Anda di halaman 1dari 53

MODUL

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

DISUSUN OLEH
NURHASNI, M.Si
NIP.19740618 200501 2 005
YUSRAINI DIAN INAYATI SIREGAR, M.Si
ADAWIAH, S.Si

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2019
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan Modul Praktikum Kimia Dasar
1 ini.
Buku ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam rangka mempersiapkan diri
guna mengikuti praktikum Kimia Dasar. Dalam buku penuntun praktikum ini disajikan
beberapa percobaan mengenai beberapa praktikum yang berhubungana dengan pengetahuan
dasar yang penting dalam ilmu kimia.
Supaya pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, diharapkan semua praktikan
disarankan untuk menggunakan buku penuntun ini sebagai referensi pendukung sebelum
melaksanakan praktikum disamping tetap mencari informasi terkait dari berbagai sumber.
Penulis berharap, buku penuntun praktikum ini dapat bermanfaat terutama bagi
praktikan dalam rangka meningkatkan kemampuan, keterampilan dan integritas keilmuan
serta wawasan mahasiswa. Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan modul pedoman praktikum ini.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun

plt | 1
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. 1


Daftar Isi ........................................................................................................................... 2
Tata Tertib di Laboratorium Kimia ................................................................................... 3
Aturan Kerja di Laboratorium ........................................................................................... 6
Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium..................................................................... 7
Bahaya di Laboratorium dan Upaya Pertolongan Pertama ............................................... 8
Percobaan 1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Kimia serta Fungsi Penggunaanya ..... 16
Percobaan 2 Pembuatan Larutan ...................................................................................... 24
Percobaan 3 Materi dan Perubahannya (Sifat Fisika dan Kimia Unsur dan Senyawa). ..28
Percobaan 4 Reaksi Kimia ............................................................................................... 34
Percobaan 5 Reaksi Pembatas ........................................................................................... 38
Percobaan 6 Larutan dan Hasil Kali Kelarutan ................................................................ 41
Percobaan 7 Titrasi dan Kesetimbangan Asam Basa: Indikator dan Pengukuran pH ..... 45
Percobaan 8 Larutan Penyangga (Buffer) ........................................................................ 48
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 52

plt | 2
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TATA TERTIB DI LABORATORIUM KIMIA

A. Tata Tertib
1. Praktikan wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum (Pendahuluan, percobaan, ujian
tengah semester dan ujian akhir praktikum), jika tidak hadir wajib lapor kepada dosen
pengampu mata kuliah praktikum yang dilengkapi dengan bukti surat keterangan sakit
dari dokter atau surat dispensasi dari prodi, fakultas atau universitas.
2. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Keterlambatan praktikum
melebihi waktu yang ditentukan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Sebelum praktikum dimulai praktikan dilarang masuk ke ruang Laboratorium.
4. Setiap praktikan harus memiliki satu buku petunjuk praktikum.
5. Masing-masing praktikan sebelum praktikum dimulai harus sudah membuat laporan awal
praktikum.
6. Praktikan akan bekerja secara berkelompok.
7. Setiap kelompok akan mendapatkan meja praktikum masing-masing, setiap kelompok
bekerja pada masing-masing meja kerjanya, dilarang pindah ke meja kelompok lain
ataupun kosong.
8. Setiap kelompok akan mendapatkan alat praktikum, dilarang meminjam alat kepada
kelompok lain, jika memerlukan alat praktikum silahkan menghubungi laboran yang
bertugas.
9. Praktikan harus bekerja sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan.
10. Bahan-bahan kimia diletakkan dimeja/tempat tertentu/di lemari asam, ambilah bahan
seperlunya dan kembalikan ke tempat semula dalam kondisi tertutup rapat.
11. Setelah mengambil bahan kimia, segeralah tutup rapat kembali untuk menghindari
terkontaminasi dengan bahan kimia lain atau teroksidasi oleh udara.
12. Sebelum menggunakan instrumen, praktikan wajib mempelajari prinsip dasar dan cara
kerja instrumen tersebut, jika ragu tanyakan kepada asisten dosen/dosen penanggung
jawab.
13. Praktikan harus menjaga kebersihan dan ketertiban Laboratorium.
14. Sisa bahan kimia harus ditampung pada botol limbah yang sudah disediakan (dilarang
memasukan zat kimia ke dalam wastafel/washbak).
15. Praktikan harus mengetahui tempat alat kotak P3K, cara penggunaan pemadam
kebakaran dan pintu darurat Laboratorim.
16. Sebelum meninggalkan Laboratorium:

plt | 3
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Padamkan sumber api,


 Tutup kran gas dan air,
 Bersihkan tempat kerja, dan
 Matikan lampu yang tidak digunakan.

B. Perlengkapan Praktikum
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali melakukan
praktikum.
1. Buku Petunjuk Praktikum
Buku petunjuk praktikum merupakan syarat utama bagi praktikan untuk melakukan
praktikum, jika tidak membawa buku petunjuk praktikum, praktikan dilarang melakukan
praktikum.
2. Alat pelindung diri (masker, goggles, sarung tangan dan jas laboratorium).
3. Alat penunjang praktikum (tissue, dua buah lap, sabun pencuci alat gelas, sabun pencuci
tangan).
4. Laporan praktikum
Laporan praktikum akhir praktikum dibuat setiap percobaan dengan jangka waktu satu
minggu setelah percobaan. Tujuan pembuatan laporan akhir praktikum adalah untuk
melatih mahasiswa dalam menulis hasil percobaan secara ilmiah. Adapun ketentuan dan
aturan penulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut:
a. Ditulis tangan dengan rapi pada kertas A4.
b. Tidak ada keterlambatan pengumpulan laporan.
c. Titik berat penilaian laporan pada bagian pembahasan.
d. Bagian pembahasan menggunakan bahasan sendiri mengenai hasil percobaan,
misalnya pengamatan perubahan warna, apa yang menyebabkan berubah, dsb. Jika
percobaan mengalami kegagalan bisa dituliskan sumber kesalahan yang mungkin
secara teoritis, reaksi atau hal teknis lain yang bisa terjadi.
e. Isi laporan:
1. Cover/Sampul Depan
2. Prinsip Percobaan
3. Tujuan Percobaan
4. Tinjauan Pustaka
5. Alat dan Bahan Percobaan
6. Metode/Diagram Alir Percobaan

plt | 4
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Data Pengamatan
8. Pembahasan
9. Kesimpulan
10. Daftar Pustaka
11. Lampiran (foto hasil percobaan, perhitungan/hal lainnya)

C. Sanksi Praktikum
1. Setiap praktikan wajib bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan, jika terdapat
kehilangan atau kerusakan permanen maka praktikan wajib mengganti sebelum ujian
akhir praktikum dilaksanakan, jika belum mengganti praktikan tidak berhak ikut serta
ujian akhir praktikum.
2. Tidak ada praktikum susulan.

plt | 5
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ATURAN KERJA DI LABORATORIUM

plt | 6
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

plt | 7
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAHAYA DI LABORATORIUM DAN UPAYA PERTOLONGAN PERTAMA

Keselamatan Kerja
Setiap percobaan sudah dirancang sedimikian rupa dan seaman mungkin. Untuk itu setiap
praktikan harus mentaati peraturan dan menuruti instruksi dari asisten lab. Berikut ini adalah
beberapa cara yang perlu diperhatikan demi menghindari kecelakaan saat melakukan
eksperimen
1. Jangan melakukan percobaan lain yang tidak diinstruksikan
2. Praktikan hanya bekerja selama periode yang ditentukan dan jangan sekali kali
melakukan pekerjaan sendirian di lab karena jika terjadi kecelakaan tidak ada orang
lain yang dapat menolong anda.
3. Beberapa kecelakaan terjadi karena praktikan tidak membaca label botol terlebih
dahulu, usahakan membaca label botol bahan kimia dan jangan salah mengambil zat
yang diinginkan.
4. Gunakan sepatu yang melindungi kaki dari tumpahan zat kimia serta memakai jas lab
untuk melindungi pakaian terhadap bahan kimia yang dapat merusak pakaian. Jangan
menggunakan pakaina yang lengan bajunya telalu lebar, gelang atau kalung yang
berayun-ayun karena lebih memunkinkan terjadinya kecelakaan.
5. Rambut panjang dan terurai akan mudah terbakar maka rambut harus dijepit atau
diikat kebelakang.
6. Bila anda harus mencium zat kimia, jangan menciumnya langsung dari botolnya akan
tetapi kibaskan saja uapnya.
7. Jangan sesekali mencicipi zat kimia, anggaplah semua zat kimia itu berbahaya.
8. Jangan makan dan minum di lab karena bisa tercemar bahan kimia beracun.
9. Matikan pembakar setelah selesai digunakan.
10. gunakan lemari asam jika bekerja dengan bahan kimia yang mengeluarkan uap
beracun.
11. Jika anda harus mengencerkan asam kuat atau basa kuat maka harus menambahkannya
kedalam air secara perlahan-lahan jangan sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke
asam atau basa kuat ada kemungkinan sejumlah panas akan terlokalisasi dan
menimbulkan percikan yang berbahaya bagi kita.
12. kebakaran tidak selamanya dapat dipadamkan dengan air. Api yang disebabkan cairan
yang tidak bercampur dengan air seperti benzene, bensin sebaiknya dipadamkan
dengan pasir kering. Sedangkan api yang disebabkan cairan yang mudah terbakar

plt | 8
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat dipadamkan dengan kain atau handuk basah. Jika pakain kita terbakar jangan
berlari karena bisa menyebakan nyala lebih besar, tenang saja dan padamkan dengan
kain atau handuk basah.
13. Pelajari letak alat pengaman laboratorium seperti pemadam kebakaran, alarm api,
kotak P3K dan cara pemakaiannya.

Bahan Kimia Berbahaya


1. Bahan kimia yang merusak kulit
a) Asam-asam kuat : H2SO4, HNO3, HCl, HF, dll
b) Basa kuat : NaOH, KOH
c) Asam/basa lemah : CH3COOH, NH4OH dll
d) Lain-lain : H2O2 pekat, brom cair
Apabila bahan bahan tersebut harus diambil dengan tepat, ambillah dengan buret atau pipet
dengan karet pengisap (propipet).
2. Gas-Gas Beracun
a) Gas CO (Karbon Monoksida)
Gas ini dapat terbentuk bila asam formiat atau asam oksalat dipanaskan dengan asam
sulfat pekat, keracunan gas CO menyebabkan sakit kepala dan terasa lelah.
b) Gas H2S (Hidrogen Sulfida)
Gas ini merupakan racun kuat. Dengan konsentrasi 103 ppm dapat mematikan
manusia. Pada konsentrasi 10-1 bau gas ini sudah jelas sekali, sehingga jendela harus
dibuka lebar-lebar.
c) Uap Air Raksa (Hg)
Bernapas terlalu lama dengan udara yang bercampur uap air raksa dapat berakibat
sakit kepala, badan kurus, tangan gemetar dan gigi sakit. Untuk pencegahan, perlu
bekerja dengan teliti jika menggunakan air raksa. Jika air raksa tumpah lantai harus
segera disapu dengan campuran belerang dan soda kering sehingga terbentuk Hg2S
yang tidak berbahaya lagi.
d) Gas Asam Sianida (HCN)
Asam sianida dan garam-garamnya adalah zat-zat yang sangat beracun, baik yang
masuk melalui pernafasan, mulut ataupun luka. Larutan yang mengandung HCN tidak
boleh dipipet dengan mulut, keracunan HCN berakibat sama seperti CO.

plt | 9
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e) Gas NO2
Gas yang dapat dihasilkan dari reaksi asam nitrat dengan logam jni dapat
mempengaruhi kerja paru-paru dan menyebabkan batuk-batuk
f) Gas Cl2 dan Br2
Sama seperti NO2 gas ini akan merusak sistem pernafasan, namun biasanya orang
akan terbatuk-batuk ketika mencium gas ini dalam konsentrasi yangbelum berbahaya.
g) Gas yang berasal dari pelarut
Pelarut yang mudah menghasilkan uap beracun antara lain adalah CS 2, CCl4 (karbon
tetra klorida),CHCl3 (kloroform) dan benzena.

Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar


Alkohol, eter, benzena, CS2, aseton, petroleum eter dan beberapa senyawa organic adalah
cairan yang mudah terbakar, sehingga jangan menyalakan api dekat bahan-bahan tersebut.

Pertolongan Pertama di Laboratorium


Bahan-bahan yang perlu untuk P3K di lab adalah :
1) Alkohol 70 % dan 90%
2) Air kapur
3) Asam asetat 1 % dan 5 %
4) Bubur magnesia
5) Salep butesin
6) Mineral dan olive oil
7) Na Bikarbonat bubuk
8) Na bikarbonat 5 %
9) Asam borat 4 %
10) Iodium tincur 2%
11) Universal antidote
Universal antidote digunakan untuk menolong keracunan tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Satu sendok makan diisi dengan 1 gelas air hangat, lalu diminum.

plt | 10
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tindakan Pertolongan Pertama di Lab


a) Jika merasa akan pingsan (sangat lemah), segeralah duduk.
b) Terbakar. Jika mengalami luka baker yang sangat besar harus diobati oleh dokter,
sebelum kedokter siram luka itu dengan air dingin. Pakaian dan apapun yang melekat
pada luka tersebut tidak boleh ditarik dengan paksa. Sedangkan luka bakar yang kecil
dapat diobati sendiri dengan cara menyiramnya terlebih dahulu dengan air dingin
kemudian diobati dengan asam pikrat, salep butesin, salep tannin atau larutan tannin
5% atau salep khusus untuk uka bakar.
c) Terkena asam pada kulit atau pakaian. Cuci dengan air secukupnya kemudian
netralkan dengan larutan ammonia 5%.
d) Terkena Basa pada kulit atau pakaian. Cuci dengan air secukupnya dan netralkan
dengan larutan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
e) Terkena bahan panas pada mata. Bila disebabkan oleh asam, mata dicuci dengan air
sebanyak-banyaknya, kemudian dinetralkan dengan larutan Na bikarbonat 5 % dengan
sebuah mangkok mata (eye cup). Bila disebabkan oleh basa kuat, cucilah dengan air
kemudian netralkan dengan asam borat 4%. Setelah penetralan-penetralan tersebut,
teteskan setetes mineral oil dan biarkan sementara di dalam mata sebagai soothing
agent (obat pereda).
f) Luka karena barang tajam. Bersihkan luka dari debu dan kotoran lainnya, kemudian
cuci dengan alcohol 70% dengan menggunakan kapas. Keringkan dan berilah larutan
jodium tincture 2%.
g) Asam kuat masuk mulut. Keluarkan dari mulut dan cuci mulut secukupnya dengan air
dan kumur kumur dengan Na bikarbonat untuk menetralkan asam, kemudian buang.
h) Basa kuat masuk mulut. Keluarkan basa itu dan mulut dicuci dengan air secukupnya,
dan kumur kumur dengan asama asetat 4 % untuk menetralkan sisa basa. Berilah
mineral oil pada bibir untuk mencegah dehidrasi dan pembengkakan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kecerobohan maka bekerjalah dengan
teliti sesuai prosedur yang telah diberikan. Dan ingat bahwa zat kimia bisa masuk kedalam
tubuh melalui mulut,pernafasan dan untuk bahan kimia yang lipofilik; yang mudah larut
dalam lemak, dapat masuk kedalam tubuh melalui kulit.

plt | 11
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kerja di Laboratorium Kimia


1. Persiapan Sebelum Praktikum
a. Buatlah jurnal kerja serapi mungkin berikut pengaturan waktu kerja, eksperimen
mana yang harus didahulukan, atau apakah ada eksperimen yang bisa dilakukan
bersama-sama.
b. Alat-alat yang akan digunakan diatur rapi di meja praktikum, juga buku catatan,lap
dan lain-lain.dan lakukan inventaris awal.
c. Jika ada hal yang kurang jelas sebaiknya ditanyakan dahulu kepada asisten.

2. Selama praktikum
a. Bekerjalah dengan tenang, teliti, rapi, hati-hati, bersih dan juga hemat.
b. Ingat kepentingan tenab-teman yang lainnya, kembalikan bahan kimia yang
digunakan segera ke tempatnya supaya bisa digunakan oleh praktikan yang lain.
Jangan merebut botol yang sedang digunakan praktikan lain, dan jangan bekerja
dengan ceroboh dan membahayakan orang lain.
c. Berbicaralah seperlunya dan jangan terlalu keras, dan dilarang membicarakan yang
bukan berhubungan dengan materi praktikum, seperti gossip, film, musik dan lain
lain.
d. Jangan melakukan praktikum sambil bergurau, kerjakanlah eksperimen dengan
serius.
e. Jika selesai mengambil reagen tutup botol harus dipasang kembali, dan jangan
sampai salah memasangnya untuk menghindari kekeliruan yang dapat merusak
kemurnian isi botol.
f. Bahan bahan yang pekat, harus diencerkan dahulu sebelum dibuang.
g. Kertas saring dan benda padat lainnya harus dibuang ke tong sampah atau tempat
yang disediakan. Meja yang kotor dan basah juga harus segera dibersihkan.
h. Hasil pengamatan dan hasil eksperimen sebaiknya ditulis dengan singkat, jelas dan
lengkap untuk memudahkan dalam membuat laporan
i. Gunakan waktu yang luang untuk mengerjakan laporan praktikum.

3. Selesai Praktikum
a) Bersihkan alat-alat, meja dan lainnya.
b) Aturlah botol, tempat duduk, alat-alat gelas dan peralatan lain.

plt | 12
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c) Lakukan inventaris akhir yang benar, jika ada alat-alat yang rusak atau pecah
langsung lapor kepada asisten.

Alat-Alat Laboratorium Kimia


Dilaboratorium kimia banyak sekali alat-alat yang biasa digunakan, namun pada kesempatan
ini yang akan dikenalkan adalah alat-alat yang mungkin akan akrab dengan praktikan.
1. Alat-alat pemanas
Pembakar gas, kaki tiga, segitiga keramik, kasa, krusibel, cawan penguap dan lain-
lain.
2. Alat-alat gelas
Untuk Wadah : Bermacam-macam botol.
Mereaksikan zat : Tabung reaksi, gelas piala, labu Erlenmeyer, labu bulat dan lain-
lain.
Mengukur volume : Gelas ukur (pengukuran secara kasar), pipet ukur, pipet
volumentrik, buret, labu ukur (untuk pengukuran secara teliti)
Lain-lain : Corong, kaca arloji, pipet tetes, batang pengaduk, botol timbang,
kondensor, labu detilasi, labu saring dan lain-lain
3. Alat-alat lain
Botol semprot, pH meter, timbangan, sentrifus,eksikator, lemari asam, thermometer,
stop watch, rak tabung reaksi, ring stands, spatula, kawat nichrom, kertas saring,
kertas lakmus dan lain-lain.

Teknik-Teknik Dasar Laboratorium


Untuk dapat melakukan praktikum dengan baik, praktikan harus menguasai teknik-teknik
dasar laboratorium diantaranya adalah sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
a. Mengambil Zat kimia dari Botol
1) Bacalah label pada botol sebelum memakainya
2) Jangan sekali-kali mengembalikan zat yang berlebihan kedalam botol, untuk
mencegah adanya kontaminasi. Untuk itu jangan mengambil zat terlalu banyak dari
dalam botol.
3) Biarkan botol-botol reagen terletak di rak, ambil secukupnya dan jangan pindahkan
botol-botol itu dari tempatnya.
4) Janganlah memasukkan pipet atau spatula langsung kedalam wadah reagen. Tuangkan
dulu seperlunya kedalam wadah lain.

plt | 13
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5) Jangan mengotori tutup botol, untuk mencegah adanya kontaminasi.untuk botol yang
mempunyai tutup datar, tutupnya bisa diletakkan dengan posisi terbalik. Sedangkan
untuk botol yang tidak menggunakan tutup datar, tutupnya dijepit dengan jari
b. Memanaskan Zat Cair
1) Untuk memnaskan zat cair dapat digunakan bejana gelas, labu bulat, Erlenmeyer dan
tabung reaksi. Kaca porselen juga bisa digunakan sampai warnanya kemerah-merahan.
2) Ketika memanaskan larutan, jangan mengarahkan mulut tabung kearah anda atau juga
kearah orang lain untuk mencegah kemungkinan adanya percikan atau ledakan akibat
superheating
3) Jaga jangan terjadi bumping yaitu dilepaskannya uap secara tiba-tiba akibat
superheating, caranya dengan memasukkan batu didih, pecahan gelas, atau batang
pengaduk tepat diatas nyala api.
4) Zat cair yang dipanaskan dengan tabung reaksi harus digiyang secara konstan dan
yang dipanaskan adalah sepanjang sisi tabung reaksi
c. Memindahkan dan Menimbang Zat Padat
Untuk menimbang zat padat bisa digunakan timbangan manual maupun timbangan
digital. Untuk timbangan manual perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Putar tombol pengontrol dengan hati-hati untuk mengangkat lengan dari titik
tumpunya.
2) aturlah agar lengan kembali pada kedudukan semula sebelum mengambil atau
meletakan benda dari piring timbangan.
3) timbanglah zat kimia dalam suatu wadah, jangan menimbang langsung kedalam piring
timbangan.
4) dinginkan dulu benda-benda yang panas sebelum ditimbang karena dapat
menyebabkan kesalahan pada penimbangan.
5) hasil yang teliti akan diperoleh jika benda yang ditimbang dipegang dengan penjepit
bukan dengan tangan untuk menghindari adanya lemak dari tangan yang menempel
pada wadah zat yang akan ditimbang.
d. Pemisahan Endapan
 Penyaringan
Cara standar untuk memisahkan endapan padat adalah dengan melakukan
penyaringan. Salah satu alat yang biasa digunakan adalah kertas saring. Kertas saring ada
yang halus, kasar serta berbeda-beda kualitasnya.
 Sentrifugasi

plt | 14
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Proses pemisahan endapan dengan sentrifugasi adalah pengembangan dari dekantasi


dengan menggunakan alat yang disebut sentrifuge. Sentrifuge menggunakan energi
sentrifugal untuk memutar tabung dengan cepat dan tentunya mempercepat proses
pengendapan. Setelah endapan terkumpul dibagian bawah tabung akan dapat dipisahkan
dengan mudah dari cairannya seperti kita memisahkan endapan dengan cara dekantasi.

plt | 15
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA
SERTA FUNGSI PENGGUNAANYA

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis peralatan dan instrumen di laboratorium
kimia.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan cara menggunakan peralatan dan instrumen
di laboratorium kimia.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur, sifat dan perubahan
suatu materi yang dialami baik secara alamiah maupun melaui eksperimen yang
direncanakan. Dalam ilmu kimia, setiap orang terus-menerus melakukan percobaan,
pengamatan dan pengumpulan fakta karna ilmu kimia selain merupakan ilmu yang bersifat
empiris tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat observasi.
Kegiatan percobaan, pengamatan dan pengumpulan fakta umumnya dilakukan dalam
sebuah laboratorium dengan menggunakan peralatan mulai dari yang sederhana hingga alat
instrument yang cukup rumit. Peralatan sederhana seperti alat-alat gelas menjadi fasilitas
utama dalam mendukung terlaksananya kegiatan percobaan di dalam laboratorium.
Sedangkan alat-alat instrument lebih sering digunakan untuk karakterisasi hasil yang
diperoleh dari suatu percobaan yang dilakukan.
Setiap alat-alat gelas yang etrdapat di dalam laboratorium kimia, memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda-beda. Misalnya saja, alat gelas sederhana seperti tabung reaksi dan gelas
ukur mempunyai fungsi yang berbeda dimana tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan
reagen, sedangkan gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dari reagen yang digunakan
pada percobaan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan alat-alat tersebut sangat
diperlukan agar sesuai dengan fungsinya serta untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja selama kegiatan praktikum.
Selain pengetahuan tentang penggunaan alat, pengetahuan tentang bahan-bahan kimia
juga diperlukan. Bahan kimia ada yang bersifat korosif, volatile, mudah terbakar dan lainnya.
Biasanya label lambang bahaya bahan kimia ditampilkan dikemasan. Dengan adanya label

plt | 16
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tersebut memudahkan dalam penggunaannya dan penanganan saat terjadi kecelakaan dalam
kegiatan percobaan di laboratorium kimia.

C. METODE PERCOBAAN
1. Perkenalan Jenis Label Lambang Bahaya Bahan Kimia
Memperkenalkan jenis-jenis lambnag yang tertera di setiap kemasan bahan kimia serta
menjelaskan bahaya yang ditimbulkan. Beberapa lambang bahan kimia yang
ditampilkan diantara nya korosif, mudah meledak, toksik atau beracun, iritan, dan
oksidator. Hal ini maksudkan untuk mempermudah dalam penanganannya. Sehingga
mahasiswa bisa bekerja dengan lebih aman dan sehat.

2. Perkenalan Jenis dan Fungsi Alat dan Instrumen di Laboratorium Kimia


Memperkenalkan jenis-jenis alat dan instrumen yang terdapat di laboratorium kimia
serta menjelaskan fungsi penggunaannya dilakukan dengan cara memberikan
penjelasan dari sampel alat-alat gelas yang biasa digunakan dalam kegiatan praktikum
atau percobaan di laboratorium kimia. Berikut ini alat-alat gelas yang akan
diperkenalkan antara lain;
 Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas (kaca) dan digunakan untuk mereaksikan zat – zat kimia dalam
jumlah sedikit. Tabung reaksi dapat digunakan baik pada kondisi reaksi
bertemperatur rendah maupun tinggi.
 Rak Tabung Reaksi
Terbuat dari kayu atau besi, digunakan untuk menyimpan tabung reaksi.
 Pipet
Terbuat dari gelas atau kaca dan digunakan untuk mengambil suatu zat kimia
berupa cairan (lelehan maupun larutan) dalam volume tertentu. Terdapat 3 jenis
pipet yaitu:
 Pipet tetes (Pasteur), digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
(setetes demi setetes), tidak memiliki skala volumetrik, 20 tetes larutan encer
dari pipet tetes setara dengan volume larutan sebanyak 1 ml.
 Pipet ukur, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan
memiliki skala volumetrik yang berbeda. Pipet ukur umumnya tersedia pada
skala volumetrik 1 mL, 5 mL, 10 mL dan 25 mL.

plt | 17
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Pipet gondok, dibagian pipet ini terdapat tanda ada bagia yang membesar
(seperti gondok) dan ujungnya runcing. Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dan mempunyai presisi yang tinggi. Berbeda dengan
pipet ukur, pipet gondok tidak memiliki skala volumetrik tetapi hanya
memiliki batas tera yang menunjukkan volume larutan yang dapat diambil oleh
pipet gondok tersebut. Pipet gondok umumnya terdapat dengan ukuran volume
larutan 1 mL, 2 mL, 5 mL, 10 mL, 25 mL, 50 mL.
 Gelas Ukur
Terbuat dari gelas (kaca), alat ini mempunyai skala volumetrik dan terdiri dari
bermacam–macam ukuran yaitu 5 mL, 10 mL, 25 mL, 50 mL, 100 mL, 250 mL,
500 mL dan 1000 mL. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia
dalam bentuk cairan.
 Corong
Terbuat dari gelas, digunakan untuk menyaring larutan dengan meletakan kertas
saring di atas permukaan corong, biasa dipakai pada waktu memasukkan cairan
kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit, seperti botol reagen, labu ukur, serta
digunakan untuk memisahkan suatu endapan dan filtrat dari suatu suspensi.
Misalnya pada proses pemisahan kristal garam dari air.
 Gelas Arloji
Terbuat dari gelas, digunakan untuk menimbang zat kimia pada fasa padatan serta
untuk menutup bejana pada proses pemanasan suatu zat yang menghasilkan suatu
uap air atau gas yang tersublimasi.
 Gelas Piala (Beaker Glass)
Terbuat dari kaca, walaupun memiliki skala volumetrik, akan tidak digunakan
untuk mengukur volume larutan karena memiliki presisi dan akurasi yang lebih
rendah. Gelas piala digunakan sebagai tempat larutan, melarutkan suatu bahan
kimia padat dan dapat pakai untuk memanaskan larutan zat-zat kimia, menguapkan
solven/pelarut pada proses kristalisasi.
 Labu Ukur
Terbuat dari gelas, mempunyai berbagai macam ukuran. Digunakan untuk
membuat larutan standar atau pengenceran dengan konsentrasi dan volume yang
tepat.
 Erlenmeyer

plt | 18
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan untuk proses titrasi pada analisa kuantitatif
sauatu zat kimia. Erlenmeyer kadang-kadang juga digunakan sebagai wadah untuk
menampung filtrat dari suatu proses penyaringan.
 Buret
Terbuat dari gelas, mempunyai skala volumetrik 19lastic19 untuk mengeluarkan
larutan dalam buret. Buret digunakan untuk kegiatan analisis kuantitatif dengan
metode titrasi volumetrik. Zat yang dipakai untuk mentitrasi atau titer ditempatkan
dalam buret dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume titer yang
terpakai dihitung dengan melihat dilihat angka pada skala buret.
 Batang pengaduk gelas
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan untuk mengaduk campuran/larutan zat-zat
kimia pada waktu membuat larutan atau melakukan reaksi–reaksi kimia, dapat
juga dipakai untuk mempermudah pada saat menuangkan cairan pada proses
penyaringan.
 Spatula
Terbuat dari stainless, digunakan untuk mengambil zat kimi yang berupa padatan
dari dalam wadah zat.
 Cawan Porselen
Terbuat dari porselen, digunakan sebagai wadah sampel pada pengujian analisis
kadar abu yang menggunakan temperatur reaksi yang sangat tinggi yaitu 600 °C.
 Corong Pisah
Terbuat dari gelas atau kaca, memiliki keran yang berfungsi untuk mengeluarkan
cairan dari dalam corong pisah. Corong pisah digunakan sebagai wadah untuk
melakukan pemisahan komponen dalam campuran dengan metode ekstraksi cair-
cair. Misalnya pemisahan komponen minyak dan air.
 Crystalissi Disk
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan sebagai wadah untuk proses kristalisasi zat
kimia.
 Magnetic Bar
Teruat dari magnet yang laipsan luarnya berupa teflon. Digunakan untuk
menghomogenkan campuran agar reaksi kimis berlangsung lebih sempurna.
Memilii tingkat homogenitas lebih tinggi dibandingkan pengadukan menggunakan
batang pengaduk.

plt | 19
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Mortar dan Alu


Terbuat dari porselen, digunakan untuk menghaluskan zat kimia atau sampel.
 Plat Tetes
Terbuat dari porselen, pada satu lempeng plat tetes terdapat 12 lubang seperti
sumur yng digunakan sebagai wadah sampel zat kimia yang dianalisis.
 Botol Semprot
Terbuat dari 20lastic, digunakan sebagai tempat penyimpanan air atau pelarut.
Selain itu juga digunakan untuk mengeluarkan air atau pelarut dalam jumlah
terbatas juga untuk membersihkan dinding-dinding bejana dari sisa-sisa residu
hasil reaksi.
 Refluks
Terbuat dari gelas atau kaca, terdiri dari komponen labu bulat sebagai wadah
sampel dan kondensor yng berfungsi untuk mengubah gas yang dihasilkan dari
proses reaksi kimia menjadi fasa cair sehingga jatuh kembali ke dalam wadah
sampel. Refluks banyak digunakan untuk reaksi kimia yang menggunakan pelarut
volatil (mudah menguap) yang membutuhkan temperatur tinggi.
 Sokhlet
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan untuk mengekstrak komponen kimia dari
suatu bahan. Misalnya pada proses ekstraksi lemak dari biji kacang.
 Alat Destilasi
Terbuat dari gelas atau kaca, digunakan utuk pemisahan dengan menggunakan
metoden destilasi. Misalnya pada pemurnian alkohol dari campuran alkohol dan
air. Alat ini terdiri dari dua komponen yaitu wadah sampel yang hendak
dipisahkan dan kondensor untuk mengubah partikel zat yang sudah terpisah
menjadi fasa cair.
 Timbangan Analitik
Digunakan untuk menimbang bahan-bahan kimia padat atau cair, tetapi tidak
digunakan untuk menimbang bahan kimia panas.
 pH meter Digunakan untuk menentukan pH larutan sampel. Sebelum dilakukan
pengukuran pH sampel, pH meter harus dikalibarasi dulu dengan buffer standar
yaitu buffer pH 4, pH 7 dan pH 10. Selain pH meter, untuk mengukur asam basa
suatu larutan dapat menggunakan pH indikator universal dan kertas lakmus.
 Penanggas Air

plt | 20
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terdiri dari komponen pemanas atau hotplate dan wadah atau bejana (dapat berupa
gelas kimia atau crystalisasi disk). Digunakan untuk memanaskan larutan yang
tidak boleh dipanaskan secara langsung. Biasa digunakan untuk memanaskan zat
kimia yang direkasikan dalam tabung reaksi.
 Vorteks
Digunakan untuk mengocok campuran agar dalam tabung reaksi agar homogen.
 Sentrifuge
Digunakan untuk memisahkan endapan dan filtrat dimana endapan memiliki
ukuran yang sangat kecil sehingga sulit untuk dipisahkan melalui proses
penyaringan.
 Oven
Digunakan untuk menghilangkan kadar air dalam suatu bahan.
 Furnace
Digunakan untuk mendestruksi komponen zat kimia organik dalam suatu bahan
sehingga hanya dihasilkan mineral mineral anorganik.
 Heating Mantle
Untuk mereaksikan zat dalam temperatur tinggi dan dalam wadah berupa labu
bulat.
 Lemari Asap/lemari asam
Digunakan sebagai tempat rmereaksikan zat, pemanasan dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang menghasilkan asap-asap atau uap-uap yang membahayakan kesehatan
misalnya reaksi pada proses deksruksi bahan-bahan organik dengan asam kuat
pekat. Selain itu digunakan juga untuk pengambilan bahan kimia HNO3 pekat, HCl
pekat, H2SO4 pekat atau mempergunakan H2S dari alat kipp. Penggunaannya
jendela lemari asap/asam harus diturunkan secukupnya dan alat pengisap udara
dinyalakan.
3. Penggunaan Alat dan Instrumen di Laboratorium
a. Pembacaan Skala
1. Siapkan gelas ukur 100 mL, gelas piala 100 mL, Erlenmeyer 100 mL dan
aquades.
2. Masukan 82 mL aquades kedalam gelas ukur. Perhatikan garis miniskus
cairan. Catat dan laporkan keasistan lab untuk dinilai.

plt | 21
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Masukan aquades ke dalam Erlenmeyer 100 mL sampai tanda batas 50 mL.


Kemudian tuang aquades tersebut ke dalam gelas ukur tanpa ada yag terbuang.
Catat volum yang tertera di gelas ukur.
4. Masukan aquades ke dalam gelas piala 100 mL sampai tanda batas 50 mL.
Kemudian tuang aquades tersebut ke gelas ukur tanpa ada yag terbuang. Catat
volum yang tertera di gelas ukur.
b. Penimbangan
1. Siapkan kaca arloji, spatula dan gula pasir.
2. Timbang kaca arloji kosong dan catat beratnya sebagai “a“. Kemudian
masukan 3 sendok spatula gula pasir ke atas kaca arloji tersebut. Catat beratnya
sebagai “b“.
3. Kemudian hitung berapa berat gula pasir tersebut sebagai “c“. Perhitungannya
sebagai berikut: c = b-a

c. Pengenceran
1. Siapkan gelas piala 100 mL, labu ukur 50 mL dan 100 mL, aquades, batang
pengaduk, gula yang telah ditimbang dan pipet tetes.
2. Masukan 30 mL aquades ke gelas ukur 100 mL kemudian tuang ke dalam labu
ukur 100 mL.
3. Sementara itu, masukan gula pasir yang telah ditimbang ke dalam gelas piala
100 mL dan tambahkan aquades sampai 30 mL, aduk sampai larut.
4. Larutan pada poin 3 kemudian dituang ke dalam labu ukur pada poin 2 dan
perlahan-lahan ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Kocok larutan
sampai homogen. Larutan yang dibuat diberi label sebagai larutan induk.
5. Siapkan labu ukur 50 mL kemudian isi dengan 15 mL aquades.
6. Ambil 10 mL larutan induk menggunakan pipet ukur 10 mL kemudian masukan
larutan tersebut ke dalam labu ukur. Secara perlahan-lahan ditambahkan dengan
aquades sampai tanda batas. Kocok larutan sampai homogen.
7. Sekarang Anda sudah mendapatkan larutan yang diencerkan.
Note: jika praktikan merasa khawatir larutan akan melebihi tanda batas,
disarankan untuk menambahkan aquades dengan pipet tetes saat mendekati tanda
batas.

plt | 22
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


1. Gambarkan dan jelaskan fungsi dari alat yang digunakan pada kegiatan pembacaan
skala, penimbangan dan pengenceran larutan!
2. Jelaskan perbedaan dalam pembacaan skala volume untuk sampel larutan bening (tak
berwarna) dan larutan berwarna!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengenceran dan bagaiamana karakter larutan
hasil pengenceran dengan larutan induknya!

plt | 23
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL II
PEMBUATAN LARUTAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membuat larutan dari zat berfasa padatan dan berfasa cairan pekat.
2. Mahasiswa mampu menentukan massa dan volume zat yang digunakan pada proses
pembuatan larutan serta menghitung konsentrasi larutan yang dibuat dengan berbagai
jenis satuan konsentrasi (molaritas, molalitas, persen, ppm, fraksi mol dan normalitas).

B. TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut
(solute) dalam suatu satuan volume atau bobot dari pelarut/larutan. Konsentrasi suatu larutan
dapat dinyatakan dalam beberapa satuan diantaranya :
a. Konsentrasi dalam persen
3 macam konsentrasi dalam persen yaitu : persen bobot/bobot (% w/w) menyatakan
banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, persen volum/volum (% v/v)
menyatakan banyaknya ml zat terlarut dalam 100 ml larutan, persen bobot/volum (% w/v)
menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.
b. Konsentrasi dalam fraksi mol
Fraksi mol (x) menyatakan mol zat terlarut per mol total.
c. Konsentrasi dalam part per million (ppm)
Sistem part per million (ppm) ini memberikan berapa bagian satu komponen itu dalam 1
juta bagian campuran. ppm atau bagian per sejuta menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg
atau 1 liter larutan.
d. Konsentrasi dalam molar (molaritas)
Molaritas (M) menyatakan banyaknya mol zat terlarut perliter larutan. Karena konsentrasi
dalam molar merupakan konsentrasi berdasarkan volume, sedangkan volume merupakan
fungsi dari suhu maka molaritas dipengaruhi oleh suhu.
e. Konsentrasi dalam molal (molalitas)
Molalitas (m) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Karena bobot
tidak dipengaruhi oleh suhu maka molalitas adalah konsentrasi yang bebas dari pengaruh
suhu.

plt | 24
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Konsentrasi dalam formalitas


Formalitas (f) adalah banyaknya bobot rumus zat terlarut perliter larutan. Bobot rumus
biasanya sinonim dengan bobot molekul, karena itu biasanya formalitas sama dengan
molalitas.
g. Konsentrasi dalam normal (normalitas)
Seperti formalitas dan molalitas, sistem konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan.
Normalitas (N) menyatakan banyaknya ekuivalen zat terlarut perliter larutan. Ekuivalen
ini merupakan banyaknya suatu zat yang memberikan atau bereaksi dengan 1 mol H +
(asam-basa), 1 mol elektron (redoks), atau 1 mol kation bervalensi satu (pengendapan dan
pembentukan kompleks).
Dalam membuat larutan standar baik larutan NaOH dari NaOH padat harus dilakukan
perhitungan massa NaOH padat yang dibutuhkan untuk membeuat larutan NaOH pada
konsentrasi tertentu. Sedangkan, pada pembuatan larutan HCl dari pengenceran HCl pekat
terlebih dahulu harus ditentukan nilai konsentrasi HCl pekat yang akan digunakan. Oleh
karena itu, tentukan dahulu berapa banyak larutan standar yang akan dibuat dan hitung berapa
banyak larutan asli yang harus diencerkan. Jika dilakukan pembuatan larutan dengan
konsentrasi lebih kecil dari konsentrasi awal pengenceran, digunakan persamaan pengenceran
yaitu:
V1 x N1 = V2 x N2
Dimana :
V1 = Volume larutan asli yang dipakai / diperlukan
N1 = Konsentrasi larutan asli/awal
N2 = Konsentrasi larutan standar yang akan dibuat
V2 = Volume larutan standar yang akan dibuat.

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 labu ukur 100 ml 2 buah
 labu ukur 50 ml 1 buah
 pipet ukur 5 ml 1 buah

plt | 25
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 pipet ukur 1 ml 1 buah


 gelas ukur 50 mL 1 buah
 pipet tetes 2 buah
 gelas piala 100 mL 1 buah
 corong 1 buah
 Termometer 1 buah
 Botol semprot 1 buah
 Batang pengaduk 1 buah
 Spatula 1 buah
Bahan
 H2SO4 pekat
 HCl pekat
 NaOH padat
 Aquades

2. Pembuatan larutan HCl 0,1N


Mahasiswa diminta untuk membuat larutan asam klorida (HCl) dengan konsentrasi 0,1
N dengan langkah sebagai berikut:
a. Isi labu ukur dengan sedikit aquadest, lalu ambil sejumlah tertentu (yang telah
dihitung dengan rumus pengenceran) larutan HCl pekat (pengerjaan dilakukan di
dalam lemari asam) dengan menggunakan pipet ukur. Perhatikan miniskus
(permukaan cekung dari zat cair) harus tepat menyinggung garis tanda pada pipet
ukur.
b. Masukkan HCl pekat tersebut kedalam labu ukur 100 ml dan encerkan sampai
tanda batas, pengenceran harus dilakukan sedikit demi sedikit dan larutan dikocok
supaya homogen. Kerjakan dengan hati – hati.

3. Pembuatan Larutan Baku Primer Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N


Buatlah larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100 ml (BM=40 gr/ml), dimana nilai BE
NaOH = BM
Hitung berapa gram NaOH yang harus ditimbang, dengan cara perhitungan :
N = (g/BE) x (1000/V)
Langkah pembuatan larutan NaOH 0,1 N:

plt | 26
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Timbang dengan teliti padatan NaOH sesuai dengan hasil perhitungan.


b. Masukkan ke dalam gelas piala dan larutkan dengan aquadest sambil diaduk.
c. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest sedikit demi sedikit
sampai tanda batas dan kocok.

4. Pembuatan Larutan H2SO4


a. Timbang labu ukur 50 ml kosong sebagai a gram.
b. Ambil 30 ml aquadest dengan menggunakan gelas ukur. Masukkan kedalam labu
ukur dan timbang sebagai b gram, kemudian ukur suhunya sebagai T1
c. Ambil 3 ml H2SO4 pekat dengan pipet ukur masukkan ke dalam labu ukur timbang
sebagai c gram dan ukur suhunya sebagai T2.
d. Tepatkan labu ukur sampai 50 ml, lalu kocok hingga homogen.
e. Timbang H2SO4 campuran tersebut sebagai d gram.
f. Catat bagaimana sifat pelarutan H2SO4 dan hitung berapa konsentrasinya dalam
satuan (% w/w), (% v/v), (% w/v), molaritas, molalitas, normalitas, ppm dan fraksi
mol.

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


 Data Hasil Pengamatan
1. Pembuatan larutan HCl 0,1N
V HCl pekat yang diperlukan untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 mL
adalah ........... ml

2. Pembuatan Larutan Baku Sekunder NaOH


Massa NaOH yang ditimbang = ............. gram

3. Pembuatan Larutan H2SO4


Berat labu ukur kosong a = ............. gram
Berat aquadest + labu ukur b = ............. gram T1 = °C
Berat H2SO4 + labu ukur c = ............. gram T2 = °C
Berat campuran d = ............. gram
Tentukan konsentrasi H2SO4 yang dihasilkan dalam satuan konsentrasi (% w/w),
(% v/v), (% w/v), molaritas, molalitas, normalitas, ppm dan fraksi mol.

plt | 27
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL III
MATERI DAN PERUBAHANNYA
(SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR DAN SENYAWA)

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membedakan sifat fisik dari unsur (logam dan non logam).
2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat fisik senyawa dan faktor yang
mempengaruhinya.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat kimia dan faktor yang
mempengaruhinya dari suatu unsur dan senyawa.
4. Mahasiswa mampu menentukan apakah suatu zat mengalami perubahan físika atau
kimia dan menjelaskan ciri-ciri dari kedua perubahan tersebut.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu cara yang digunakan dalam menggolongkan materi adalah berdasarkan
sifat-sifat físika atau kimianya. Sifat-sifat dapat dibagi atas dua golongan; serbasama
(homogen) dan serbaneka (heterogen). Materi serbasama mempunyai sifat físika dan kimia
yang tetap tanpa memandang banyak zat yang diukur. Materi serbaneka (heterogen) tidak
mempunyai sifat-sifat yang tetap. Bila gula dan garam dicampur dapat terlihat serbasama.
Tetapi campuran tersebut berupa serbaneka karena masing-masingnya mempuyai sifat-sifat
físika dan kimia yang Sangat berbeda.
Sifat-sifat físika merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa senyawa
mengalami perubahan komposisi. Sifat-sifat físika sangat banyak macamnya. Sifat-sifat físika
yang terpenting diataranya adalah wujud (padat, cair atau gas), warna, densiti, bentuk kristal,
titik leleh, titk didih, hantaran listrik, kelarutan, kekerasan, dan lain-lain. Bau dan rasa juga
termasuk sifat físika walaupun diperlukan reaksi kimia untuk mengamatinya.
Sifat-sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan
komposisi, dimana harus berlangsung reaksi nimia. Besi berkarat, kayu terbakar, hidrogen
meledak, dan uranium meluruh secara radioaktif merupakan contoh-contoh perubahan kimia.
Perubahan kimia selalu diikuti oleh perubahan energi. Perubahan kimia diamati seperti
pembentukan gas, pembentukan senyawa sulit larut, perubahan warna, dan perubahan suhu.

plt | 28
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 Gelas piala 600 mL 1 buah
 Gelas piala 250 mL 1 buah
 Termometer 1 buah
 Tabung reaksi diameter 2 cm 1 buah
 Cawan penguap 1 buah
 Tabung reaksi 12 buah
 Rak tabung reaksi 3 buah
 Batu didih 1 buah
 Hotplate 1 buah
 Bunsen 1 buah
 Penjepit tabung reaksi 1 buah
 Pipet tetes 10 buah
 Gelas piala 100 mL
Bahan
 Botol-botol kecil berisi serbuk aluminium, magnesium, belerang, karbon dan seng.
 Metil alkohol, CH3OH
 Cairan sampel (aseton)
 Iod
 Sukrosa, C12H22O11
 Serbuk Belerang
 Kawat tembaga, Cu
 Padatan Kalium dikromat, K2Cr2O7
 Larutan Natrium karbonat, Na2CO3 0,5 M
 Larutan Natrium sulfat, Na2SO4 0,1 M
 Larutan Asam klorida encer, HCl 6 M
 Larutan Natrium nitrat, NaNO3 0,1 M
 Larutan Timbal (II) nitrat, Pb(NO3)2 0,1 M
 Larutan Kalium iodida, KI 0,1 M

plt | 29
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Metanol
 Heksana
 Aquadest

2. Mempelajari Sifat-Sifat Fisika dan Kimia


a. Pengamtan Sifat Fisika Unsur (Membedakan Logam dan Non Logam)
Amati botol-botol kecil yang berisi unsur-unsur berikut
1. Aluminium
2. Magnesium
3. oksigen
4. Belerang
5. Seng
b. Menentukan Titik Didih (Sifat Fisika Suatu Senyawa)
1. Letakkan gelas piala 600 mL di atas pemanas listrik (hotplate). Masukkan 300
mL air ke dalam gelas piala tersebut dan didihkan. Matikan pemanas,
kemudian masukkan 2 mL metil alkohol (metanol) dan sebutir batu didih ke
dalam tabung reaksi. Masukkan tabung reaksi ke dalam air di gelas piala.
Masukkan termometer ke dalam tabung reaksi sampai 1 cm di atas permukaan
metil alkohol. Biarkan metil alkohol mendidih beberapa menit. Catat suhu
setelah ada kondesat menetes dari ujung termometer.
2. Tentukan titik didih cairan tugas dengan cara yang sama pada penentuan titik
didih metil alkohol. Catat titik didih cairan tugas.

c. Kelarutan
1. Masukkan 5 mL (1/4 tabung) air suling ke dalam dua tabung reaksi.
2. Masukkan sebutir kristal iod ke dalam tabung pertama, kristal sukrosa ke dalam
tabung kedua, dan serbuk belerang ke dalam tabung ketiga.
3. Kemudian kocok beberapa menit. Catat apakah ketiga zat terrebut larut dalam
air, catat pada tabel pengamatan.

a. Pencampuran
1. Masukkan masing-masing 5 mL air ke dalam dua tabung reaksi.

plt | 30
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Masukkan 2 mL metil alkohol (metanol) ke dalam tabung pertama dan 2 mL


heksana ke dalam tabung kedua. Kocok sebentar dan amati apakah cairan saling
bercampur atau tidak.

3. Mempelajari Perubahan Fisika dan Kimia


a. Pemanasan Unsur
1. Perhatikan sepotong kawat tembaga. Panaskan sampai merah, kemudian
dinginkan. Amati perubahan dan sebutkan apakah itu perubahan físika atau
kimia.
2. Masukkan 4 butir kristal iod dalam gelas piala kering. Tutup dengan cawan
penguap dan masukkan es dalam cawan penguap. Letakkan gelas piala di atas
kasa dan panaskan dengan hati-hati sampai iod pindah ke dasar cawan
penguap. Apakah perubahan tersebut perubahan físika atau kimia.

Gambar 1. Pemanasan Unsur Iodin

b. Pemanasan Senyawa
1. Masukkan mentega ke dalam gelas piala menggunakan spatula. Kemudian
panaskan pelan-pelan. Amati apa yang terjadi dan jelaskan apakah perbahan yang
etrjadi termasuk perubahan fisika atau Kimia.
2. Masukkan es batu ke dalam gelas piala menggunakan spatula. Kemudian panaskan
pelan-pelan. Amati apa yang terjadi dan jelaskan apakah perbahan yang etrjadi
termasuk perubahan fisika atau Kimia

plt | 31
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Reaksi Larutan
1. Masukkan 2 mL larutan natrium karbonat dan natrium sulfat dalam tabung
terpisah. Tambahkan beberapa tetes asam klorida encer ke dalam masing-masing
tabung. Amati apakah terjadi perubahan. Apakah itu perubahan físika atau kimia.
2. Masukka dalam 2 tabung masing-masing 2 mL natrium nitrat dan 2 mL timbal
nitrat. Tambahkan beberapa tetes kalium Iodida ke dalam masing-masing tabung.
Amati apakah terjadi perubahan. Apakah itu perubahan físika atau kimia.

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


1. Data Hasil Pengamatan
No. Kegiatan Hasil Pengamatan
Mempelajari Sifat – sifat fisika dan kimia
1 Pengamatan sifat-sifat fisik unsur
a. Alumunium
a. Magnesium
b. Seng
c. Hidrogen
d. Belerang
2 Titik Didih
a. Metanol
b. Cairan sampel (aseton)
3 Kelarutan
a. Air dan sukrosa
b. Air dan iod
c. Air dan Belerang
4 Pencampuran
e. Air dan Metanol
f. Air dan Heksan
Mempelajari Perubahan Fisika dan Kimia
1 Pemanasan unsur
a. Cu (s) + O2
b. I2 + O2
2 Pemanasan senyawa

plt | 32
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mentega + O2
H2O(s) + O2
3 Reaksi larutan
b. Na2CO3 + HCl
c. Na2SO4 + HCl
d. NaNO3 + KI
e. Pb(NO3)2 + KI

2. Jelaskan apa itu sifat fisika dan sifat kimia serta apa yang mempengaruhinya!
3. Jelaskan apa itu perubahan fisika dan perubahan kimia serta apa saja yang
mempengaruhinya.
4. Bagaimana cara membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia pada suatu zat

plt | 33
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PERCOBAAN IV
REAKSI KIMIA

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui, mengenal, serta dapat memahami ciri-ciri dalam
mengidentifikasi suatu reaksi kimia.
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis-jenis reaksi kimia berdasarkan produk
yang dihasilkan.
3. Mahasiswa mampu menjabarkan persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi kimia yang
berlangsung.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bangun (struktur) materi dan
perubahan–perubahan yang dialami materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam
eksperimen yang direncanakan. Struktur dan perubahan yang dialami merupakan bidang
kimia yang menyajikan baik suatu dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu
alat.
Sifat dan perubahan yang terjadi diantara zat – zat ini merupakan daerah kimia
deskriptif. Semua sifat atau sifat intrinsik (karakter apa saja dari zat itu) atau ekstrinsik (tidak
khas dari zat tertentu apa saja) sifat kimia (intrinsik) dihayatkan dalam perubahan kimia
(reaksi kimia) dalam mana zat – zat diubah menjadi zat lain.
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada
pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia
deskriptif. Tiga macam perubahan yang selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi
berlangsung pereaksi berubah menjadi hasil reaksi yang mempunyai : sifat, susunan dan
energi dalam yang berlainan.
Ciri – ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya :
1. Reaksi yang disertai terbentuknya gas
2. Reaksi yang disertai perubahan warna
3. Reaksi yang disertai perubahan suhu
4. Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan

plt | 34
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 tabung reaksi 12 buah
 Rak tabung reaksi 1 buah
 pipet tetes 10 buah
 gelas ukur 10 mL 10 buah
 Korek api 1 buah
 Cawan porselen 1 buah
Bahan
 Magnesium serbuk
 Alumunium serbuk
 HCl 6 M
 CaCO3 serbuk
 H2SO4 0.5 M
 FeCl3 0.5 M
 NaOH 6 M
 C2H5OH
 AgNO3 0.5 M
 Tembaga serbuk
 HNO3 pekat
 CuSO4 0.5 M
 Na2CO3 0.5 M
 NH4OH

2. Mengamati Reaksi Kimia


1. Untuk Larutan digunakan 2 ml dan untuk padatan digunakan 0,1 gr
2. Zat – zat dibawah ini dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk melihat perubahan
yang terjadi:
 Mg(s) + HCl(aq) →
 Al(s) + HCl →

plt | 35
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Cu(s) + HCl →
 Cu(s) + HNO3 → (lakukan di lemari asam)
 AgNO3(aq) + HCl(aq) →
 CaCO3(s) + HCl(aq) →
 H2SO4(aq) + NaOH(aq) →
 HCl(aq) + NaOH (aq) →
 CuSO4(aq) + NaOH(aq) →
 FeCl3(aq) + NaOH(aq) →
 C2H5OH(l) + O2 →
 Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) →
 NaCl(aq) + AgNO3(aq) →
 CuSO4(aq) + NH3 →
 NaCl + KNO3 →
 NaOH + FeCl3 →
3. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


1. Data Hasil Pengamatan
No. Reaksi Hasil Reaksi Pengamatan
1 Mg(s) + HCl(aq) →

2 Al(s) + HCl →
3 Cu(s) + HCl →
4 Cu(s) + HNO3 →
5 AgNO3(aq) + HCl(aq) →
6 CaCO3(s) + HCl(aq) →
7 H2SO4(aq) + NaOH(aq) →
8 HCl(aq) + NaOH (aq) →
9 CuSO4(aq) + NaOH(aq) →
10 FeCl3(aq) + NaOH(aq) →
11 C2H5OH(l) + O2 →
12 Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) →
13 NaCl(aq) + AgNO3(aq) →

plt | 36
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14 CuSO4(aq) + NH3 →
15 NaCl + KNO3 →
16 NaOH + FeCl3 →

2. Sebutkan ciri-ciri terjadinya suatu reaksi kimia.


3. Sebutkan jenis reaksi yang terjadi dan tuliskan persamaan reaksinya secara lengkap dan
setarakan koefisien reksinya.

plt | 37
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL V
REAKSI PEMBATAS

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu menentukan reaktan pembatas bdari suatu reaksi kimia pembatas
2. Mahasiswa mampu memprediksi hubungan antara tinggi endapan yang terbentuk
dengan banyaknya produk yang dihasilkan.
3. Menghitung endapan yang terbentuk berdasarkan prinsip stoikiometri (hasil teoritis).
4. Mahasiswa mampu menentukan persen yield dari endapan yang terbentuk.

B. TINAJAUN PUSTAKA
Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang bereaksi dan yang
dihasilkan pada suatu reaksi. Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi jumlah
produk yang diperoleh. Dalam reaksi kimia terdapat dua jenis pereaksi yaitu pereaksi
pembatas dan pereaksi berlebih. Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat (pereaksi)
yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi. Dikatakan membatasi
jumlah produk yang dihasilkan dikarenakan zat tersebut telah habis terlebih dahulu ketika zat
yang lain masih tersedia. Atau dengan kata lain, perekasi pembatas adalah pereaksi yang habis
terlebih dahulu.
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi
masing-masing dengan koefisien reaksinya. Penentuan pereaksi pembatas dapat dilakukan
hanya ketika persamaan reaksi kimia sudah berada dalam keadaan setara. Pereaksi pembatas
adalah pereaksi yang nilai quosiennya pling kecil. Setelah pereaksi pembatas ditentukan,
perhitungan selanjutnya, untuk menentukan jumlah produk yang dihasilkan, mol pereaksi
pembatas digunakan sebagai pembanding. Penentuan pereaksi pembatas ini sangat penting
untuk tujuan efisiensi dari penggunaan pereaksi pada suatu reaksi kimia tertentu.

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 Tabung reaksi 6 buah
 Rak tabung reaksi 1 buah

plt | 38
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Pipet tetes 6 buah


 Gelas ukur 10 mL 1 buah
Bahan
 Larutan Na2CO3 1 M
 Larutan Na2CO3 0,5 M
 Larutan CaCl2 1 M
 Larutan CaCl2 0,5 M
 Larutan CaCl2 0,05 M
 Larutan CaCl2 0,01 M

2. Prosedur Kerja
a. Masukkan 5 ml Na2CO3 dan 5 ml CaCl2 kedalam 6 tabung reaksi yang
berdiameter sama (konsentrasi larutan bisa dilihat di bagian pengamatan).
b. Kocok tabung reaksi kuat-kuat dan diamkan tabung di rak tabung reaksi selama 15-
30 menit sampai semua endapan terkumpul.
c. Ukur tinggi endapan pada masing-masing tabung dan catat pada tabel pengamatan.
d. Saring endapan pada tabung ketiga, keringkan dalam oven pada temperatur 100 0C
selama 60 menit.
e. Timbang massa endapan tersebut.

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


1. Hasil Pengamatan
No. Na2CO3 CaCl2 Tinggi Mol Na2CO3 Mol CaCl2 Mol
(M) (M) endapan produk
(cm) (endapan)
1 1 1
2 1 0,5
3 0,5 0,5
4 0,5 1
5 0,5 0,1
6 0,5 0,05

2. Tuliskan reaksi yang terjadi serta persamaan reaksi ionnya.

plt | 39
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Untuk menghasilakn 1 mol produk berapa mol Na2CO3 dan CaCl2 yang diperlukan.
4. Berapa massa endapan yang dihasilkan pada tabung ketiga baik secara toritik maupun
secara eksperimen?
5. Hitung persen yield dari endapan pada tabung ketiga tersebut!

plt | 40
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL VI
LARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen baik
dalam pelarut air maupun pelarut organik.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang kelarutan suatu senyawa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
pelarutan.
4. Mahasiswa mampu membedakan larutan tidak jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Istilah like dissolves like merupakan azas umum dari kelarutan , dimana senyawa ion
dan polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar.
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur, NaCl, dan
senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetra klorida adalah pelarut nonpolar dan
melarutkan senyawa non polar. Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau
senyawa polar.
Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat cair
mempunyai ikatan polar akan saling melarut.Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama
lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, terjadadi tolak-
menolak satu sama lain dan akan terpisah jadi dua lapisan.
Proses pelarutan hanyalah merupakan aksi antara pelarut dengan partikel zat terlarut.
Molekul-molekul pelarut menyerang partikel zat terlarut dan menyeretnya ke dal;am larutan.
Kecepatan pelarutan tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zatb terlarut..

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 tabung reaksi 12 buah
 rak tabung reaksi 1 buah
 batang pengaduk 1 buah

plt | 41
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Hotplate 1 buah
 botol semprot 1 buah
 gelas piala 600 mL 1 buah
 Gelas ukur 10 mL 1 buah
 Pipet tetes 1 buah
 Spatula 1 buah
Bahan
 Kalium permanganat, KMnO4
 Iodin, I2
 heksana, C6H14
 metanol, CH3OH
 etanol, C2H5OH
 aseton, C3H6O
 Sukrosa
 Natrium asetat trihidrat, NaC2H3O2.3H2O
 aquadest

2. Kelarutan
1. Tempatkan 8 tabung reaksi kering dalam rak
2. Masukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing 2 mL air, heksana, aseton
dan metanol.
3. Masukkan sedikit kristal kalium permanganat ke dalam masing-masing
tabung kemudian kocok, amati apakah kristal larut, sedikit larut, atau
tidak larut. Catat dalam atbel pengamatan.
4. Ulangi percobaan seperti di atas dengan menggunakan kristal iod.

3. Pencampuran
a. Masukkan 2 mL air ke dalam 3 tabung reaksi.
b. Tambahkan 2 mL etanol ke tabung pertama, hexana ke tabung kedua dan aseton
ke tabung ketiga. Kocok dan amati apakah cairan saling bercampur atau tidak.

4. Kecepatan Kelarutan
Buat sebuah penangas air sebagai berikut:

plt | 42
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Isi gelas piala sepertiganya dengan air suling.


2. Isi 4 buah tabung reaksi sampai setengahnya dengan air suling dan berilabel
tabung 1, tabung 2, tabung 3 dan tabung 4.
3. Kemudian masukkan 3 buah tabung reaksi tersebut (tabung 1, tabung 2 dan tabung
3) ke dalam gelas piala yang berisi air suling. Panaskan gelas piala tersebut sampai
airnya mendidih, kemudian matikan api. (biarkan tabung 4 tanpa dipanaskan).
4. Timbang kristal sukrosa dengan massa yang sama pada empat wadah yang
berbeda.
5. Masukkan satu kristal sukrosa di atas pada tabung 4, catat waktu sampai kristal
larut.
6. Selanjutnya masukkan kristal sukrosa ke dalam tabung 1 dalam penangas air, catat
waktu sampai kristal larut.
7. Masukkan kristal sukrosa ke tabung 2 dalam penangas air, aduk terus menerus dan
catat waktu sampai kristal larut.
8. Giling kristal dengan lumpang, masukkan bubuk sukrosal ke tabung 3, aduk dan
catat waktu sampai semuanya larut.

5. Demontrasi Larutan Tak Jenuh, Tepat Jenuh dan Lewat Jenuh


1. Masukkan kristal natrium asetat trihidrat ke dalam tabung reaksi sampai
seperempatnya. Tambahkan aquadest sampai menutupi permukaan kristal.
2. Panaskan air dalam gelas piala sampai mendidih kemudian matikan api.
3. Masukkan tabung reaksi pada nomor 1 dan aduk sampai larut, keluarkan dari air
dan dinginkan. Setelah dingin tambahkan sebutir kecil kristal natrium asetat
trihidrat, amati hasilnya.
4. Tambahkan 20 tetes air ke dalam tabung bekas percobaan di atas
5. Kemudian ulangi percobaan seperti di atas dari pemanasan, pendinginan dan
penambahan kristal, amati apa yang terjadi.

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


1. Data Hasil Pengamatan
No. Reaksi Hasil Pengamatan Kesimpulan
a. Kelarutan

KMnO4 padatan

plt | 43
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Air
2 Metanol
3 Aseton
4 Heksana
Iodin (I2) padatan
1 Air
2 Metanol
3 Aseton
4 Heksana
b. Pencampuran
1 H2O + Etanol
2 H2O + aseton
3 H2O + heksana
c. Kecepatan Kelarutan
1 Aquades dingin + kristal sukrosa
2 Aqadest panas + kristal sukrosa
Aquadest panas + kristal sukrosa
3
+ pengadukan
Aquadest panas + serbuk sukrosa
4
+ pengaduka

2. Terangkan istilah like dissolve like dan jelaskan apakah prinsip like dissolve like tejadi
pada semua jenis campuran?
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu senyawa dalam pelarut!
5. Jelaskan ciri larutan bersifat tak jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh!
6. Bagaimana mengubah larutan lewat jenuh menjadi larutan tak jenuh?

plt | 44
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL VII
TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA: INDIKATOR DAN
PENGUKURAN pH

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsentrasi suatu larutan asam berdasarkan metode
titrasi asam basa.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis volumetrik (titrimetrik) secara umum merupakan cara cepat analisis
kuantitatif yang mampu menghasilkan ketelitian dan ketepatan cukup tinggi. Pada pengerjaan
ini perlu diperhatikan benar prosedur pembuatan larutan dan memakai selalu peralatan yang
bebas dari lemak.
Titrasi asam basa sering dilakukan secara rutin untuk memantau keasaman dan
kebasaan larutan terpakai dalam proses-proses industri. Indikator visual harus mengalami
perubahan warna dalam interval pH yang meliputi titik ekivalen, pH pada titik ekivalent dapat
ditentukan secara potensiometrik dengan jalan mengukur pH memakai elektroda kaca sebagai
fungsi volum titran yang ditambahkan dan mengalurkan pada kertas grafik. Titrasi
potensiometrik sangat diperlukan jika harus dititrasi sample yang berwarna atau jika kondisi
larutan adalah sedemikian rupa sehingga menghambat pemakaian indikator visual

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 Buret 50 ml 1 buah
 Pipet gondok 25 mL 1 buah
 Gelas piala 100 mL 1 buah
 Erlenmeyer 250 mL 3 buah
 Corong 1 buah
 Pipet tetes 2 buah

plt | 45
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahan
 Larutan NaOH 0,1 N
 Asam Oksalat Dihidrat 0,1 N
 Larutan Asam klorida
 Larutan indikator fenolftalein
 aquadest

2. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N


a. Buret yang sudah bersih dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai,
sebanyak 3 kali @ 5 mL, lalu diisi dengan larutan NaOH sampai batas nol.
b. Kedalam Erlenmeyer 250 ml, dimasukkan 25 mL larutan asam oksalat 0,1 N
tambahkan 25 ml air.
c. Tambahkan 2-3 tetes indikator pp.
d. Titrasi dengan larutan NaOH sampai teramati perubahan warna indikator dari
bening menjadi merah muda.
e. Catat volume NaOH yang digunakan.
f. Lakukan standarisasi sebanyak 3 kali pengulangan.
g. Hitung konsentrasi NaOH.

3. Penentuan konsentrasi HCl


a. Larutan NaOH yang telah distandarisasi dimasukkan ke dalam buret dengan
bantuan corong sampai skala 0
b. Diambil 25 ml larutan HCl dengan menggunakan pipet gondok 25 ml masukkan
ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
c. Tambahkan 3-4 tetes indikator phenolptalien (pp), buka kran perlahan – lahan.
d. Hentikan titrasi jika terjadi perubahan warna merah muda, yang bila digoyangkan
warna merah muda tidak hilang.
e. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali
f. Hitung berapa konsentrasi larutan HCl yang dititrasi.

plt | 46
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. EVALUASI POST PRAKTIKUM


1. Data Hasil Pengamatan
a. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N
Volume larutan NaOH dlm I II III
skala buret (ml) (ml) (ml)
Awal titrasi
Akhir titrasi
selisih

Rata-rata titrasi =

2. Penentuan konsentrasi HCl


Volume larutan NaOH dlm I II III
skala buret (ml) (ml) (ml)
Awal titrasi
Akhir titrasi
selisih

Rata – rata titrasi =

2. Mengapa larutan NaOH yang digunakan harus distandarisasi dengan asam oksalat terlebih
dahulu?
3. Jika sampel asam klorida (HCl) diganti dengan sampel asam sulfat, sedangkan volume
NaOH yang dibutuhkan untuk mencapat titik ekivalen adalah sama dengan volume pada
penentuankonsentrasi HCl maka berapakah nilai molaritas dari asam sulfat tersebut?

plt | 47
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MODUL VIII
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membedakan larutan penyangga dan bukan penyangga.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga (buffer) dalam
mempertahankan nilai pH.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan perubahan rasio komponen larutan buffer
terhadap perubahan pH.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan penyangga/ buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya atau
mempertahankan pH suatu larutan, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Jika
ditinjau satu campuran asam lemah (CH3COOH) dengan garamnya (CH3COONa).
CH3COONa CH3COO- + Na+ ..... (1)
CH3COOH CH3COO- + H+ ..... (2)
-
Karena adanya ion asetat (CH3COO ) dalam jumlah bannyak yang berasal dari disosiasi
CH3COONa.
Kesetimbangan reaksi (2) akan bergeser ke ruas kiri, ke arah pembentukan CH 3COOH.
Larutan ini mempunyai pH tertentu yang akan bertahan baik sekali, larutan ini disebut larutan
penyangga.

[H+] = Ka Ca/Cg
Maka:
pH = pKa - log Ca/ Cg
= pKa + log Cg/ Ca
Dimana:
Ka = tetapan kesetimbangan asam
Ca = konsentrasi asam dalam molaritas (M)
Cg = konsentrasi garam dalam molaritas (M)
Jika larutan di atas ditambahkan asam kuat (ion hidrogen) konsentrasi ion hidrogen tidak
berubah maka akan bergabung dengan ion asetat yang tak berdisosiasi bertambah.
CH3COO- + H+ CH3COOH

plt | 48
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jika larutan ditambah basa kuat (ion hidrosil) maka akan bereaksi dengan asam asetat,
sedangkan konsentrai ion hidrogen dengan hidroksil tidak berubah banyak.
CH3COOH + OH- CH3COO- + H2O
Demikian pula halnya dengan penambahan asam lemah (NH4OH) dan garamnya (NH4Cl)
menunjukkan yang sama dengan di atas, yang mana:
NH4OH + OH- NH4+ + OH-
[OH-] = Kb Cb/ Cg
Maka:
pOH = pKb – log Cg/ Cb
atau:
pH = 14 – (pKb + log Cg/Cb)

C. METODE PERCOBAAN
1. Persipan Alat dan Bahan
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain:
Alat:
 Erlenmeyer 100 ml 4 buah
 Gelas piala 100 mL 4 buah
 Pipet ukur 10 mL 1 buah
 Pipet tetes 6 buah
 pH meter 1 buah
 Gelas ukur 50 mL 1 buah
 botol semprot 1 buah
 spatula 1 buah
 cawan arloji 1 buah
Bahan
 HCl 0,1 N
 CH3COOH 0,1 N
 CH3COONa 0,2 N
 NaOH 0,1 N
 NH4OH 0,8 N
 NH4Cl kristal

plt | 49
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Indikator pp
 Indikator metil orange
 Aquadest

2. Membedakan Larutan Penyangga dan Bukan Penyangga


Catatan : ukur pH setiap larutan sebelum dan sesudah penambahan HCl atau NaOH.
a. Masukkan 10 ml aquadest pada erlenmeyer 1 dan bubuhi 2 tetes indikator metil
orange, tambahkan tetes demi tetes HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna
indikator. Catat volume HCl yang digunakan.
b. Masukkan 10 ml aquadest pada erlenmeyer yang lain dan tetesi dengan 2 tetes
indikator pp, kemudian tambahkan NaOH 0,1 N tetes demi tetes sampai perubahan
warna indikator. Catat volume NaOH yang digunakan.
c. Masukkan 1 ml larutan natrium asetat 0,1 N dan 1 ml asam asetat ke dalam
erlenmeyer, kemudian tambahkan 8 ml aquadest. Lakukan pengocokan sebelum
penambahan indikator metil orange, kemudian tambahkan tetes demi tetes HCl 0,1 N
sampai terjadi perubahan warna indikator. Catat volume HCl yang digunakan.
d. Lakukan seperti no. c tetapi penggunaan indikator diganti dengan pp dan tetesi NaOH
0,1 N sampai terjadi perubahan warna indikator.
e. Catat hasil pada tabel hasil pengamatan.

3. Pembuatan Larutan Penyangga


Larutan penyangga basa lemah dengan garamnya.
a. Sediakan labu ukur 100 ml, masukkan ammonia 50 ml 0,8 N yang telah diketahui
pHnya, kemudian tambahkan 0,359 g NH4Cl pada labu ukur tersebut, lakukan
pengocokan terlebih dahulu sampai garam NH4Cl larut kemudian tambahkan aquadest
sampai tanda tera.
b. Perlakukan pada larutan tersebut di atas:
1. Ukur pH dengan pH meter
2. Tambahkan 10 tetes NaOH 0,1 N kemudian ukur pHnya.
3. Bandingkan pH sebelum dan sesudah penambahan NaOH.
4. Bandingkan pH hasil pengukuran dan pH teoritis (Kb = 1,71 x 10-5)

plt | 50
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Larutan penyangga asam lemah dengan garamnya


a. Sediakan 4 buah erlenmeyer 100 ml dan larutan CH3COOH 0,1 N, CH3COONa 0,1 N
dan CH3COONa 0,2 N.
b. Campurkan asam lemah dan garamnya pada masing-masing. Erlenmeyer dengan
perbandingan sbb:
Erlenmeyer V CH3COOH V CH3COONa V CH3COONa
100 ml 0,1 N 0,1 N 0,2 N
A 10 ml 15 ml -
B 5 ml - 10 ml
C 5 ml 5 ml -
D 12,5 ml - 2.5

c. Lakukan pengocokan supaya didapat larutan yang merata.


 Ukur pH setiap perlakuan
 Ukur pH larutan setelah ditambahkan 5 tetes HCl 0,1 N pada masing-masing
erlenmeyer.
 Bandingkan pH sebelum dan sesudah penambahan HCl
 Bandingkan pH pengukuran dengan pH teoritis bila Ka asam asetat 1,7 x 10-5

plt | 51
Modul Praktikum Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Kleinfelter, Wood. 1995. Kimia Untuk Universitas. Edisi Keenam. Jilid I.
Erlangga. Jakarta.
Surakitti. 1989. Kimia. Edisi Kedua. PT. Intan Pariwara. Jakarta.
Ir. Maman, Anceu, Ssi., Detlev N, Ssi, Rubiah Kassa, Ssi. Petunjuk Praktikum Kimia.
Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung.
Ir. Mulyono. 1987. Petunjuk Praktikum Program Kependidikan Kimia. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan. Universitas Terbuka.
I.M. Kolthoff. 1853. Acid-Base Indicators. Macmillan. New york.

plt | 52

Anda mungkin juga menyukai