Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................. 3
KESELAMATAN DALAM LABORATORIUM .............................................................................................................. 4
JADWAL PERTEMUAN ...................................................................................................................................................... 5
TATA TERTIB........................................................................................................................................................................ 5
FORMAT LAPORAN ............................................................................................................................................................ 7
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN .................................................................................................................................... 8
Percobaan 1. Difusi Gas .................................................................................................................................................... 9
Percobaan 2. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi ............................................................................................13
Percobaan 3. Persamaan Arrhenius dan Energi Aktivasi ..................................................................................17
Percobaan 4. Isoterm Adsobsi......................................................................................................................................22
Percobaan 5. Persamaan Nernts .................................................................................................................................27
Percobaan 6. Pengaruh Konsentrasi dan Katalis terhadap Laju Reaksi.......................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................................37
Penyusun
Keterangan:
(* = Tugas Mandiri membuat rancangan percobaan (tidak boleh sama dengan praktikum
yang sudah ada
II. Teori
Uraikan secara singkat teori-teori yang melandasi percobaan, dengan menyebutkan
sumber pustakanya.
V. Hasil Pengamatan
Catat hasil percobaan beserta gejala-gejala yang menyertai (analisis perhitungan
dimasukkan pada bagian hasil pengamatan)
5.1 Pengamatan
5.1.1
5.2 Perhitungan
VI. Pembahasan
Bahaslah hasil percobaan yang dilakukan dengan mengacu pada dasar teori. Hal yang
perlu dibahas adalah:
Jalannya percobaan
Fungsi penambahan zat / fungsi perlakuan tertentu terhadap sistem
Reaksi-reaksi yang terjadi
Kesesuaian teori dengan praktik & sebab-sebabnya
Hasil pengamatan dan analisis data
Penulis. tahun penerbitan.judul buku. Jillid. Edisi. Kota penerbit: nama penerbit,
halaman yang diacu.
Jumlah buku atau jurnal yang diacu minimal 3, tidak termasuk buku petunjuk
praktikum ini.
Semarang,............................2017
` Praktikan
(Nama)
Keterangan:
1) Nilai 0 diberikan jika mahasiswa tidak mencantumkan sama sekali aspek yang
diminta
2) Nilai 1 diberikan jika mahasiswa kurang lengkap dalam menguraikan aspek yang
diminta
3) Nilai 2 diberikan jika mahasiswa lengkap dalam menguraikan aspek yang diminta
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mencari massa molekul gas dengan jalan membandingkan laju difusi berdasarkan
hukum Graham.
II. TEORI
Ketika seseorang membuka botol parfum di salah satu sudut ruangan, maka tidak
lamasetelah itu seisi ruangan akan berbau parfum. Molekul di dalam parfum menguap dan uap
tersebut menyebar ke seluruh ruangan. Proses ini merupakan salah satu contoh difusi gas. Difusi
gas merupakan proses bergeraknya molekul-molekul gas dari area dengan konsentrasi tinggi ke
area dengan tingkat konsentrasi rendah (Petrucci, 1996).
Proses yang berhubungan dengan difusi adalah efusi. Efusi gas merupakan proses
keluarnya gas dari suatu wadah melalui lubang sempit (Atkins & Paula, 2006). Thomas Graham
(1805-1869), kimiawan berkebangsaan Skotlandia, mempelajari laju efusi dan difusi gas. Hukum
Graham menyebutkan bahwa laju efusi atau difusi gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat
dari massa molekul relatifnya. Hukum Graham dapat dipahami dengan membandingkan dua gas
A dan B pada suhu yang sama. Dengan demikian kedua gas tersebut memiliki energi kinetik
yang sama. Energi kinetik dari pergerakan suatu objek dirumuskan sebagai berikut.
KE = mv2
Keterangan : KE = energi kinetik
m = massa zat
v = kecepatan zat
Karena kedua gas A dan B memiliki energi kinetik yang sama maka dapat dituliskan sebagai
berikut:
1 1
2 = 2
2 2
b. Bahan
No Alat Jumlah
1. Kapas Secukupnya
2. HCl pekat 2 mL
3. Zat Unknown 2 mL
Kelompok :
Nama Anggota/ NIM :
1. Hasil Pengamatan :
Nama Zat Percobaan Ke Waktu (detik) Jarak yang ditempuh (cm)
HCl 1
2
3
Zat X 1
2
3
2. Penyelesaian Tugas/Jawaban Pertanyaan:
a) Massa molekul relatif zat X dalam percobaan ini adalah ....
b) Jika diketahui bahwa zat X yang dimaksud adalah ...........(tanyakan kepada dosen
pengampu) , nilai persentase kesalahan massa molekul relatif zat X yang didapatkan
dari hasil percobaan adalah ....
c) Kesimpulan dari percobaan ini adalah ..............................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
Komentar Dosen:
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
Tanda TanganDosen
(..............................................)
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pengaruh temperatur terhadap laju reaksi.
B. TEORI
Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah suhu. Peningkatan suhu
akan meningkatkan energi kinetik partikel sehingga jumlah/ frekuensi tumbukan
antarpartikel juga meningkat. Energi minimal yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi
akan semakin mudah terlampaui sehingga laju reaksi meningkat (Fatimah, 2013).
Percobaan yang akan dilakukan bersifat semikuantitatif yang dapat digunakan untuk
menentukan pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi. Reaksi yang digunakan adalah
reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan dengan
asam. Reaksi pengendapan belerang dapat ditulis sebagai berikut.
2 3 2 () + 2 + () 2 () + 2 () + ()
D. LANGKAH KERJA
1. Masukkan 10 mL Na2S2O3 0,25 M ke dalam gelas ukur, lalu encerkan hingga
volumenya mencapai 50 mL!
2. Ukur 2 mL HCl 1 M, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi! Tempatkan gelas ukur
yang berisi 10 mL Na2S2O3 0,25 M dan tabung reaksi yang berisi 2 mL HCl 1 M pada
penangas air yang bersuhu kurang lebih 300C! Biarkan kedua larutan tersebut
beberapa lama, sampai mencapai suhu kesetimbangan! Ukur suhu dengan
menggunakan termometer dan catat!
3. Tambahkan asam ke dalam larutan tiosulfat dan pada saat yang bersamaan
nyalakan stopwatch! Larutan diaduk, lalu tempatkan gelas ukur di atas tanda silang
hitam! Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak dapat terlihat lagi
dari atas!
4. Ulangi langkah di atas untuk berbagai suhu sampai 600C (lakukan lagi untuk suhu
yang berbeda)!
Kelompok :
Nama Anggota/ NIM :
A. HASIL PERCOBAAN
No Suhu (0C) Suhu (K) 1/suhu (k-1) 1/waktu (detik-1) Log (1/waktu)
1 30
2 35
3 40
4 45
5 50
6 55
7 60
B. PERHITUNGAN
1. Lengkapi tabel di atas!
2. Laju reaksi dinyatakan sebagai 1/waktu
Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu (0C)
Buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi 1/suhu (K)
Kurva dibuat dan dikonsultasikan kepada dosen!
3. Beri komentar mengenai bentuk kurva yang diperoleh! Apakah kurva yang didapat
sesuai dengan teori? Jelaskan!
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
(..............................................)
I. Tujuan
a. Mempelajari bagaimana kebergantungan laju reaksi terhadap suhu
b. Menghitung energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan Arrhenius
II. Dasar Teori
Dalam ilmu kimia, energi aktivasi merupakan sebuah istilah yang diperkenalkan
oleh Svante Arrhenius, yang didefinisikan sebagai energi yang harus dilampaui agar reaksi
kimia dapat terjadi. Energi aktivasi bisa juga diartikan sebagai energi minimum yang
dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat terjadi. Energi aktivasi sebuah reaksi biasanya
dilambangkan sebagai Ea, dengan satuan kilo Joule per mol (KJ/mol).
Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap. Diawali dengan
tumbukan antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi
penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda
(membentuk senyawa produk). Tercapainya suatu keadaan dimana dalam sistem terdapat
sejumlah reaktan dan produk. Keadaan ini disebut sebagai transisi kompleks. (Vogel: 1994)
Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang
disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi. Pada reaksi
endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena
keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan.
Pada tahun 1889 Arrhenius mengusulkan sebuah persamaan empirik yang
memberikan nilai dasar dari hubungan antara energi aktivasi dengan rate proses reaksi.
Persamaan Arrhenius menggambarkan pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi.
= /
K = konstanta laju reaksi
A = faktor freakuensi
Ea = energi aktivasi
Kelompok :
Nama Anggota/ NIM :
A. Hasil Percobaan
Suhu rata-rata Waktu reaksi
T (K) 1/T (K-1) Ln 1/(waktu)
(T 0C) (detik)
B. Perhitungan
1) Isilah tabel di atas
2) Buat kurva ln (1/waktu) sebagai fungsi (1/T). (dianggap 1/waktu berbanding lurus
dengan laju reaksi)
3) Dari gradient kurva, hitung energi aktivasi dalam satuan kJ/mol
4) Dengan menggunakan nilai konstanta laju reaksi yang diperoleh dari percobaan antara
peroksidisulfat dan ion iod. Dan energi aktivasi yang diperoleh dari percobaan ini
hitung faktor frekuensi (A).
5) Bila reaksi di atas dilakukan pada suhu di atas 400C ternyata terdapat penyimpangan
dari persamaan Arrhenius. Berikan alasan yang mungkin menyebabkan penyimpangan
di atas.
(..............................................)
I. Tujuan
Menentukan isotherm adsorpsi menurut Freudlich bagi proses adsorpsi asam asetat
atau asam klorida pada arang
II. Dasar Teori
Adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya penambahan
konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase. Adsobsi dapat
dibedakan menjadi adsorpsi fisis (physical adsorption) dan adsorpsi kimia (chemical
adsorpsion). Secara umum adsorpsi mempunyai gaya intermolekul yang relatif lemah
sedangkan pada adsoption kimia terjadi pembentukan ikatan kimia antara molekul
adsorbat dengan suatu molekul terikat pada permukaan adsorben (Kundari dan
Wiyunita: 2008).
Proses adsorpsi digambarkan dengan persamaan isotherm adsorpsi. Isotherm
adsorpsi menggambarkan proses distribusi adsorbat diantara fase cair dan padat. Dalam
isotherm adsorpsi proses tersebut digambarkan dengan sebuah persamaan atau rumus.
Isotherm adsorpsi yang umum digunakan adalah isotherm Freundlich dan isotherm
Langmuir (Nwabanne, J.T. & P.K. Igbokwe, 2008). Isotherm Freundlich didasarkan pada
terbentuknya lapisan tunggal molekul (monolayer) dari molekul adsorbat di permukaan
adsorben. Selain itu, persamaan Isotherm Freundlich menjelaskan bahwa permukaan
adsorben bersifat heterogen yang memiliki makna bahwa setiap gugus aktif di
permukaan adsorben memiliki kemampuan mengadsorpsi berbeda-beda. Dari
persamaan Isotherm Freundlich maka dapat diperoleh nilai Kf dan nilai n. Kf adalah
indikator kapasitas adsorpsi, dan n adalah intensitas adsorpsi (Bird, 1985).
Kelompok :
Nama Anggota/ NIM :
A. Hasil Percobaan
Susun pengamatan menurut Tabel 1.
Temperatur: .. 0C
Konsentrasi asam
Massa X Log
No. (N) x/m Log C
(gram) (gram) x/m
Awal Sisa
(..............................................)
Kelompok :
Nama Anggota/ NIM :
a. Hasil Pengamatan
Konsentrasi Zn/Zn2+ (M) Konsentrasi Cu/Cu 2+ (M) Esel (Volt)
1.0 1.000
1.0 0.100
1.0 0.010
1.0 0.001
=. 0C
Perhitungan
1) Isi tabel di atas
2) Tulis reaksi sel dan bentuk umum persamaan Nernst untuk sel tersebut!
3) Buat kurva Esel sebagai fungsi log [Zn2+]/[Cu2+]!
4) Hitung gradient dan perpotongan kurva dengansumbu Y!
5) Bandingkan hasil yang diperoleh dengan gradient teoritis yang dihitung menggunakan
persamaan Nernst, bandingkan pula dengan E0sel pada literatur!
6) Apakah yang mungkin menjadi sumber kesalahan dalam percobaan ini?
Pertanyaan
1) Secara eksperimental, percobaan akan lebih mudah bila setengah sel Zn/Zn2+ diganti
dengan sel Ag/Ag+ . Tetapi dalam percobaan ini digunakan setengah sel Zn/Zn2+karena
Ag mahal harganya. Tuliskan reaksi sel dengan persamaan Nernst, bila setengah sel
Zn/Zn2+ diganti dengan setengah sel Ag/Ag+ bila dibandingkan dengan setengah sel
Zn/Zn2+?
2) Kesimpulan dari percobaan ini adalah
...............................................................................................................................................................................
(..............................................)
III. TEORI
Kinetika kimia merupakan studi mengenai laju reaksi kimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Kajian ini menjadi penting dan krusial bagi kehidupan karena dengan
mempelajari kinetika kimia manusia mampu mengontrol laju suatu reaksi kimia dan
memanfaatkannya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia, di
antaranya yaitu konsentrasi dan katalis.
Pada percobaan ini, laju reaksi ditentukan dengan menggunakan metode laju mula-
mula. Efek konsentrasi terhadap laju pada reaksi ini diketahui dengan mengukur laju
reaksi awal dari beberapa konsentrasi reaktan. Pada percobaan ini juga akan dilakukan uji
efek katalis ion logam terhadap laju reaksi. Percobaan ini merupakan percobaan yang
melibatkan clock reaction. Clock reaction merupakan reaksi di mana terjadi perubahan
warna larutan dari yang tidak berwarna menjadi biru. Reaksi ini sering digunakan untuk
menentukan laju reaksi. Perubahan warna terjadi ketika I2 bereaksi dengan kanji untuk
membentuk kompleks kanji-iodin yang berwarna biru gelap.
Reaksi yang pertama merupakan reaksi antara ion I- dengan ion S2O82- (persulfat).
Reaksi akan dapat teramati dengan adanya ion S2O32- (tiosulfat) yang bereaksi dengan
cepat dengan I2. Sepanjang keberadaan ion tiosulfat, I2 akan bereaksi dengan tiosulfat
dengan cepat setelah I2 terbentuk. Reaksi berkompetisi ini mencegah I2 terbentuk. Tidak
ada warna yang berubah sampai tiosulfat habis bereaksi.Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.
Katalis merupakan suatu zat yang mampu meningkatkan laju reaksi dan dapat
ditemukan kembali pada akhir reaksi (Castellan, 1983). Laju reaksi ditentukan oleh laju
dari beberapa reaksi dalam suatu mekanisme reaksi. Fungsi umum dari katalis adalah
menyediakan mekanisme tambahan dalam konversi reaktan menjadi produk. Mekanisme
alternatif ini memiliki energi aktivasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mekanisme
reaksi tanpa katalis.
b. Bahan
No Alat Konsentrasi
1 Kanji 0.2%
2 Na2S2O3 0.012 M
3 KI 0.20 M
4 KNO3 0.20 M
5 (NH4)2S2O8 0.20 M
6 (NH4)2SO4 0.20 M
7 Cu(NO3)2 0.020 M
V. Langkah Kerja
a. Pengaruh konsentrasi terhadap laju
1) Siapkan sistem sebagai berikut.
No Gelas Beaker A Gelas Beaker B
Kanji Na2S2O3 KI 0.20 M KNO3 (NH4)2S2O8 (NH4)2SO4
0.2% 0.012 M 0.20 M 0.20 M 0.20 M
1 5 tetes 2 mL 8 mL 2 mL 4 mL 4 mL
2 5 tetes 2 mL 4 mL 6 mL 4 mL 4 mL
3 5 tetes 2 mL 2 mL 8 mL 4 mL 4 mL
4 5 tetes 2 mL 4 mL 6 mL 8 mL 0 mL
5 5 tetes 2 mL 4 mL 6 mL 2 mL 6 mL
Kelompok :
Nama Anggota/ NIM :
2. Perhitungan
a) Hitung konsentrasi S2O82- (ion peroksidisulfat) dan I-(ion iod) untuk setiap sistem
dan masukkan nilai itu ke dalam tabel 1!
b) Untuk setiap sistem buat kurva konsentrasi S2O82- (ion peroksidisulfat) sebagai
fungsi 1/waktu dan konsentrasi I- sebagai fungsi waktu 1/waktu
c) Persamaan untuk kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut: [282-
]==k[S2O82-]x[I-]y
d) Tentukan x dan y dari bentuk kurva dan hitung orde reaksi S2O82-, I-! Hitung pula
orde total reaksi!
4. Perhitungan
a) Hitung konsentrasi S2O82- (ion peroksidisulfat) dan I-(ion iod) untuk setiap sistem dan
masukkan nilai itu ke dalam tabel 1!
b) Untuk setiap sistem buat kurva konsentrasi S2O82- (ion peroksidisulfat) sebagai fungsi
1/waktu dan konsentrasi I- sebagai fungsi waktu 1/waktu
c) Persamaan untuk kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut: [282-
]==k[S2O82-]x[I-]y
d) Tentukan x dan y dari bentuk kurva dan hitung orde reaksi S2O82-, I-! Hitung pula orde
total reaksi!
e) Bandingkan laju reaksi antara sistem sebelum dan setelah diberi katalis!
...............................................................................................................................................................................
f) Kesimpulan dari percobaan ini adalah ..............................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
Komentar Dosen:
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
(..............................................)
Atkins, P. & Paula, J. 2006. Atkins Physical Chemistry Eight Edition. New York: W.H. Freeman
and Company.
Bird, T. 1985. Physical Chemistry. Jakarta: Gramedia
Castellan, G.W. 1983. Physical Chemistry Third Edition. Massachusetts: Addison-Wesley
Publishing Company.
Fatimah, Is. 2013. Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kundari, N. A. dan Wiyunita, S. 2008. Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Temabaga dalam
Limbah Pencuci dalam IPB dengan Zeolit. Seminar Nasional IV SDM Teknologi
Nuklir Batan. Yogyakarta.
Nwabanne, J.T. & Igbokwe P.K., 2008. Kinetics and Equilibrium Modelling of Nickel
Adsorption by Cassava Peel. J. of Engineering and Applied Sciences, 3 (11): 829-834.
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.