PERTEMUAN KE-1 :
KONSEP TITRASI ASAM BASA
Tujuan : melalui diskusi diharapkan siswa memahami konsep titrasi asam basa dan dapat
menentukan konsentrasi asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa.
Materi :
Pada subbab sebelumnya, kamu telah mengetahui bahwa asam dalam air akan terion
menjadi H+ sedangkan basa dalam air terion menjadi OH- (teori Arrhenius). Jika asam dan
basa dicampurkan (direaksikan ) maka akan terjadi reaksi penetralan (teori Bronsted-Lowry).
Berikut salah satu contoh reaksi penetralan.
Reaksi antara asam dan basa yang konsentrasinya sama belum tentu menghasilkan
larutan netral karena tergantung dari kekuatan asam dan basa tersebut. Namun pada saat
tertentu akan didapat keadaan dimana mmol ekivalen asam sama dengan mmol ekivalen basa.
Hal inilah yang menjadi dasar penentuan konsentrasi suatu larutan asam ataupun basa melalui
percobaan, yaitu titrasi asam basa.
Titrasi asam basa adalah merupakan teknik analisis untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau basa menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (larutan
standar). Dasar perhitungan konsentrasi asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam
basa adalah bahwa mmol ekivalen asam sama dengan mmol ekivalen basa, yaitu ketika
tercapai titik ekivalen.
Contoh :Untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dilakukan titrasi asam basa dimana
larutan NaOH 0,1 M digunakan sebagai larutan standarnya. Larutan HCl yang
digunakan sebesar 10 mL sedangkan larutan NaOH yang ditambahkan sebesar 10
mL. Hitunglah berapa konsentrasi larutan HCl tersebut!
Diketahui : VHCl = 10 mL
VNaOH = 10 mL
MNaOH = 0,1 M
Ditanya : MHCl ?
Jawab :
mmol ekivalen asam = mmol ekivalen basa
VHCl × NHCl = VNaOH × NNaOH
VHCl × MHCl × xHCl = VNaOH × MNaOH × xNaOH
10 mL × MHCl × 1 = 10 mL × 0,1 M × 1
MHCl = 0,1 M
Latihan soal
1) 10 mL HCl X M dititrasi oleh larutan Ba(OH)2 0,1 M diperlukan 15 mL. Hitunglah
konsentrasi HCl yang dititrasi!
2) 25 mL larutan H2SO4 dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Jika dibutuhkan 10 mL larutan
NaOH, tentukanlah kemolaran larutan H2SO4!
3) 10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Pada
titik akhir titrasi ternyata rata-rata volum NaOH 0,1 M yang digunakan adalah 12,52
mL. Hitung konsentrasi HCl yang dititrasi!
Pada praktiknya titik ekivalen tidak dapat diamati secara kasat mata, yang dapat
diamati adalah titik akhir titrasi yaitu ketika terjadi perubahan warna indikator sehingga saat
terjadi perubahan warna indikator, penambahan titran dihentikan. Titran (dalam bahasa
inggris titrant) merupakan larutan yang berada di buret sedangkan titrat (dalam bahasa
inggris titrand) merupakan larutan yang berada di Erlenmeyer. Indikator berfungsi sebagai
parameter tercapainya titik akhir titrasi. (Keterangan: pemilihan indikator sudah dipelajari di
KD sebelumnya pada materi asam basa). Berikut dasar pemilihan indikator yang biasa
digunakan.
Pemilihan Indikator
Pemberian indikator berfungsi sebagai tanda titik akhir titrasi. Indikator yang
digunakan adalah indikator yang berubah warna pada pH netral atau mendekati netral.
Berikut pemilihan indikator dalam titrasi asam basa.
A. Tujuan
1. Melalui praktikum diharapkan siswa terampil dalam melakukan titrasi asam basa.
2. Melalui praktikum diharapkan siswa dapat menentukan konsentrasi HCl dan
konsentrasi cuka makan;
3. Melalui diskusi diharapkan siswa dapat memahami jenis-jenis titrasi asam basa.
B. Materi
Pernahkah kamu membeli cuka makan? Jika kamu membeli cuka makan di pasar atau
di toko maka kamu tidak pernah menemukan ukuran konsentrasi/kadar cuka dalam bentuk
kemolaran seperti yang kamu pelajari. Namun dalam botol masih tercantum kadar cuka
berupa persen volume.
ρ×10×kadar
M=
massa molar
Sedangkan untuk menentukan konsentrasi cuka maka secara pasti adalah melalui
percobaan titrasi asam basa.
D. Kemampuan Kerja
Kemampuan Praktikum:
Kemampuan Berfikir:
E. Keselamatan Kerja
Pakai Larutan NaOH Larutan HCl
F. Masalah
1. Pada percobaan ini terdapat larutan HCl yang tidak diketahui konsentrasinya. Untuk
menentukan konsentrasi HCl tersebut dilakukan titrasi asam basa menggunakan
larutan standar NaOH 0,1 M sebagai titrannya.
2. Pada percobaan ini terdapat cuka makan yang tidak diketahui konsentrasinya. Untuk
menentukan konsentrasi HCl tersebut dilakukan titrasi asam basa menggunakan
larutan standar NaOH 0,1 M sebagai titrannya.
Statif
Klem
Buret
Erlenmeyer
10. Amati perubahan yang terjadi. Catat volume akhir larutan NaOH yang tertera di
buret dan tulis di data pengamatan.
11. Ulangi prosedur 6-10 minimal 2 kali.
12. Hitung volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan.
11. Amati perubahan yang terjadi. Catat volume akhir larutan NaOH yang tertera di
buret dan tulis di data pengamatan.
12. Ulangi prosedur 6 – 10 minimal 2 kali.
13. Hitung volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan.
H. Data Pengamatan
a. Penentuan Konsentrasi Asam Klorida
Titran : .............................................................................
Titrat : .............................................................................
Indikator: ..............................................................................
Volume
Volume Titrat Range Volume Titran (mL) Volume
No Rata-rata
(mL) Titran (mL)
Awal Akhir (mL)
1.
2.
3.
Titran : .............................................................................
Titrat : .............................................................................
Indikator: ..............................................................................
Volume
Volume Titrat Range Volume Titran (mL) Volume
No Rata-rata
(mL) Titran (mL)
Awal Akhir (mL)
1.
2.
Larutan NaOH
………………………………………….
………………………………………….
Larutan HCl
………………………………………….
………………………………………….
………………………………………….
Data
Tujuan : melalui diskusi diharapkan siswa dapat memahami jenis-jenis titrasi asam
basa.
Materi