Anda di halaman 1dari 43

P E N U N T U N P R AK T I K U M

K I M I A D AS AR

PENYUSUN
TIM DOSEN KIMIA DAS AR

NAMA :
NIM :
JURUSAN :
KELOMPOK :

LABORATORIUM PENDIDIK DASAR


FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2022
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat dan izin-Nya Penuntun Praktikum Kimia Dasar ini dapat diselesaikan.

Penuntun praktikum ini berisi materi-materi praktikum yang akan dipraktikkan


oleh mahasiswa pada semester ganjil. Dengan ditulisnya Penuntun Praktikum Kimia
Dasar ini diharapkan mampu menunjang kompetensi mahasiswa dalam menerapkan
konsep ilmu kimia yang telah diperoleh di kelas.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Penuntun Praktikum ini. Kritik dan saran kami
harapkan demi perbaikan dalam penyajian materi praktikum Kimia Dasar kedepan.

Balunijuk, September 2022

Penyusun

Page | ii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul ................................................................................................ i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar isi ......................................................................................................... iii

Tata Tertib Praktikum Laboratorium MIPA FPPB ........................................... iv

Asistensi Praktikum ........................................................................................ v

Pengenalan Praktikum Kimia Dasar .............................................................. 6

Teknik Dasar Laboratorium ……………………………………………………… 10

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium ..................................... 16

Percobaan 1. Perubahan Materi .................................................................... 20

Percobaan 2. Reaksi – Reaksi Kimia ............................................................. 23

Percobaan 3. Stoikiometri Reaksi .................................................................. 29

Percobaan 4. Ikatan Kimia dan Kepolaran Molekul........................................ 32

Percobaan 5. Perubahan Energi pada Reaksi Kimia ..................................... 34

Percobaan 6. Identifikasi Senyawa Organik ................................................... 37

Page | iii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR/MIPA FPPB


1. Simpanlah tas, jaket, dan barang-barang lainnya yang tidak diperlukan di tempat yang telah
disediakan
2. Lima menit sebelum kegiatan di laboratorium dimulai, peserta harus sudah berada di
laboratorium.
3. Pakailah jas lab. Bila sedang melakukan kegiatan.
4. Dilarang menggunakan sandal dan sepatu yang licin, sepatu terbuka, atau sepatu bertumit tinggi
5. Jangan melakukan kegiatan praktikum atau eksperimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahan kimia, alat-alat dan pemakaiannya
6. Kenali semua jenis peralatan keselamatan kerja yang diperlukan sebelum melakukan eksperimen
7. Lakukanlah kegiatan sesuai petunjuk yang telah diberikan.
8. Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam ruang lab.
9. Periksalah dengan teliti semua alat-alat sebelum digunakan.
10. Mintalah petunjuk kepada pembimbing apabila ada kesulitan atau keraguan dalam melakukan
kegiatan
11. Ikuti aturan penggunaan alat-alat ukur. Jangan melebihi batas maksimum dan jangan kurang
dari batas minimum dari kemampuan alat ukur yang digunakan.
12. Jika menggunakan alat yang dilengkapi dengan alat bantu, gunakan sesuai dengan
pasangannya (jangan dipertukarkan).
13. Bila menggunakan bahan kimia yang berbahaya, mintalah petunjuk lebih dahulu kepada
pembimbing.
14. Bila bekerja dengan senyawa beracun atau reaksi yang menghasilkan gas yang berbahaya
hendaknya dilakukan di lemari asam dan pakailah alat pelindung seperti masker, sarung
tangan dan kaca mata.
15. Perhatikan cara membawa alat jika alat itu perlu dipindahkan.
16. Bersihkan dan keringkan alat-alat yang telah selesai dipergunakan.
17. Tidak diperbolehkan mencium bahan kimia secara langsung
18. Dilarang menghisap bahan kimia engan menggunakan mulut, namun gunakan bola karet pipet
19. Kran air, gas, dan api harus ditutup setelah selesai dipergunakan
20. Jangan membuang sampah atau limbah padat ke dalam bak pencuci. Buanglah secara terpisah
sampah/limbah padat seperti kaca, sobekan kain, kertas, logam, dan lain sebagainya dalam
tempat yang khusus.
21. Limbah cair dapat dibuang di bak pencuci setelah dinetralkan terlebih dahulu dengan air yang
cukup banyak.
22. Kecelakaan apapun yang terjadi, hendaknya segera dilaporkan kepada pembimbing.

SANGSI – SANGSI:
1. Terlambat datang tanpa alasan, tidak bisa mengikuti praktikum
2. Terlambat pengumpulan laporan resmi, mengurangi nilai laporan
3. Merusak/memecahkan/menghilangkan segala peralatan laboratorium wajib untuk mengganti
4. Jika terdapat pelanggaran lain yang belum diatur dalam tata tertib, asisten/dosen berhak
memberikan sangsi sesuai kebijaksanaanya
5. Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh praktikan akan mempengaruhi penilaian oleh
asisten/dosen

Page | iv
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

ASISTENSI PRAKTIKUM KIMIA

Point penilaian praktikum :


% nilai Range rata-rata
1. Kehadiran : 10 % 0 – 100
2. Pretest/Post tes : 10 % 0 – 100
3. Keaktifan : 20 % 60 – 100
4. Laporan : 30 % 0 – 100
5. Ujian Praktikum : 30 % 0 – 100

FORMAT JURNAL
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Metode Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan
3.3 Cara Kerja (diagram alir / flowchart)
3.4 Perhitungan (jika ada)
IV. Hasil Pengamatan
V. Daftar Pustaka

FORMAT LAPORAN
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Tinjauan Pustaka
IV. Metode Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.2 Sifat Fisika dan Kimia Bahan
4.3 Cara Kerja (paragraf)
V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan dan Saran
VIII. Daftar Pustaka

Page | v
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PENGENALAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR


Praktikum kimia dasar adalah seri praktikum pertama yang diambil oleh mahasiswa berbagai
jurusan sains. Praktikum Kimia dasar merupakan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan
erat dengan mata kuliah kimia dasar. Sehingga kegiatan praktikum ini harus diambil bersamaan
dengan mata kuliah kimia dasar yang merupakan teori yang akan digunakan dalam
melaksanakan praktikum.
Kegiatan praktikum akan dilaksanakan di Laboratorium, dengan didampingi oleh Dosen
Pengampu mata kuliah dan asisten Praktikum. Oleh karena pentingnya kegiatan ini, mahasiswa
diharapkan untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan. Adapun prosedur dalam kegiatan praktikuk akan dijabarkan dalam buku
ini. Mahasiswa diharapkan membaca petunjuk-petunjuk serta aturan dasar agar dapat menjaga
keselamatan kerja dan kenyamanan bersama peserta prektikum yang lain

A. Aturan Dasar Pelaksanaan Praktikum Kimia Dasar I


Kronologi kegiatan:
 Peserta praktikum diwajibkan hadir minimal 5 menit sebelum kegiatan Praktikum
dilaksanakan
 Melakukan absen pelaksanaan praktikum, mengumpulkan jurnal praktikum, apabila
peserta praktikum tidak mengumpulkan jurnal, maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum pada hari tersebut.
 Jangan melakukan kegiatan praktikum atau eksperimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahan kimia, alat-alat dan pemakaiannya
 Kenali semua jenis peralatan keselamatan kerja yang diperlukan sebelum melakukan
eksperimen
 Lakukanlah kegiatan sesuai petunjuk yang telah diberikan.
 Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam ruang laboratorium.
 Berkumpul dengan kelompok praktikan yang telah ditentukan dan mendengarkan
pengarahan dari asisten/ dosen pengampu.
 Melaksanakan pretest (jika ada) dengan tertib
 Kembali ke meja praktikum, kemudian perikasa kelenagkapan alat bahan beserta jumlah
alat dan bahan yang telah tersedia di meja kelompok, lakukan inventaris terhadap
jumlah alat

Page | 6
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

 Perhatikan aspek penilaian dalam praktikum, berusahalah untuk mendapatkan nilai


maksimum di semua aspek penilaian.
 Setelah selesai melaksanakan praktikum, cucilah semua alat gelas dan non gelas yang
dipergunkan, serta susunlah kembali peralatan tersebut sesuai dengan tempatnya.

Buku Catatan Praktikum/ Jurnal


 Setiap peserta praktikum wajib memiliki buku penuntun praktikum sendiri.
 Setiap peserta praktikum wajib membuat buku catatan praktikum (jurnal) dan membawa
alat tulis. Mahasiswa duanjurkan untuk menyimpan buku dan alat tulis lain dengan rapi
diatas meja kerja/ tempat yang aman, dan tidak mengganggu jalannya praktikum.
 Setiap percobaan akan dilengkapai dengan lembar data yang harus diisi dengan hasil
pengamatan dan ditandatangani asisten/ dosen.

B. Aturan Keselamatan
1. Aturan Umum
 Sebelum bekerja di laboratorium, baca petunjuk dan peraturan praktikum sehingga
mahasiswa benar-benar menguasai materi praktikum yang akan dilaksanakan
 Tidak diperkenankan bekerja sendiri di Laboratorium Kimia, untuk Praktikum Kimia
Dasar kegiatan harus didampingi oleh asisten
 Tidak diperkenankan makan/ minum dan merokok didalam laboratorium.
 Pakaian yang digunakan: bersepatu dan kos kaki, menggunakan jas laboratorium
lengan panjang, mengikat rambut, memakai sepatu tertutup (Dilarang menggunakan
sandal dan sepatu yang licin, sepatu terbuka, atau sepatu bertumit tinggi)
 Praktikan wajib menjaga kebersihan meja, bak cuci dan lingkungan laboratorium
 Prosedur pembuangan zat cair pekat adalah diguyur dengan air yang banyak sambil
dituang. H2SO4 pekat tidak boleh dibuang ke bak cuci
 Zat padat dan logam harus dibuang ditempat yang tersedia
 Larutan yang mengandung logam berat (Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn, Ni) harus
dibuang ke botol tersendiri, jangan dibuang ke bak cuci.
 Pekerjaan yang melibatkan zat-zat yang berasap, gas, zat pekat, lakukan pekerjaan
didalam lemari asam (fume hood), dan jangan meningggalkan pekerjaan sampai benar-
benar selesai.

Page | 7
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

 Tidak diperkenenkan mengobrol hal yang tidak berkaitan dengan praktikum, dan
bercanda serta melakukan hal-hal tidak penting yang tidak relevan dengan percobaan.
 Catatlah kejadian-kejadian dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, jangan
ragu bertanya pada asisten, tentang hal- hal yang dirasa belum jelas.
2. Menanggulangi kecelakaan/ kebakaran
 Kecelakaan merupakan hal yang tidak diharapkan dan tidak direncanakan. Nemun
demikian, laboratorium merupakan tempat yang berisiko terjadi kecelakaan baik itu
berupa keracunan, maupun kebakaran. Apabila hal yang tidak diinginkan terjadi, maka
kita harus siap dan Jangan Panik!
 Apabila terkena larutan pada tangan, hal yang harus dilakukan adalah, menyiram bagian
yang terkena dengan air mengalir terus menerus pada bak cuci dan gunakan sabun.
Apabila ynag terkena larutan adalah bagian mata/ muka maka lakukan hal yang sama
siram terus dan jangan diusap mengunakan tangan. Kemudian mintalah pertolongan
asisten untuk penanggulangan darurat.
 Apabila yang terkena larutan adalah bagian tubuh lain, dan cukup banyak, gunakan
shower atau air keran yang besar, lepaskan pakaian lab dan pakaian lain pada bagian
yang terkena, dan segera lapor ke petugas untuk mendapat pertolongan.
 Apabila terjadi kebakaran di meja praktikum, prosedur yang harus dilakukan adalah,
melapor ke petugas/asisten. Jangan mencoba memadamkan api tanpa bantuan, kecuali
tidak ada orang lain, maka menjauh dari meja dan segera cari lap/ kain basah dan
tutupkan pada larutan yang terbakar atau padamkan api dengan pemadam kebakaran
yang tersedia hingga api benar-benar padam.
 Apabila tangan terbakar, truh air es diarea yang terbakar, kemudian beri obat
analgesik/salep atau larutan rivanol.

C. Zat Kimia dan Pereaksi


 Pada praktikum kimia dasar, zat kimia dan pereaksi yang dibutuhkan selama praktikum
telah disiapkan oleh asisten.
 Apabila praktikan dipersilahkan untuk menyiapkan sendiri larutan, maka zat/ larutan
yang diperlukan sudah disiapkan di meja praktikum.
 Setiap praktikan wajib menjaga agar larutan atau zat kimia yang berada dalam wadah
besar tidak terkontaminasi akibat kecerobohan cara pengambilan, misalnya kedalahan
dalam penggunaan pipet (tertukar/ tercampur dengan larutan lain), apabila tidak terdapat

Page | 8
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

pipet pada botol, berarti car penganbilannnya dalah dituangkan menggunakan gelas
ukur.
 Apabila ingin melakukan tes reaksi, bawa rak berisi tabung reaksi ke meja peraksi,
pencampuran dilakukan di meja zat dengan tertib.
 Pada setiap botol zat peraksi terdapat label yang menunjukkan identitas zat, nama,
rumus, konsentrasi dan lainnya yang penting untuk diketahui. Baca petunjuk dan label
dengan cermat, dilarnag untuk menukar tutup botol dan pipet.
 Larutan- larutan pekat seperti HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan dilemari asam.
Apabila menggunakan zat tersebut dalam konsentrasi tinggi harap berhati-hati dan
menggunkan sarung tangan.

Page | 9
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TEKNIK DASAR LABORATORIUM

A. Peralatan dasar Laboratorium Kimia


Peralatan dasar terdiri dari peralatan gelas dan alat bantu sederhana. Adapunperalatan yang
umum digunakan sebgai berikut:
 Gelas kimia (beaker Glass), tersedia dalam berbagai ukuran yang telah jelas tertera
pada luar gelas yang menunjukkan kapasitasnya. Digunakan untuk menampung larutan,
memanaskan terkadang juga tempat pengadukan dan pencampuran. Terbuat dari
bahan gelas tahan panas.
 Erlenmeyer (Erlenmeyer flask), tersedia dalam berbagai ukuran dan digunakan sesuai
kebutuhan. Labu ini dipergunakan untuk menampung larutan, mengaduk dengan
metode pengocokan, dan untuk titrasi.
 Gelas ukur (graduated cylinder), tersedia dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk
mengukur cairan yang ada didalamnya
 Pipet (pipette), digunakan untuk mengambil larutan dan meneteskan larutan. Terdapat
beberapa jenis: pipet volume (digunakan untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu/satu jenis ukuran), pipet ukur (terdapat skala yang dapat dipergunakan untuk
mengambil larutan/ meneteskan dengan ketelitian tertentu), pipet tetes (dipergunakan
unutk mengambil/menbeteskan sejumlah kecil cairan tanpa ukuran tertentu)
 Buret, terdapat beberapa ukuran sesuai dengan kebutuhan penggunaan. Kegunaan
hampir sama dengan pipet, namun dibagian bawah buret terdapat kran untuk membuka
dan menutup aliran cairan. Umumnya dipergunakan untuk titrasi.
 Tabung reaksi (test tube), terbuat dari gelas denganberbagai ukuran sesuai
kapasitasnya, dipergunakan untuk melakukan reaksi dalam skala kecil
 Kaca arloji (watch glass), terbuat dari gelas berbagai ukuran diameter, dan digunakan
untuk reaksi tetes atau penguapan sederhana.
 Corong (funnel), terbuat dari gelas atau porselin dipergunakan untuk menyaring
menggunakan gravitasi.
 Corong Buchner, terbuat dari porselin dan dipergunakan khusus untuk penyaringan
cepat mengunakan pompa vakum dan dilengkapi dengan labu hisap.
 Corong pisah (separating funnel), terdapat berbagai ukuran sesuai kapasitasnya dan
digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan atau lebih dalam proses ekstraksi.

Page | 10
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

 Cawan penguapan (evaporating dish), digunakan untuk menguapkan larutan


 Cawan krush (crucible), digunakan untuk penguapan yang dilanjutkan dengan
pemijaran, pengovenan atau kalsinasi.
 Spatula, terbuat dari besi atau gelas dan dipergunakan untuk mengambil padatan.
 Batang pengaduk, terbuat dari gelas dan dipergunakan untuk mengaduk larutan dalam
gelas kimia.
 Kasa asbes, kawat yang dilapisi asbes untuk menahan dan menyebarkan panas yang
berasal dari api Bunsen
 Kaki tiga, terbuat dari besi yang menyangga lingkaran untuk tempat meletakkan kasa
asbes, digunakan bersamaan dengan kas asbes dan Bunsen untuk memanaskan
larutan didalam gelas kimia.
 Bunsen/alat pembakar, digunakan untuk membakar/memanaskan larutan,
menggunakan bahan bakar dan beberapa memiliki pengatur kuantitas panas.

B. Tata cara dasar


 Cara menyalakan dan mengatur pemanas Bunsen

Rangkaian diatas adalah contoh rangkaian alat pemanans menggunkan Bunsen, ada
pula Bunsen yang dilengkapi dengan pengatur gas/panas maka atur tingkat panas
dengan memutar pengatur aliran gasnya. Jika rangkaian persis seperti gambar diatas,
maka untuk dan menyalakan dan mematikan tarik Bunsen dari kaki tiga dan nyalakan
dengan korek/ matikan dengan meniup, kemudian kembalikan keposisi seperti diatas.

 Cara memanasakan larutan


Memanaskan dengan menggunakan tabung reaksi, gunakan penjepit kayu untuk
menjepit tabung reaksi, jangan mengarahkan mulut tabung reaksi kepada orang lain

Page | 11
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

atau kepada diri sendiri, miringkan dan panas kan sambil sedikit dikocok. Adapun contoh
dapat dilihat pada gambar.

Memanaskan larutan dalam gelas kimia, seperti gambar diatas bisa menggunkan gelas
kimia atau erlenmeyer, hanya saja tidak menggunakan tabung reaksi dan harus
dilengkapi dengan batang pengaduk atau batu didih.

 Cara membaca skala pada tabung pengukur (gelas ukur/ buret/ pipet ukur)
Cara yang tepat unutuk membaca skala yaitu posisikan mata tegak lurus dengan tinggi
larutan yang diamati, kemuadian baca skala dibawah miniskus cekung seperti gambar
berikut:

Page | 12
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

 Cara menggunakan pipet

Jenis- jenis pipet telah disampaikan pada peralatan gelas, pipet digunakan untuk
memindahkan larutan, cara menggunakan pipet disajikan dalam gambar berikut:

Untuk mengambil/menyedot larutan digunakan alat bantu berupa pump (pompa) yang
terbuat dari karet/ drug ball maupun plastik yaitu glass firm.

 Cara menggunkakan buret


Buret umumnya digunakan dalam titrasi.
Buret mirip dengan pipet namun memiliki
beberapa kelebihan, dari segi ukuran, dan
metode penggunaannya yang lebih praktis
karena terdapat kran penutup dan pembuka
aliran cairan dibagian bawah. Ukuran buret
yang umum digunakan yaitu: 25 mL, 50 mL,
dan 100 mL. cara metangkai peralatan buret:
bagian dalam buret harus bersih dan kering,
serta bebas larutan, sebelum meamsukkan
larutan dari bagian atas, pastikan kran bagian
bawah tertutup rapat beri sedikit vaselin,
masukkan larutan lewat bagian atas
menggunkana bantuan corong gelas sampai
melewati angka nol, kemudian atur hingga

Page | 13
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

tepat pada angka nol melaului keran bawah. Cara merangkai separangkat alat titrasi
ditunjukkan melalui gambar.

 Cara melakukan penyaringan


Peralatan yang digunakan dalam rangkaian alat penyaringan adalah: corong gelas, kertas
saring, srarif dan klem ring bila perlu.

Cara melipat kertas saring

Penyaringan merupakan salah satu metode pemisahan konvensional yang banyak digunakan,
semakin baik sutu proses penyaringan yang dilakukan, akan menghasilkan produk yang baik
pula. Oleh karana itu teknik penyaringan penting untuk dikuasai dengan benar.

Penyaringan Vakum Penyaringan Gravitasi

Page | 14
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

 Cara menggunakan neraca

Pada umumnya neraca yang digunakan yaitu berupa neraca teknis (ketelitian 0,01-
0,001 gram) dan neraca analitis (ketelitian < 0,0001 gram). Secara umum cara
pembacaan skala pada neraca ada yang manual (biasanya neraca berupa ayunan)
dan digital.

Tips menggunakan neraca dengan baik: posisikan neraca pada keadaan


kesetimbangan (lakukan re-zero), masukkan wadah zat kemudian re-zero, kemudian
timbang zat diatas wadah. Untuk neraca yang berupa ayunan, lakukan
penyeimbangan anak timbangan dari yang paling besar kemudian ke paling kecil.

Neraca Analitik

Page | 15
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM

Laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apa pun
sebenarnya dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan kerugian. Suatu contoh, bahan baker
bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang amat besar. Tetapi dengan
penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton tiap hari adalah hal yang biasa.
Secara garis besar, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia meliputi: 1) bahan-bahan kimia
berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan penyimpanannya, 2) teknik
percobaan, yang seperti pencampuran bahan, distilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan 3) sarana
laboratorium, yakni gas, air, listrik, lemari asam, dan sebagainya. Ketiga sumber tersebut di atas
saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya terletak pada keunikan sifat bahan kimia yang
digunakan.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun
petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan
ketika bekerja di laboratorium.
Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam cara penanganannya, yakni
cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan. Dalam makalah
ini uraian difokuskan pada bagaimana perawatan bahan praktikum kimia, bagaimana cara
penyimpanannya sehingga kerusakan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang
ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya
bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh
sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-
bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya.
Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan
polusi pada lingkungan. Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga
dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di
Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para
asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium
dengan sebaik-baiknya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk paya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
maupun kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses Praktikum secara
menyeluruh.

Page | 16
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

1. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik
Indonesia.Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :
 Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
 Tali Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang
serupa (mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain)
 Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan
di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia,
dsb.
 Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
 Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
 Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di
ketinggian lebih dari 1,8 meter.
 Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
 Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk
(misal berdebu, beracun, dsb).
 Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan
menggerinda)

2. Pengenalan Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun


Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-
sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di dalam
buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan berdasarkan kode

Page | 17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan
kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia
khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan
beracun (B3).
Bahan berdasarkan fasa :
1. Padat
2. Cair
3. gas
Bahan berdasarkan kualitas
1. teknis
2. special grade : pro analyses (pa)
3. special grade : material referrences
Pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)
Harmful (Berbahaya).
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu
sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful)
khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

Toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia
tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu,
atau penyerapan melalui kulit.

Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal
bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada
Mata.

Flammable (Mudah terbakar)


Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau
membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti
misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen,
permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.

Page | 18
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Explosive (mudah meledak)


Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan
atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak
(singgungan dengan logam/metal)

Oxidator (Pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas
pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)

Page | 19
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERCOBAAN 1
I. Judul Percobaan : Perubahan Materi
II. Tujuan Percobaan:
1. Membedakan perubahan fisika dan kimia dari suatu percobaan
2. Menentukan unsur yang terdapat dalam suatu senyawa melalui uji nyala api
3. Menentukan adanya ion melalui uji spesifik

III. Dasar Teori


Zat dapat diidentifikasi dari sifat-sifatnya dan susunannya. Sifat fisika dapat diukur dan
diamati tanpa mengubah susunan atau identitas. Contohnya kita dapat mengamati
perubahan titik leleh es dengan cara memanaskan es balok dan mencatat suhunya ketika
berubah menjadi air. Sedangkan sifat kimia menggambarkan perubahan kimia (reaksi kimia)
yang terjadi pada zat tersebut. Contohnya perkaratan besi yang melibatkan reaksi kimia
antara besi, oksigen dan air. Ketika ketiganya bereaksi menghasilkan produk berupa karat
dan tidak lagi bersifat seperti besi. Besi tersebut mengalami perubahan warna menjadi coklat
dan tidak dapat ditarik oleh magnet. Perubahan yang dapat diamati dalam reaksi kimia
adalah adanya gas, adanaya endapan, adanya perubahan pH, adanya perubahan warna
larutan dan perubahan suhu larutan.
Uji kualitatif pada unsur-unsur dalam suatu senyawa dapat dilakukan dengan memanaskan
atau membakar senyawa pada nyala api, misalnya pada pembakaran bunsen atau spritus.
Selain uji nyala yang dilakukan untuk identifikasi unsur, uji spesifik dapat dilakukan untuk
identifikasi ion melalui pereaksi-pereaksi tertentu.
Berikut ini merupakan jenis unsur beserta warna nyala api yang dihasilkan.

Unsur Warna Nyala


Natrium Kuning Keemasan
Kalium Lembayung (nila /violet)
Litium Merah karmin
Kalsium Merah bata (merah kekuningan)
Stronsium Merah tua agak kekuningan
Besi Kuning
Barium Hijau Kekuningan
Tembaga Hijau
Timbal, Arsen, Stibilium, Bismut, Biru keabu-abuan
Tembaga

Dalam percobaan ini akan dipelajari perubahan materi terjadi dan uji penentuan unsur
dengan uji nyala api.
Page | 20
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

IV. Alat dan Bahan


1. Alat
- Penjepit tabung
- Cawan porselen
- Batang pengaduk
- Tabung reaksi

2. Bahan
X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, C6H12O6, NaCl, AgNO3, CaCO3, HCl, C2H5OH, lilin, KI,
K2Cr2O7, BaCl2, CH3COOH, KBr

V. Prosedur Percobaan
Bagian 1 : Perubahan Materi
1. Padatan C6H12O6 dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian tuangkan 10 mL
akuades selanjutnya diaduk. Amati perubahan yang terjadi.
2. Larutan NaCl sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan larutan AgNO3 sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi
3. Padatan CaCO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, selanjutnya tambahkan larutan
HCl sebanyak 2 mL. Amati perubahan yang terjadi.
4. Padatan lilin dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian panaskan tabung reaksi
tersebut. Amati perubahan yang terjadi.
5. Larutan K2Cr2O7 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan larutan HCl sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.

Bagian 2 : Uji Nyala Api


1. Padatan X1 dan C2H5OH dimasukkan ke dalam cawan porselen.
2. Campuran tersebut dibakar menggunakan korek api sambil diaduk dengan batang
pengaduk dan amati yang terjadi. Tentukan unsur yang terdapat dalam padatan
tersebut.
3. Lakukan hal yang sama dengan padatan X2, X3, X4, X5, X6, X7 dan X8

Bagian 3 : Uji Spesifik Ion


a. Uji Ion Ca2+
Larutan CaCO3 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan K2Cr2O7 sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.

Page | 21
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

b. Uji Ion Ba2+


Larutan BaCl2 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan CH3COOH 2M sebanyak 2 mL. Selamjutnya pada tabung tersebut
ditambahkan larutan K2Cr2O7 sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.

c. Uji Ion I-
Larutan KI 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan
CuSO4 sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.

d. Uji Ion Cl-


Larutan HCl sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
larutan KBr sebanyak 2 mL. Amati yang terjadi.

Page | 22
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERCOBAAN 2
I. Judul Percobaan : Reaksi Reaksi Kimia
II. Tujuan Percobaan:
1. Mengamati perubahan yang terjadi pada tiap jenis reaksi kimia
2. Menulis persamaan reaksi dari setiap percobaan
3. Menjelaskan sifat fisika dan kimia dari zat-zat yang direaksikan

III. Dasar Teori


Reaksi kimia merupakan proses alam yang menghasilkan perubahan senyawa kimia dimana
terjadi transformasi pada struktur molekul. Senyawa yang terlibat di awal reaksi disebut
reaktan dan hasil reaksi disebut produk. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan
perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki
ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang
melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun
pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-
partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi Kimia dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis reaksi yaitu :
1. Reaksi Asam Basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Definisi
dari asam basa secara umum yaitu :
a. Arrhenius : asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H 3O+ ; basa berdisosiasi
dalam air melepaskan ion OH-
b. Bronsted-Lowry : Asam merupakan donor proton (H +) ; basa merupakan
penerima (akseptor) proton.
c. Lewis : Asam merupakan akseptor pasangan elektron ; basa merupakan
pendonor pasangan electron.
2. Reaksi pengendapan adalah reaksi antara zat ion logam yang sukar larut dalam air,
sehingga terbentuklah endapan. Untuk mengetahui apakah suatu reaksi terbentuk
endapan atau tidak, harus diketahui kelarutan zat yang terjadi. Sebagai contoh
beberapa zat yang sukar larut dalam air, yaitu I-, Mg2+, Fe2+, dan Cl-.
3. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa
yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh
reaksi redoks adalah:

2S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2I−(aq)


4. Metatesis adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari dua zat elektrolit.

AgNO3(aq) + NaCl (aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)

Page | 23
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

5. Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana

2Ag2O(s) → 4Ag(s) + O2(g)


6. Penggabungan (sintetis) suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks
terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).

2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (g)


CO (g) + 2H2 (g) → CH3OH (g)
7. Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion logam, yaitu kation dengan anion atau
molekul netral yang terdiri dari atom pusat dan sejumlah ligan

IV. Alat dan Bahan


1. Alat
- Tabung Reaksi (8)
- Rak tabung, (1)
- Pipet tetes (3)
- Spatula. (3)
2. Bahan
Larutan CuSO4 0,1 M Larutan HCl 1 M
Larutan HCl 0,1 M Larutan NaOH 1 M
Larutan AgNO3 0,1 M Larutan KMnO4 0,05 M
Larutan Pb(NO3)2 0,1 M Larutan H2C2O4 0,1 M
Larutan NaC2H3O2 0,1 M Larutan Fe (II) 0,1 M
Larutan KI 0,1 M Larutan H2SO4 2 M
Larutan KOH 0,1 M Larutan H2O2 3%
Larutan Na2CO3 0,1 M Padatan CuSO4.5H2O
Larutan NH3 0,1 M Padatan KI
Larutan HC2H3O2 0,1 M Logam Mg
Larutan K2CrO4 0,1 M Logam Cu
Larutan K2Cr2O7 0,1 M Logam Zn

Page | 24
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

V. Prosedur Percobaan
1. Reaksi Oksidasi Logam
a. Larutan CuSO4 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Mg ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
b. Larutan HCl sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Zn ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
c. Larutan AgNO3 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong logam Cu ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
d. Berdasarkan hasil pengamatan ketiga reaksi diatas, apakah ketiga reaksi tersebut
dapat berlangsung secara spontan ? dan tuliskan persamaan reaksi yang setara
untuk masing-masing reaksi diatas. Gunakan data potensial reduksi standar, E o,
untuk masing-masing pereaksi diatas.

2. Reaksi Asam-Basa Ion Pb2+


a. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan 2 mL larutan NaC2H3O2 0,1 M ke dalam larutan tersebut. Amati
perubahan yang terjadi.
b. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan 2 mL larutan KI 0,1 M ke dalam larutan tersebut. Amati
perubahan yang terjadi.
c. Berdasarkan hasil pengamatan kedua reaksi diatas, tuliskan persamaan reaksi yang
setara untuk masing-masing reaksi diatas.
d. Apakah kedua reaksi di atas menghasilkan endapan dalam larutan ? Bila ya, beri
penjelasan mengapa dapat terbentuk endapan dalam larutan tersebut. Diketahui Ksp
PbI2 (25 oC) = 7,9 x 10-9 dan kelarutan Pb (C2H3O2)2 (20 oC) = 44,31 g/100 mL.
3. Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan
a. Siapkan 4 tabung reaksi, Tabung 1 & 2 masing-masing diisi dengan sedikit padatan
CuSO4.5H2O. Kemudian masing masing tabung diberi label A dan B.
b. Padatan yang terdapat pada tabung A dituangkan ke dalam tabung C, kemudian
diamati perubahan yang terjadi.
c. Kedalam masing-masing tabung B dan D tambahkan 3 mL air dan kemudian diaduk
sampai padatan larutan seluruhnya. Larutan tabung B dituangkan ke dalam larutan
tabung D, amati perubahan yang terjadi.

Page | 25
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

d. Berdasarkan hasil pengamatan tahap b dan c, apa perbedaan reaksi dalam fasa
padat (tahap b) dengan larutan (tahap c) ?
e. Tuliskan persamaan reaksi untuk masing-masing reaksi tersebut.

4. Perubahan Warna Indikator dalam Reaksi Asam-Basa


a. Larutan Ca(OH)2 sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan 2 tetes larutan indikator ke dalam larutan tersebut. Ke dalam larutan
Ca(OH)2 tersebut, tambahkan 2 mL larutan H2C2O4. Amati apakah ada perubahan
warna larutan Ca(OH)2 setelah penambahan larutan indikator dan larutan H2C2O4.
Beri penjelasannya mengapa hasil pengamatannya demikian.
b. Larutan NH3 0,1 M (catatan : larutan NH3 bukan larutan NH4OH) sebanyak 2 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 tetes larutan indikator
ke dalam larutan tersebut. Ke dalam larutan NH3 tersebut tambahkan 2 mL larutan
CH3COOH 0,1 M (asam asetat) atau C6H8O7 (asam sitrat). Amati apakah ada
perubahan warna larutan NH3 setelah penambahan larutan indikator dan larutan
CH3COOH atau C6H8O7. Beri penjelasan mengapa hasil pengamatannya demikian.
c. Tuliskan persamaan reaksi untuk kedua reaksi diatas.
d. Berdasarkan kekuatan asam/basa, diskusikan apa perbedaan antara reaksi (a) dan
reaksi (b)

5. Kesetimbangan Ion Kromat (CrO42-) dan Dikromat (Cr2O72-)


K2CrO4 dan K2Cr2O7 merupakan garam oksi senyawa Cr(VI), yang larut baik dalam air.
Keberadaan masing-masing ion oksi Cr2O72- dan CrO42- dalam larutan sangat dipengaruhi
oleh pH larutan. Larutan yang mengandung ion Cr 2O72- berwarna jingga, sementara larutan
yang mengandung ion CrO42- berwarna kuning. Catatan : senyawa Cr (VI) bersifat toksik,
hati-hati jangan sampai terkena kulit. Bila terkena larutan Cr 2O72- atau CrO42- harus segera
dibilas.
a. Siapkan 2 tabung reaksi, kemudian masing-masing diisi dengan 1 mL larutan
K2CrO4. Ke dalam tabung 1, tambahkan 5 tetes larutan HCl dan kemudian campuran
tersebut di kocok perlahan-lahan. Amati apakah warna larutan berubah atau tidak.
Untuk tabung 2, tambahkan tetes larutan NaOH 1 M dan kemudian campuran
tersebut dikocok perlahan-lahan. Amati apakah warna larutan berubah atau tidak.
Kedua reaksi ini disimpan.
b. Lakukan hal yang sama seperti diatas, larutan K 2CrO4 diganti dengan larutan K2Cr2O7
c. Bandingkan hasil percobaan bagian (a) dengan bagian (b). Tentukan pH larutan
asam ataukah basa untuk masing-masing ion oksi Cr(VI) tersebut.

Page | 26
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

d. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan ion Cr2O72- dan ion CrO42- dalam suasana
asam dan basa.

6. Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida


Diketahui reaksi larutan H2O2 dengan KI berlangsung dalam 2 tahap yaitu :
H2O2(aq) + I- (aq)  2H2O (l) + IO- (aq)
H2O2 (aq) + IO- (aq)  H2O (l) + O2 (g) + I- (aq)

Berdasarkan tahap reaksi, I- ada pada awal dan akhir reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa KI
merupakan katalis untuk reaksi reduksi H2O2.

Lakukan percobaan di bawah ini di lemari asam.


Larutan H2O2 3% sebanyak 5 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan
sedikit padatan KI (seujung sendok kecil) ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi. Apakah ada perubahan suhu dan warna larutan ?

7. Reaksi Reduksi Kalium Permanganat


Kalium permanganat, KMnO4, merupakan salah satu oksidator kuat yang banyak digunakan
dalam reaksi-reaksi kimia. Diketahui, unsur Mn dapat membentuk senyawa dengan bilangan
oksidasi yang sangat bervariasi yaitu +2, +3, +4, +5, +6 dan +7. Dalam suasana asam, ion
MnO4- dapat direduksi menjadi ion MnO42- (larutan berwarna hijau), MnO2 (padatan
berwarna coklat kehitaman) atau Mn 2+ (larutan berwarna merah muda) sangat tergantung
pada jenis reduktor yang digunakan dalam reaksi. Reduktor yang dapat mereduksi ion MnO4-
antara lain Zn, H2C2O4 dan Fe. Hal ini berkaitan dengan nilai potensial reduksi E o antara
KMnO4 dengan reduktor.
a. Dalam tabung reaksi, masukkan 1 mL H2C2O4 0,1 M dan 2 mL H2SO4 2 M. Kemudian
kedalam larutan tersebut, tambahkan larutan KMnO 4 0,05 M tetes demi tetes sampai
diamati adanya perubahan warna dan sambil dikocok. Perhatikan waktu yang
diperlukan larutan KMnO4 untuk berubah warnanya serta jumlah KMnO 4 yang
diperlukan.
b. Dalam tabung reaksi, masukkan 1 mL Fe(II) 0,1 M dan 2 mL H 2SO4 2 M. Kemudian
kedalam larutan tersebut, tambahkan larutan KMnO 4 0,05 M tetes demi tetes sampai
diamati adanya perubahan warna dan sambil dikocok. Perhatian waktu yang
diperlukan larutan KMnO4 untuk berubah warnanya serta jumlah KMnO 4 yang
diperlukan.
c. Manakah waktu yang lebih cepat terjadinya perubahan warna KMnO 4, pada reaksi (a)
ataukah (b) ? Beri penjelesannya mengapa demikian hasilnya.
Page | 27
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

d. Tuliskan persamaan reaksi setara untuk kedua reaksi diatas.


e. Jika 1 tetes larutan KMnO4 diasumsikan setara dengan 0,05 mL, maka hitung jumlah
mol KMnO4 yang diperlukan pada masing-masing reaksi diatas. Apakah jumlah mol
KMnO4 yang diperlukan dalam kedua reaksi tersebut berbeda ? Beri penjelasannya
mengapa demikian hasilnya.

Page | 28
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERCOBAAN 3
I. Judul Percobaan : Stoikiometri Reaksi
II. Tujuan Percobaan :
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan
temperatur
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol

III. Dasar Teori :


Perubahan yang mengahasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya berbeda dari
zat pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia. Perubahan kimia
ini dapat diamati dari terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan, terjadi
perubahan warna dan perubahan kalor. Perubahan sifat fisik yang dapat diamati dalam
suatu reaksi kimia antara lain perubahan temperatur, massa, volume, pH larutan dan
daya serap. Perubahan sifat fisik tersebut sangat tergantung pada jumlah mol pereaksi
yang digunakan dalam percobaan.
Secara laboratorium, untuk mengetahui koefisien dalam persamaan kimia
diperlukan sederetan data hasil percobaan. Salah satu cara sederhana untuk
menentukan koefisien reaksi dengan metode variasi kontinu. Prinsip dasarnya dalam
sederetan percobaan yang dilakukan, jumlah moler total campuran pereaksi dibuat tetap
sedangkan jumlah molar masing-masing dibuat berubah secara teratur (diberagamkan
secara beraturan dan kontu). Perubahan yang terjadi akibat adanya reaksi antara
campuran pereaksi seperti massa, volum dan suhu dialurkan terhadap jumlah molar
masing-masing pereaksi dalam suatu grafik, sehingga diperoleh titik optimum. Titik
optimum yang terbentuk menyatakan perbandingan koefisien dari masing-masing
pereaksi.
Pada percobaan ini akan dipelajari stoikiometri reaksi untuk : (i) Pb(C2H3O2)2 dan
KI, (ii) CuSO4 dan NaOH, (iii) HCl dan NaOH, (iv) H2SO4 dan NaOH. Pada reaksi (i),
perubahan sifat fisik yang diamati adalah massa produk reaksi yang dihasilkan,
sementara perubahan temperatur diamati pada reaksi (ii) – (iv). Pada reaksi (i) dipelajari
persen hasil dengan cara membandingkan berat produk hasil percobaan terhadap berat
produk hasil perhitungan.

% hasil = (berat produk hasil percobaan / berat hasil perhitungan) x 100%

Page | 29
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

IV. Alat dan Bahan


1. Alat
- Neraca analitis
- Gelas ukur 50 mL
- Gelas kimia 50 mL/100 mL
- Termometer.
2. Bahan
- Larutan Pb(C2H3O2) 0,1 M
- KI 0,1 M
- NaOH 1 M
- H2SO4 1 M
- CuSO4 1 M
- NaOH 2 M.

V. Prosedur Percobaan
Bagian 1 : Reaksi larutan Pb(C2H3O2)2 dan KI
a. Satu buah tabung reaksi kosong dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL,
kemudian diletakkan diatas neraca analitis.
b. Ke dalam tabung reaksi tersebut tuangkan hati-hati 2 mL larutan Pb(C2H3O2)2 0,1 M
kemudian catat beratnya. Catatan : tabung reaksi dalam gelas kimia tetap disimpan
diatas neraca.
c. Lakukan hal yang sama seperti tahap a, kemudian tabung reaksi diisi dengan 2 mL
larutan KI 0,1 M dan kemudian catat beratnya.
d. Larutan Pb(C2H3O2)2 (tahap b) dituangkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
KI (tahap c), tabung reaksi tetap berada diatas neraca analitis.
e. Catat perubahan berat hasil reaksi. Apakah diamati adanya perubahan berat setelah
penambahan Pb(C2H3O2)2 ke dalam larutan KI? Apakah berat larutan campuran lebih
besar dari jumlah total berat larutan Pb(C2H3O2)2 dan KI sebelum direaksikan ? Jika
ada, maka hitung berat produk reaksi hasil percobaan dengan cara :
Berat produk percobaan = berat larutan campuran – (berat larutan Pb(C2H3O2)2 +
berat larutan KI)
f. Hitung berat teoritis produk reaksi dari reaksi 2 mL larutan Pb(C 2H3O2)2 0,1 M dan 2
mL larutan KI 0,1 M. Kemudian hitungan % hasil dengan menggunakan rumus di atas
(pendahuluan).

Page | 30
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Bagian 2 : Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH


a. Larutan NaOH 2 M sebanyak 40 mL dituangkan ke dalam gelas kimia 100 mL,
kemudian ukur temperaturnya.
b. Larutan CuSO4 1 M sebanyak 10 mL dituangkan ke dalam gelas kimia 50 mL,
kemudian ukur temperaturnya.
c. Larutan CuSO4 2 M kemudian dituangkan ke dalam larutan NaOH 2 M sambil diaduk
dan ukur temperatur campuran tersebut.
d. Ulangi tahap a s/d c, dengan komposisi larutan sebagai berikut :

Kondisi Volume larutan NaOH, mL Volume larutan CuSO4, mL


1 30 20
2 20 30
3 10 40

e. Buat grafik T (perubahan temperatur) terhadap volume NaOH. Dimana T = TA – TM,


TA = temperatur campuran dan TM = temperatur awal masing-masing larutan

Bagian 3 : Reaksi Asam-Basa


a. Larutan NaOH 1 M sebanyak 5 mL dituangkan ke dalam gelas kimia 50 mL,
kemudian ukur temperaturnya.
b. Larutan HCl 1 M sebanyak 25 mL dituangkan ke dalam gelas kimia 50 mL, kemudian
ukur temperaturnya.
c. Larutan NaOH 1 M kemudian dituangkan ke dalam larutan HCl 1 M, sambil diaduk
dan ukur temperatur campuran tersebut.
d. Ulangi tahap a s/d c, dengan komposisi larutan sebagai berikut :
Kondisi Volume larutan NaOH 1M, mL Volume larutan HCl 1M, mL
1 10 20
2 15 15
3 20 10
4 25 5
5 30 -
6 - 30

e. Buat grafik T (perubahan temperatur) terhadap volume NaOH atau HCl. Dimana T =
TA – TM, TA = temperatur campuran dan TM = temperatur awal masing-masing larutan.
f. Lakukan percobaan seperti di atas, untuk sistem NaOH 1 M dan H 2SO4 1M.

Page | 31
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERCOBAAN 4

I. Judul Percobaan : Ikatan Kimia dan Kepolaran Molekul


II. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis ikatan kimia
2. Mahasiswa mampu meramalkan kepolaran molekul berdasarkan kepolaran ikatan
dan geometri molekul

III. Dasar Teori


Atom- atom saling berikatan membentuk senyawa yang lebih stabil. Atom-atom bergabung
karena adanya adanya gaya tarik menarik. Gaya tarik menarik antara dua atom itulah yang
disebut ikatan kimia. Dalam senyawa ion biner, dua atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan ion adalah suatu logam dan non logam. Ikatan kovalen terbentuk dari pemakaian
bersama elektron antara atom-atom yang saling berikatan, sehingga menghasilkan gaya
tarik yang antar inti dengan relatif kuat. Hubungan antara kedua jenis ikatan ini dapat
dipahami melalui konsep keelektronegatifan. Keelektronegatifan adalah ukuran gaya tarik
relatif yang dimiliki suatu atom untuk membagi elektronnya dalam suatu ikatan. Perbedaan
nilai keelektronegatifan antara atom-atom dalam suatu ikatan merupakan kunci dalam
meramalkan kepolaran ikatan. Keteraturan ikatan sebagai berikut:
1. Apabila tidak ada perbedaan keelektronegatifan maka termasuk ikatan kovalen non
polar.
2. Apabila nilai perbedaan keelektronegatifan lebih besar daripada nol tapi kurang
daripada 1,7 maka termasuk ikatan kovalen polar.
3. Apabila nilai perbedaan keelektronegatifan sama dengan atau lebih besar daripada 1,7
maka termasuk ikatan ion.
Arahan yang lebih umum untuk meramalkan kepolaran:
1. Molekul yang memiliki atom-atom yang sama selalu non polar.
2. Molekul yang memiliki atom-atom yang sama:
a. Non polar, apabila susunannya dalam ruang 3 dimensi simetris.
b. Polar, apabila susunannya dalam ruang 3 dimensi tidak simetris

VI. Alat dan Bahan


- Laptop
- Software Avogadro
- Molimod

Page | 32
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

IV. Prosedur Percobaan


Unduh (http://avogadro.cc) dan install software Avogadro pada komputer/laptop kelompok.
Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mempelajari piranti lunak tersebut sebelum melakukan
praktikum. Gambarkan 14 molekul (7 molekul set pertama dan 7 molekul set kedua) yang
telah Anda pilih menggunakan piranti software Avogadro.
a. Lakukan optimasi geometri, kemudian analisa panjang dan sudut ikatannya.
b. Diskusikan geometri molekul-molekul tersebut apakah sesuai dengan data yang
terdapat dalam buku teks.
c. Perhatikan geometri molekulnya dan tuliskan apakah molekul tersebut polar atau non
polar.
d. Perhatikan molekul yang terdiri atas 3 atau lebih atom, amati geometrinya dan
tentukan apakah molekul tersebut secara keseluruhan polar atau non polar.

Page | 33
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERCOBAAN 5
I. Judul Percobaan : Perubahan Energi pada Reaksi Kimia
II. Tujuan Percobaan : Mahasiswa mampu menghitung perubahan entalpi yang
terjadi dalam suatu reaksi
III. Dasar Teori
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Terdapat banyak bentuk
energi dan semuanya dapat saling berubah bentuk. Hal ini berrdasarkan pada hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
namun energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnnya. Hampir semua reaksi
kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan) energi, umumnya dalam bentuk kalor.
Kalor (heat) adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang suhunya berbeda.
Ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang yang menyertai dalam reaksi kimia disebut
termokimia.
Setiap perubahan yang dapat melepaskan kalor ke lingkungannya disebut proses
eksoterm. Setiap perubahan yang menyerap kalor dari lingkungannya disebut proses
endoterm. Pada percobaan ini, perubahan kalor yang terjadi dipelajari pada tekanan tetap
dan hanya menyangkut perubahan zat padat dan zat cair saja (perubahan volume sangat
kecil). Kalor reaksi pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi (∆H) dari reaksi. Dimana
∆H = P∆V untuk reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap.
Kalorimeter volume-konstan dan kalorimeter tekanan-konstan digunakan untuk mengukur
perubahan kalor pada proses fisika dan kimia. Dengan menggunakan penyederhanaan dari
parameter reaksi, perubahan kalor hasil reaksi kimia dalam suatu kalorimeter dapat dengan
mudah ditentukan melalui pengukuran perubahan suhu campuran reaksi. Pada percobaan
ini, akan ditentukan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan dari reaksi berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O ∆Hrx1 = ?
HCl(aq) + NaOH(s) → NaCl(aq) + H2O ∆Hrx2 = ?
Kalor molar reaksi dari proses pelarutan NaOH(s) dalam air jugan akan ditentukan pada
percobaan ini
NaOH(s) → NaOH(aq) ∆Hrx3 = ?
Penentuan nilai perubahan kentalpi dari reaksi ketiga ditentukan dengan menggunakan
pendekatan Hukum Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa keseluruhan dalam suatu reaksi
adalah sama dengan jumlah perubahan entalpi untuk masing-masing tahap yang menyusun
reaksi keseluruhan. Jadi perubahan entalpi tidak bergantung pada bagaimana suatu raksi
berlangsung tetapi bergantung pada kondisi awal dan kondisi akhir reaksi.
Berdasarkan hukum Hess tersebut dapat dinyatakan bahwa,
∆Hrx2 = ∆Hrx1 + ∆Hrx3

Page | 34
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

IV. Alat dan Bahan


1. Alat
- Kalorimeter sederhana
- Stopwatch
- Batang pengaduk
- Neraca analitis
- Tabung reaksi
- Erlenmeyer
- Gelas ukur 50 mL
- Gelas kimia 100 mL
- Termometer.
2. Bahan
- Larutan HCl 2 M
- NaOH 2 M
- Padatan NaOH,
- Aqua dm.

V. Prosedur Percobaan
Bagian 1. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan: HCl(aq) → NaOH(aq)
a. Larutan HCl 2M sebanyak 20 mL dimasukkan kedalam kalorimeter dan ditutup
dengan penutup kalorimeter yang telah terpasang dengan termometer. Ukur dan
catat suhunya
b. Larutan NaOH 2M sebanyak 20 mL dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL. Ukur
dan catat suhunya
c. Nyalakan stopwatch. Pada t=0 detik, pindahkan segera larutan NaOH ke dalam
kalorimeter yang telah berisi 20 mL larutan HCl 2M, kemudian segera tutup
kalorimeter tersebut dengan penutup yang telah terpasang dengan termometer. Ukur
dan catat suhunya
d. Aduk campuran larutan HCl dan NaOh, sehingga larutan tersebut tercampur dengan
baik
e. Ukur suhu larutan tersebut pada t=30 detik.
f. Lakukan pengadukan dan suhu diukur setiap 30 detik sampai diperoleh suhu
maksimum dan relatif konstan atau suhu akan menurun perlahan dan kemudian
relatif konstan
g. Hitung jumlah mol untuk setiap reaktan dan produk
h. Hitung kalor reaksi penetralan per mol untuk reaksi di atas.

Page | 35
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Bagian 2. Penentuan Kalor Reaksi Penetralan HCl(aq) + NaOH(s)


a. 20 mL larutan HCL 2M dicampurkan dengan 20 mL akua dm di dalam kalorimeter.
Ukur dan catat suhunya
b. Timbang 6,0 gram padatan NaOH. Hati-hati! Padatan NaOH bersifat higroskopis
dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit
c. Nyalakan stopwatch. Pada t=0 detik, segera masukkan semua padatan NaOH
kedalam kalorimeter.
d. Aduk campuran tersebut sampai bercampur dengan sempurna
e. Ukur suhu larutan tersebut pada t=30 detik
f. Lakukan pengadukan dan suhu diukur setiap 30 detik sampai diperoleh suhu
maksimum dan relatif konstan atau suhu akan menurun perlahan dan kemudian
relatif konstan
g. Hitung jumlah mol masing-masing pereaksi (HCl dan NaOH)
h. Hitung jumlah mol dari produk yang dihasilkan
i. Hitung kalor reaksi penetralan pe mol untuk reaksi di atas.

Bagian 3. Penentuan Kalor Pelarutan NaOH(s) → NaOH(aq)


a. 50 mL akua dm dimasukkan kedalam kalorimeter. Ukur dan catat suhunya
b. Timbang 6,0 gram padatan NaOH.
c. Nyalakan stopwatch. Pada t=0 detik, segera padatan NaOh dimasukkan kedalam
kalorimeter
d. Aduk campuran tersebut sehingga bercampur dengan baik
e. Pada t=30 detik, ukur dan catat suhunya
f. Lakukan pengadukan dan suhu diukur setiap 30 detik sampai diperoleh suhu
maksimum dan relatif konstan atau suhu akan menurun perlahan dan kemudian
relatif konstan
g. Hitung kalor pelarutan per mol untuk padatan NaOH dalam air.

Bagian 4. Perubahan Energi Dalam Reaksi Kimia: Reaksi Eksoterm Dan Endoterm
a. Pada bagian luar tabung reaksi dilapisi dengan pelumas silicon (silicone grease),
kemudian tempelkan beberapa butir padatan iod (I2) di atasnya
b. Padatan CuSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut
c. Tabung reaksi tersebut ditempatkan ke dalam labu erlenmeyer
d. Tambahkan beberapa tetes air ke dalam tabung reaksi sehingga CuSO 4 menjadi
basah. Segera tutup tabung reaksi dengan penutup gabus/karet. Amati dan catat apa
yang terjadi.

Page | 36
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pengolahan Data
Pengolahan data untuk percobaan 1-2 mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :
a. Buatlah kurva perubahan suhu (T, oC) terhadap t (waktu, detik) untuk setiap reaksi (1-
3)
b. Tunjukkan suhu awal dan akhir untuk masing-masing reaksi tersebut
c. Hitung selisih suhu (∆T) untuk masing-masing reaksi di atas
d. Hitung kalor yang diserap pada percobaan 1 (q1) dan percobaan 2 (q2)
e. Hitung kalor yang dihasilkan pada percobaan 3, q3 (q3 = q1 + q2)
f. Hitung entalpi reaksi per mol, ∆H (∆H = q3/mol zat yang terlibat dalam reaksi)

Page | 37
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PERCOBAAN 6
I. Judul Percobaan : Identifikasi Senyawa Organik
II. Tujuan Percobaan :
1. Mengidentifikasi adanya senyawa alkohol, fenol, eter, aldehid, dan keton
2. Mengamati fenomena kimia organik
3. Menentukan sifat-sifat karbohidrat, protein dan lipid

III. Dasar Teori

Senyawa organik yang terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara umum dibagi
kedalam 3 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari alkohol, fenol, dan eter. Kelompok
kedua meliputi aldehid dan keton, sedangkan kelompok ketiga terdiri atas asam karboksilat
dan turunannya.

Kelompok senyawa ini dapat dibedakan satu dengan lainnya menggunakan tes kelarutan.
Sebagian besar alkohol, fenol, eter, aldehid, dan keton larut dalam asam sulfat pekat dengan
membentuk garam oksonium, alkohol, aldehid dan keton yang mempunyai atom karbon
kurang dari lima dapat larut dalam air, sedang eter dengan atom kurang dari empat dapat
larut dalam air. Fenol hanya sedikit larut dalam air dan dengan adanya subtituen alkil di
dalamnya menjadikannya tidak larut dalam air. Fenol dapat larut dalam larutan NaOH 10%
tetapi tidak larut dalam natrium karbonat 5 %.

Karbohidrat adalah aldehida dan keton polihidroksi atau derivatnya. Gugus aldehida sangat
mudah menjadi gugus karboksil. Gula yang dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut
seperti reagen Tollens atau Fehling disebut gula pereduksi. Bentuk – bentuk hemiasetal
siklik dari aldosa mudah dioksidasi karena mereka berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk aldehida rantai terbukanya. Meskipun berupa suatu keton, fruktosa juga merupakan
gula pereduksi karena dalam larutan fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua
aldehida diastereomerik serta penggunaan suatu zat-antara tautomerik enadiol. Dalam
glikosida, gugus karbonil diblokade. Glikosida adalah gula bukan-pereduksi.

Protein adalah poliamida dengan lebih dari 50 residu (satuan) asam amino. Salah satu cara
pengujian yang memberikan hasil positif pada senyawa-senyawa yang memiliki ikatan
peptida yaitu uji Biuret. Larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian
diberi beberapa tetes larutan CuSO 4 encer. Terbentuknya warna ungu, menunjukkan hasil
positif adanya protein. Pengujian terhadap asam amino yang mengandung cincin benzena,
Page | 38
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan dengan menggunakan asam nitrat pekat sehingga
terbentuk endapan putih karena terjadi proses nitrasi terhadap cincin benzena. Jika
dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning. Pereaksi Millon terdiri atas
larutan merkuro nitrat dan merkuri nitrat dalam asam nitrat memberikan hasil positif terhada
protein yang mengandung asam amino yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin yang
akan membentuk endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi merah.

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat di alam serta tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil
eter. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu dengan yang lain berdasarkan kemiripan sifat
fisisnya.

Polimer adalah molekul besar yang terdiri dari unit-unit berulang yang kecil yang disebut
monomer. Protein, asam nukleat, selulosa dan karet adalah polimer alami. Nilon, dacron,
dan plastik adalah beberapa contoh dari polimer sintetik. Sifat polimer sangat beragam,
bergantung dari stukturnya.

IV. Alat dan Bahan


1. Alat
- Rak tabung reaksi - Penangas air
- Tabung reaksi - Gelas plastik
- Erlenmeyer - Spatula
- Pemanas spiritus - Gelas ukur.
- Pipet tetes
2. Bahan
Etanol, eter, aseton, formaldehid, fenol, larutan dinitrofenilhidrazin, larutan tollens, larutan I 2
dalam KI, asam kromat, ferri klorida, NaOH 10%, akuades, larutan H 2SO4, larutan FeCl3, lem
putih/lem bening, natrium tetraborat (atau larutan boraks), benzena, larutan Na-oleat, gula
pasir merah, norit. Reagen Benedict, Reagen Molisch, larutan iodium, larutan pati laktosa,
fruktosa, glikogen, dan selulosa.

V. Prosedur Percobaan
1. Tes Dinitrofenilhidrazin
Masukkan 2 mL etanol 96% ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 0,5 mL sampel
yang akan diuji, terus tambahkan 1 mL larutan dinitrofenilhidrazin dan diaduk. Jika tidak
terbentuk endapan panaskan dalam penangas air selama 1 menit, kemudian tambahkan 5
tetes air. Tes positif jika terbentuk endapan kuning.

Page | 39
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2. Tes Asam Kromat


Masukkan 1 ml aseton dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 0,5 mL sampel yang akan
diuji. Terus tambahkan 2 tetes asam kromat dan diikuti penambahan 1 mL asam sulfat
pekat. Tes positif jika warna orange asam kromat berubah menjadi biru kehijauan atau
terbentuk endapan.

3. Tes Tollens
Masukkan 0,5 mL sampel yang akan diuji dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 mL
pereaksi tollen, kocok larutan tersebut dan biarkan selama 10 menit. Jika tidak endapan
metalik/perak, panaskan tabung reaksi tersebut dalam penangas air selama 5 menit. Tes
positif jika tebentuk cermin perak pada dinding/endapan metalik.

4. Tes Iodoform
Masukkan 0,5 mL sampel yang akan diuji dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 5mL
lar. NaOH 10%, terus tambahkan pereaksi I2 dalam KI hingga diperoleh warna iodin yang
tetap (coklat). Biarkan reaksi terjadi 2-3menit. Jika tidak terbentuk endapan iodoform warna
kuning, panaskan larutan tersebut dalam penangas air pada suhu 60 oC dan hilangkan
kelebihan iodin dengan menambahkan NaOH 10% bertetes-tetes. Tuangkan larutan tersebut
dalam erlenmeyer yang telah berisi akuades 10 mL. Tes positif jika terbentuk endapan
kuning.

5. Tes Ferri Klorida


Masukkan 0,5 mL sampel yang akan diuji dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 2-3
tetes larutan FeCl3. Tes Positif jika terjadi perubahan warna menjadi kuning.

6. Polimer
Tempatkan 9 mL lem putih atau lem bening dalam gelas plastik. Kemudian campurkan 1,2
gram boraks (natrium tetraborat) dengan 5 mL air kedalam gelas plastik yang lain (atau
masukkan 5 mL larutan boraks yang sudah tersedia ke dalam gelas plastik tersebut).
Campurkan isi gelas pertama dengan gelas kedua dengan cara menuangkan larutan boraks
kedalam kedalam gelas yang berisi lem bening. Amati perubahannya.

7. Uji Karbohidrat
a. Uji Benedict
Didihkan air dalam gelas beaker. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan masukkan masing-
masing 1 mL reagen Benedict ke dalam 6 buah tabung reaksi. Tambahkan 8 tetes
larutan sampel ke dalam tiap tabung reaksi, kocok sebentar dan selanjutnya masukkan
Page | 40
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

tabung-tabung tersebut ke dalam air yang telah mendidih. Dinginkan, kemudian


bandingkan yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi.
b. Uji Molisch
Siapkan 5 buah tabung reaksi dan isi masing-masing tabung dengan larutan glukosa,
fruktosa, sukrosa dan pati. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 2 tetes larutan
5 % α-naftol dalam alkohol kemudian dicampur dengan baik. Tuangkan 3 mL asam
sulfat pekat melalui dinding tabung dengan hati-hati, jangan dikocok sehingga nampak
dua lapisan. Amati timbulnya warna pada perbatasan kedua lapisan tersebut.
c. Hidrolisis pati
Siapkan 5 buah tabung reaksi yang sudah diberi nomor urut. Masing-masing tabung
ditambahkan 10 tetes reagen benedict. Masukkan 20 ml larutan pati ke dalam gelas
piala dan tambahkan 10 tetes HCl pekat kemudian panaskan sampai mendidih. Ambil 5
tetes masukkan ke dalam tabung reaksi 1. Ambil 3 tetes masukkan pada plat tetes
(tabung 1) dan tambahkan 1 tetes larutan iod. Lanjutkan penambahan tersebut ke dalam
tiap tabung reaksi dengan selang waktu 2 menit. Didihkan ke tujuh tabung reaksi
tersebut selama 5 menit. Amati perubahan warna yanng terjadi (coklat dan warna
terjadinya perubahan). Bandingkan warna zat pada tabung dan pada plat sesuai dengan
nomornya

8. Protein
Ke dalam 2 mL putih telur ditambahkan 10 mL air bebas mineral, aduk campuran
tersebut secara perlahan. Jika larutan yang terjadi tidak bening, tambahkan sedikit
garam. Siapkan 5 tabung reaksi dan masukkan ke dalamnya masing-masing 2 mL
larutan putih telur tersebut. Lakukan percobaan sebagai berikut:
1. Uji Biuret
Pada tabung pertama ditambahkan 1 mL larutan CuSO 4 1% dan teteskan ke dalam
ke dalamnya larutan NaOH 6 M
2. Uji Xantoprotein
Pada tabung kedua ditambahkan 1 mL larutan HNO 3 pekat. Panaskan hati-hati!
Setelah dingin tambahkan NaOH 6 M sambil dikocok.
3. Uji Millon
Pada tabung ketiga tambahkan 1 mL HgCl2 1 %
4. Uji Nitrogen
Pada tabung keempat tambahkan 1 mL NaOH 6 M. Panaskan dengan hati-hati!
Ciumlah uap yang keluar dan periksalah uap ini dengan kertas lakmus yang basah.
5. Uji Sulfur

Page | 41
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Pada tabung kelima tambahkan beberapa tetes Pb(OAc)2 dan 1 mL NaOH 6 M.


Panaskan dengan hati-hati
9. Lipid
a. Uji Kelarutan
Uji larutan lemak/lipid dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit contoh lemak ke
dalam beberapa mL pelarut dan kemudian diselidiki kelarutannya.
 Tabung 1 berisi 0,2 mL minyak goreng dan 2 mL air
 Tabung 2 berisi 0,2 mL minyak goreng dan 2 mL alkohol dingin
 Tabung 3 berisi 0,2 mL minyak goreng dan 2 mL alkohol panas
 Tabung 4 berisi 0,2 mL minyak goreng dan kloroform

Amati kelarutannya!
Ambil 2-3 tetes cairan dari masing tabung di atas dan teteskan pada kertas saring.
Noda yang tertinggal pada kertas saring dikeringkang, adanya noda yang tertinggal
pada kertas saring tersebut menunjukkan lemak/lipid yang larut.
b. Test akroleina
Dalam tabung yang tahan panas, isilah dengan 1 cm KHSO4 padat. Kemudian
tambahkan beberapa tetes gliserol dan panaskan pada temperatur di atas 200 oC.
Terbentuk gas akroleina (propenal) yang berbau tajam dan menusuk. Gliserol pada
pemanasannya dengan dengan KHSO 4 padat dapat mengalami reaksi dehidrasi
menjadi akroleina yang mempunyai bau spesifik.

10. Fenomena Senyawa Organik


a. Emulsi
 Masukkan 1 mL benzena ke dalam suatu tabung reaksi, tambahkan 10 mL
akuades mineral, kemudian kocoklah dengan keras. Amati, letakkan tabung
reaksi itu pada rak dan perhatikan waktu yang diperlukan untuk pemisahan
kedua zat cair menjadi dua lapisan.
 1 mL benzena dicampurkan dengan 10 mL akuades. Tamnbahkan 15 tetes Na-
oleat dan kocoklah dengan keras. Letakkan pada rak dan perhatikan waktu yang
diperlukan untuk pemisahan kedua zat cair menjadi dua lapisan. Bandingkan
dengan percobaan sebelumnya. Simpulkan.
b. Adsorbsi
Masukkan 5 mL larutan gula pasir merah ke dalam tabung reaksi. Tambahkan
setengah sendok norit dan letakkan tabung reaksi itu ke dalam suatu bejana gelas
yang berisi air panas. Kocok tabung reaksi berkali-kali dan setelah 10 menit saringlah

Page | 42
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

isinya ke dalam tabung reaksi lain yang bersih. Perhatikan warna larutan ini dan
bandingkan dengan larutan sebelumnya.
Data Hasil Pengamatan
Tes Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

1. Tes dinitrofenilhidrazin

2. Tes asam kromat

3. Tes tollen

4. Tes iodoform

5. Tes Ferri Klorida

Page | 43

Anda mungkin juga menyukai