DISUSUN OLEH
NURHASNI, M.Si
NIP.19740618 200501 2 005
YUSRAINI DIAN INAYATI SIREGAR, M.Si
ADAWIAH, S.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan Modul Praktikum Kimia Dasar
1 ini.
Buku ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam rangka mempersiapkan diri
guna mengikuti praktikum Kimia Dasar. Dalam buku penuntun praktikum ini disajikan
beberapa percobaan mengenai beberapa praktikum yang berhubungana dengan pengetahuan
dasar yang penting dalam ilmu kimia.
Supaya pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, diharapkan semua praktikan
disarankan untuk menggunakan buku penuntun ini sebagai referensi pendukung sebelum
melaksanakan praktikum disamping tetap mencari informasi terkait dari berbagai sumber.
Penulis berharap, buku penuntun praktikum ini dapat bermanfaat terutama bagi
praktikan dalam rangka meningkatkan kemampuan, keterampilan dan integritas keilmuan
serta wawasan mahasiswa. Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan modul pedoman praktikum ini.
Penyusun
plt | 1
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
plt | 2
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A. Tata Tertib
1. Praktikan wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum (Pendahuluan, percobaan, ujian
tengah semester dan ujian akhir praktikum), jika tidak hadir wajib lapor kepada dosen
pengampu mata kuliah praktikum yang dilengkapi dengan bukti surat keterangan sakit
dari dokter atau surat dispensasi dari prodi, fakultas atau universitas.
2. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan praktikum
melebihi waktu yang ditentukan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Sebelum praktikum dimulai praktikan dilarang masuk ke ruang Laboratorium.
4. Setiap praktikan harus memiliki satu buku petunjuk praktikum.
5. Masing-masing praktikan sebelum praktikum dimulai harus sudah membuat laporan awal
praktikum.
6. Praktikan akan bekerja secara berkelompok.
7. Setiap kelompok akan mendapatkan meja praktikum masing-masing, setiap kelompok
bekerja pada masing-masing meja kerjanya, dilarang pindah ke meja kelompok lain
ataupun kosong.
8. Setiap kelompok akan mendapatkan alat praktikum, dilarang meminjam alat kepada
kelompok lain, jika memerlukan alat praktikum silahkan menghubungi laboran yang
bertugas.
9. Praktikan harus bekerja sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan.
10. Bahan-bahan kimia diletakkan dimeja/tempat tertentu/di lemari asam, ambilah bahan
seperlunya dan kembalikan ke tempat semula dalam kondisi tertutup rapat.
11. Setelah mengambil bahan kimia, segeralah tutup rapat kembali untuk menghindari
terkontaminasi dengan bahan kimia lain atau teroksidasi oleh udara.
12. Sebelum menggunakan instrumen, praktikan wajib mempelajari prinsip dasar dan cara
kerja instrumen tersebut, jika ragu tanyakan kepada asisten dosen/dosen penanggung
jawab.
13. Praktikan harus menjaga kebersihan dan ketertiban Laboratorium.
14. Sisa bahan kimia harus ditampung pada botol limbah yang sudah disediakan (dilarang
memasukan zat kimia ke dalam wastafel/washbak).
15. Praktikan harus mengetahui tempat alat kotak P3K, cara penggunaan pemadam
kebakaran dan pintu darurat Laboratorim.
16. Sebelum meninggalkan Laboratorium:
plt | 3
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Perlengkapan Praktikum
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali melakukan
praktikum.
1. Buku Petunjuk Praktikum
Buku petunjuk praktikum merupakan syarat utama bagi praktikan untuk melakukan
praktikum, jika tidak membawa buku petunjuk praktikum, praktikan dilarang melakukan
praktikum.
2. Alat pelindung diri (masker, goggles, sarung tangan dan jas laboratorium).
3. Alat penunjang praktikum (tissue, dua buah lap, sabun pencuci alat gelas, sabun pencuci
tangan).
4. Laporan praktikum
Laporan praktikum akhir praktikum dibuat setiap percobaan dengan jangka waktu satu
minggu setelah percobaan. Tujuan pembuatan laporan akhir praktikum adalah untuk
melatih mahasiswa dalam menulis hasil percobaan secara ilmiah. Adapun ketentuan dan
aturan penulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut:
a. Ditulis tangan dengan rapi pada kertas A4.
b. Tidak ada keterlambatan pengumpulan laporan.
c. Titik berat penilaian laporan pada bagian pembahasan.
d. Bagian pembahasan menggunakan bahasan sendiri mengenai hasil percobaan,
misalnya pengamatan perubahan warna, apa yang menyebabkan berubah, dsb. Jika
percobaan mengalami kegagalan bisa dituliskan sumber kesalahan yang mungkin
secara teoritis, reaksi atau hal teknis lain yang bisa terjadi.
e. Isi laporan:
1. Cover/Sampul Depan
2. Prinsip Percobaan
3. Tujuan Percobaan
4. Tinjauan Pustaka
5. Alat dan Bahan Percobaan
6. Metode/Diagram Alir Percobaan
plt | 4
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Data Pengamatan
8. Pembahasan
9. Kesimpulan
10. Daftar Pustaka
11. Lampiran (foto hasil percobaan, perhitungan/hal lainnya)
C. Sanksi Praktikum
1. Setiap praktikan wajib bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan, jika terdapat
kehilangan atau kerusakan permanen maka praktikan wajib mengganti sebelum ujian
akhir praktikum dilaksanakan, jika belum mengganti praktikan tidak berhak ikut serta
ujian akhir praktikum.
2. Tidak ada praktikum susulan.
plt | 5
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 6
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 7
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keselamatan Kerja
Setiap percobaan sudah dirancang sedimikian rupa dan seaman mungkin. Untuk itu setiap
praktikan harus mentaati peraturan dan menuruti instruksi dari asisten lab. Berikut ini adalah
beberapa cara yang perlu diperhatikan demi menghindari kecelakaan saat melakukan
eksperimen
1. Jangan melakukan percobaan lain yang tidak diinstruksikan
2. Praktikan hanya bekerja selama periode yang ditentukan dan jangan sekali kali
melakukan pekerjaan sendirian di lab karena jika terjadi kecelakaan tidak ada orang
lain yang dapat menolong anda.
3. Beberapa kecelakaan terjadi karena praktikan tidak membaca label botol terlebih
dahulu, usahakan membaca label botol bahan kimia dan jangan salah mengambil zat
yang diinginkan.
4. Gunakan sepatu yang melindungi kaki dari tumpahan zat kimia serta memakai jas lab
untuk melindungi pakaian terhadap bahan kimia yang dapat merusak pakaian. Jangan
menggunakan pakaina yang lengan bajunya telalu lebar, gelang atau kalung yang
berayun-ayun karena lebih memunkinkan terjadinya kecelakaan.
5. Rambut panjang dan terurai akan mudah terbakar maka rambut harus dijepit atau
diikat kebelakang.
6. Bila anda harus mencium zat kimia, jangan menciumnya langsung dari botolnya akan
tetapi kibaskan saja uapnya.
7. Jangan sesekali mencicipi zat kimia, anggaplah semua zat kimia itu berbahaya.
8. Jangan makan dan minum di lab karena bisa tercemar bahan kimia beracun.
9. Matikan pembakar setelah selesai digunakan.
10. gunakan lemari asam jika bekerja dengan bahan kimia yang mengeluarkan uap
beracun.
11. Jika anda harus mengencerkan asam kuat atau basa kuat maka harus menambahkannya
kedalam air secara perlahan-lahan jangan sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke
asam atau basa kuat ada kemungkinan sejumlah panas akan terlokalisasi dan
menimbulkan percikan yang berbahaya bagi kita.
12. kebakaran tidak selamanya dapat dipadamkan dengan air. Api yang disebabkan cairan
yang tidak bercampur dengan air seperti benzene, bensin sebaiknya dipadamkan
dengan pasir kering. Sedangkan api yang disebabkan cairan yang mudah terbakar
plt | 8
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat dipadamkan dengan kain atau handuk basah. Jika pakain kita terbakar jangan
berlari karena bisa menyebakan nyala lebih besar, tenang saja dan padamkan dengan
kain atau handuk basah.
13. Pelajari letak alat pengaman laboratorium seperti pemadam kebakaran, alarm api,
kotak P3K dan cara pemakaiannya.
plt | 9
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e) Gas NO2
Gas yang dapat dihasilkan dari reaksi asam nitrat dengan logam jni dapat
mempengaruhi kerja paru-paru dan menyebabkan batuk-batuk
f) Gas Cl2 dan Br2
Sama seperti NO2 gas ini akan merusak sistem pernafasan, namun biasanya orang
akan terbatuk-batuk ketika mencium gas ini dalam konsentrasi yangbelum berbahaya.
g) Gas yang berasal dari pelarut
Pelarut yang mudah menghasilkan uap beracun antara lain adalah CS 2, CCl4 (karbon
tetra klorida),CHCl3 (kloroform) dan benzena.
plt | 10
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 11
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Selama praktikum
a. Bekerjalah dengan tenang, teliti, rapi, hati-hati, bersih dan juga hemat.
b. Ingat kepentingan tenab-teman yang lainnya, kembalikan bahan kimia yang
digunakan segera ke tempatnya supaya bisa digunakan oleh praktikan yang lain.
Jangan merebut botol yang sedang digunakan praktikan lain, dan jangan bekerja
dengan ceroboh dan membahayakan orang lain.
c. Berbicaralah seperlunya dan jangan terlalu keras, dan dilarang membicarakan yang
bukan berhubungan dengan materi praktikum, seperti gossip, film, musik dan lain
lain.
d. Jangan melakukan praktikum sambil bergurau, kerjakanlah eksperimen dengan
serius.
e. Jika selesai mengambil reagen tutup botol harus dipasang kembali, dan jangan
sampai salah memasangnya untuk menghindari kekeliruan yang dapat merusak
kemurnian isi botol.
f. Bahan bahan yang pekat, harus diencerkan dahulu sebelum dibuang.
g. Kertas saring dan benda padat lainnya harus dibuang ke tong sampah atau tempat
yang disediakan. Meja yang kotor dan basah juga harus segera dibersihkan.
h. Hasil pengamatan dan hasil eksperimen sebaiknya ditulis dengan singkat, jelas dan
lengkap untuk memudahkan dalam membuat laporan
i. Gunakan waktu yang luang untuk mengerjakan laporan praktikum.
3. Selesai Praktikum
a) Bersihkan alat-alat, meja dan lainnya.
b) Aturlah botol, tempat duduk, alat-alat gelas dan peralatan lain.
plt | 12
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c) Lakukan inventaris akhir yang benar, jika ada alat-alat yang rusak atau pecah
langsung lapor kepada asisten.
plt | 13
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5) Jangan mengotori tutup botol, untuk mencegah adanya kontaminasi.untuk botol yang
mempunyai tutup datar, tutupnya bisa diletakkan dengan posisi terbalik. Sedangkan
untuk botol yang tidak menggunakan tutup datar, tutupnya dijepit dengan jari
b. Memanaskan Zat Cair
1) Untuk memnaskan zat cair dapat digunakan bejana gelas, labu bulat, Erlenmeyer dan
tabung reaksi. Kaca porselen juga bisa digunakan sampai warnanya kemerah-merahan.
2) Ketika memanaskan larutan, jangan mengarahkan mulut tabung kearah anda atau juga
kearah orang lain untuk mencegah kemungkinan adanya percikan atau ledakan akibat
superheating
3) Jaga jangan terjadi bumping yaitu dilepaskannya uap secara tiba-tiba akibat
superheating, caranya dengan memasukkan batu didih, pecahan gelas, atau batang
pengaduk tepat diatas nyala api.
4) Zat cair yang dipanaskan dengan tabung reaksi harus digiyang secara konstan dan
yang dipanaskan adalah sepanjang sisi tabung reaksi
c. Memindahkan dan Menimbang Zat Padat
Untuk menimbang zat padat bisa digunakan timbangan manual maupun timbangan
digital. Untuk timbangan manual perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Putar tombol pengontrol dengan hati-hati untuk mengangkat lengan dari titik
tumpunya.
2) aturlah agar lengan kembali pada kedudukan semula sebelum mengambil atau
meletakan benda dari piring timbangan.
3) timbanglah zat kimia dalam suatu wadah, jangan menimbang langsung kedalam piring
timbangan.
4) dinginkan dulu benda-benda yang panas sebelum ditimbang karena dapat
menyebabkan kesalahan pada penimbangan.
5) hasil yang teliti akan diperoleh jika benda yang ditimbang dipegang dengan penjepit
bukan dengan tangan untuk menghindari adanya lemak dari tangan yang menempel
pada wadah zat yang akan ditimbang.
d. Pemisahan Endapan
Penyaringan
Cara standar untuk memisahkan endapan padat adalah dengan melakukan
penyaringan. Salah satu alat yang biasa digunakan adalah kertas saring. Kertas saring ada
yang halus, kasar serta berbeda-beda kualitasnya.
Sentrifugasi
plt | 14
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 15
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA
SERTA FUNGSI PENGGUNAANYA
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis peralatan dan instrumen di laboratorium
kimia.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan cara menggunakan peralatan dan instrumen
di laboratorium kimia.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur, sifat dan perubahan
suatu materi yang dialami baik secara alamiah maupun melaui eksperimen yang
direncanakan. Dalam ilmu kimia, setiap orang terus-menerus melakukan percobaan,
pengamatan dan pengumpulan fakta karna ilmu kimia selain merupakan ilmu yang bersifat
empiris tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat observasi.
Kegiatan percobaan, pengamatan dan pengumpulan fakta umumnya dilakukan dalam
sebuah laboratorium dengan menggunakan peralatan mulai dari yang sederhana hingga alat
instrument yang cukup rumit. Peralatan sederhana seperti alat-alat gelas menjadi fasilitas
utama dalam mendukung terlaksananya kegiatan percobaan di dalam laboratorium.
Sedangkan alat-alat instrument lebih sering digunakan untuk karakterisasi hasil yang
diperoleh dari suatu percobaan yang dilakukan.
Setiap alat-alat gelas yang etrdapat di dalam laboratorium kimia, memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda-beda. Misalnya saja, alat gelas sederhana seperti tabung reaksi dan gelas
ukur mempunyai fungsi yang berbeda dimana tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan
reagen, sedangkan gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dari reagen yang digunakan
pada percobaan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan alat-alat tersebut sangat
diperlukan agar sesuai dengan fungsinya serta untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja selama kegiatan praktikum.
Selain pengetahuan tentang penggunaan alat, pengetahuan tentang bahan-bahan kimia
juga diperlukan. Bahan kimia ada yang bersifat korosif, volatile, mudah terbakar dan lainnya.
Biasanya label lambang bahaya bahan kimia ditampilkan dikemasan. Dengan adanya label
plt | 16
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tersebut memudahkan dalam penggunaannya dan penanganan saat terjadi kecelakaan dalam
kegiatan percobaan di laboratorium kimia.
C. METODE PERCOBAAN
1. Perkenalan Jenis Label Lambang Bahaya Bahan Kimia
Memperkenalkan jenis-jenis lambnag yang tertera di setiap kemasan bahan kimia serta
menjelaskan bahaya yang ditimbulkan. Beberapa lambang bahan kimia yang
ditampilkan diantara nya korosif, mudah meledak, toksik atau beracun, iritan, dan
oksidator. Hal ini maksudkan untuk mempermudah dalam penanganannya. Sehingga
mahasiswa bisa bekerja dengan lebih aman dan sehat.
plt | 17
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pipet gondok, dibagian pipet ini terdapat tanda ada bagia yang membesar
(seperti gondok) dan ujungnya runcing. Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dan mempunyai presisi yang tinggi. Berbeda dengan
pipet ukur, pipet gondok tidak memiliki skala volumetrik tetapi hanya
memiliki batas tera yang menunjukkan volume larutan yang dapat diambil oleh
pipet gondok tersebut. Pipet gondok umumnya terdapat dengan ukuran volume
larutan 1 mL, 2 mL, 5 mL, 10 mL, 25 mL, 50 mL.
Gelas Ukur
Terbuat dari gelas (kaca), alat ini mempunyai skala volumetrik dan terdiri dari
bermacam–macam ukuran yaitu 5 mL, 10 mL, 25 mL, 50 mL, 100 mL, 250 mL,
500 mL dan 1000 mL. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia
dalam bentuk cairan.
Corong
Terbuat dari gelas, digunakan untuk menyaring larutan dengan meletakan kertas
saring di atas permukaan corong, biasa dipakai pada waktu memasukkan cairan
kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit, seperti botol reagen, labu ukur, serta
digunakan untuk memisahkan suatu endapan dan filtrat dari suatu suspensi.
Misalnya pada proses pemisahan kristal garam dari air.
Gelas Arloji
Terbuat dari gelas, digunakan untuk menimbang zat kimia pada fasa padatan serta
untuk menutup bejana pada proses pemanasan suatu zat yang menghasilkan suatu
uap air atau gas yang tersublimasi.
Gelas Piala (Beaker Glass)
Terbuat dari kaca, walaupun memiliki skala volumetrik, akan tidak digunakan
untuk mengukur volume larutan karena memiliki presisi dan akurasi yang lebih
rendah. Gelas piala digunakan sebagai tempat larutan, melarutkan suatu bahan
kimia padat dan dapat pakai untuk memanaskan larutan zat-zat kimia, menguapkan
solven/pelarut pada proses kristalisasi.
Labu Ukur
Terbuat dari gelas, mempunyai berbagai macam ukuran. Digunakan untuk
membuat larutan standar atau pengenceran dengan konsentrasi dan volume yang
tepat.
Erlenmeyer
plt | 18
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan untuk proses titrasi pada analisa kuantitatif
sauatu zat kimia. Erlenmeyer kadang-kadang juga digunakan sebagai wadah untuk
menampung filtrat dari suatu proses penyaringan.
Buret
Terbuat dari gelas, mempunyai skala volumetrik 19lastic19 untuk mengeluarkan
larutan dalam buret. Buret digunakan untuk kegiatan analisis kuantitatif dengan
metode titrasi volumetrik. Zat yang dipakai untuk mentitrasi atau titer ditempatkan
dalam buret dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume titer yang
terpakai dihitung dengan melihat dilihat angka pada skala buret.
Batang pengaduk gelas
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan untuk mengaduk campuran/larutan zat-zat
kimia pada waktu membuat larutan atau melakukan reaksi–reaksi kimia, dapat
juga dipakai untuk mempermudah pada saat menuangkan cairan pada proses
penyaringan.
Spatula
Terbuat dari stainless, digunakan untuk mengambil zat kimi yang berupa padatan
dari dalam wadah zat.
Cawan Porselen
Terbuat dari porselen, digunakan sebagai wadah sampel pada pengujian analisis
kadar abu yang menggunakan temperatur reaksi yang sangat tinggi yaitu 600 °C.
Corong Pisah
Terbuat dari gelas atau kaca, memiliki keran yang berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dari dalam corong pisah. Corong pisah digunakan sebagai wadah untuk
melakukan pemisahan komponen dalam campuran dengan metode ekstraksi cair-
cair. Misalnya pemisahan komponen minyak dan air.
Crystalissi Disk
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan sebagai wadah untuk proses kristalisasi zat
kimia.
Magnetic Bar
Teruat dari magnet yang laipsan luarnya berupa teflon. Digunakan untuk
menghomogenkan campuran agar reaksi kimis berlangsung lebih sempurna.
Memilii tingkat homogenitas lebih tinggi dibandingkan pengadukan menggunakan
batang pengaduk.
plt | 19
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 20
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terdiri dari komponen pemanas atau hotplate dan wadah atau bejana (dapat berupa
gelas kimia atau crystalisasi disk). Digunakan untuk memanaskan larutan yang
tidak boleh dipanaskan secara langsung. Biasa digunakan untuk memanaskan zat
kimia yang direkasikan dalam tabung reaksi.
Vorteks
Digunakan untuk mengocok campuran agar dalam tabung reaksi agar homogen.
Sentrifuge
Digunakan untuk memisahkan endapan dan filtrat dimana endapan memiliki
ukuran yang sangat kecil sehingga sulit untuk dipisahkan melalui proses
penyaringan.
Oven
Digunakan untuk menghilangkan kadar air dalam suatu bahan.
Furnace
Digunakan untuk mendestruksi komponen zat kimia organik dalam suatu bahan
sehingga hanya dihasilkan mineral mineral anorganik.
Heating Mantle
Untuk mereaksikan zat dalam temperatur tinggi dan dalam wadah berupa labu
bulat.
Lemari Asap/lemari asam
Digunakan sebagai tempat rmereaksikan zat, pemanasan dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang menghasilkan asap-asap atau uap-uap yang membahayakan kesehatan
misalnya reaksi pada proses deksruksi bahan-bahan organik dengan asam kuat
pekat. Selain itu digunakan juga untuk pengambilan bahan kimia HNO3 pekat, HCl
pekat, H2SO4 pekat atau mempergunakan H2S dari alat kipp. Penggunaannya
jendela lemari asap/asam harus diturunkan secukupnya dan alat pengisap udara
dinyalakan.
3. Penggunaan Alat dan Instrumen di Laboratorium
a. Pembacaan Skala
1. Siapkan gelas ukur 100 mL, gelas piala 100 mL, Erlenmeyer 100 mL dan
aquades.
2. Masukan 82 mL aquades kedalam gelas ukur. Perhatikan garis miniskus
cairan. Catat dan laporkan keasistan lab untuk dinilai.
plt | 21
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Pengenceran
1. Siapkan gelas piala 100 mL, labu ukur 50 mL dan 100 mL, aquades, batang
pengaduk, gula yang telah ditimbang dan pipet tetes.
2. Masukan 30 mL aquades ke gelas ukur 100 mL kemudian tuang ke dalam labu
ukur 100 mL.
3. Sementara itu, masukan gula pasir yang telah ditimbang ke dalam gelas piala
100 mL dan tambahkan aquades sampai 30 mL, aduk sampai larut.
4. Larutan pada poin 3 kemudian dituang ke dalam labu ukur pada poin 2 dan
perlahan-lahan ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Kocok larutan
sampai homogen. Larutan yang dibuat diberi label sebagai larutan induk.
5. Siapkan labu ukur 50 mL kemudian isi dengan 15 mL aquades.
6. Ambil 10 mL larutan induk menggunakan pipet ukur 10 mL kemudian masukan
larutan tersebut ke dalam labu ukur. Secara perlahan-lahan ditambahkan dengan
aquades sampai tanda batas. Kocok larutan sampai homogen.
7. Sekarang Anda sudah mendapatkan larutan yang diencerkan.
Note: jika praktikan merasa khawatir larutan akan melebihi tanda batas,
disarankan untuk menambahkan aquades dengan pipet tetes saat mendekati tanda
batas.
plt | 22
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 23
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL II
PEMBUATAN LARUTAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membuat larutan dari zat berfasa padatan dan berfasa cairan pekat.
2. Mahasiswa mampu menentukan massa dan volume zat yang digunakan pada proses
pembuatan larutan serta menghitung konsentrasi larutan yang dibuat dengan berbagai
jenis satuan konsentrasi (molaritas, molalitas, persen, ppm, fraksi mol dan normalitas).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut
(solute) dalam suatu satuan volume atau bobot dari pelarut/larutan. Konsentrasi suatu larutan
dapat dinyatakan dalam beberapa satuan diantaranya :
a. Konsentrasi dalam persen
3 macam konsentrasi dalam persen yaitu : persen bobot/bobot (% w/w) menyatakan
banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, persen volum/volum (% v/v)
menyatakan banyaknya ml zat terlarut dalam 100 ml larutan, persen bobot/volum (% w/v)
menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.
b. Konsentrasi dalam fraksi mol
Fraksi mol (x) menyatakan mol zat terlarut per mol total.
c. Konsentrasi dalam part per million (ppm)
Sistem part per million (ppm) ini memberikan berapa bagian satu komponen itu dalam 1
juta bagian campuran. ppm atau bagian per sejuta menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg
atau 1 liter larutan.
d. Konsentrasi dalam molar (molaritas)
Molaritas (M) menyatakan banyaknya mol zat terlarut perliter larutan. Karena konsentrasi
dalam molar merupakan konsentrasi berdasarkan volume, sedangkan volume merupakan
fungsi dari suhu maka molaritas dipengaruhi oleh suhu.
e. Konsentrasi dalam molal (molalitas)
Molalitas (m) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Karena bobot
tidak dipengaruhi oleh suhu maka molalitas adalah konsentrasi yang bebas dari pengaruh
suhu.
plt | 24
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
labu ukur 100 ml 2 buah
labu ukur 50 ml 1 buah
pipet ukur 5 ml 1 buah
plt | 25
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 26
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 27
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL III
MATERI DAN PERUBAHANNYA
(SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR DAN SENYAWA)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membedakan sifat fisik dari unsur (logam dan non logam).
2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat fisik senyawa dan faktor yang
mempengaruhinya.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat kimia dan faktor yang
mempengaruhinya dari suatu unsur dan senyawa.
4. Mahasiswa mampu menentukan apakah suatu zat mengalami perubahan físika atau
kimia dan menjelaskan ciri-ciri dari kedua perubahan tersebut.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu cara yang digunakan dalam menggolongkan materi adalah berdasarkan
sifat-sifat físika atau kimianya. Sifat-sifat dapat dibagi atas dua golongan; serbasama
(homogen) dan serbaneka (heterogen). Materi serbasama mempunyai sifat físika dan kimia
yang tetap tanpa memandang banyak zat yang diukur. Materi serbaneka (heterogen) tidak
mempunyai sifat-sifat yang tetap. Bila gula dan garam dicampur dapat terlihat serbasama.
Tetapi campuran tersebut berupa serbaneka karena masing-masingnya mempuyai sifat-sifat
físika dan kimia yang Sangat berbeda.
Sifat-sifat físika merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa senyawa
mengalami perubahan komposisi. Sifat-sifat físika sangat banyak macamnya. Sifat-sifat físika
yang terpenting diataranya adalah wujud (padat, cair atau gas), warna, densiti, bentuk kristal,
titik leleh, titk didih, hantaran listrik, kelarutan, kekerasan, dan lain-lain. Bau dan rasa juga
termasuk sifat físika walaupun diperlukan reaksi kimia untuk mengamatinya.
Sifat-sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan
komposisi, dimana harus berlangsung reaksi nimia. Besi berkarat, kayu terbakar, hidrogen
meledak, dan uranium meluruh secara radioaktif merupakan contoh-contoh perubahan kimia.
Perubahan kimia selalu diikuti oleh perubahan energi. Perubahan kimia diamati seperti
pembentukan gas, pembentukan senyawa sulit larut, perubahan warna, dan perubahan suhu.
plt | 28
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
Gelas piala 600 mL 1 buah
Gelas piala 250 mL 1 buah
Termometer 1 buah
Tabung reaksi diameter 2 cm 1 buah
Cawan penguap 1 buah
Tabung reaksi 12 buah
Rak tabung reaksi 3 buah
Batu didih 1 buah
Hotplate 1 buah
Bunsen 1 buah
Penjepit tabung reaksi 1 buah
Pipet tetes 10 buah
Gelas piala 100 mL
Bahan
Botol-botol kecil berisi serbuk aluminium, magnesium, belerang, karbon dan seng.
Metil alkohol, CH3OH
Cairan sampel (aseton)
Iod
Sukrosa, C12H22O11
Serbuk Belerang
Kawat tembaga, Cu
Padatan Kalium dikromat, K2Cr2O7
Larutan Natrium karbonat, Na2CO3 0,5 M
Larutan Natrium sulfat, Na2SO4 0,1 M
Larutan Asam klorida encer, HCl 6 M
Larutan Natrium nitrat, NaNO3 0,1 M
Larutan Timbal (II) nitrat, Pb(NO3)2 0,1 M
Larutan Kalium iodida, KI 0,1 M
plt | 29
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Metanol
Heksana
Aquadest
c. Kelarutan
1. Masukkan 5 mL (1/4 tabung) air suling ke dalam dua tabung reaksi.
2. Masukkan sebutir kristal iod ke dalam tabung pertama, kristal sukrosa ke dalam
tabung kedua, dan serbuk belerang ke dalam tabung ketiga.
3. Kemudian kocok beberapa menit. Catat apakah ketiga zat terrebut larut dalam
air, catat pada tabel pengamatan.
a. Pencampuran
1. Masukkan masing-masing 5 mL air ke dalam dua tabung reaksi.
plt | 30
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Pemanasan Senyawa
1. Masukkan mentega ke dalam gelas piala menggunakan spatula. Kemudian
panaskan pelan-pelan. Amati apa yang terjadi dan jelaskan apakah perbahan yang
etrjadi termasuk perubahan fisika atau Kimia.
2. Masukkan es batu ke dalam gelas piala menggunakan spatula. Kemudian panaskan
pelan-pelan. Amati apa yang terjadi dan jelaskan apakah perbahan yang etrjadi
termasuk perubahan fisika atau Kimia
plt | 31
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Reaksi Larutan
1. Masukkan 2 mL larutan natrium karbonat dan natrium sulfat dalam tabung
terpisah. Tambahkan beberapa tetes asam klorida encer ke dalam masing-masing
tabung. Amati apakah terjadi perubahan. Apakah itu perubahan físika atau kimia.
2. Masukka dalam 2 tabung masing-masing 2 mL natrium nitrat dan 2 mL timbal
nitrat. Tambahkan beberapa tetes kalium Iodida ke dalam masing-masing tabung.
Amati apakah terjadi perubahan. Apakah itu perubahan físika atau kimia.
plt | 32
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mentega + O2
H2O(s) + O2
3 Reaksi larutan
b. Na2CO3 + HCl
c. Na2SO4 + HCl
d. NaNO3 + KI
e. Pb(NO3)2 + KI
2. Jelaskan apa itu sifat fisika dan sifat kimia serta apa yang mempengaruhinya!
3. Jelaskan apa itu perubahan fisika dan perubahan kimia serta apa saja yang
mempengaruhinya.
4. Bagaimana cara membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia pada suatu zat
plt | 33
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PERCOBAAN IV
REAKSI KIMIA
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui, mengenal, serta dapat memahami ciri-ciri dalam
mengidentifikasi suatu reaksi kimia.
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis-jenis reaksi kimia berdasarkan produk
yang dihasilkan.
3. Mahasiswa mampu menjabarkan persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi kimia yang
berlangsung.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bangun (struktur) materi dan
perubahan–perubahan yang dialami materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam
eksperimen yang direncanakan. Struktur dan perubahan yang dialami merupakan bidang
kimia yang menyajikan baik suatu dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu
alat.
Sifat dan perubahan yang terjadi diantara zat – zat ini merupakan daerah kimia
deskriptif. Semua sifat atau sifat intrinsik (karakter apa saja dari zat itu) atau ekstrinsik (tidak
khas dari zat tertentu apa saja) sifat kimia (intrinsik) dihayatkan dalam perubahan kimia
(reaksi kimia) dalam mana zat – zat diubah menjadi zat lain.
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada
pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia
deskriptif. Tiga macam perubahan yang selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi
berlangsung pereaksi berubah menjadi hasil reaksi yang mempunyai : sifat, susunan dan
energi dalam yang berlainan.
Ciri – ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya :
1. Reaksi yang disertai terbentuknya gas
2. Reaksi yang disertai perubahan warna
3. Reaksi yang disertai perubahan suhu
4. Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan
plt | 34
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
tabung reaksi 12 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
pipet tetes 10 buah
gelas ukur 10 mL 10 buah
Korek api 1 buah
Cawan porselen 1 buah
Bahan
Magnesium serbuk
Alumunium serbuk
HCl 6 M
CaCO3 serbuk
H2SO4 0.5 M
FeCl3 0.5 M
NaOH 6 M
C2H5OH
AgNO3 0.5 M
Tembaga serbuk
HNO3 pekat
CuSO4 0.5 M
Na2CO3 0.5 M
NH4OH
plt | 35
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Cu(s) + HCl →
Cu(s) + HNO3 → (lakukan di lemari asam)
AgNO3(aq) + HCl(aq) →
CaCO3(s) + HCl(aq) →
H2SO4(aq) + NaOH(aq) →
HCl(aq) + NaOH (aq) →
CuSO4(aq) + NaOH(aq) →
FeCl3(aq) + NaOH(aq) →
C2H5OH(l) + O2 →
Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) →
NaCl(aq) + AgNO3(aq) →
CuSO4(aq) + NH3 →
NaCl + KNO3 →
NaOH + FeCl3 →
3. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.
2 Al(s) + HCl →
3 Cu(s) + HCl →
4 Cu(s) + HNO3 →
5 AgNO3(aq) + HCl(aq) →
6 CaCO3(s) + HCl(aq) →
7 H2SO4(aq) + NaOH(aq) →
8 HCl(aq) + NaOH (aq) →
9 CuSO4(aq) + NaOH(aq) →
10 FeCl3(aq) + NaOH(aq) →
11 C2H5OH(l) + O2 →
12 Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) →
13 NaCl(aq) + AgNO3(aq) →
plt | 36
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14 CuSO4(aq) + NH3 →
15 NaCl + KNO3 →
16 NaOH + FeCl3 →
plt | 37
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL V
REAKSI PEMBATAS
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu menentukan reaktan pembatas bdari suatu reaksi kimia pembatas
2. Mahasiswa mampu memprediksi hubungan antara tinggi endapan yang terbentuk
dengan banyaknya produk yang dihasilkan.
3. Menghitung endapan yang terbentuk berdasarkan prinsip stoikiometri (hasil teoritis).
4. Mahasiswa mampu menentukan persen yield dari endapan yang terbentuk.
B. TINAJAUN PUSTAKA
Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang bereaksi dan yang
dihasilkan pada suatu reaksi. Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi jumlah
produk yang diperoleh. Dalam reaksi kimia terdapat dua jenis pereaksi yaitu pereaksi
pembatas dan pereaksi berlebih. Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat (pereaksi)
yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi. Dikatakan membatasi
jumlah produk yang dihasilkan dikarenakan zat tersebut telah habis terlebih dahulu ketika zat
yang lain masih tersedia. Atau dengan kata lain, perekasi pembatas adalah pereaksi yang habis
terlebih dahulu.
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi
masing-masing dengan koefisien reaksinya. Penentuan pereaksi pembatas dapat dilakukan
hanya ketika persamaan reaksi kimia sudah berada dalam keadaan setara. Pereaksi pembatas
adalah pereaksi yang nilai quosiennya pling kecil. Setelah pereaksi pembatas ditentukan,
perhitungan selanjutnya, untuk menentukan jumlah produk yang dihasilkan, mol pereaksi
pembatas digunakan sebagai pembanding. Penentuan pereaksi pembatas ini sangat penting
untuk tujuan efisiensi dari penggunaan pereaksi pada suatu reaksi kimia tertentu.
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
Tabung reaksi 6 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
plt | 38
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Prosedur Kerja
a. Masukkan 5 ml Na2CO3 dan 5 ml CaCl2 kedalam 6 tabung reaksi yang
berdiameter sama (konsentrasi larutan bisa dilihat di bagian pengamatan).
b. Kocok tabung reaksi kuat-kuat dan diamkan tabung di rak tabung reaksi selama 15-
30 menit sampai semua endapan terkumpul.
c. Ukur tinggi endapan pada masing-masing tabung dan catat pada tabel pengamatan.
d. Saring endapan pada tabung ketiga, keringkan dalam oven pada temperatur 100 0C
selama 60 menit.
e. Timbang massa endapan tersebut.
plt | 39
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Untuk menghasilakn 1 mol produk berapa mol Na2CO3 dan CaCl2 yang diperlukan.
4. Berapa massa endapan yang dihasilkan pada tabung ketiga baik secara toritik maupun
secara eksperimen?
5. Hitung persen yield dari endapan pada tabung ketiga tersebut!
plt | 40
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL VI
LARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen baik
dalam pelarut air maupun pelarut organik.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang kelarutan suatu senyawa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
pelarutan.
4. Mahasiswa mampu membedakan larutan tidak jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah like dissolves like merupakan azas umum dari kelarutan , dimana senyawa ion
dan polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar.
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur, NaCl, dan
senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetra klorida adalah pelarut nonpolar dan
melarutkan senyawa non polar. Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau
senyawa polar.
Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat cair
mempunyai ikatan polar akan saling melarut.Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama
lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, terjadadi tolak-
menolak satu sama lain dan akan terpisah jadi dua lapisan.
Proses pelarutan hanyalah merupakan aksi antara pelarut dengan partikel zat terlarut.
Molekul-molekul pelarut menyerang partikel zat terlarut dan menyeretnya ke dal;am larutan.
Kecepatan pelarutan tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zatb terlarut..
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
tabung reaksi 12 buah
rak tabung reaksi 1 buah
batang pengaduk 1 buah
plt | 41
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hotplate 1 buah
botol semprot 1 buah
gelas piala 600 mL 1 buah
Gelas ukur 10 mL 1 buah
Pipet tetes 1 buah
Spatula 1 buah
Bahan
Kalium permanganat, KMnO4
Iodin, I2
heksana, C6H14
metanol, CH3OH
etanol, C2H5OH
aseton, C3H6O
Sukrosa
Natrium asetat trihidrat, NaC2H3O2.3H2O
aquadest
2. Kelarutan
1. Tempatkan 8 tabung reaksi kering dalam rak
2. Masukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 2 mL air, heksana, aseton
dan metanol.
3. Masukkan sedikit kristal kalium permanganat ke dalam masing-masing
tabung kemudian kocok, amati apakah kristal larut, sedikit larut, atau
tidak larut. Catat dalam atbel pengamatan.
4. Ulangi percobaan seperti di atas dengan menggunakan kristal iod.
3. Pencampuran
a. Masukkan 2 mL air ke dalam 3 tabung reaksi.
b. Tambahkan 2 mL etanol ke tabung pertama, hexana ke tabung kedua dan aseton
ke tabung ketiga. Kocok dan amati apakah cairan saling bercampur atau tidak.
4. Kecepatan Kelarutan
Buat sebuah penangas air sebagai berikut:
plt | 42
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KMnO4 padatan
plt | 43
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Air
2 Metanol
3 Aseton
4 Heksana
Iodin (I2) padatan
1 Air
2 Metanol
3 Aseton
4 Heksana
b. Pencampuran
1 H2O + Etanol
2 H2O + aseton
3 H2O + heksana
c. Kecepatan Kelarutan
1 Aquades dingin + kristal sukrosa
2 Aqadest panas + kristal sukrosa
Aquadest panas + kristal sukrosa
3
+ pengadukan
Aquadest panas + serbuk sukrosa
4
+ pengaduka
2. Terangkan istilah like dissolve like dan jelaskan apakah prinsip like dissolve like tejadi
pada semua jenis campuran?
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu senyawa dalam pelarut!
5. Jelaskan ciri larutan bersifat tak jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh!
6. Bagaimana mengubah larutan lewat jenuh menjadi larutan tak jenuh?
plt | 44
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL VII
TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA: INDIKATOR DAN
PENGUKURAN pH
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsentrasi suatu larutan asam berdasarkan metode
titrasi asam basa.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis volumetrik (titrimetrik) secara umum merupakan cara cepat analisis
kuantitatif yang mampu menghasilkan ketelitian dan ketepatan cukup tinggi. Pada pengerjaan
ini perlu diperhatikan benar prosedur pembuatan larutan dan memakai selalu peralatan yang
bebas dari lemak.
Titrasi asam basa sering dilakukan secara rutin untuk memantau keasaman dan
kebasaan larutan terpakai dalam proses-proses industri. Indikator visual harus mengalami
perubahan warna dalam interval pH yang meliputi titik ekivalen, pH pada titik ekivalent dapat
ditentukan secara potensiometrik dengan jalan mengukur pH memakai elektroda kaca sebagai
fungsi volum titran yang ditambahkan dan mengalurkan pada kertas grafik. Titrasi
potensiometrik sangat diperlukan jika harus dititrasi sample yang berwarna atau jika kondisi
larutan adalah sedemikian rupa sehingga menghambat pemakaian indikator visual
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
Buret 50 ml 1 buah
Pipet gondok 25 mL 1 buah
Gelas piala 100 mL 1 buah
Erlenmeyer 250 mL 3 buah
Corong 1 buah
Pipet tetes 2 buah
plt | 45
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahan
Larutan NaOH 0,1 N
Asam Oksalat Dihidrat 0,1 N
Larutan Asam klorida
Larutan indikator fenolftalein
aquadest
plt | 46
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rata-rata titrasi =
2. Mengapa larutan NaOH yang digunakan harus distandarisasi dengan asam oksalat terlebih
dahulu?
3. Jika sampel asam klorida (HCl) diganti dengan sampel asam sulfat, sedangkan volume
NaOH yang dibutuhkan untuk mencapat titik ekivalen adalah sama dengan volume pada
penentuankonsentrasi HCl maka berapakah nilai molaritas dari asam sulfat tersebut?
plt | 47
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
MODUL VIII
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membedakan larutan penyangga dan bukan penyangga.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga (buffer) dalam
mempertahankan nilai pH.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan perubahan rasio komponen larutan buffer
terhadap perubahan pH.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan penyangga/ buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya atau
mempertahankan pH suatu larutan, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Jika
ditinjau satu campuran asam lemah (CH3COOH) dengan garamnya (CH3COONa).
CH3COONa CH3COO- + Na+ ..... (1)
CH3COOH CH3COO- + H+ ..... (2)
-
Karena adanya ion asetat (CH3COO ) dalam jumlah bannyak yang berasal dari disosiasi
CH3COONa.
Kesetimbangan reaksi (2) akan bergeser ke ruas kiri, ke arah pembentukan CH 3COOH.
Larutan ini mempunyai pH tertentu yang akan bertahan baik sekali, larutan ini disebut larutan
penyangga.
[H+] = Ka Ca/Cg
Maka:
pH = pKa - log Ca/ Cg
= pKa + log Cg/ Ca
Dimana:
Ka = tetapan kesetimbangan asam
Ca = konsentrasi asam dalam molaritas (M)
Cg = konsentrasi garam dalam molaritas (M)
Jika larutan di atas ditambahkan asam kuat (ion hidrogen) konsentrasi ion hidrogen tidak
berubah maka akan bergabung dengan ion asetat yang tak berdisosiasi bertambah.
CH3COO- + H+ CH3COOH
plt | 48
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jika larutan ditambah basa kuat (ion hidrosil) maka akan bereaksi dengan asam asetat,
sedangkan konsentrai ion hidrogen dengan hidroksil tidak berubah banyak.
CH3COOH + OH- CH3COO- + H2O
Demikian pula halnya dengan penambahan asam lemah (NH4OH) dan garamnya (NH4Cl)
menunjukkan yang sama dengan di atas, yang mana:
NH4OH + OH- NH4+ + OH-
[OH-] = Kb Cb/ Cg
Maka:
pOH = pKb – log Cg/ Cb
atau:
pH = 14 – (pKb + log Cg/Cb)
C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
Erlenmeyer 100 ml 4 buah
Gelas piala 100 mL 4 buah
Pipet ukur 10 mL 1 buah
Pipet tetes 6 buah
pH meter 1 buah
Gelas ukur 50 mL 1 buah
botol semprot 1 buah
spatula 1 buah
cawan arloji 1 buah
Bahan
HCl 0,1 N
CH3COOH 0,1 N
CH3COONa 0,2 N
NaOH 0,1 N
NH4OH 0,8 N
NH4Cl kristal
plt | 49
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Indikator pp
Indikator metil orange
Aquadest
plt | 50
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
plt | 51
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1995. Kimia Untuk Universitas. Edisi Keenam. Jilid I.
Erlangga. Jakarta.
Surakitti. 1989. Kimia. Edisi Kedua. PT. Intan Pariwara. Jakarta.
Ir. Maman, Anceu, Ssi., Detlev N, Ssi, Rubiah Kassa, Ssi. Petunjuk Praktikum Kimia.
Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung.
Ir. Mulyono. 1987. Petunjuk Praktikum Program Kependidikan Kimia. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan. Universitas Terbuka.
I.M. Kolthoff. 1853. Acid-Base Indicators. Macmillan. New york.
plt | 52