter yang telah terpasang dengan termometer. Ukur dan
catat suhunya
b. Larutan NaOH 2M sebanyak 20 mL dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL. Ukur
dan catat suhunya
c. Nyalakan stopwatch. Pada t=0 detik, pindahkan segera larutan NaOH ke dalam
kalorimeter yang telah berisi 20 mL larutan HCl 2M, kemudian segera tutup
kalorimeter tersebut dengan penutup yang telah terpasang dengan termometer. Ukur
dan catat suhunya
d. Aduk campuran larutan HCl dan NaOh, sehingga larutan tersebut tercampur dengan
baik
e. Ukur suhu larutan tersebut pada t=30 detik.
f. Lakukan pengadukan dan suhu diukur setiap 30 detik sampai diperoleh suhu
maksimum dan relatif konstan atau suhu akan menurun perlahan dan kemudian
relatif konstan
g. Hitung jumlah mol untuk setiap reaktan dan produk
h. Hitung kalor reaksi penetralan per mol untuk reaksi di atas.
Page | 35
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Bagian 4. Perubahan Energi Dalam Reaksi Kimia: Reaksi Eksoterm Dan Endoterm
a. Pada bagian luar tabung reaksi dilapisi dengan pelumas silicon (silicone grease),
kemudian tempelkan beberapa butir padatan iod (I2) di atasnya
b. Padatan CuSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut
c. Tabung reaksi tersebut ditempatkan ke dalam labu erlenmeyer
d. Tambahkan beberapa tetes air ke dalam tabung reaksi sehingga CuSO 4 menjadi
basah. Segera tutup tabung reaksi dengan penutup gabus/karet. Amati dan catat apa
yang terjadi.
Page | 36
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Pengolahan Data
Pengolahan data untuk percobaan 1-2 mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :
a. Buatlah kurva perubahan suhu (T, oC) terhadap t (waktu, detik) untuk setiap reaksi (1-
3)
b. Tunjukkan suhu awal dan akhir untuk masing-masing reaksi tersebut
c. Hitung selisih suhu (∆T) untuk masing-masing reaksi di atas
d. Hitung kalor yang diserap pada percobaan 1 (q1) dan percobaan 2 (q2)
e. Hitung kalor yang dihasilkan pada percobaan 3, q3 (q3 = q1 + q2)
f. Hitung entalpi reaksi per mol, ∆H (∆H = q3/mol zat yang terlibat dalam reaksi)
Page | 37
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PERCOBAAN 6
I. Judul Percobaan : Identifikasi Senyawa Organik
II. Tujuan Percobaan :
1. Mengidentifikasi adanya senyawa alkohol, fenol, eter, aldehid, dan keton
2. Mengamati fenomena kimia organik
3. Menentukan sifat-sifat karbohidrat, protein dan lipid
Senyawa organik yang terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara umum dibagi
kedalam 3 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari alkohol, fenol, dan eter. Kelompok
kedua meliputi aldehid dan keton, sedangkan kelompok ketiga terdiri atas asam karboksilat
dan turunannya.
Kelompok senyawa ini dapat dibedakan satu dengan lainnya menggunakan tes kelarutan.
Sebagian besar alkohol, fenol, eter, aldehid, dan keton larut dalam asam sulfat pekat dengan
membentuk garam oksonium, alkohol, aldehid dan keton yang mempunyai atom karbon
kurang dari lima dapat larut dalam air, sedang eter dengan atom kurang dari empat dapat
larut dalam air. Fenol hanya sedikit larut dalam air dan dengan adanya subtituen alkil di
dalamnya menjadikannya tidak larut dalam air. Fenol dapat larut dalam larutan NaOH 10%
tetapi tidak larut dalam natrium karbonat 5 %.
Karbohidrat adalah aldehida dan keton polihidroksi atau derivatnya. Gugus aldehida sangat
mudah menjadi gugus karboksil. Gula yang dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut
seperti reagen Tollens atau Fehling disebut gula pereduksi. Bentuk – bentuk hemiasetal
siklik dari aldosa mudah dioksidasi karena mereka berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk aldehida rantai terbukanya. Meskipun berupa suatu keton, fruktosa juga merupakan
gula pereduksi karena dalam larutan fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua
aldehida diastereomerik serta penggunaan suatu zat-antara tautomerik enadiol. Dalam
glikosida, gugus karbonil diblokade. Glikosida adalah gula bukan-pereduksi.
Protein adalah poliamida dengan lebih dari 50 residu (satuan) asam amino. Salah satu cara
pengujian yang memberikan hasil positif pada senyawa-senyawa yang memiliki ikatan
peptida yaitu uji Biuret. Larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian
diberi beberapa tetes larutan CuSO 4 encer. Terbentuknya warna ungu, menunjukkan hasil
positif adanya protein. Pengujian terhadap asam amino yang mengandung cincin benzena,
Page | 38
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan dengan menggunakan asam nitrat pekat sehingga
terbentuk endapan putih karena terjadi proses nitrasi terhadap cincin benzena. Jika
dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning. Pereaksi Millon terdiri atas
larutan merkuro nitrat dan merkuri nitrat dalam asam nitrat memberikan hasil positif terhada
protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin yang
akan membentuk endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi merah.
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat di alam serta tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil
eter. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu dengan yang lain berdasarkan kemiripan sifat
fisisnya.
Polimer adalah molekul besar yang terdiri dari unit-unit berulang yang kecil yang disebut
monomer. Protein, asam nukleat, selulosa dan karet adalah polimer alami. Nilon, dacron,
dan plastik adalah beberapa contoh dari polimer sintetik. Sifat polimer sangat beragam,
bergantung dari stukturnya.
V. Prosedur Percobaan
1. Tes Dinitrofenilhidrazin
Masukkan 2 mL etanol 96% ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 0,5 mL sampel
yang akan diuji, terus tambahkan 1 mL larutan dinitrofenilhidrazin dan diaduk. Jika tidak
terbentuk endapan panaskan dalam penangas air selama 1 menit, kemudian tambahkan 5
tetes air. Tes positif jika terbentuk endapan kuning.
Page | 39
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
3. Tes Tollens
Masukkan 0,5 mL sampel yang akan diuji dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 mL
pereaksi tollen, kocok larutan tersebut dan biarkan selama 10 menit. Jika tidak endapan
metalik/perak, panaskan tabung reaksi tersebut dalam penangas air selama 5 menit. Tes
positif jika tebentuk cermin perak pada dinding/endapan metalik.
4. Tes Iodoform
Masukkan 0,5 mL sampel yang akan diuji dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 5mL
lar. NaOH 10%, terus tambahkan pereaksi I2 dalam KI hingga diperoleh warna iodin yang
tetap (coklat). Biarkan reaksi terjadi 2-3menit. Jika tidak terbentuk endapan iodoform warna
kuning, panaskan larutan tersebut dalam penangas air pada suhu 60 oC dan hilangkan
kelebihan iodin dengan menambahkan NaOH 10% bertetes-tetes. Tuangkan larutan tersebut
dalam erlenmeyer yang telah berisi akuades 10 mL. Tes positif jika terbentuk endapan
kuning.
6. Polimer
Tempatkan 9 mL lem putih atau lem bening dalam gelas plastik. Kemudian campurkan 1,2
gram boraks (natrium tetraborat) dengan 5 mL air kedalam gelas plastik yang lain (atau
masukkan 5 mL larutan boraks yang sudah tersedia ke dalam gelas plastik tersebut).
Campurkan isi gelas pertama dengan gelas kedua dengan cara menuangkan larutan boraks
kedalam kedalam gelas yang berisi lem bening. Amati perubahannya.
7. Uji Karbohidrat
a. Uji Benedict
Didihkan air dalam gelas beaker. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan masukkan masing-
masing 1 mL reagen Benedict ke dalam 6 buah tabung reaksi. Tambahkan 8 tetes
larutan sampel ke dalam tiap tabung reaksi, kocok sebentar dan selanjutnya masukkan
Page | 40
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
8. Protein
Ke dalam 2 mL putih telur ditambahkan 10 mL air bebas mineral, aduk campuran
tersebut secara perlahan. Jika larutan yang terjadi tidak bening, tambahkan sedikit
garam. Siapkan 5 tabung reaksi dan masukkan ke dalamnya masing-masing 2 mL
larutan putih telur tersebut. Lakukan percobaan sebagai berikut:
1. Uji Biuret
Pada tabung pertama ditambahkan 1 mL larutan CuSO 4 1% dan teteskan ke dalam
ke dalamnya larutan NaOH 6 M
2. Uji Xantoprotein
Pada tabung kedua ditambahkan 1 mL larutan HNO 3 pekat. Panaskan hati-hati!
Setelah dingin tambahkan NaOH 6 M sambil dikocok.
3. Uji Millon
Pada tabung ketiga tambahkan 1 mL HgCl2 1 %
4. Uji Nitrogen
Pada tabung keempat tambahkan 1 mL NaOH 6 M. Panaskan dengan hati-hati!
Ciumlah uap yang keluar dan periksalah uap ini dengan kertas lakmus yang basah.
5. Uji Sulfur
Page | 41
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Amati kelarutannya!
Ambil 2-3 tetes cairan dari masing tabung di atas dan teteskan pada kertas saring.
Noda yang tertinggal pada kertas saring dikeringkang, adanya noda yang tertinggal
pada kertas saring tersebut menunjukkan lemak/lipid yang larut.
b. Test akroleina
Dalam tabung yang tahan panas, isilah dengan 1 cm KHSO4 padat. Kemudian
tambahkan beberapa tetes gliserol dan panaskan pada temperatur di atas 200 oC.
Terbentuk gas akroleina (propenal) yang berbau tajam dan menusuk. Gliserol pada
pemanasannya dengan dengan KHSO 4 padat dapat mengalami reaksi dehidrasi
menjadi akroleina yang mempunyai bau spesifik.
Page | 42
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
isinya ke dalam tabung reaksi lain yang bersih. Perhatikan warna larutan ini dan
bandingkan dengan larutan sebelumnya.
Data Hasil Pengamatan
Tes Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
1. Tes dinitrofenilhidrazin
3. Tes tollen
4. Tes iodoform
Page | 43