Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KELAS
KIMIA ANALITIK
TPS 1A

PERCOBAAN 5
ANALISIS TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KONSENTRASI ASAM

Disusun oleh :

Nomor Tanda
Nama Praktikan Tanggal Kumpul
Mahasiswa Tangan
1. Adi Ridlha T.H 202111005
2. Samsul Bahri 202111003
3. Cici Finasti 202111002

Tanda
Nama Instruktur Tanggal Koreksi Nilai
Tangan

Hanifah Khairiah, S,ST.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT


POLITEKNIK KAMPAR
2022
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami pinsip-prinsip melakukan titrasi dan
menentukan konsentrasi asam atau basa yang belum diketahui, serta
aplikasinya
2. Menentukan Konsentrasi larutan standar NaOH dengan standarisasi
asam oksalat.
3. Menentukan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan

II. TEORI
Zat-zat anorganik dapat diklasifikation dalam tiga golongan penting:
asam, basa dan garam. Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai
satusatunya ion positif. Asam kuat berdisosiasi hampir sempurna dengan
pengenceran yang sedang, karena itu ia merupakan elektrolit kuat. Asam
lemah berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang bahkan pada
konsentrasi rendah. (Svehla, 1990).
Dari kumpulan reaksi kimia yang dikenal relatif sedikit yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk titrasi, suatu reaksi memenuhi persyaratan
berikut sebelum digunakan.
1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu.
Tidak boleh ada reaksi samping.
2. Reaksi harus berjalan sampai boleh dikatakan lengkap pada titik
ekivalensi. Dengan kata lain, tetapan keseimbangan reaksi harus sangat
besar.
3. Beberapa metode harus tersedia untuk menetapkan kapan titik ekivalensi
tercapai. Suatu inidikator haruslah tersedia atau beberapa metode secara
instrumendapat digunakan untuk memberitahu analisis kapan
penambahan titran dihentikan.
4. Reaksi berjalan cepat (dalam beberapa menit saja). (Day dan
Underwood, 1999).
Indikator asam basa adalah zat yang berubah warnanya atau
membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu.
Indikator asam basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat
indikator dapat berupa asam atau basa, larut dan stabil serta akan
menunjukkan perubahan warna yang kuat, biasanya merupakan zat organik,
(Khopkar, 1990).
Pada percobaan titrasi asam-basa, disiapkan larutan suatu asam dan
basa dengan konsentrasi kira-kira yang diinginkan, kemudian distandarkan
salah satunya dengan larutan "standar primer". Larutan yang distandarkan
tersebut dapat digunakan sebagai larutan "standar sekunder", untuk
menentukan normalitas suatu larutan lain.
Untuk hasil yang lebih akurat, sebaiknya asam ataupun biasa
distandarkan dengan standar primer. Contoh standar primer asam yang baik
adalah asam sulfamat, HSO3NH2, kalium hidrogen ftalat, KHC8H4O4, asam
oksalat, C2H2O4 (digunakan untuk titrasi basa), sementara untuk titrasi asam
digunakan standar primer natrium karbonat, Na2CO3.
Titik akhir suatu titrasi ditunjukkan oleh perubahan warna suatu
indikator. Pada titrasi asam basa, indikator merupakan suatu asam atau basa
organik lemah yang mengalami perubahan warna pada pH tertentu. Dalam
suatu titrasi, dipilih indikator yang mengalami perubahan warna disekitar
titik ekivalen.
Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat dapat digunakan indikator
fenolftalein, brom timol biru atau metil merah. Untuk asam-asam lemah, pH
titik ekuivalen terletak di atas 7 dan biasanya digunakan indikator
fenolftalein.
Untuk mempertajam perubahan warna yang diperlihatkan oleh
indikator, kadang-kadang digunakan campuran dua indikator atau campuran
suatu indikator dan suatu zat warna yang tidak terpengaruh oleh pH. Metil
jingga yang digunakan untuk titrasi karbonat adalah suatu campuran metil
jingga dan zat warna xilena sianola FF. Banyak campuran dua indikator
telah direkomendasikan untuk memperbaiki perubahan warna.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Pipet Tetes 10. Spatula
2. Labu Takar 100 Ml 11. Pipet volum 10 mL
3. Labu takar 50 mL 12. Pipet volum 5 mL
4. Labu Takar 25 mL 13. Buret, Klem, statif
5. Bulb 14. Corong
6. batang pengaduk
7. Botol semprot
8. Erlenmeyer 100 mL(2 buah)
9. Kaca arloji

B. Bahan
1. Asam oksalat (H2C2O4.2H2O)
2. Natrium hidroksida (NaOH)
3. Cuka dapur
4. Indikator PP

IV. CARA KERJA


A. Standardisasi NaOH 0,1 N dengan asam oksalat
1. Buat larutan asam oksalat 0,1 N dalam labu takar 25 Ml
2. Buat larutan NaOH 0,1 N dalam Labu Takar 50 mL
3. Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 10 ml dimasukkan kedalam
Erlenmeyer lalu ditambahkan indikator pp ± 3 tetes.
4. Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berubah warna
menjadi merah muda. Catat volume titran.
5. Lakukan percobaan sebanyak 2 kali/duplo.
6. Hitung Normalitas NaOH sebenarnya
B. Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagangkan.
1. Pipet 5 ml larutan cuka dapur ke dalam labu takar 100 ml, encerkan
sampaikan tanda batas
2. Pipet 10 ml larutan cuka yang telah diencerkan di atas ke dalam
erlenmeyer 100 ml
3. Tambahkan 2 tetes indikator pp
4. Titrasi dengan NaOH 0,1 N hingga terjadi perbahan warna menjadi
merah muda.
5. Lakukan duplo
6. Tentukan konsentrasi kadar asam asetat dalam cuka

V. DATA PENGAMATAN
A. Berikut adalah hasil penimbangan pada percobaan kali ini
Bahan Hasil
Asam oksalat 0,1584 gr
NaOH 0,2028 gr

B. Berikut adalah hasil pentitrasian pada percobaan kali ini


Titrasi Hasil Rata – rata
7,40 ml
A 7,38 ml
7,37 ml
5,85 ml
B 5,92 ml
6,00 ml
VI. PERHITUNGAN
N asam oksalat × V asam oksalat
A. N NaOH sebenanya =
V NaOH
0 ,1 ×10
=
7 ,38
= 0,1355 N

V NaOH × N NaOH × BM asamasetat × 100


B. % kadar asam oksalat =
Vol . Contoh × Fp × ρ
5 ,92 × 0,1355× 60 ×100
=
10 ×20 ×1 , 05
4,182
=
210
= 19, 9142 %

VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini pratikan memahami prinsip – prinsip titrasi dan
menentukan konsentrasi larutan NaOH 0,1 N dengan asam oksalat yang
belum diketahui serta aplikasinya. Prinsip – prinsip titrasi adalah jenis reaksi
yang terlibat pada mekanisme dalam proses pembentukannya. dan NaOH
adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia NaOH. Senyawa ini
merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang tersusun dari kation
natrium Na+ dan anion hidroksida OH-. Kemudian asam oksalat adalah
senyawa kimia dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat
paling sederhana ini merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali
lebih kuat daripada asam asetat. Setelah mengenal bahan yang akan
digunakan pratikan melanjutkan dengan standarisasi NaOH 0,1 N dengan
asam oksalat. dapat dilakukan yaitu buat larutan asam oksalat 0,1 N dalam
labu takar 25 Ml lalu buat larutan NaOH 0,1 N dalam Labu Takar 50 mL
hasil yang didapat dalam penimbangan asam oksalat adalah 0,1584 gr dan
NaOH adalah 0,2028 gr kemudian asam Oksalat 0,1 N sebanyak 10 ml
dimasukkan kedalam Erlenmeyer lalu ditambahkan indikator pp ± 3 tetes.
Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai berubah warna menjadi
merah muda. Catat volume titran. Hasil titrasi yang didapat adalah 7,40 ml
selanjutnya lakukan percobaan sebanyak 2 kali/duplo. Hasil titrasi duplo
adalah 7,37 ml dan hitung Normalitas NaOH sebenarnya, setelah melakukan
perhitungan hasil yang didapatkan adalah 0,1355 N.
Setelah itu pratikan melakukan penentuan kadar asam dalam asam
cuka yang diperdagangkan. Asam cuka adalah salah satu senyawa organik
yang berada dalam golongan asam alkanoat dan merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format, Larutan asam asetat
dalam air merupakan sebuah asam lemah. Kemudian untuk melakukan
percobaan kali ini pertama – tama pratikan harus pipet 5 ml larutan cuka
dapur ke dalam labu takar 100 ml, encerkan sampaikan tanda batas lalu
pipet 10 ml larutan cuka yang telah diencerkan di atas ke dalam erlenmeyer
100 ml dan tambahkan 2 tetes indikator pp lakukan titrasi dengan NaOH 0,1
N hingga terjadi perbahan warna menjadi merah muda. Hasil titrasi yang
didapat adalah 5,85 ml kemudian lakukan duplo hasil titrasi saat duplo
adalah 6,00 ml dan tentukan konsentrasi kadar asam setelah dilakukan
perhitungan hasil yang didapatkan sebesar 19,9142 %

Anda mungkin juga menyukai