Anda di halaman 1dari 55

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK DASAR

Disusun Oleh:
M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.
Siti Rodiah, S.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023

0
PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK DASAR

Disusun Oleh:

M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.


Siti Rodiah, S.Pd., M.Si.

Desain Sampul: M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc.


Sumber Gambar: freepik.com

1
PRAKATA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kemampuan
kepada penulis untuk dapat merampungkan “Penuntun Praktikum Kimia Anorganik
Dasar.” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk nabiyallah
Muhammad SAW. Semoga di akhir nanti kita semua mendapat syafaatnya, aamiin.

Penulisan penuntun praktikum ini dimaksudkan untuk memberi petunjuk pada


mahasiswa, baik simulasi, demonstrasi, maupun kegiatan eksperimen di laboratorium
agar sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dengan demikian hasil praktikum dapat
mengonfirmasi terhadap teori-teori yang dipelajari dalam perkuliahan.

Dalam penuntun praktikum ini terdapat sepuluh judul percobaan, yaitu: (1) Struktur
Atom: Orbital Atom Hidrogen; (2) Ikatan Kimia dan Geometri Molekular; (3) Simetri dan
Grup Titik; (4) Model Kemas Geometri Padatan; (5)Pembuatan S6; (6) Pemurnian NaCl
secara Rekristalisasi; (7) Reaksi Pengusiran Halogen; (8) Reaktivitas Logam-logam
Representatif dan Senyawaannya;; (9) Reaktivitas Logam-logam Transisi dan
Senyawaannya; (10) Ekstraksi Silika dari Limbah Biomassa; (11) Ekstraksi Alumina
dari Mineral Alam; dan (12) Ekstraksi Lignoselulosa dari Limbah Biomassa.

Penulis menyadari bahwa dalam penuntun praktikum ini masih banyak kesalahan dan
kekeliruan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis memohon kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga penuntun praktikum ini
bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Raden Fatah Palembang khususnya, dan bagi para pembaca yang budiman pada
umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, Januari 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................ i
TATA TERTIB PRAKTIKUM ............................................................................... iii

PERCOBAAN 1 STRUKTUR ATOM: ORBITAL ATOM HIDROGEN ............... 1


PERCOBAAN 2 STRUKTUR MOLEKUL ........................................................... 5
PERCOBAAN 3 SIMETRI DAN GRUP TITIK .................................................... 10
PERCOBAAN 4 KEMASAN GEOMETRI PADATAN ........................................ 12
PERCOBAAN 5 PEMBUATAN S6 ..................................................................... 17
PERCOBAAN 6 PEMURNIAN NaCI SECARA REKRISTALISASI ................... 20
PERCOBAAN 7 REAKSI PENGUSIRAN HALOGEN ....................................... 24
PERCOBAAN 8 REAKTIVITAS LOGAM REPRESENTATIF DAN
SENYAWAANYA ..................................................................... 27
PERCOBAAN 9 REAKTIVITAS LOGAM TRANSISI DAN SENYAWAANYA ... 29
PERCOBAAN 10 EKSTRAKSI SILIKA DARI LIMBAH BIOMASSA .................. 32
PERCOBAAN 11 EKSTRAKSI ALUMINA DARI MINERAL ALAM .................... 35
PERCOBAAN 12 EKSTRAKSI LIGNOSELULOSA DARI LIMBAH BIOMASSA 38

LEMBAR HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM ................................................. 41


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 46

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK DASAR

Dalam laboratorium kimia terdapat beragam peralatan dan bahan-bahan kimia dengan
sifat dan karakteristik tertentu. Oleh karena itu, saat melakukan percobaan atau
bekerja di laboratorium kimia, praktikan harus memperhatikan sifat dari bahan-bahan
yang digunakan untuk menghindari kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat
disebabkan karena banyak faktor, beberapa di antaranya karena ketidakpahaman
praktikan terhadap karaktersitik dan sifat bahan serta penggunaan peralatan
laboratorium. Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja di laboratorium kimia,
praktikan perlu memperhatikan dan menjalankan tata tertib dengan baik.

A. PERALATAN LABORATORIUM
Tiap kelompok mahasiswa akan mendapatkan satu set peralatan yang digunakan
pada setiap percobaan. Oleh karena itu, setiap kelompok mahasiswa harus
bertanggungjawab atas hal-hal yang berkaitan dengan peralatan yang digunakan saat
percobaan sebagai berikut:
1. Meja kerja dan alat kerja kelompok harus selalu bersih. Tiap kelompok mahasiwa
tidak diperkenankan meninggalkan peralatan dan meja kerja dalam keadaan kotor.
2. Jika ada peralatan rusak dan/atau pecah, segera laporkan pada asisten
praktikum/laboran. Sebagai konsekuensinya, Anda harus mengikuti peraturan
yang berlaku di laboratorium.
3. Peralatan-peralatan besar dan terbatas dipakai bersama dan terletak di luar meja
kerja. Harap dipergunakan dengan penuh tanggung-jawab.

B. BAHAN KIMIA
Bahan kimia yang akan digunakan untuk percobaan terletak di satu tempat sebagai
sumber bahan. Setiap kelompok mahasiswa mengambil bahan kimia secara
bergantian sesuai dengan keperluan yang tertera pada buku penuntun praktikum.
Reagen-reagen khusus yang diperlukan dan tidak tersedia di meja akan dijelaskan
oleh asisten pratikum/laboran. Tata cara yang harus diperhatikan oleh praktikan
berkaitan dengan bahan-bahan kimia adalah sebagai berikut:
1. Cairan, padatan maupun sisa larutan harus dibuang/dikumpulkan ke dalam wadah
limbah yang sudah disediakan, sesuai dengan label yang tertera pada wadah.

iii
2. Reagen atau bahan kimia yang telah diambil dari wadah reagen tidak boleh
dikembalikan ke wadah semula.
3. Pengambilan bahan dari botol sumber dilakukan di tempat tertentu sesuai dengan
sifat bahan (contoh : pengambilan zat asam dilakukan dilemari asam) dan segera
dikembalikan ke tempat semula.
4. Untuk mengencerkan zat kimia yang pekat, tuang zat pekat ke dalam air/pelarut
perlahan dan dengan hati-hati, bukan sebaliknya.

C. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


Laboratorium kimia adalah wilayah kerja yang berbahaya. Mahasiswa tidak dibenarkan
bekerja seorang diri di laboratorium. Untuk menanggulangi resiko kecelakaan kerja,
praktikan perlu mengikuti tata tertib sebagai berikut:

Peraturan Umum
1. Sebelum melakukan percobaan, praktikan sudah menguasai materi praktikum
dengan sebaik-baiknya mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknikteknik
pengerjaan yang akan dilakukan.
2. Praktikan dilarang makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium.
3. Apabila bekerja dengan bahan gas-gas/zat berasap, atau bahan berkonsentrasi
pekat dan berbahaya, bekerjalah di dalam lemari asam (fume hood) menggunakan
masker dan sarung tangan.
4. Jangan meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya
berhenti.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikan harus mempelajari penuntun praktikum sebelumnya dan bersiap untuk
diresponsi tentang percobaan yang akan dilakukan.
2. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai dan sudah menge-
nakan jas labor serta bersepatu tertutup (bukan sepatu sandal).
3. Praktikan tidak diperkenankan memasuki ruang laboratorium sebelum diberi izin
oleh asisten.
4. Pratikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum jika tidak membuat jurnal
praktikum (laporan pendahuluan) tentang percobaan yang akan dilakukan dan
tidak membuat laporan praktikum dari percobaan sebelumnya.

iv
5. Keterlambatan lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
Diperkenankan mengikuti praktikum pada kelompok lainnya dengan catatan
membayar uang inhal.
6. Tas ditinggalkan di tempat yang sudah disediakan dan jangan lupa mengaman-
kan barang-barang yang dianggap berharga.
7. Praktikan wajib mengikuti instruksi asisten praktikum, bekerja dalam kelompok
dengan tenang, dan mengerjakan laporan secara individual.
8. Catat semua hasil pada lembar hasil pengamatan sementara (format terlampir)
segera setelah percobaan selesai dan serahkan data hasil percobaan kepada
asisten kelompok untuk diparaf. Lembar hasil pengamatan sementara wajib
dicantumkan dalam laporan praktikum.
9. Praktikan yang tidak hadir saat praktikum diperkenankan mengikuti praktikum
susulan pada kelas yang lain dengan membayar uang inhal, kecuali praktikan
yang tidak hadir karena tugas dari jurusan/fakultas/ universitas yang disertai bukti
surat tugas/dispensasi.
10. Sanksi akan diberikan apabila praktikan melanggar instruksi ataupun melakukan
kegiatan di luar aktivitas praktikum, contoh mengerjakan tugas kuliah lain selama
kegiatan praktikum, melakukan kegiatan yang membahayakan diri sendiri maupun
praktikan lainnya, dll.
11. Praktikan yang tidak masuk 2 kali berturut-turut atau tidak masuk sebanyak 3 kali
dianggap mengundurkan diri.

PERALATAN DAN BAHAN/REAGENESIA


1. Praktikan harus menyediakan sendiri jas labor yang dipakai sewaktu praktikum.
2. Semua alat yang dipakai harus dipinjam dengan bon dan dikembalikan kembali
dalam keadaan bersih serta lengkap.
3. Peralatan-peralatan besar untuk pemakaian bersama terletak di meja utama ruang
laboratorium (di luar meja kerja). Harap dipergunakan dengan bertanggung jawab.
4. Botol-botol reagen harus diletakkan di tempat yang telah ditentukan dan tidak
boleh dibawa ke meja masing-masing.
5. Botol reagen yang kosong/habis harus segera diberitahukan kepada asisten.
6. Sebelum praktikum dimulai, kelompok praktikan harap memeriksa kesesuaian
jumlah alat dengan daftar yang telah dipersiapkan oleh laboran. Bila terdapat
ketidaksesuaian harus segera dilaporkan kepada asisten.

v
7. Jika ada alat yang hilang atau pecah selama praktikum, maka harus diganti se-
cepatnya atau paling lambat dua pertemuan sebelum praktikum berakhir oleh
kelompok praktikan yang bersangkutan. Bila lalai dalam mengganti alat, maka
akan dinyatakan gagal (diberi nilai E).

KESELAMATAN KERJA
1. Laboratorium kimia adalah wilayah kerja yang berbahaya. Tidak diperkenankan
praktikum seorang diri di laboratorium.
2. Setiap aktivitas dan selama berada di laboratorium, wajib berpakaian sewajarnya,
memakai jas laboratorium sebagaimana mestinya, bersepatu tertutup (bukan
sepatu sandal), serta bila perlu menggunakan sarung tangan, masker, dan
kacamata praktikum.
3. Rambut panjang atau jilbab harus dijepit rapi sehingga tidak mengganggu peker-
jaan, menjerat peralatan, atau terbakar api.
4. Mengetahui letak kotak P3K, pintu keluar/darurat dan alat pemadam api ringan
(APAR) di area sekitar laboratorium. Jangan memaksakan diri melakukan
praktikum apabila dalam kondisi fisik tidak sehat.
5. Bila bahan kimia jatuh mengenai kulit, segera bilas kulit dengan air mengalir dan
laporkan ke asisten praktikum. Bila bahan kimia jatuh mengenai pakaian, segera
lepaskan dan cuci kulit di bawahnya dengan air mengalir.
6. Jangan membaui campuran reaksi secara langsung. Kurangi keterpaparan diri
oleh uap bahan kimia secara langsung. Jika ingin membaui, kipaslah uap tersebut
dengan tangan ke muka.
7. Bekerjalah di lemari asam bila menggunakan konsentrasi reagen yang pekat dan
bahan berbahaya. Jebak uap beracun yang keluar dari reaksi ke dalam air atau
bahan yang sesuai atau lakukan percobaan dalam lemari asam.
8. Untuk mengencerkan asam, tuang asam pekat ke dalam air yang telah
dimasukkan sebelumnya ke dalam labu takar, tidak sebaliknya.
9. Jangan menggosok-gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang
mungkin sudah terkontaminasi bahan kimia.
10. Dilarang menggunakan ponsel pintar/ponsel/laptop, makan, minum dan merokok
di dalam laboratorium.

vi
KEBERSIHAN LABORATORIUM
1. Tidak diperkenankan membuang sampah di tempat cucian, sampah harus dibuang
di tempat yang telah disediakan.
2. Jika ada zat yang tumpah harus segera disiram/dibersihkan dengan pencuci yang
sesuai.
3. Bersihkan laboratorium sesuai jadwal piket masing-masing kelompok praktikan.
4. Jika terjadi kecelakaan segera beritahu asisten praktikum.

vii
PERCOBAAN 1
STRUKTUR ATOM: ORBITAL ATOM HIDROGEN

TUJUAN
Mempelajari orbital atom hidrogen melalui simulasi untuk memperoleh gambaran
tentang struktur atom.

PENDAHULUAN
Sampai saat ini teori mekanika gelombang (TMG) diterima sebagai teori yang
mampu menerangkan perilaku elektron dalam atom. Teori ini diawali oleh suatu
hipotesis yang dikemukakan oleh Louis de Broglie (1924). Hipotesisnya didasari
pada persamaan energi Einstein
E = mc 2 …. (1)
di mana m adalah massa partikel dan c adalah kecepatan cahaya, serta persamaan
Energi Max Planck.
E = hυ …. (2)
1
di mana h adalah tetapan Planck dan υ adalah bilangan gelombang (υ = ).
λ

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh rumus:


h
E= …. (3)
m.v

di mana v adalah kecepatan partikel sebagai pengganti kecepatan cahaya. Melalui


rumus ini de Broglie berhipotesis bahwa partikel bermassa m yang bergerak dengan
kecepatan v selalu disertai gelombang dengan panjang gelombang tertentu.

Dari hipotesis de Broglie tersebut, elektron dalam atom diperlakukan seperti


gelombang. Terkait hal tersebut, Schrödinger merumuskan secara matematis
persamaan gelombang elektron.
Ĥψ = Eψ …. (4)
ψ(r,θ,ϕ) = R(r) Y(θ,ϕ) …. (5)
Berdasarkan prinsip ketidakpastian Heisenberg, kedudukan elektron dalam ruang di
sekitar inti pada suatu waktu tertentu, tidak dapat ditentukan dengan pasti. Yang
bisa ditentukan adalah kebolehjadiannya. Ruang dengan kebolehjadian terbesar
menemukan elektron di sekitar inti atom disebut dengan orbital.

1
Hasil penyelesaian persamaan (4) dan (5) tersebut menghasilkan tiga set bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan
bilangan kuantum magnetik (m). Bilangan kuantum merupakan identitas orbital
atom.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jabarkan penurunan persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh persamaan (3)!

2. Definisikanlah terkait orbital!

3. Uraikan terkait: (a) bilangan kuantum utama, (b) bilangan kuantum azimuth, dan
(c) bilangan kuantum magnetik!

PERALATAN
Peralatan yang diperlukan adalah gawai (smart phone)

APLIKASI
Aplikasi yang diperlukan antara lain:
1. Electron Orbitals (tersedia di Google Play Store)
2. Hydrogen Atom (tersedia di Google Play Store)

2
CARA KERJA
A. Aplikasi Electron Orbitals
1. Jalankan aplikasi Electron Orbitals.
2. Pada kolom angka bagian bawah, isilah dengan harga-harga bilangan kuantum
yang diizinkan untuk orbital 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, dan 3d (kolom pertama untuk
bilangan kuantum utama, kedua untuk bilangan kuantum azimuth, dan ketiga
untuk bilangan kuantum magnetik.
3. Putarlah ke segala arah untuk melihat distribusi elektron pada masing-masing
orbital.
4. Untuk mengganti mode, pilihlah C untuk Complex dan R untuk Real.
Bandingkah hasilnya.
5. Untuk mengganti warna, gunakan tombol pallet warna di bawah tombol mode
6. Sajikan hasil visualisasi dalam tabel hasil pengamatan.

B. Aplikasi Hydrogen Atom.


1. Jalankan aplikasi Hydrogen Atom.
2. Pada menu orbital bagian bawah, isilah kolom dengan harga-harga bilangan
kuantum yang diizinkan untuk orbital 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, dan 3d.
3. Putarlah ke segala arah untuk melihat visualisasi orbital.
4. Untuk mengganti mode, pilihlah C untuk Complex dan R untuk Real.
Bandingkah hasilnya.
5. Sajikan hasil visualisasi dalam tabel hasil pengamatan.

(a) (b)
Gambar 1.1 Tampilan aplikasi (a) Electron Orbitals dan (b) Hydrogen Atom

3
Gambar 1.2 Fungsi distribusi radial untuk beberapa orbital pada atom hidrogen

PERTANYAAN
1. Uraikan terkait simpul radial dan simpul angular!
2. Bagaimanakah bentuk orbital dan visualisasi distribusi elektron pada orbital 1s,
2s, dan 3s. Identifikasilah persamaan dan perbedaannya dan hubungkan
dengan kurva fungsi distribusi radial pada masing-masing orbital.
3. Bagaimanakah bentuk orbital dan visualisasi distribusi elektron pada orbital 2p
dan 3p. Identifikasilah persamaan dan perbedaannya dan hubungkan dengan
kurva fungsi distribusi radial pada masing-masing orbital.
4. Bagaimanakah bentuk orbital dan visualisasi distribusi elektron pada orbital 2s
dan 2p. Identifikasilah persamaan dan perbedaannya dan hubungkan dengan
kurva fungsi distribusi radial pada masing-masing orbital.
5. Bagaimanakah bentuk orbital dan visualisasi distribusi elektron pada orbital 3s,
3p, dan 3d. Identifikasilah persamaan dan perbedaannya dan hubungkan
dengan kurva fungsi distribusi radial pada masing-masing orbital.

4
PERCOBAAN 2
STRUKTUR MOLEKUL

TUJUAN
1. Mempelajari bentuk-bentuk molekul beberapa senyawa melalui simulasi.
2. Menganalisis jumlah, panjang, dan sudut ikatan pada beberapa senyawa
melalui simulasi.
3. Menganalisis sifat kepolaran beberapa senyawa kovalen melalui simulasi.
4. Mempelajari teori orbital molekul dalam pembentukan ikatan kovalen pada
molekul homonuklir dan heteronuklir.

PENDAHULUAN
Hampir semua unsur di alam terdapat sebagai senyawa yang stabil. Berbeda
halnya dengan unsur-unsur gas mulia yang secara alami tidak ditemukan dalam
keadaan bersenyawa. Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur gas mulia stabil
dalam keadaan monoatomik. Kestabilan unsur-unsur gas mulia ada kaitannya
dengan konfigurasi elektronnya.

Agar unsur-unsur lain memiliki konfigurasi mirip dengan unsur-unsur gas mulia,
unsur-unsur tersebut melakukan serah terima elektron dari atom satu unsur dengan
atom unsur yang lain atau dengan menggunakan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom atau lebih. Unsur-unsur tersebut akan berinteraksi atau berikatan
dengan unsur yang lain membentuk senyawa. Melalui interaksi antarion akan
terbentuk senyawa ionik, sedangkan melalui ikatan kovalen akan terbentuk
senyawa kovalen.

Ada dua teori yang berkaitan dengan ikatan kovalen, yaitu teori ikatan kovalen (TIV)
dan teori orbital molekul (TOM). Menurut TIV, ikatan kovalen terjadi karena pe-
makaian bersama pasangan elektron akibat tumpang tindih orbital valensi. Lain
halnya dengan TOM yang menyatakan ikatan kovalen terjadi karena pemakaian
bersama pasangan elektron akibat kombinasi linear orbital atom menghasilkan
orbital molekul.

Ada beberapa pengklasifikasian senyawa kovalen, di antaranya berdasarkan


banyaknya jumlah ikatan, sifat kepolaran, sumber elektron yang digunakan.

5
Berdasarkan banyaknya jumlah ikatan, senyawa kovalen dibedakan atas kovalen
tunggal, kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga. Berdasarkan sifat
kepolarannya, senyawa kovalen dibedakan atas kovalen polar dan non polar.
Berdasarkan sumber elektron yang digunakan, senyawa kovalen dibedakan atas
kovalen biasa dan kovalen koordinasi.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Uraikan terkait senyawa kovalen!

2. Tuliskan konfigurasi elektron kelompok unsur gas mulia!

3. Analisis persamaan dan perbedaan pada molekul CH4, NH3, dan H2O!

PERALATAN
Peralatan yang diperlukan adalah gawai.

APLIKASI
Aplikasi yang diperlukan antara lain:

6
1. WebMo (tersedia di Google Play Store)
2. Mo-cubed (tersedia di Google Play Store)

CARA KERJA
A. Aplikasi WebMo
1. Jalankan aplikasi WebMo.
2. Pada menu P-Table, pilihlah atom-atom untuk menggambar molekul H2.
3. Pada menu Cleanup, pilihlah Comprehensive dan optimasikan geometri
molekulnya.
4. Pilih menu Adjust dan analisislah jumlah, panjang, dan besarnya sudut
ikatannya dengan menekan masing-masing atom yang berikatan.
5. Pada menu Calculate, pilihlah orbitals dan analisislah energi orbital molekul,
densitas serta potensial elektronnya.
6. Sajikan hasil visualisasi dalam tabel hasil pengamatan.
7. Ulangi prosedur 2-6 untuk molekul HF, F2, O2, N2, CO2, BH3, XeF4, CH4, NH3,
H2O, PCl5, SF6, dan BrF5.

Gambar 2.1 Tampilan aplikasi WebMo

7
B. Aplikasi Mo-cubed
1. Jalankan aplikasi Mo-cube.
2. Pada menu Periodic Tabel, pilihlah atom pusat H dan gambarlah molekul H2.
3. Pada menu Setting, pilih compute its stable structure dan optimasikan geometri
molekulnya.
4. Analisis jumlah, panjang, dan besarnya sudut ikatannya dengan menekan
masing-masing atom yang berikatan.
5. Pada menu Setting, pilih Molecular Orbitals dan analisis energi orbital
molekulnya.
6. Pada menu Setting, pilih Electrostatic Potential dan analisis potensial
elektronnya.
7. Pada menu Setting, pilih Summary dan analisis momen dipolnya
8. Sajikan hasil visualisasi dalam tabel hasil pengamatan.
9. Ulangi prosedur 2-8 untuk molekul HF, F2, O2, N2, CO2, BH3, XeF4, CH4, NH3,
H2O, PCl5, SF6, dan BrF5.

Gambar 2.2 Tampilan aplikasi Mo-cubed

8
PERTANYAAN
1. Gambarkan diagram tingkat energi orbital molekul untuk molekul:
a. H2 d. O2
b. HF e. N2
c. F2 f. CO
2. Analisis perbedaan konstruksi diagram orbital molekul untuk molekul
homonuklir dan heteronuklir! Jelaskan mengapa demikian!
3. Analisis perbedaan konstruksi diagram orbital molekul untuk molekul N2, O2,
dan F2! Bandingkan dengan konstruksi diagram orbital molekul untuk molekul
Li2, Be2, B2, dan C2! Jelaskan mengapa demikian!
4. Klasifikasikan molekul-molekul yang disimulasikan ke dalam senyawa polar dan
non polar!

9
PERCOBAAN 3
SIMETRI DAN GRUP TITIK

TUJUAN
1. Mempelajari grup titik dan simetri
2. Mempelajari unsur-unsur simetri
3. Menganalisis grup titik suatu materi atau partikel materi

PENDAHULUAN
Para ahli kimia telah mencoba menerangkan adanya hubungan antara orbital-orbital
yang mengambil peranan penting pada pembentukan ikatan dalam suatu molekul
dengan bentuk/geometri molekulnya. Bentuk-bentuk molekul dapat dikarakterisasi
atas dasar sifat simetrinya yang kemudian dikenal dengan istilah simetri molekular.

Molekul kimia memiliki bentuk-bentuk geometri tertentu yang dapat diklasifikasi


berdasarkan sifat simetrinya. Sifat ini terkait dengan unsur-unsur simetri yang ada 5
macam, yakni identitas (E), sumbu rotasi simetri (Cn), sumbu simetri putar-
pantul/improper (Sn), bidang simetri (σ), dan pusat/titik inversi (I). Melalui kelompok
operasi simetri dapat ditentukan grup titik setiap bentuk geometri suatu molekul
kimia. Kombinasi dua macam operasi simetri setiap grup titik sama dengan salah
satu operasi simetri yang lain dalam grup titik itu. Kombinasi dua operasi simetri
dapat bersifat komutatif maupun tidak. Dua atau lebih operasi simetri mempunyai
sifat klas yang sama.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Uraikan terkait operasi simetri dan unsur simetri!

2. Uraikan terkait grup titik!

10
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan adalah gawai.

APLIKASI
Aplikasi yang diperlukan adalah WebMo (tersedia di Google Play Store)

CARA KERJA
1. Jalankan aplikasi WebMo.
2. Gambarkan molekul H2 dan optimasikan bentuknya.
3. Pada menu Calculate, tentukan grup titik molekul tersebut dengan
memperhatikan tulisan di samping menu Orbitals.
4. Pada menu grup titiknya, pilih Show all symmetry elements dan tentukan unsur-
unsur simetrinya.
5. Sajikan hasil visualisasi dalam tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi prosedur 2-5 untuk molekul HF, BH3, XeF4, CH4, NH3, H2O, PCl5, SF6,
dan BrF5

PERTANYAAN
1. Uraikan terkait 5 macam unsur simetri!
2. Jelaskan perbedaan bidang simteri σv, σh, dan σd!
3. Gambarkan bagan pengklasifikasian grup titik!
4. Tentukanlah unsur simetri dan grup titik dari molekul berikut:
a. N2H2 c. C2H4
b. B(OH)3 d. B2H6

11
PERCOBAAN 4
KEMASAN GEOMETRI PADATAN

TUJUAN
1. Mempelajari model kemas geometri padatan kristalin.
2. Mempelajari sel satuan dan klas kristal

PENDAHULUAN
Secara umum material berfasa padat berdasarkan struktur kristalnya terdiri atas
padatan kristalin, semikristalin, dan non kristalin. Atom-atom yang menyusun suatu
material kristalin dianggap sebagai bola pejal. Atom-atom tersebut terkemas
(packed) bersama dalam suatu kristal yang tertata dalam rangkaian berulang dalam
kisi kristal. Ada yang membentuk dasar berupa susunan bujur sangkar dan ada
pula yang berupa susunan heksagonal. Berdasarkan susunannya, material kristalin
ada yang terkemas secara rapat dan ada pula yang tidak.

Pada suatu kisi kristal, atom-atom (padatan unsur atau senyawa kovalen) atau ion-
ion (padatan senyawa ionik) yang terdapat di pojok-pojok sel satuan harus
merupakan atom-atom atau ion-ion yang sama. Sel satuan merupakan sel satuan
primitif atau sederhana, sel satuan berpusat badan, sel satuan berpusat pada
semua muka, dan sel satuan berpusat pada dua muka.

Untuk mempermudah dalam merepresentasikan suatu kisi kristal diperkenalkan


konsep sumbu-sumbu kristalografi. Sumbu-sumbu ini biasanya menunjuk pada
arah yang penting dalam kristal. Terdapat tiga sumbu, yakni a, b, dan c atau x, y,
dan z, serta terdapat tiga sudut yakni α, β, dan γ.

Gambar 3.1 Posisi sumbu dan susut dalam suatu bangun kristal

12
Berdasarkan hal tersebut terdapat 7 klas kristal dengan 14 jenis kisi.

Gambar 3.2 Klas kristal

TUGAS PENDAHULUAN
1. Uraikan terkait material kristalin, semi-kristalin, dan non kristalin!

2. Uraikan terkait selitan dan tempat selitan!

3. Uraikan terkait bilangan koordinasi!

13
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Model kemas geometri padatan
2. Gawai (smart phone)

APLIKASI
Aplikasi gawai yang diperlukan adalah Crystal Viewer (tersedia di Google Play
Store)

CARA KERJA
A. Susunan Atom-atom dalam Kemasan
1. Ambil model susunan atom seperti berikut (gambar pada lembar hasil peng-
amatan)

(a) (b)
Gambar 3.3 Model susunan atom
2. Cermati jumlah bola secara maksimal yang mampu menyentuh satu bola yang
lain dalam satu lapis untuk masing-masing susunan atom. Cermati pula ukuran
rongga (selitan) yang terbentuk pada masing-masing susunan. Kemasan mana
yang lebih rapat? (catat pada lembar hasil pengamatan)

B. Kemasan Tidak Rapat Kubus


1. Susun model susunan 3.3 (a) hingga membentuk tiga lapisan sehingga setiap
bola persis lurus di atas dengan bola yang lain. Kemasan ini selanjutnya
disebut kemasan kubus lapis AAA. (gambar pada lembar hasil pengamatan)
2. Cermati jumlah bola secara maksimal yang mampu menyentuh satu bola yang
lain dalam satu kemasan. Cermati pula unit sel apa yang terbentuk dari
kemasan tersebut. (catat pada lembar hasil pengamatan)

14
3. Susun model susunan 3.3 (a) kedua di antara selitan model susunan 3.3 (a)
pertama dan dan ketiga. Kemasan ini selanjutnya disebut kemasan kubus lapis
ABA. (gambar pada lembar hasil pengamatan)
4. Cermati jumlah bola secara maksimal yang mampu menyentuh satu bola yang
lain dalam satu kemasan. Cermati pula unit sel apa yang terbentuk dari
kemasan tersebut. (catat pada lembar hasil pengamatan)
5. Bandingkan hasil dari prosedur 1-2 dengan hasil dari prosedur 3-4. Kemasan
mana yang lebih rapat? (catat pada lembar hasil pengamatan)

C. Kemasan Rapat Heksagonal


1. Susun model susunan 3.3 (b) kedua di antara selitan model susunan 3.3 (b)
pertama dan ketiga. Kemasan ini selanjutnya disebut kemasan heksagonal
lapis ABA. (gambar pada lembar hasil pengamatan)

Gambar 3.4 Kemasan heksagonal lapis ABA


2. Cermati jumlah bola secara maksimal yang mampu menyentuh satu bola yang
lain dalam satu kemasan. Cermati pula unit sel apa yang terbentuk dari
kemasan tersebut. (catat pada lembar hasil pengamatan)
3. Cermati tempat selitan tetrahedral dan oktahedral yang terbentuk dalam
kemasan tersebut. Cermati pula jumlah bola yang mampu membentuk masing-
masing tempat selitan dan ukurannya. Manakah yang memiliki volume lebih
besar? (catat pada lembar hasil pengamatan).

D. Kemasan Rapat Kubus


1. Susun model susunan 3.3 (b) kedua pada selitan susunan 3.3 (b) pertama dan
model susunan 3.3 (b) ketiga pada selitan susunan 3.3 (b) kedua. Kemasan ini
selanjutnya disebut kemasan kubus lapis ABC. (gambar pada lembar hasil
pengamatan)

15
Gambar 3.5 Kemasan kubus lapis ABC
2. Cermati jumlah bola secara maksimal yang mampu menyentuh satu bola yang
lain dalam satu kemasan. Cermati pula unit sel apa yang terbentuk dari
kemasan tersebut. (catat pada lembar hasil pengamatan)
3. Cermati tempat selitan tetrahedral dan oktahedral yang terbentuk dalam
kemasan tersebut. Cermati pula jumlah bola yang mampu membentuk masing-
masing tempat selitan dan ukurannya. Manakah yang memiliki volume lebih
besar? (catat pada lembar hasil pengamatan).

B. Klas Kristal
1. Jalankan aplikasi Crystal Viewer.

Gambar 3.6 Tampilan aplikasi Crystal Viewer


2. Pilih jenis klas kristal pada menu Select a system, pilih jenis kisi kristal pada
menu Select a structure, dan tekan Create.
3. Putarlah ke segala arah untuk melihat visualisasi kristal.
4. Sajikan hasil visualisasi dalam tabel hasil pengamatan.

PERTANYAAN
1. Tentukan BK dari masing-masing kemasan!

16
2. Tunjukkan dengan disertai gambar bahwa faktor kemasan atom pada susunan
simple cubic<bcc<fcc!
3. Tunjukkan dengan disertai gambar bahwa faktor kemasan atom pada susunan
fcc sama dengan hcp!
4. Hitung jari-jari atom Na untuk kemasan rapat kubus apabila jari-jari atom NA
untuk kemasan bcc adalah 180,2 pm!

17
PERCOBAAN 5
PEMBUATAN S6

TUJUAN
Membuat S6 dengan mereaksikan asam klorida pekat dengan natrium tiosulfat.

PENDAHULUAN
Sulfur banyak ditemukan di alam, yaitu kira-kira 0,05% dari kerak bumi baik dalam
bentuk unsur maupun dalam bentuk senyawanya. Unsur belerang mempunyai
beberapa bentuk (alotropi), yaitu dari S2 sampai S8. Sebagai salah satu alotropi
belerang, sikloheksana sulfur dapat dibuat dengan mereaksikan asam klorida pekat
dengan natrium tiosulfat pada suhu 0-4°C, dimana pada suhu ini akan dihasilkan
campuran S6 dan S8 yang mengendap. Kedua alotropi ini memiliki kelarutan yang
berbeda dalam pelarut polar maupun non polar sehingga dipisahkan dengan secara
ekstraksi.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Uraikan terkait alotropi!

2. Uraikan terkait prinsip kerja ekstraksi pelarut!

PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Labu alas (1 buah)
2. Droping funnel (1 buah)
3. Statif dan klem (1 set)
4. Pipa kaca (1 buah)
5. Gelas kimia 500 mL (1 buah)
6. Corong pisah (1 buah)

18
BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
1. HCl 12 M (25 mL)
2. Na2S2O3 1M (20 mL)
3. Toluena (50 mL)
4. Es batu (secukupnya)

CARA KERJA
1. Rangkai alat sesuai dengan petunjuk asisten, labu A natrium tiosulfat, labu B
HCl pekat.

Gambar 5.1 Rangkaian alat pembuatan S6

2. Labu A dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi es dan tunggu kira-kira 5
menit agar natrium tiosulfat di dalam labu menjadi dingin.
3. Alirkan HCl dari labu B secara perlahan-lahan sampai semua natrium tiosulfat
larut.
4. Biarkan dalam es sampai larutan dalam labu menjadi dingin kemudian saring
endapan yang terbentuk.
5. Masukkan endapan tersebut ke dalam corong pisah dan tambahkan 50 mL
toluena.
6. Pisahkan endapan yang terbentuk dan keringkan, kemudian amati selama 10
menit.

19
PERTANYAAN
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terbentuk!
2. Apa fungsi toluena dalam percobaan ini?
3. Uraikan terkait alotropi belerang terhadap fungsi suhu!
4. Gambarkan bentuk molekul belerang monoklin!

20
PERCOBAAN 6
PEMURNIAN GARAM NaCI SECARA REKRISTALISASI

TUJUAN
Mempelajari cara memurnikan Garam NaCI secara rekristalisasi.

PENDAHULUAN
Di dalam senyawa kimia, baik yang diperoleh dari alam maupun yang diperoleh
secara sintesis sering kali mengandung bahan-bahan atau senyawa yang lain yang
dalam ilmu kimia dikenal sebagai pengotor. Bahan-bahan pengotor ini dapat
berasal dari alam maupun dari tahapan-tahapan perlakuan selama proses yang
ditempuh untuk memperoleh suatu senyawa kimia. Pada umumnya banyak bahan-
bahan pengotor ini bersifat mengurangi mutu senyawa kimia, terutama bagi
senyawa-senyawa hasil industri kimia serta yang diperlukan untuk penelitian kimia
secara analitis.

Di samping sumber-sumber di atas, ada juga bahan-bahan lain yang sengaja ditam-
bahkan ke dalam senyawa kimia untuk tujuan tertentu yang dikenal dengan zat
aditif, misalnya pengawet, pemanis, pewarna, dan lain-lain, sebagai contoh garam
dapur. Garam-garam sebagai bahan kebutuhan sehari-hari juga mengandung
mineral berupa ion-ion logam, terutama Mg2+ dan Ca2+ dan juga iodium yang
sengaja ditambahkan. Dalam percobaan ini akan dipelajari pemurnian garam dapur
secara rekristalisasi yang didasarkan pada pengaruh ion senama.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan kisi kristal NaCl!

2. Bagaimanakah kelarutan garam NaCl dalam air? Tuliskan reaksinya!

21
3. Carilah informasi terkait sumber garam NaCl!

4. Carilah informasi terkait beberapa metode pemurnian garam NaCl dari air laut!

PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Erlenmeyer 250 mL (2 buah)
2. Gelas kimia 250 mL (2 buah)
3. Corong pisah (1 buah)
4. Corong kaca (1 buah)
5. Hot plate (1 buah)
6. Klem dan statif (1 set)
7. Kaki tiga & kawat kasa (1 buah)
8. Gelas ukur 25 mL (1 buah)
9. Pipa kaca (2 buah)
10. Sumbat karet

BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
1. H2SO4 25 mL
2. Garam dapur kasar 1 bungkus
3. Aquades 100 mL
4. HCI pekat 25 mL
5. Kertas saring
6. Lembaran alumunium
7. Etanol

22
CARA KERJA
A. Pemurnian Garam
1. Larutkan sebanyak 36 gram garam dapur kasar dengan 100 mL aquades. Bila
belum larut dapat dipanaskan.
2. Saring larutan jenuh di atas dan tampung dalam gelas kimia 250 mL (A).
3. Masukkan 50 gram garam dapur kasar dalam labu erlenmeyer 250 mL (B) dan
letakkan di atas hot plate.
4. Rangkailah alat dengan bantuan statif dan klem untuk menghubungkan corong
pisah (C) dan labu erlenmeyer (B) melalui sumbat karet.
5. Hubungkan pula labu erlenmeyer (B) dengan gelas kimia (A) dengan pipa kaca
melalui sumbat karet.
6. Hubungkan pula gelas kimia (A) dengan labu erlenmeyer 250 mL yang diisi
dengan 25 mL asam klorida pekat (D).
7. Masukkan 25 mL asam sulfat pekat ke dalam corong pisah (C) dan alirkan
secara perlahan-lahan pada labu erlenmeyer (B) sehingga gas yang terbentuk
akan mengalir ke gelas kimia (A).
8. Bila asam sulfat telah habis, tutup aliran corong pisah (C) dan tunggu beberapa
saat.
9. Panaskan hot plate untuk mempercepat reaksi terbentuknya gas dan
padamkan bila sudah tidak terjadi reaksi.
10. Perhatikan gelas kimia (A), bila kristal yang terbentuk cukup banyak, hentikan
percobaan dan saring kristal tersebut.
11. Keringkan kristal dalam oven pada suhu 110°C selama 10 jam, lalu ditimbang.

B. Rekristalisasi (dikerjakan seminggu setelah tahap pemurnian garam)


1. Larutkan sebanyak 5 gram kristal NaCl hasil pemurnian dalam gelas kimia 100
mL dengan aquades secukupnya sampai semua kristal larut sempurna.
2. Masukkan larutan sampel dalam gelas kimia 250 mL yang berisi larutan etanol
8-10 mL, lalu tutup dengan lembaran alumunium.
3. Diamkan dan amati sampai terbentuk kristal kembali di dalam larutan sampel.
4. Saring kristal yang terbentuk, keringkan dalam oven pada suhu 110°C selama 2
jam, dan ditimbang. Selanjutnya simpan dalam desikator.

23
PERTANYAAN
1. Jelaskan mengapa dalam percobaan ini harus menggunakan larutan NaCl
pekat/jenuh! Bagaimana jika larutan NaCl yang digunakan encer?
2. Jelaskan bagaimanakah pengaruh ion senama dalam proses pemurnian NaCl
secara rekristalisasi!
3. Identifikasi perbedaan kristalisasi dan rekristalisasi! Bandingkan NaCl yang
diperoleh secara kristalisasi dan rekristalisasi!

24
PERCOBAAN 7
REAKSI PENGUSIRAN HALOGEN

TUJUAN
Mempelajari daya oksidasi unsur halogen

PENDAHULUAN
Energi ionisasi atom halogen sangat besar sehingga atom ini sukar sekali
melepaskan elektron. Akan tetapi sebaliknya, atom halogen mudah sekali menarik
satu elektron untuk membentuk ion halida yang bermuatan negatif seperti F − , Cl− ,
Br − , dan I − . Jika halogen bereaksi dengan logam alkali, maka halogen bertindak
sebagai oksidator sedangkan alkali sebaga reduktor. Ion-ion halida umumnya
berasal dari garam alkalinya.

Perhatikan harga-harga E˚ halogen di bawah ini:


F2(g) + 2e → 2F − (aq) E˚= + 2,87 volt …. (1)
Cl2(g) + 2e → 2Cl− (aq) E˚= + 1,36 volt …. (2)
Br2(l) + 2e → 2Br − (aq) E˚= + 1,07 volt …. (3)
I2(s) + 2e → 2 I − (aq) E˚= - 0,53 volt …. (4)

Jika diperhatikan harga E˚-nya, semakin ke bawah maka semakin kecil. Jadi F2
merupakan oksidator paling kuat, sedangkan I2 oksidator paling lemah. Dengan
demikian I − mudah dioksidasi oleh oksidator yang lebih kuat, seperti F2 dan Cl2.

TUGAS PENDAHULUAN DAN INSTRUKSI


Bersama kelompok, rancanglah suatu percobaan terkait daya oksidasi unsur
halogen. Sebelum percobaan dirancang, cermati instruksi berikut:
1. Tulislah reaksi redoks yang mungkin terjadi dari keempat persamaan reaksi di
atas!

25
2. Gunakanlah jawaban soal 1 untuk menentukan langkah-langkah yang harus
dilakukan selama merancang percobaan!
3. Definisikan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol!

4. Identifikasilah variabel-variabel terkait percobaan!

5. Kendalikanlah variabel-variabel tersebut!

6. Tentukanlah bahan serta peralatan yang diperlukan

26
7. Rancanglah prosedur percobaannya!

Catatan:
Mintalah bimbingan asisten praktikum untuk merancang percobaan.

PERTANYAAN
1. Mengapa unsur-unsur golongan 17 disebut golongan halogen?
2. Jelaskan, bagaimanakah kecenderungan daya oksidasi dari atas ke bawah!
3. Urutkan daya oksidator unsur-unsur halogen!
4. Prediksikan apakah unsur halogen berada di bawah, dapat mengoksidasi unsur
halogen yang berada di atasnya! Jelaskan mengapa demikian.

27
PERCOBAAN 8
REAKTIVITAS LOGAM REPRESENTATIF DAN SENYAWAANYA

TUJUAN
Anda diminta untuk merancang tujuan percobaan ini berdasarkan instruksi dalam
panduan.

PENDAHULUAN
Unsur-unsur di alam dijumpai dalam keadaan bebas maupun bersenyawa. Dalam
sistem periodik, unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kemiripan
sifatnya dan disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Sebagian besar unsur
logam sangat reaktif terhadap udara, terutama dengan gas oksigen, dan juga
terhadap air.

Dalam percobaan kali ini Anda diminta untuk mengkaji bagaimana kereaktivan
unsur-unsur logam terhadap udara dan air baik unsur-unsur dalam satu golongan
(terutama golongan alkali) maupun secara periodik (terutama unsur-unsur logam
periode 3). Unsur-unsur tersebut ada yang bereaksi cepat dengan udara dan ada
pula yang lambat. Pada kondisi yang berbeda akan menghasilkan zat yang
berbeda pula. Begitu pula dengan air juga bergantung pada suhu.

INSTRUKSI
Rancanglah suatu percobaan terkait reaktivitas logam representatif terhadap udara
dan air. Pastikan Anda mengetahui karakteristik zat tersebut. Mintalah bimbingan
asisten praktikum selama percobaan ini.

PERTANYAAN
1. Identifikasilah persamaan dan perbedaan unsur-unsur logam periode 3!
2. Bagaimanakah kereaktivan unsur-unsur logam dalam satu golongan (golongan
alkali) terhadap udara dan air? Jelaskan dengan disertai hasil reaksi.
3. Bagaimanakah kereaktivan unsur-unsur logam dalam satu periode (periode 3)
terhadap udara dan air? Jelaskan dengan disertai hasil reaksi.
4. Bandingkan kereaktivan logam-logam tersebut jika direaksikan dalam air dingin,
air biasa, dan air panas!

28
PERCOBAAN 9
REAKTIVITAS LOGAM TRANSISI DAN SENYAWAANYA

TUJUAN
Mempelajari pengaruh ligan terhadap warna ion kompleks melalui percobaan.

PENDAHULUAN
Unsur-unsur transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3
sampai 12. Kelompok unsur ini adalah unsur-unsur logam yang sedang mengisi
elektron ke dalam orbital d. Kelompok unsur ini ditandai dengan konfigurasi
elektronik untuk setiap orbital dengan elektron valensi (n-1)d1-10 ns1-2.

Salah satu sifat unsur transisi adalah kemampuannya membentuk berbagai jenis
senyawa, karena unsur ini memilki beberapa bilangan oksidasi yang terjadi karena
seluruh atau sebagian dari elektron-elektron orbital (n-1)d-nya dapat digunakan ber-
sama-sama dengan elektron ns-nya untuk membentuk senyawa-senyawa kompleks
yang beraneka warna. Logam-logam transisi cenderung tidak sereaktif logam-logam
representatif, baik dengan udara, air, asam, basa, serta daya oksidasinya.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Uraikan terkait teori asam-basa keras dan lunak (hard and soft acid-base,
HSAB)!

2. Definiskan reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan perubahan bilangan


oksidasi!

3. Definiskan pula reduktor, dan oksidator!

29
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Gelas ukur 5 mL (1 buah)
2. Tabung reaksi (12 buah)
3. Rak tabung reaksi (1 buah)
4. Pipet tetes (12 buah)
5. Botol semprot

BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
1. Logam Fe
2. Logam Cu
3. Logam Zn
4. Larutan HCl 3 M dan 6 M
5. Larutan HNO3 3 M dan 6 M
6. Larutan H2SO4 3 M dan 6 M
7. Larutan aqua regia
8. Larutan FeCl2
9. Larutan CuSO4
10. Larutan CoCl2
11. Larutan AgNO3
12. Larutan NaOH 2 M
13. Larutan NaOH 50%
14. Larutan NH3 2 M
15. Larutan K2Cr2O7 10%
16. Larutan KI 0,1 M
17. Larutan Na2S2O3 1M
18. Akuades

CARA KERJA

30
A. Reaksi Logam Transisi dengan Asam
1. Siapkan 7 tabung reaksi dan beri label, lalu isi masing-masing tabung dengan
serbuk Fe.
2. Tetesi tabung (a) dengan HCl 3 M, (b) HCl 6 M, (c) HNO 3 3 M, (d) HNO3 6 M,
(e) H2SO4 3 M, (f) H2SO4 6 M, dan (g) aqua regia, masing-masing 2-3 tetes.
Amati perubahan yang terjadi.
3. Masukkan masing-masing tabung ke dalam penangas dan amati perubahan
yang terjadi.
4. Ulangi cara kerja 1-3 untuk serbuk Cu dan Zn.

B. Reaksi Logam Transisi dengan Basa


1. Siapkan 3 tabung reaksi dan beri label, lalu isi masing-masing tabung dengan
serbuk Fe.
2. Tetesi tabung (a) dengan NaOH 2 M, (b) NaOH 50%, (c) NH 3 2 M, masing-
masing 2 tetes. Amati perubahan yang terjadi
5. Masukkan masing-masing tabung ke dalam penangas dan amati perubahan
yang terjadi.
3. Ulangi cara kerja 1-3 untuk serbuk Cu dan Zn.

C. Reaksi Ion Logam Transisi dengan Basa


1. Siapkan 3 tabung reaksi dan beri label, lalu isi masing-masing tabung dengan
larutan FeCl2.
2. Tetesi tabung (a) dengan NaOH 2 M, (b) NaOH 50%, (c) NH 3 2 M, masing-
masing 2 tetes. Amati perubahan yang terjadi
3. Masukkan masing-masing tabung ke dalam penangas dan amati perubahan
yang terjadi.
4. Ulangi cara kerja 1-3 untuk larutan CoCl2, CuSO4, dan AgNO3.

D. Reaksi Redoks Ion Logam Transisi


1. Tambahkan larutan NaOH berlebih dalam 1 mL larutan FeCl2 sampai endapan
yang terbentuk larut kembali. Selanjutnya tambahkan larutan K2Cr2O7 10%
berlebih ke dalam campuran tersebut, lalu diaduk. Panaskan campuran dalam
penangas dan amati perubahan yang terjadi.
2. Tambahkan tetes demi tetes larutan KI 0,1 M ke dalam larutan CuSO4 0,25 M
sampai terbentuk endapan putih dan larutan berwarna cokelat. Teteskan

31
larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam campuran tersebut sampai warna larutan
berubah menjadi bening.

PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada masing-masing percobaan!
2. Bagaimanakah pengaruh asam dan basa terhadap logam transisi?
3. Pada percobaan D, tunjukkan spesi mana yang berperan sebagai reduktor dan
mana pula yang berperan sebagai oksidator!

32
PERCOBAAN 10
EKSTRAKSI SILIKA DARI LIMBAH BIOMASSA

TUJUAN
Mempelajari cara ekstraksi silika dari limbah biomassa dan karakterisasinya

PENDAHULUAN
Silika (SiO2) merupakan senyawa anorganik dengan komponen utama berupa
silikon dan oksigen yang tersusun dalam pola tiga dimensi. Kelimpahan silika di
kerak bumi menempati urutan kedua. Silika dapat dimanfaatkan sebagai kolom
kromatografi , pembuatan bahan kaca, adsorben dalam adsorpsi polutan. Hal ini
disebabkan silika memiliki sifat stabilitas tinggi, struktur berpori, luas permukaan
besar, serta porositas yang tinggi.

Silika di alam dapat diperoleh dari mineral dan bahan nabati. Silika terdapat dalam
mineral seperti kuarsa. Silika yang terkandung dalam pasir kuarsa cukup tinggi yaitu
72,4 %. Penggunaan silika dari mineral alam menimbulkan masalah lingkungan
akibat eksploitasi pasir kuarsa yang terus menerus tidak dapat diperbaharui.
Alternatif lain untuk menggantikan silika mineral adalah silika yang bersumber dari
bahan nabati berupa limbah biomassa, seperti sekam padi, tongkol jagung, ampas
tebu, kulit salak, kulit kacang tanah, dan lain sebagainya. Silika dari limbah
biomassa dapat diekstraksi dengan beberapa metode di antaranya, metode
kalsinasi, metode hidrotermal, dan metode sol-gel.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan struktur silika

33
2. Uraikan terkait metode hidrotermal

3. Uraikan terkait metode kalsinasi

4. Uraikan terkait metode sol-gel

PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Gelas beker 500 mL (2 buah)
2. Cawan krus + tutup (1 buah)
3. Spatula besi (1 buah)
4. Pengaduk kaca (1 buah)
5. Furnace
6. FT-IR

BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
1. Limbah biomassa
2. Akuades
3. HCl 2 M (200 mL)
4. HCl 1 M (250 mL)
5. NaOH 2 M (100 mL)
6. Kertas saring
7. Kertas saring whattman

34
CARA KERJA
A. Ekstraksi Silika Secara Kalsinasi
1. Cuci 150 gram limbah biomassa dengan air mengalir sampai hilang dari
pengotornya, bilas dengan akuades, dan tiriskan.
2. Tambahkan 100 mL HCl 2 M sambil dipanaskan pada suhu 90°C disertai
pengadukan selama 1 jam.
3. Cuci hingga pH netral.
4. Abukan dalam furnace pada suhu 600°C dengan kenaikan suhu sebagai
berikut: suhu ruang hingga 150°C selama 30 menit, 150°C sampai 500°C
selama 30 menit, 500°C sampai 600°C selama 30 menit, tahan pada suhu
600°C selama 1 jam.
5. Dinginkan dalam furnace hingga suhu ruang.
6. Timbang abu yang diperoleh dan karakterisasi dengan FT-IR

B. Ekstraksi Silika Secara Sol-Gel


1. Tambahkan 100 mL NaOH 2 M pada abu limbah biomassa (A) sambil
dipanaskan pada suhu 90°C disertai pengadukan selama 1 jam.
2. Dinginkan dan saring dengan kertas saring.
3. Ambil fitratnya dan tambahkan HCl 1 M sampai pH = 7 dan diamkan sampai
terbentuk gel.
4. Saring endapan yang terbentuk dengan kertas saring Whattman dan keringkan
dalam oven pada suhu 110°C hingga berat konstan.
5. Timbang rendemen yang diperoleh dan karakterisasi dengan FT-IR

PERTANYAAN
1. Bagaimanakah tampilan silika yang diperoleh dengan metode kalsinasi dan
berapa rendemennya?
2. Bagaimanakah tampilan silika yang diperoleh dengan metode sol-gel dan
berapa rendemennya?
3. Pada bilangan gelombang berapakah untuk mengonfirmasi keberadaan silika
berdasarkan instrumen FT-IR?

35
PERCOBAAN 11
EKSTRAKSI ALUMINA DARI MATERIAL ALAM

TUJUAN
Mempelajari cara ekstraksi alumina dari mineral alam dan karakterisasinya

PENDAHULUAN
Alumunium oksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Al2O3. Di bidang
pertambangan, keramik dan teknik material dikenal dengan nama alumina. Alumina
adalah bahan baku utama dalam industri peleburan aluminium.

Untuk mendapatkan alumina, bahan baku utama yang sering digunakan adalah
bauksit. Bauksit merupakan bijih yang paling banyak mengandung alumina dari
yang diperdagangkan sekitar 30-65 % Al2O3. Selain bauksit ada pula sumber lain di
alam yang mengandung alumina dalam jumlah kecil, seperti: dowsit, kaolinit,
anorthosit, tanah liat, dan lumpur. Alumina dari sumber alam tersebut dapat
diekstraksi dengan beberapa metode di antaranya, metode kalsinasi, metode
hidrotermal, dan metode sol-gel.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan struktur alumina

2. Carilah informasi terkait kandungan utama dari tanah liat dan lumpur

36
PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Gelas beker 500 mL (2 buah)
2. Cawan krus + tutup (1 buah)
3. Spatula besi (1 buah)
4. Pengaduk kaca (1 buah)
5. Furnace
6. FT-IR

BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
1. Mineral alam yang mengandung alumina
2. Akuades
3. HCl 2 M (200 mL)
4. HCl 1 M (250 mL)
5. NaOH 2 M (100 mL)
6. Kertas saring
7. Kertas saring whattman

CARA KERJA
A. Ekstraksi Alumina Secara Kalsinasi
1. Cuci 5 gram mineral dengan air sampai hilang dari pengotornya, bilas dengan
akuades, dan saring dengan kertas saring.
2. Tambahkan 100 mL HCl 2 M sambil dipanaskan pada suhu 90°C disertai
pengadukan selama 1 jam.
3. Cuci hingga pH netral.
4. Panaskan dalam furnace pada suhu 600°C dengan kenaikan suhu sebagai
berikut: suhu ruang hingga 150°C selama 30 menit, 150°C sampai 500°C
selama 30 menit, 500°C sampai 600°C selama 30 menit, tahan pada suhu
600°C selama 1 jam.
5. Dinginkan dalam furnace hingga suhu ruang.
6. Timbang rendemen yang diperoleh dan karakterisasi dengan FT-IR

37
B. Ekstraksi Silika Secara Sol-Gel
1. Tambahkan 100 mL NaOH 2 M pada 2,5 gram mineral alam yang telah
dikalsinasi (A) sambil dipanaskan pada suhu 90°C disertai pengadukan selama
1 jam.
2. Dinginkan dan saring dengan kertas saring.
3. Ambil fitratnya dan tambahkan HCl 1 M sampai pH = 7 dan panaskan dalam
penangas dengan suhu 70°C sampai terbentuk endapan.
4. Saring endapan yang terbentuk dengan kertas saring Whattman dan keringkan
dalam oven pada suhu 110°C hingga berat konstan.
5. Timbang rendemen yang diperoleh dan karakterisasi dengan FT-IR

PERTANYAAN
1. Bagaimanakah tampilan alumina yang diperoleh dengan metode kalsinasi dan
berapa rendemennya?
2. Bagaimanakah tampilan alumina yang diperoleh dengan metode sol-gel dan
berapa rendemennya?
3. Pada bilangan gelombang berapakah untuk mengonfirmasi keberadaan silika
berdasarkan instrumen FT-IR?

38
PERCOBAAN 12
EKSTRAKSI LIGNOSELULOSA DARI LIMBAH BIOMASSA

TUJUAN
Mempelajari cara ekstraksi lignoselulosa dari limbah biomassa dan karakterisasinya

PENDAHULUAN
Lignoselulosa secara sederhana adalah komponen utama penyusun dinding sel
tumbuhan. Sumber lignoselulosa bisa berasal dari beragam sumber daya alam,
seperti produk pertanian, perkebunan, dan hutan.

Sumber utama bahan lignoselulosa yang banyak digunakan adalah berasal dari
kayu hutan. Namun, seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk,
eksploitasi terhadap kayu dari hasil hutan semakin tinggi. Dan, itu tentu membuat
produksi kayu juga menurun dan berdampak pula pada pasokan sumber
lignoselulosa. Padahal kebutuhan lignoselulosa meningkat dari waktu ke waktu.
Bahan lain yang mengandung lignoselulosa dan ketersediannya melimpah di alam
adalah serat alam. Serat alam banyak dijumpai pada tanaman dan limbah
biomassanya seperti tebu, kelapa, kelapa sawit, sisal, rami, jerami, dan lain
sebagainya.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan struktur selulosa, hemiselulosa, dan lignin

PERALATAN
Peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Gelas beker 500 mL (2 buah)
2. Cawan krus + tutup (1 buah)
3. Spatula besi (1 buah)

39
4. Pengaduk kaca (1 buah)
5. Furnace
6. FT-IR

BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
1. Limbah biomassa
2. Akuades
3. HCl 2 M (200 mL)
4. HCl 1 M (250 mL)
5. NaOH 2 M (100 mL)
6. Kertas saring
7. Kertas saring whattman

CARA KERJA
A. Pengotor
1. Tambahkan 150 mL akuades dalam 1 gram sampel kering biomassa (A).
2. Panaskan campuran pada suhu 100°C selama 1 jam.
3. Saring dengan kertas saring.
4. Cuci residu dengan 300 mL air panas (suhu 60-70°C).
5. Keringkan residu yang dicuci dalam oven pada suhu 100-115°C.
6. Timbang rendemen yang diperoleh (B) dan karakterisasi dengan FT-IR

B. Hemiselulosa
1. Rendemen (B) ditambahkan 150 mL H2SO4 0,5 M.
2. Panaskan campuran pada suhu 100°C selama 1 jam.
3. Saring dengan kertas saring.
4. Cuci residu dengan air panas (suhu 60-70°C) sampai netral.
5. Keringkan residu yang dicuci dalam oven pada suhu 100-115°C.
6. Timbang rendemen yang diperoleh (C) dan karakterisasi dengan FT-IR

C. Selulosa
1. Rendemen (C) ditambahkan 100 mL H2SO4 72% dan biarkan selama 4 jam
pada suhu ruang.
2. Tambah campuran dengan 150 mL 150 mL H2SO4 0,5 M.

40
3. Saring dengan kertas saring.
4. Cuci residu dengan air panas (suhu 60-70°C) sampai netral.
5. Keringkan residu yang dicuci dalam oven pada suhu 100-115°C.
6. Timbang rendemen yang diperoleh (D) dan karakterisasi dengan FT-IR

D. Lignin
1. Abukan rendemen (D) dalam furnace hingga suhu 600°C dengan kenaikan
suhu sebagai berikut: suhu ruang hingga 150°C selama 30 menit, 150°C
sampai 500°C selama 45 menit, 500°C sampai 600°C selama 30 menit, tahan
pada suhu 600°C selama 1 jam.
2. Dinginkan dalam furnace hingga suhu ruang.
3. Timbang rendemen (E) yang diperoleh dan karakterisasi dengan FT-IR

PERTANYAAN
1. Bandingkan tampilan fisik A, B, C, D, dan E!
2. Bandingkan spektra FT-IR A, B, C, D, dan E!

41
LEMBAR HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK FUNDAMENTAL

Identitas:
Judul Percobaan :
Hari, Tanggal :
Asisten Praktikum/NIM :
Kelompok :
Anggota : 1.
: 2.
: 3.
: 4.
: 5.

Peralatan/Aplikasi/Bahan yang digunakan:

42
Prosedur Percobaan:
(Buat dalam bentuk diagram alir)

43
Hasil Pengamatan:
No Cara Kerja Hasil Pengamatan

44
Kesimpulan

Palembang, ………………20….
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

……………………………. …………………………….
NIM NIM

45
DAFTAR PUSTAKA

Angelici, R.J. 1997. Synthesis and Technique in Inorganic Chemistry. W.B.


Sounders Company. Philadelphia.

Datta, R. 1981. Achidogenic fermentation of lignocellulose-acid yield and conversion


of components. Biotechnology and Bioengineering 23(9): 2167-2170.

Fatriasnyah, J.F., Situmorang, F.W., dan Dhaneswara, D. 2018. Ekstraksi Silika dari
Sekam Padi: Metode Refluks dengan NaOH dan Pengendapan Menggunakan
Asam Kuat (HCl) dan Asam Lemah (CH3COOH). Prosiding Seminar Nasional
Fisika Universitas Riau ke-3: 123-127.

Housecroft, C.E. and Sharpe, A. G. 2012. Inorganic Chemistry Third Edition.


London. Prentice-Hall.

Huheey, J. E., Keiter, E.A., and Keiter R.L. 1993. Inorganic Chemistry. Principle of
Structure and Reactivity Fourth Edition. New York. Harper Collins College
Publishers.

Miessler, G.L. and Tarr, D.A. 1991. Inorganic Chemistry. London. Prentice-Hall.

Nuryono dan Rusdiarso, B. 2002. Struktur Senyawa Anorganik. Jurusan Kimia


FMIPA UGM. Yogyakarta.

Sauyer, D.T., Heinemen, W.R., and Beebe, J.M. 1984. Chemistry Experiment for
Instrumental Methods. John Wiley and Sons. New York.

Shriver, D.F. and Atkins, P.W. 2010. Inorganic Chemistry. Oxford. Oxford
University Press.

Yudhista A, R., Triandi T, R., dan Purwonugoho, D. 2018. Ekstraksi Alumina dalam
Lumpur Lapindo menggunakan Pelarut Asam Klorida. Prosiding Seminar
Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri: 365-369.

46

Anda mungkin juga menyukai