DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERTEMUAN 1: BAHAYA DI LABORATORIUM DAN UPAYA PERTOLONGAN
PERTAMA
PERTEMUAN 2: PERCOBAAN 1 PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
SERTA MANFAATNYA
PERTEMUAN 3: PERCOBAAN 2 PEMBUATAN LARUTAN
PERTEMUAN 4: PERCOBAAN 3 PERUBAHAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR
DAN SENYAWA
PERTEMUAN 5: PERCOBAAN 4 REAKSI KIMIA
PERTEMUAN 6: PERCOBAAN 5 REAKSI PEMBATAS
PERTEMUAN 7: UTS
PERTEMUAN 8: PERCOBAAN 6 LARUTAN
PERTEMUAN 9: PERCOBAAN 7 TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA:
INDIKATOR DAN PENGUKURAN pH
PERTEMUAN 10: PERCOBAAN 8 LARUTAN BUFFER
PERTEMUAN 11: PERCOBAAN 9 KESETIMBANGAN KIMIA: PENGARUH
PENAMBAHAN KONSENTRASI DAN VOLUME TERHADAP BERI
TIOSIANAT
PERTEMUAN 12: PERCOBAAN 10 KINETIKA REAKSI
PERTEMUAN 13: REVIEW
PERTEMUAN 14: UAS
2. Gas-Gas Beracun
Berikut ini adalah gas-gas beracun yang bisa terbentuk di laboratorium :
a). Gas CO (Karbon Monoksida)
Gas ini dapat terbentuk bila asam formiat atau asam oksalat dipanaskan dengan asam sulfat
pekat, keracunan gas CO menyebabkan sakit kepala dan terasa lelah.
b). Gas H2S (Hidrogen Sulfida)
Gas ini merupakan racun kuat. Dengan konsentrasi 103 ppm dapat mematikan manusia. Pada
konsentrasi 10-1 bau gas ini sudah jelas sekali, sehingga jendela harus dibuka lebar-lebar.
c). Uap Air Raksa (Hg)
Bernapas terlalu lama dengan udara yang bercampur uap air raksa dapat berakibat sakit
kepala, badan kurus, tangan gemetar dan gigi sakit. Untuk pencegahan, perlu bekerja dengan
teliti jika menggunakan air raksa. Jika air raksa tumpah lantai harus segera disapu dengan
campuran belerang dan soda kering sehingga terbentuk Hg2S yang tidak berbahaya lagi.
d). Gas Asam Sianida (HCN)
Asam sianida dan garam-garamnya adalah zat-zat yang sangat beracun, baik yang masuk
melalui pernafasan, mulut ataupun luka. Larutan yang mengandung HCN tidak boleh dipipet
dengan mulut, keracunan HCN berakibat sama seperti CO.
e). Gas NO2
Gas yang dapat dihasilkan dari reaksi asam nitrat dengan logam jni dapat mempengaruhi
kerja paru-paru dan menyebabkan batuk-batuk
f). Gas Cl2 dan Br2
Sama seperti NO2 gas ini akan merusak sistem pernafasan, namun biasanya orang akan
trbatuk-batuk ketika mencium gas ini dalam konsentrasi yangbelum berbahaya.
g). Gas yang berasal dari pelarut
Pelarut yang mudah menghasilkan uap beracun antara lain adalah CS 2, CCl4 (karbon tetra
klorida),CHCl3 (kloroform) dan benzena.
Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar
Alkohol, eter, benzena, CS2, aseton, petroleum eter dan beberapa senyawa organic adalah
cairan yang mudah terbakar, sehingga jangan menyalakan api dekat bahan-bahan tersebut.
Pertolongan Pertama di Laboratorium
Bahan-bahan yang perlu untuk P3K di lab adalah :
1) Alkohol 70 % dan 90%
2) Air kapur
3) Asam asetat 1 % dan 5 %
4) Bubur magnesia
5) Salep butesin
6) Mineral dan olive oil
7) Na Bikarbonat bubuk
8) Na bikarbonat 5 %
9) Asam borat 4 %
10) Iodium tincur 2%
11) Universal antidote
Universal antidote digunakan untuk menolong keracunan tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Satu sendok makan diisi dengan 1 gelas air hangat, lalu diminum.
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT - ALAT LABORATORIUM KIMIA
SERTA MANFAATNYA
Tujuan
1. Mengetahui macam-macam alat-alat laboratorium
2. Mengetahui fungsi dan cara menggunakan alat-alat laboratorium kimia
Teori
Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang
dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang
direncanakan. Perspektif kimiawi dunia di sekitar kita mempesonakan. Perspektif ini dapat
dikembangkan lewat pengamatan dan eksperimen. Dalam kimia, seperti dalam semua ilmu
pengetahuan alam, orang terus-menerus membuat pengamatan dan mengumpulkan fakta.
Dalam pengamatan dan pengumpulan fakta tersebut seringkali dilakukan dalam
sebuah laboratorium. Di dalam laboratorium terdapat peralatan mulai dari yang sederhana
hingga alat instrument yang cukup rumit. Peralatan sederhana seperti alat-alat gelas akan
sering dipakai oleh praktikan selama di dalam laboratorium. Alat-alat instrument lebih sering
akan dipakai untuk pengukuran kuantitatif suatu sampel.
Banyaknya alat-alat yang ada di dalam laboratorium mempunyai fungsi yang berbedabeda. Alat gelas sederhana seperti tabung reaksi dan gelas ukur mempunyai fungsi yang
berbeda. Pengetahuan tentang penggunaan alat-alat ini diperlukan untuk meminimalisir
kecelakaan kerja selama praktikum.
Selain pengetahuan tentang penggunaan alat, pengetahuan tentang bahan-bahan kimia
juga diperlukan. Bahan kimia ada yang bersifat korosif, volatile, mudah terbakar dan lainnya.
Biasanya lambang-lambang bahaya bahan kimia ditampilkan dikemasan. Dengan adanya
lambang tersebut memudahkan dalam penggunaannya.
Berikut ini akan diperkenalkan beberapa alat-alat sederhana yang biasa dipakai dalam
praktikum kimia antara lain ;
1. Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas (kaca) dan dapat dipanaskan. Dipakai untuk mereaksikan zat zat
kimia dalam jumlah sedikit.
2. Pipet
Pipet tetes (Pasteur), digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit,
10
Pipet gondok, dibagian pipet ini ada yang membesar (gondok) ujungnya runcing.
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai presisi
yang tinggi.
3. Gelas Ukur
Terbuat dari gelas (kaca), alat ini mempunyai skala dan terdiri dari bermacam macam
ukuran, gunanya untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cairan. Alat ini tidak
digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.
4. Corong
Terbuat dari gelas. bisa digunakan untuk menyaring larutan (+ kertas saring), bisa dipakai
pada waktu memasukkan cairan kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit, seperti
botol, labu ukur dll.
5. Gelas Arloji
Terbuat dari gelas, gunanya untuk menimbang zat yang berbentuk kristal dan juga bisa
digunakan untuk menutup bejana lain pada waktu pemanasan dan untuk menguapkan
suatu cairan.
6. Gelas Piala (Beaker Glass)
Alat ini bukan untuk mengukur volume akan tetapi digunakan sebagai tempat larutan,
melarutkan suatu bahan kimia padat dan dapat pakai untuk memanaskan larutan zat-zat
kimia, menguapkan solven/pelarut serta untuk memekatkan.
7. Labu Ukur
Terbuat dari gelas, mempunyai berbagai macam ukuran. Digunakan untuk membuat
larutan standar atau pengenceran dengan volume yang tepat. Bukan untuk mengukur
larutan/pelarut yang panas.
8. Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, digunakan untuk zat yang akan dititrasi, kadang kadang
digunakan untuk memanaskan larutan.
9. Buret
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran. digunakan untuk melakukan titrasi. Zat
yang dipakai untuk mentitrasi ditempatkan dalam buret dan dikeluarkan sedikit demi
sedikit melalui kran. Volume zat yang dipakai dilihat pada skala.
10. Pengaduk Gelas
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk campuran/larutan zat-zat kimia pada
waktu melakukan reaksi reaksi kimia, dapat juga dipakai untuk menolong pada saat
menuangkan cairan pada proses penyaringan.
11. Botol Semprot
Terbuat dari plastik, digunakan sebagai tempat penyimpanan air untuk mengeluarkan air
atau cairan dalam jumlah terbatas juga untuk membersihkan dinding-dinding bejana dari
sisa-sisa endapan.
12. Timbangan Analitik
Digunakan untuk menimbang bahan-bahan kimia padat atau cair, tetapi tidak digunakan
untuk menimbang bahan kimia panas.
11
13. pH meter
Digunakan untuk menentukan pH larutan sampel. Sebelum dilakukan pengukuran pH
sampel, pH meter harus dikalibarasi dulu dengan buffer standar yaitu buffer pH 4 dan pH
7.
14. Penanggas Air
Digunakan untuk memanaskan larutan yang tidak boleh dipanaskan secara langsung,
aluminium sebagai tempat air didihkan. Pemanasan ini menggunakan wadah yang terbuat
dari kaca, memanaskan larutan di dalam tabung reaksi harus menggunakan penjepit
tabung reaksi. Hati-hati jangan sampai larutan keluar tabung reaksi saat memanaskan.
15. Lemari Asap/lemari asam
Digunakan untuk tempat rmereaksikan zat, pemanasan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
menghasilkan asap-asap atau uap-uap yang merangsang/membahayakan kesehatan
misalnya pengambilan bahan kimia HNO3 pekat, HCl pekat, H2SO4 pekat atau
mempergunakan H2S dari alat kipp, deksruksi bahan-bahan organik dengan asam kuat
pekat. Penggunaannya jendela lemari asap/asam harus diturunkan secukupnya dan alat
pengisap udara dipasang atau dinyalakan.
Metode
Alat: pipet ukur 10 mL 1 buah
Gelas ukur 100 mL 1 buah
Gelas piala 100 mL 1 buah
Erlenmeyer 100 mL 1 buah
Labu ukur 50 mL 1 buah
Bahan:
aquades 100 mL
Prosedur kerja:
A. Pembacaan Skala
1. Siapkan gelas ukur 100 mL, gelas piala 100 mL, Erlenmeyer 100 mL dan aquades.
2. Masukan 82 mL aquades kedalam gelas ukur. Perhatikan garis miniskus cairan. Catat
dan laporkan keasistan lab untuk dinilai.
3. Masukan aquades ke dalam Erlenmeyer 100 mL sampai tanda batas 50 mL.
Kemudian tuang aquades tersebut ke dalam gelas ukur tanpa ada yag terbuang. Catat
volum yang tertera di gelas ukur.
4. Masukan aquades ke dalam gelas piala 100 mL sampai tanda batas 50 mL. Kemudian
tuang aquades tersebut ke gelas ukur tanpa ada yag terbuang. Catat volum yang tertera
di gelas ukur.
5. Bersihkan alat yang telah digunakan.
B. Penimbangan
1. Siapkan kaca arloji, spatula, gula pasir dan garam.
2. Timbang kaca arloji kosong dan catat beratnya sebagai a. Kemudian masukan 3
sendok spatula gula pasir ke atas kaca arloji tersebut. Catat beratnya sebagai b.
3. Kemudian hitung berapa berat gula pasir tersebut sebagai c. Perhitungannya sebagai
berikut: c = b-a
12
C. Pengenceran
1. Siapkan gelas piala 100 mL, labu ukur 50 mL dan 100 mL, aquades, batang
pengaduk, gula yang telah ditimbang dan pipet tetes.
2. Masukan 30 mL aquades ke gelas ukur 100 mL kemudian tuang ke dalam labu ukur
100 mL.
3. Sementara itu, masukan gula pasir yang telah ditimbang ke dalam gelas piala 100 mL
dan tambahkan aquades sampai 30 mL, aduk sampai larut.
4. Larutan pada poin 3 kemudian dituang ke dalam labu ukur pada poin 2 dan perlahanlahan ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas. Kocok larutan sampai
homogen. Larutan yang dibuat diberi label sebagai larutan induk.
5. Siapkan labu ukur 50 mL kemudian isi dengan 15 mL aquades.
6. Ambil 10 mL larutan induk menggunakan pipet ukur 10 mL kemudian masukan
larutan tersebut ke dalam labu ukur. Secara perlahan-lahan ditambahkan dengan
aquades sampai tanda batas. Kocok larutan sampai homogen.
7. Sekarang Anda sudah mendapatkan larutan yang diencerkan.
Note: jika praktikan merasa khawatir larutan akan melebihi tanda batas, disarankan untuk
menambahkan aquades dengan pipet tetes saat mendekati tanda batas.
PERCOBAAN II
PEMBUATAN LARUTAN
Tujuan
Teori
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut
(solute) dalam suatu satuan volume atau bobot dari pelarut/larutan. Konsentrasi suatu larutan
dapat dinyatakan dalam beberapa cara diantaranya :
a. Konsentrasi dalam persen
3 macam konsentrasi dalam persen yaitu : persen bobot/bobot (% w/w) menyatakan
banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, persen volum/volum (% v/v)
menyatakan banyaknya ml zat terlarut dalam 100 ml larutan, persen bobot/volum (% w/v)
menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.
b. Konsentrasi dalam fraksi mol
Fraksi mol (x) menyatakan mol zat terlarut per mol total.
c. Konsentrasi dalam part per million (ppm)
13
Sistem part per million (ppm) ini memberikan berapa bagian satu komponen itu dalam 1
juta bagian campuran. ppm atau bagian per sejuta menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg
atau 1 liter larutan.
d. Konsentrasi dalam molar (molaritas)
Molaritas (M) menyatakan banyaknya mol zat terlarut perliter larutan. Karena konsentrasi
dalam molar merupakan konsentrasi berdasarkan volume, sedangkan volume merupakan
fungsi dari suhu maka molaritas dipengaruhi oleh suhu.
e. Konsentrasi dalam molal (molalitas)
Molalitas (m) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Karena bobot
tidak dipengaruhi oleh suhu maka molalitas adalah konsentrasi yang bebas dari pengaruh
suhu.
14
pipet ukur 5 ml
pipet gondok 25 ml
gelas ukur
pipet tetes
erlenmeyer 250 ml
15
buret
corong
Termometer
Bahan:
3 mL H2SO4
HCl
NaOH
250 mL Aquades
Prosedur Kerja
Untuk membuat larutan standar dilakukan dengan mengencerkan larutan yang pekat atau bisa
dari larutan yang sudah tersedia.
1. Pembuatan Larutan H2SO4
a. Timbang labu ukur 50 ml kosong sebagai a gram
b. Ambil 30 ml aquadest dengan menggunakan gelas ukur. Masukkan kedalam labu ukur
dan timbang sebagai b gram, kemudian ukur suhunya sebagai T1
c. Ambil 3 ml H2SO4 pekat dengan pipet ukur masukkan ke dalam labu ukur timbang
sebagai c gram dan ukur suhunya sebagai T2
d. Tepatkan labu ukur sampai 50 ml, lalu kocok hingga homogen.
e. Timbang H2SO4 campuran tersebut sebagai d gram
f. Bagaimana sifat pelarutan H2SO4 dan hitung berapa konsentrasinya dalam satuan (%
w/w), (% v/v), (% w/v), molaritas, molalitas, normalitas, ppm dan fraksi mol.
1. Pembuatan larutan HCl 0,1N
Isi labu ukur dengan sedikit aquadest lalu ambil sejumlah tertentu (yang telah dihitung
dengan rumus pengenceran) larutan HCl pekat dari lemari asam dengan menggunakan
pipet gondok. Perhatikan miniskus (permukaan cekung dari zat cair) harus tepat
N = (g/BE) x (1000/V)
Pembuatan :
Masukkan dan larutkan dengan aquadest ke dalam gelas piala (beaker glass) sambil
diaduk.
Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest sedikit demi sedikit
sampai tanda batas dan kocok
Hasil Pengamatan
1. Pembuatan Larutan H2SO4
Berat labu ukur kosong
gram
gram
T1 =
gram
T2 =
gram
Berat campuran
a
c
d
ml
gram
Hari/Tanggal.
Asisten/Dosen Pembimbing Praktikum,
17
PERCOBAAN III
PERUBAHAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR DAN SENYAWA
Tujuan
1. Mengamati beberapa logam dan nonlogam.
2. Menentukan titik didih metanol dan cairan lain.
3. Menentukan apakah suatu senyawa padat larut atau tak larut dalam air.
4. Menentukan apakah suatu cairan bercampur dengan air atau tidak.
5. Menentukan apakah suatu zat mengalami perubahan fsik atau kimia.
Teori
Salah satu cara kita menggolongkan materi adalah berdasarkan sifat-sifat fsica atau
kimianya.Sifat-sifat dapat dibagi atas dua golongan; serbasama (homogen) dan serbaneka
(heterogen). Materi serbasama mempunyai sifat fsica dan nimia yang tetap tanpa
memandang banyak yang diperiksa. Materi serbaneka tidak mempunyai sifat-sifat yang tetap.
Bila gula dan garam dicampur dapat terlihat serbasama. Tetapi campuran tersebut berupa
serbaneka karena masing-masingnya mempuyai sifat-sifat fsica dan nimia yang Sangay
berbeda.
Sifat-sifat fsica merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa senyawa
mengalami perubahan komposisi. Sifat-sifat fsica sangat banyak macamnya. Sifat-sifat fsica
yang terpenting diataranya hdala wujud (padat, cair atau gas), warna, densiti, bentuk cristal,
titik leleh, titk didih, hantaran listrik, kelarutan, kekerasan, dan lain-lain. Bau dan rasa juga
termasuk sifat fsica walaupun diperlukan reaksi kimia untuk mengamatinya.
Sifat-sifat nimia hdala sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan
komposisi, dimana harus berlangsung reaksi nimia. Besi berkarat, kayu terbakar, hidrogen
meledak, dan uranium meluruh secara radioaktif merupakan contoh-contoh perubahan nimia.
Perubahan nimia selalu diikuti oleh perubahan energi. Perubahan kimia diamati seperti
pembentukan gas, pembentukan senyawa sulit larut, perubahan warna, dan perubahan suhu.
Peralatan dan Bahan
Peralatan
Termometer
Cawan penguap
18
Tabung reaksi
Batu didih
2 mL Cairan sampel
0.2 g Iod, I2
Prosedur Kerja
1.
2.
a.
Titik didih
Letakkan gelas piala 600 mL di atas kasa atau pemanas
listrik. Masukkan 300 mL air ke dalam gelas piala dan didihkan. Matikan pemanas.
Masukkan 2 mL metil alkohol dan sebutir batu didih ke dalam tabung reaksi. Mas ukkan
tabung reaksi ke dalam air di gelas piala. Masukkan termometer ke dalam tabung reaksi
19
sampai 1 cm di atas permukaan alcohol. Biarkan alcohol mendidih beberapa menit. Catat
suhu estela ada kondesat menetes dari ujung termometer.
b.
3.
tugas.
Kelarutan
Masukkan 5 mL (1/4 tabung) air suling ke dalam dua tabung reaksi. Masukkan sebutir kristal
iod ke dalam tabung pertama dan cristal sucrosa ke dalam tabung kedua, dan kocok beberapa
menit. Catat apakah senyawa larut atau tidak.
4.
Pencampuran
Masukkan masing-masing 5 mL air ke dalam dua tabung reaksi. Masukkan beberapa tetes
metil alcohol ke dalam tabung pertama dan beberapa tetes heksan ke dalam tabung kedua.
Kocok sebentar dan amati apakah cairan saling bercampur atau tidak.
Mempelajari sifat-sifat Kimia
1.
a.
Pemanasan unsur
Perhatikan sepotong kawat tembaga. Panaskan sampai merah, kemudian
dinginkan. Amati perubahan dan sebutkan apakah itu perubahan fsika atau kimia.
b.
Masukkan 4 butir kristal iod dalam gelas piala kering. Tutup dengan cawan
penguap dan masukkan es dalam cawan penguap. Letakkan gelas piala di atas kasa dan
panaskan dengan hati-hati sampai iod pindah ke dasar cawan penguap. Apakah perubahan
tersebut perubahan fsika atau nimia.
2.
Pemanasan senyawa
Masukkan kalium dikromat ke tabung reaksi. Panaskan tabung pelan-pelan. Tentukan
apakah perbahan tersebut fisika atau Kimia.
3.
Reaksi larutan
20
a.
b.
21
Hasil Pengamatan
No.
Kegiatan
Mempelajari Sifat sifat fisika
1
Pengamatan sifat-sifat fisik unsur
a. Alumunium
b. Magnesium
c. Seng
d. Hidrogen
e. Belerang
2
Titik Didih
a. Metanol
b. Cairan sampel
3
Kelarutan
a.
Pengamatan
Hari/Tanggal.
Asisten/Dosen Pembimbing Praktikum,
PERCOBAAN IV
REAKSI KIMIA
Tujuan
Mengetahui, mengenal, serta dapat memahami pengaruh suatu reaksi kimia dan
identifikasinya.
22
Teori
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bangun (struktur) materi dan
perubahan perubahan yang dialami materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam
eksperimen yang direncanakan. Struktur dan perubahan yang dialami merupakan bidang
kimia yang menyajikan baik suatu dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu
alat.
Sifat dan perubahan yang terjadi diantara zat zat ini merupakan daerah kimia
deskriptif. Semua sifat atau sifat intrinsik (karakter apa saja dari zat itu) atau ekstrinsik (tidak
khas dari zat tertentu apa saja) sifat kimia (intrinsik) dihayatkan dalam perubahan kimia
(reaksi kimia) dalam mana zat zat diubah menjadi zat lain.
Kriteria yang pasti untuk mengenali suatu perubahan kimia didasarkan pada
pemahaman mendalam dan informasi yang diperoleh dalam perkembangan ilmu kimia
deskriptif. Tiga macam perubahan yang selalu menyertai reaksi kimia. Ketika reaksi
berlangsung pereaksi berubah menjadi hasil reaksi yang mempunyai : sifat, susunan dan
energi dalam yang berlainan.
Ciri ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya :
tabung reaksi
pipet tetes
gelas ukur
pembakar spiritus
Bahan
Prosedur Kerja
23
Zat zat dibawah ini dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk melihat perubahan
yang terjadi :
Mg(s) + HCl(aq)
AgNO3(aq) + HCl(aq)
H2SO4(aq) + NaOH(aq)
CuSO4(aq) + NaOH(aq)
CaCO3 + HCl(aq)
FeCl3(aq) + NaOH(aq)
C2H5OH(l) + O2
Na2CO3(aq) + H2SO4(aq)
NaCl(aq) + AgNO3(aq)
CuSO4(aq) + NH3
NaCl
NaOH + FeCl3
NaOH + NiCl2
BaCl2 + Na2SO4
Pb(NO3)2 + NaI
+ AgNO3
24
Hasil Pengamatan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Reaksi
Mg(s) + HCl(aq)
Hasil Reaksi
Pengamatan
AgNO3(aq) + HCl(aq)
H2SO4(aq) + NaOH(aq)
CuSO4(aq) + NaOH(aq)
HCl(aq) + NaOH (aq)
CaCO3 + HCl(aq)
FeCl3(aq) + NaOH(aq)
C2H5OH(l) + O2
Na2CO3(aq) + H2SO4(aq)
NaCl(aq) + AgNO3(aq)
CuSO4(aq) + NH3
Hari/Tanggal.
Asisten/Dosen Pembimbing Praktikum,
25
PERCOBAAN V
REAKSI PEMBATAS
Tujuan
Teori
Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang bereaksi dan yang
dihasilkan pada suatu reaksi. Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi jumlah
produk yang diperoleh, seperti akan kita buktikan pada percobaan berikut.
Peralatan dan Bahan
Peralatan
Tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Bahan
Prosedur Kerja
Masukkan 5 ml Na2CO3 dan 5 ml CaCl 2 kedalam 6 tabung reaksi yang berdiameter sama
(konsentrasi larutan bisa dilihat di bagian pengamatan). Kocok tabung reaksi kuat-kuat dan
diamkan tabung di rak tabung reaksi selama 15-30 menit sampai semua endapan terkumpul.
Hasil Pengamatan
No
Na2CO3
.
1
(M)
1
CaCl2
Tinggi
(M)
endapan
Mol Na2CO3
Mol CaCl2
Mol produk
1
26
2
3
4
5
6
1
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
1
0,1
0,05
Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi serta persamaan reaksi ionnya
2. untuk menghasilakn 1 mol produk berapa mol Na2CO3 dan CaCl2 yang
diperlukan
Hari/Tanggal.
Asisten/Dosen Pembimbing Praktikum,
27
PERCOBAAN VI
LARUTAN
Tujuan
Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
Teori
Istilah like dissolves like merupakan azas umum dari kelarutan , dimana senyawa ion dan
polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar.
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur, NaCl, dan
senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetra klorida adalah pelarut nonpolar dan
melarutkan senyawa non polar. Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau
senyawa polar.
Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat cair
mempunyai ikatan polar akan saling melarut.Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama
lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, terjadadi tolakmenolak satu sama lain dan akan terpisah jadi dua lapisan.
Proses pelarutan hanyalah merupakan aksi antara pelarut dengan partikel zat terlarut.
Molekul-molekul pelarut menyerang partikel zat terlarut dan menyeretnya ke dal;am larutan.
Kecepatan pelarutan tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zatb terlarut..
Peralatan dan Bahan
Peralatan
tabung reaksi
batang pengaduk
kasa
cawan penguap
botol semprot
gelas piala
pipet 10 mL
Bahan
iod, I2 0.2 g
heksana, C6H14 6 mL
kloroform, CHCl3 6 mL
etanol, C2H5OH 6 mL
aseton, C3H6O 6 mL
aquadest 50 mL
Prosedur Kerja
A.Pelarut dan zat terlarut polar dan nonpolar
1.
Kelarutan
Tempatkan 6 tabung reaksi kering dalam rak
2. Pencampuran
B.
Kecepatan Kelarutan
Buat sebuah penangas air sebagai berikut:
Isi gelas piala sepertiganya dengan air suling. Isi 3 buah tabung reaksi sampai
setengahnya dengan air suling, masukkan tabung reaksi ke dalam gelas piala yang berisi
air. Panaskan gelas piala sampai airnya mendidih, kemudian matikan api. Pilih 4 butir
kristal NaCl dengan ukuran yang hampir sama.
1. Isi tabung reaksi keempat dengan aquadest, masukkan sebutir kristal garam di atas,
catat waktu sampai kristal larut.
29
2. Masukkan sebutir kristal garam ke dalam salah satu tabung penangas air, catat waktu
sampai kristal larut.
3. Masukkan sebutir kristal garam ke tabung lain dalam penangas air, aduk terus
menerus dan catat waktu sampai kristal larut.
4.
Giling kristal dengan lumpang, masukkan bubuk garam ke tabung yang satu lagi,
aduk dan catat waktu sampai semuanya larut
C.
30
PERCOBAAN VII
TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA: INDIKATOR DAN
PENGUKURAN pH
Teori
Analisis volumetrik (titrimetrik) secara umum merupakan cara cepat analisis
kuantitatif yang mampu menghasilkan ketelitian dan ketepatan cukup tinggi. Pada pengerjaan
ini perlu diperhatikan benar prosedur pembuatan larutan dan memakai selalu peralatan yang
bebas dari lemak.
Titrasi asam basa sering dilakukan secara rutin untuk memantau keasaman dan
kebasaan larutan terpakai dalam proses-proses industri. Indikator visual harus mengalami
perubahan warna dalam interval pH yang meliputi titik ekivalen, pH pada titik ekivalent
dapat ditentukan secara potensiometrik dengan jalan mengukur pH memakai elektroda kaca
sebagai fungsi volum titran yang ditambahkan dan mengalurkan pada kertas grafik. Titrasi
potensiometrik sangat diperlukan jika harus dititrasi sample yang berwarna atau jika kondisi
larutan adalah sedemikian rupa sehingga menghambat pemakaian indikator visual
Peralatan dan Bahan
Peralatan
Buret 50 ml
Pipet volum 25 ml
Gelas piala
Erlenmeyer
Corong
Batang pengaduk
Bahan
50 mL aquades
31
Prosedur
1. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
Buret yang sudah bersih dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai, sebanyak 3
kali @ 5 ml, lalu diisi dengan larutan NaOH sampai batas nol.
Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sampai teramati perubahan warna indikator.
Lakukan standarisasi 2 kali dan ulangi dengan memakai jenis indikator yang lain.
Larutan NaOH 0,1 N masukkan ke dalam buret dengan bantuan corong sampai
skala 0
Ambil 25 ml larutan HCl 0,1 N hasil pengenceran pada no.2 dengan menggunakan
pipet gondok 25 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan 3-4 tetes indikator phenolptalien (pp), buka kran perlahan lahan.
Hentikan titrasi jika terjadi perubahan warna merah muda, yang bila digoyangkan
tidak mau hilang.
32
Lembar Pengamatan
1. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
Volume larutan NaOH dlm
II
III
skala buret
Awal titrasi
Akhir titrasi
selisih
(ml)
(ml)
(ml)
II
III
skala buret
Awal titrasi
Akhir titrasi
selisih
(ml)
(ml)
(ml)
Rata-rata titrasi =
33
PERCOBAAN VIII
LARUTAN BUFFER
Tujuan
Mengetahui hubungan pH, Ka dan konsentrasi asam/ garam dalam larutan penyangga.
Teori
Larutan penyangga/ buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya atau
mempertahankan pH suatu larutan, walaupun ditambahkan sedikit asam atau basa. Jika
ditinjau satu campuran asam lemah (CH3COOH) dengan garamnya (CH3COONa).
CH3COONa
CH3COO- + Na+
..... (1)
CH3COOH
CH3COO- + H+
..... (2)
Karena adanya ion asetat (CH3COO-) dalam jumlah bannyak yang berasal dari disosiasi
CH3COONa.
Kesetimbangan reaksi (2) akan bergeser ke ruas kiri, ke arah pembentukan CH 3COOH.
Larutan ini mempunyai pH tertentu yang akan bertahan baik sekali, larutan ini disebut larutan
penyangga.
[H+] = Ka Ca/Cg
Maka:
pH = pKa - log Ca/ Cg
= pKa + log Cg/ Ca
Dimana:
Ka = tetapan kesetimbangan asam
Ca = konsentrasi asam dalam molaritas (M)
Cg = konsentrasi garam dalam molaritas (M)
Jika larutan di atas ditambahkan asam kuat (ion hidrogen) konsentrasi ion hidrogen tidak
berubah maka akan bergabung dengan ion asetat yang tak berdisosiasi bertambah.
CH3COO- + H+
CH3COOH
Jika larutan ditambah basa kuat (ion hidrosil) maka akan bereaksi dengan asam asetat,
sedangkan konsentrai ion hidrogen dengan hidroksil tidak berubah banyak.
CH3COOH + OH-
CH3COO- + H2O
34
Demikian pula halnya dengan penambahan asam lemah (NH 4OH) dan garamnya (NH4Cl)
menunjukkan yang sama dengan di atas, yang mana:
NH4OH + OH-
NH4+ + OH-
[OH-] = Kb Cb/ Cg
Maka:
pOH = pKb log Cg/ Cb
atau:
pH = 14 (pKb + log Cg/Cb)
Peralatan dan Bahan
Peralatan
Erlenmeyer 100 ml
Gelas piala
Pipet ukur
Buret
pH meter
pipet tetes
botol semprot
Bahan
2 mL HCl 0,1 N
50 mL CH3COOH 0,1 N
50 mL CH3COONa 0,2 N
2 mL NaOH 0,1 N
50 mL NH4OH 0,8 N
1 mL Indikator pp
Kertas pH
50 mL Aquadest
Prosedur kerja
A.
1. Masukkan 10 ml aquadest pada erlenmeyer 1 dan bubuhi 2 tetes indikator metil orange,
kemudian titrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna indikator.
35
2. Masukkan 10 ml aquadest pada erlenmeyer yang lain dan tetesi dengan 2 tetes indikator
pp, kemudian tambahkan NaOH 0,1 N tetes demi tetes sampai perubahan.
3. Masukkan 1 ml larutan natrium asetat 0,1 N dan 1 ml asam asetat ke dalam erlenmeyer,
kemudian tambahkan 8 ml aquadest. Lakukan pengocokan sebelum penambahan
indikator metil orange, kemudian tambahkan tetes demi tetes HCl sampai terjadi
perubahan warna.
4. Lakukan seperti no. 3 tetapi penggunaan indikator diganti dengan pp dan tetesi NaOH 0,1
N sampai terjadi perubahan warna.
B.
V CH3COOH
0,1 N
10 ml
5 ml
5 ml
12,5 ml
V CH3COONa
0,1 N
15 ml
5 ml
-
V CH3COONa
0,2 N
10 ml
2.5
PERCOBAAN IX
KESETIMBANGAN KIMIA: PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAN
VOLUME TERHADAP BERI TIOSIANAT
A.
Tujuan
1.
2.
B.
Teori
Pergeseran kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah atau
konsentrasi zat, volume atau tekanan sistem dan suhu. Bila jumlah zat dikiri pereaksi
diperbesar, maka kesetimbangan bergeser ke kanan, begitu pula sebaliknya. Fenomena
pergeseran diamati dengan adanya perubahnya warna antara warna pereaksi dengan warna
hasil reaksi. Semakin kelam warna hasil reaksi maka dikatakan reaksi mengalami pergeseran
ke kanan, begitu pula sebaliknya.
Kekelaman warna dipengaruhi antara lain oleh konsentrasi dan tinggi larutan. Bila
tinggi larutan sama, kekelaman sebanding dengan konsentrasi. Untuk mengamati kekelaman
warna dapat diamatai dengan alat kolorimeter visual atau dengan spektrofotometer.
Perbedaan kedua alat ini salah satunya adalah detektor yang digunakan. Pada kolorimeter
detektornya adalah mata, sedangkan detektor pada spektrofotometer adalah peralatan
elektronik.
Dalam keadaan kesetimbangan, konsentrasi masing-masing komponen sistem tidak
berubah terhadap waktu. Jika besi (III) klorida dicampur dengan kalium tosianat, maka akan
terbentuk kesetimbangan dengan reaksi.
Fe3+ (aq)
Kuning jingga
6 SCN2(aq)
Fe(SN)63+
tak berwarna
merah darah
37
Terjadinya reaksi dapat diamati dengan perubahan warna yang terjadi. Begitu juga dengan
pergeseran kesetimbangan dapat diamati melalui perubahan warna dan kekelamannya.
Pada reaksi kesetimbangan di atas, dengan menambahkan salah satu pereaksi
menyebabkan warna larutan bertambah merah, hal ini menunjukkan bahwa Fe(SCN)
3+
6
bertambah, berarti kesetimbangan bergeser ke kanan. Dan sebaliknya jika kekelaman warna
kuning meningkat berati Fe3+ atau SCN bertambah atau reaksi bergeser ke kiri.
Untuk membandingkan kekelaman warna larutan kita akan menggunakan bantuan
cahaya, dengan cara analisis berdasarkan perbandingan warna dan kecerahan. Suatu sumber
sinar berada di bawah tabung dan tinggi warna diamati dari atas tabung. Karena tinggi atau
tebal larutan sama, kekelaman sebanding dengan konsentrasinya.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan :
1. Gelas piala 100 mL 1 buah
2. Tabung reaksi 6 buah dan rak tabung 1 buah
3. Pipet tetes 3 buah
4. Pengaduk 1 buah
5. Gelas ukur 25 mL 1 buah
6. Gelas ukur 10 mL 2 buah
Bahan :
1. KSCN 1 M, 1 mL
2. FeCl3 1 M, 1 mL
3. NaOH 1 M, 0,5 mL
4. Aquadest 30 mL
Prosedur Kerja
1. Sebanyak 25 mL air dimasukkan ke dalam gelas piala 100 mL, lau ditambahkan 4 tetes
KSCN 1 M dan 4 tetes FeCl3 1 M, campuran diaduk.
2. Siapkan 6 buah tabung reaksi. Tabung tersebut masing-masing diisi dengan 5 mL
campuran pada poin 1 (ketinggian larutan dalam tabung tersebut harus sama) seperti
keterangan di bawah ini:
a.
b.
c.
d.
e. tabung kelima ditambah 5 mL air, dikocok kemudian larutan tersebut dibagi dua ke
tabung keenam.
3. Bandingkan kekelaman warna tabung kedua sampai kelima dengan tabung pertama. Hasil
kemudian dicatat di lembar hasil pengamatan.
Lembar Hasil Pengamatan
Tabung
FeCl3 + KSCN
(1) Kontrol
(2) + KSCN
(3) + FeCl3
(4) + NaOH
(5) + 5 ml H2O
(6) dari tabung 5
Pengamatan visual
39
PERCOBAAN X
KINETIKA REAKSI
Dasar Teori
Reaksi Autoredoks
Jika ke dalam larutan natrium tiosulfat, Na2S2O3 encer ditambahkan HCl encer, maka
beberapa saat teramati kekeruhan. Kekeruhan ini disebabkan oleh partikel-partikel belerang
(S) yang terbentuk via reaksi autoredoks berikut :
Na2S2O3(aq)
H2S2O3(aq)
+ 2HCl(aq)
H2SO3(aq)
H2S2O3(aq)
+ S(s)
2NaCl(aq)
(1)
(2)
Kecepatan pembentukan partikel belerang merupakan fungsi dari konsentrasi Na2S2O3 dan
HCl. Jika konsentrasi kedua larutan ini dibuat sangat encer dan bervariasi maka waktu
kekeruhan akan teramati berbeda-beda. Dengan demikian orde reaksi dapat ditentukan
dengan membuat kurva konsentrasi versus waktu.
Alat dan bahan
Alat :
- labu ukur 25 mL dan 50 mL
- tabung reaksi
- rak tabung reaksi
- pipet takar 10 mL
- botol semprot
Bahan :
50 mL Na2S2O3
50 mL HCl
50 mL aquadest
Cara Kerja
1. Buatlah larutan Na2S2O3 dan HCl dengan konsentrasi 0,2; 0,1; 0,05; 0,04; 0,03; 0,02;
0,01; 0,005 M.
2. Siapkan 16 tabung reaksi yang berukuran sama (kering dan bersih) dalam rak tabung
reaksi. Ke delapan tabung reaksi pertama diisi larutan Na 2S2O3 dan delapan tabung reaksi
yang lain diisi dengan larutan HCl, masing-masing sebanyak 5 mL dengan konsentrasi
berbeda.
Ke dalam masing-masing dari ke-delapan tabung reaksi yang berisi larutan Na 2S2O3
3.
dimasukkan 5 mL larutan HCl 0,01 M. Amati dengan seksama selang waktu timbulnya
kekeruhan.
4. Cara yang sama juga dilakukan untuk ke-delapan larutan HCl, dimasukkan 5 mL larutan
Na2S2O3 0,01 M. Amati dan catat waktu timbul kekeruhan.
5. Buatlah kurva antara waktu timbul kekeruhan (dalam menit) versus konsentrasi (M) dan
tentukan orde reaksi.
Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian reaksi autoredoks dan tentukan perubahan bilangan oksidasi S pada
reaksi autoredoks tersebut.
2. Manakah dari kedua tahap reaksi itu yang menentukan laju reaksi.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
40
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1995. Kimia Untuk Universitas. Edisi Keenam. Jilid I.
Erlangga. Jakarta.
Surakitti. 1989. Kimia. Edisi Kedua. PT. Intan Pariwara. Jakarta.
Ir. Maman, Anceu, Ssi., Detlev N, Ssi, Rubiah Kassa, Ssi. Petunjuk Praktikum Kimia.
Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung.
Ir. Mulyono. 1987. Petunjuk Praktikum Program Kependidikan Kimia. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan. Universitas Terbuka.
I.M. Kolthoff. 1853. Acid-Base Indicators. Macmillan. New york.
41