Anda di halaman 1dari 5

Lampiran

A. Pembuatan Cuka Apel

Buah apel merah Ragi instan Gula pasir

Pisau dan talenan Apel yang diiris tipis


Toples kaca

Setelah 2 minggu,

Campuran apel, larutan Campuran dalam toples muncul buih-buih gas


gula dan ragi ditutup dengan kain,
didiamkan selama 2
minggu

1
Cuka apel setelah ditambahkan cuka induk dan
didiamkan selama 2 minggu

B. Penentuan Kadar Cuka Apel

pH larutan cuka apel sekitar Larutan asam oksalat Larutan NaOH


3-4 0,1 N

Set alat titrasi


Saat titik ekivalen tercapai
Indikator fenolftalein
ditandai dengan perubahan
warna indikator menjadi
merah muda

2 Penentuan Kadar Cuka Apel

2
Larutan cuka apel yang dibuat dalam waktu kurang lebih satu bulan tersebut
kemudian diuji kandungan asam asetatnya. Ada berbagai macam metode yang
dapat digunakan untuk menganalisis keberadaan dan kadar asam asetat di dalam
suatu sampel zat. Metode tradisional yang dapat digunakan yaitu titrasi asam basa.
Metode yang lebih modern yaitu menggunakan analisis instrumentasi HPLC.
Analisis instrumen membutuhkan biaya yang lebih mahal dari pada analisis secara
konvensional dengan menggunakan titrasi. Namun jika dilihat keakuratannya,
maka lebih baik menggunakan analisis instrumentasi modern.
Larutan cuka apel sebelum diuji kadarnya, dicek terlebih dahulu pH nya
menggunakan kertas indikator universal. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan
angka pH = 3. Secara teoritis pH larutan tersebut menunjukkan sifat larutan asam
lemah.
Pada percobaan ini hanya dilakukan penentuan kadar asam asetat
menggunakan metode konvensional yaitu titrasi alkalimetri. Titrasi dilakukan
secara triplo, yaitu tiga kali pengulangan. Prinsip dasar titrasi asam basa adalah
reaksi netralisasi yaitu reaksi antara larutan asam dan basa menghasilkan larutan
garam dan air. Ion hidrogen yang berasal dari asam bereaksi dengan ion
hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Pada titrasi alkaimetri ini digunakan larutan baku sekunder basa NaOH,
larutan baku primer asam oksalat 0,1 N, dan indikator fenolftalein. Larutan asam
oksalat digunakan sebagai larutan baku sekunder. Fenolftalein berfungsi sebagai
indikator tercapainya titik ekivalen. Trayek perubahan warna indikator fenolftalein
sekitar 8,2 10, hal ini sesuai dengan titik ekivalen teoritis pada titrasi asam
lemah dengan basa kuat. Dikarenakan larutan NaOH bukan merupakan jenis
larutan standar primer maka setiap penggunaannya untuk analisis volumetri harus
distandarisasi atau dibakukan terlebih dahulu. NaOH juga bersifat higroskopis dan
juga cepat menyerap CO2 sehingga konsentrasinya sewaktu-waktu dapat berubah.
Berikut ini data hasil titrasi pembakuan larutan NaOH dengan larutan asam
oksalat (H2C2O4) 0,1 N:

Tabel Volume Larutan NaOH Titrasi Pembakuan

3
Vol. H2C2O4 = Volume NaOH pada Titrasi ke- Rata-Rata Vol.
10 mL I II III NaOH
Titik Awal 0 mL 11,95 mL 0 mL
Titik Akhir 11,95 mL 23,70 mL 11,9 mL 11,87 mL
Selisih 11,95 mL 11,75 mL 11, 9 mL

Dari data tersebut didapatkan volume rata-rata larutan NaOH yang terpakai yaitu
sebanyak 11,87 mL. Dengan demikian dapat dihitung normalitas larutan baku
sekunder NaOH sebagai berikut:

Mol NaOH = Mol H2C2O4


Volume NaOH x N NaOH = Volume H2C2O4 x N H2C2O4
11,87 mL x N NaOH = 10 mL x 0,1 N
10 mL x 0,1 N
N NaOH =
11,87 mL
N NaOH = 0,0842 N

Reaksi pembakuan :
NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + H2O

Larutan baku sekunder NaOH yang sudah diketahui normalitasnya, kemudian


digunakan untuk mentitrasi asam asetat yang ada di dalam sampel cuka apel.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O

Berikut ini volume larutan NaOH yang terpakai pada saat titrasi penetapan kadar
asam asetat:
Tabel Volume Larutan NaOH Titrasi Penetapan Kadar
Vol asam Volume Larutan NaOH saat Titrasi ke- Rata-Rata
asetat = 10 mL I II III Vol NaOH
Titik Awal 1,45 mL 1,60 mL 1,80 mL
Titik Akhir 1,55 mL 1, 75 mL 1,95 mL 0,13 mL
Selisih 0,1 mL 0,15 mL 0,15 mL

4
Dari data tersebut diperoleh volume NaOH yang terpakai hanya sedikit yaitu 0,13
mL. Dengan demikian, kadar asam asetat yang terdapat dalam sampel asam cuka
adalah:

Kadar asam asetat = Vol NaOH x N NaOH x Faktor Pengenceran x BE


250 mL 1000 mL
= 0,13 mL x 0,0842 N x x x 60 g/mol
0,25mL 10 mL
= 65.676 mg/L
= 65,676 g/L

g
Kadar ( )
Kadar asam asetat = L x 100
1000 x 1 g/ L
65,676 g/ L
= x 100
1000 x 1 g/ L
= 6,5676 %
Dengan demikian, kadar asam asetat dalam larutan cuka apel yang dibuat adalah
sebesar 65,676 g/L atau 6,5676 %.

Anda mungkin juga menyukai